Você está na página 1de 19

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

MUKADIMAH Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga Negara berkewajiban mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur. Mahasiswa kedokteran sebagai warga Negara yang berperan aktif dalam perjuangan dan pergerakan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajiban serta peran&tanggung jawabnya kepada umat manusia dan bangsa, sebagai insan akademis yang profesional. Oleh karena itu, dibutuhkan persatuan mahasiswa untuk bergerak mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani Perjuangan pergerakan kemahasiswaan akan selalu ada sebagai agen perubah, kekuatan moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah bersama yang menampung segala kegiatan mahasiswa profesi kedokteran, yang bertujuan mempersatukan mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk membina mahasiswa kedokteran menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertakwa, mencetak kader-kader pemimpin yang berintegritas tinggi, memadukan segenap kompetensi mahasiswa kedokteran serta memperjuangkan aspirasi bersama dalam kebijakan kesehatan. Wadah ini adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita mahasiswa kedokteran hanya didapat atas petunjuk Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk disertai usaha-usaha teratur, terencana dan penuh kebijaksanaan, kami mahasiswa kedokteran bersatu, menghimpun diri dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang digerakan dengan pedoman berbentuk Anggaran Dasar sebagai berikut

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA


BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, disingkat ISMKI. Dalam bahasa Inggris disebut Indonesian Medical Students Executive Board Association (IMSEBA) Pasal 2 ISMKI didirikan pada deklarasi Cimacan tahun 1969 dalam bentuk IMKI dan diubah nama menjadi ISMKI pada 20 September 1981 dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Pasal 3 ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat. BAB II BENTUK, SIFAT, dan STATUS Pasal 4 ISMKI berbentuk ikatan organisasi mahasiswa sejenis Pasal 5 ISMKI bersifat independen dan non politik Pasal 6 ISMKI berstatus sebagai satu-satunya organisasi antar Lembaga Eksekutif Mahasiswa Kedokteran di Indonesia

BAB III DASAR DAN ASAS Dasar Pasal 7. ISMKI berdasarkan pancasila Pasal 8 Asas a. Asas Ketaqwaan Asas ketaqwaan ialah: bahwa setiap pengembangan ISMKI harus berlandaskan pada Ketuhanan YME b.Asas Bhineka Tunggal Ika Asas Bhineka Tunggal Ika ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan Bhineka Tunggal Ika yaitu keberadaan ISMKI yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat tetapi merupakan satu persatuan yang bulat di tingkat nasional c. Asas Kesetaran Asas kesetaraan ialah: adanya kesetaraan sesuai dengan hak dan kewajibannya d. Asas Adil dan Merata Asas adil dan merata ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus dapat dinikmati secara merata oleh semua anggota sesuai dengan peran sertanya e. Asas Pendidikan Asas pendidikan ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan fungsi ISMKI sebagai wadah Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut menciptakan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah f. Asas manfaat Asas manfaat ialah: segala usaha dan kegiatan ISMKI harus sesuai dengan tujuan yang telah disepakati g. Asas Usaha Bersama Asas usaha bersama ialah: usaha untuk mencapai tujuan ISMKI yang merupakan usaha bersama antarcivitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat yang dilakukan dengan itikad baik secara gotong royong dan dijiwai semangat kekeluargaan. h. Asas Kesadaran Hukum Asas kesadaran hukum ialah: bahwa setiap kegiatan ISMKI berdasarkan pada AD/ ART. i. Asas Investasi Asas investasi ialah: bahwa segala usaha Usaha pengembangan ISMKI mengandung peranan investasi kemampuan intelektual professional, sikap dan tingkah laku yang

merupakan bagian kegiatan pengembangan ilmiah dan alih teknologi serta pengabdian pada masyarakat. BAB IV TUJUAN, USAHA, PERAN Pasal 9 Tujuan (1) Terbinanya Mahasiswa Kedokteran sebagai insan Akademis menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia (3) Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki integritas dan idealisme yang tinggi sebagai penerus perjuangan bangsa dalam memperjuangkan aspirasi di bidang kebijakan kesehatan dan mewujukan masyarakat yang adil dan makmur Pasal 10 Usaha Usaha : Semua usaha yang tidak bertentangan dengan landasan dan asas organisasi

Pasal 11 Peran ISMKI sebagai pemersatu mahasiswa kedokteran indonesia, pelaku advokasi kebijakan kesehatan dan pendidikan kedokteran, serta berkontribusi dalam pembangunan kesehatan masyarakat BAB V KEANGGOTAAN Pasal 12 Yang dapat menjadi anggota ISMKI adalah mahasiswa kedokteran Indonesia yang terdaftar pada perguruan tinggi yang direpresentasikan oleh pengajuan keanggotaan lembaga-lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran Indonesia yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional ISMKI.

Pasal 13 Keanggotaan ISMKI terdiri dari: a. Anggota muda b. Anggota Utama BAB VI STRUKTUR ORGANISASI Pasal 14 Kekuasaan Kekuasaan tertinggi berada pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah Pasal 15 Struktur Kepemimpinan (1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal (2) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Wilayah Pasal 16 Majelis Pertimbangan Agung Majelis Pertimbangan Agung adalah badan yang mengawasi PHN dan PHW serta badan kelengkapan ISMKI lainnya

Pasal 17 Badan Kelengkapan Badan kelengkapan adalah badan yang menjalankan, mengkoordinasi, dan mendukung aktivitas ISMKI

Pasal 18 Badan Khusus Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Nasional atau Pengurus Harian Wilayah untuk menjalankan amanah musyawarah nasional atau musyawarah wilayah BAB VII LAMBANG DAN ATRIBUT Pasal 19 Lambang dan atribut ISMKI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional

BAB VIII PERBENDAHARAAN Pasal 20 Kekayaan ISMKI diperoleh dari iuran anggota, dan usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat, serta donasi

BAB IX PERUBAHAN AD/ ART Pasal 21 Perubahan AD/ ART hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional BAB X PEMBUBARAN Pasal 22 Pembubaran ISMKI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dengan persetujuan 2/3 anggota utama

BAB XI ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah tangga atau peraturan-peraturan/ ketentuanketentuan lain sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran dasar Pasal 24 Pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada Musyawarah Nasional

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA


BAB I NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 1 Nama Yang dimaksud Senat mahasiswa kedokteran Indonesia adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran pada institusi pendidikan kedokteran di Indonesia. Pasal 2 Kedudukan ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 3 Anggota Muda (1) Anggota Muda adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang telah disahkan oleh Sekretaris Jenderal atas pertimbangan Majelis Pertimbangan Agung. (2) Syarat Anggota Muda a. Menyetujui hasil keputusan Musyawarah Nasional. b. Telah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal. c. Menyatakan kesediaan melaksanakan aktivitas sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan peraturan organisasi lainnya (3) Kewajiban Anggota Muda a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah ISMKI. c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja Wilayah di institusinya. d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI.

e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI. (4) Hak Anggota Muda a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertulis kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah. b. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI. c. Membela diri. d. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi. Pasal 4 Anggota Utama Anggota Utama adalah anggota muda yang telah disahkan oleh Musyawarah Nasional. Syarat Anggota Utama telah mengikuti kegiatan ISMKI yang mencakup kegiatan wilayah dan nasional. Kewajiban Anggota Utama a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah. c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah Kerja Wilayah di institusinya. d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI. e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI. f. Membayar iuran anggota yang besarnya ditentukan oleh Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah. Hak Anggota Utama a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau tertulis kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah. b. Memilih dan dipilih. c. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI. d. Mendapatkan fasilitas keorganisasian e. Mendapatkan manfaat dari upaya organisasi profesi untuk mensejahterakan anggotanya f. Membela diri. g. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi.

(1) (2) (3)

(4)

Pasal 5 Sanksi Anggota (1) Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai proses pembinaan yang diberikan organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi, merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi (2) Anggota dapat dikenai sanksi bila melanggar AD/ART (3) Anggota dapat dikenakan sanksi berupa : 1. Peringatan tertulis yang dikeluarkan oleh Pengurus Harian Nasional atas Rekomendasi dari Pengurus Harian Wilayah atas pertimbangan Majelis Pertimbangan Agung 2. Pembekuan hak anggota. sampai dengan musyawarah nasional berikutnya. Pembekuan dijatuhkan satu bulan setelah dikeluarkan tiga kali peringatan atas kesalahan yang sama. Jangka waktu antara peringatan pertama dan kedua adalah tiga bulan dan peringatan kedua dan ketiga adalah dua bulan. 3. Dikeluarkan dari keanggotaan oleh Musyawarah Nasional atas rekomendasi Musyawarah Wilayah. (4) Tata cara sanksi akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri (5) Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang ditunjuk untuk itu Pasal 6 Kehilangan Keanggotaan Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila : a. Institusi dibubarkan. b. Dikeluarkan oleh Musyawarah Nasional. c. Mengundurkan diri dan disahkan oleh Musyawarah Nasional. Pasal 7 Pembelaan Diri (1) Anggota yang dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis berhak mengajukan pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung. (2) Anggota yang dikenakan sanksi berupa pembekuan hak anggota berhak mengajukan pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung (3) Anggota yang dikenakan sanksi dikeluarkan, dapat mengadakan pembelaan diri pada Musyawarah Nasional.

10

(4) Tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri

11

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI Musyawarah Nasional Pasal 8 Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi ISMKI. Tata tertib Musyawarah Nasional ditetapkan dalam sidang Musyawarah Nasional. Musyawarah Nasional diadakan satu tahun sekali, yaitu bulan Desember Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional a. Melantik Sekretaris Jenderal b. Melantik Sekretaris Wilayah c. Memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal terpilih d. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) e. Menetapkan dan mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) f. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi. g. Memilih dan menetapkan Majelis Pertimbangan Agung (MPA) h. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak pertanggungjawaban Sekretaris Jenderal (Sekjen) periode sebelumnya i. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak pertanggungjawaban Majelis Pertimbangan Agung j. Mendengarkan laporan kegiatan Badan Kelengkapan (BK) k. Mengesahkan anggota muda yang sudah memenuhi syarat menjadi anggota utama. l. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah Nasional. m. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota ISMKI. n. Menetapkan tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional berikutnya o. Menetampakn dan mengesahkan KPU

1. 2. 3. 4.

(5) Quorum Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh setengah ditambah satu dari jumlah anggota utama (6) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-kurangnya setengah ditambah satu anggota dengan pertimbangan dari Majelis Pertimbangan Agung.

12

BAB IV MUSYAWARAH WILAYAH

13

Pasal 9 (1) Musyawarah wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat wilayah. (2) Tata tertib musyawarah wilayah ditetapkan dalam sidang Musyawarah Wilayah. (3) Tugas dan wewenang: a. Memilih dan melantik Sekretaris Wilayah. b. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak pertanggungjawaban Sekretaris Wilayah. c. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Musyawarah Wilayah berikutnya d. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi e. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah Wilayah. f. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota wilayah. (4) Quorum a. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya setengah ditambah satu jumlah anggota wilayah. b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-kurangnya setengah ditambah satu anggota wilayah dengan pertimbangan Majelis Pertimbangan Agung (5) Pertemuan Musyawarah Wilayah 1. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam setahun 2. Dalam keadaan tertentu dapat diadakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa. Pasal 10 MAJELIS PERTIMBANGAN AGUNG MPA adalah majelis pengawas dan konsultasi ISMKI di tingkat pengurus harian wilayah dan nasional dan BK ISMKI Terdiri dari satu orang perwakilan masing-masing wilayah dengan salah satu orang sebagai koordinator. Majelis Pertimbangan Agung dilantik pada Musyawarah Nasional Majelis Pertimbangan Agung bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional. Hak dan wewenang Majelis Pertimbangan Agung a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja pengurus harian dalam melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi Musyawarah Nasional, dan aturan di bawahnya dan memberi penilaian konstitusi di tingkat pengurus harian b. Memberikan masukan dan saran kepada pengurus inti Pengurus Harian Nasional ISMKI dalam melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi Musyawarah Nasional, dan ketetapan-ketetapan organisasi baik diminta maupun tidak.

(1) (2) (3) (4) (5)

14

(6)

(7)

(1) (2) (3)

(4)

c. Mengevaluasi dan memberikan teguran tertulis kepada Sekretaris Jenderal apabila tidak melaksanakan atau terjadi penyimpangan ketetapan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Kerja Nasional. d. Menyampaikan hasil pengawasan kepada rapat pengurus harian dengan suara kolektif e. Mengusulkan untuk mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa minimal satu bulan setelah mengeluarkan tiga kali peringatan kepada Sekretaris Jenderal atas kesalahan yang sama. Jangka waktu antara peringatan pertama dan kedua adalah tiga bulan dan peringatan kedua dan ketiga adalah dua bulan. Struktur, tata cara, dan persidangan MPA a. Struktur MPA terdiri dari satu orang koordinator dan komisi-komisi b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPA c. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang pengurus harian d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPA difasilitasi oleh pengurus harian ISMKI Majelis PErtimbangan Agung pernah terlibat aktif dalam kepengurusan ISMKI minimal 1 periode Pasal 11 Pengurus Harian Nasional Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal. Pengurus Harian Nasional terdiri dari Sekretaris Jenderal, Sekretaris Jenderal terpilih, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, dan Sekretaris Bidang dan tambahan jika diperlukan Sekretaris Jenderal 1. Sekretaris Jenderal adalah pengurus harian tertinggi tingkat nasional yang dilantik oleh Musyawarah Nasional 2. Sekretaris Jenderal bertanggung jawab kepada Musyawarah Nasional. 3. Sekretaris Jenderal wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional paling lambat 2 bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Nasional 4. Sekretaris Jenderal berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi. 5. Sekretaris Jenderal berkewajiban melaksanakan rekomendasi Musyawarah Nasional 6. Sekretaris Jenderal bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan Musyawarah Kerja Nasional. 7. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil kerjanya setiap enam bulan sekali kepada Majelis Pertimbangan Agung. 8. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional pada Musyawarah Nasional di akhir masa jabatannya. Sekretaris Jenderal Terpilih 1. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah Pengurus Harian Nasional yang dipilih dan ditetapkan pada Musyawarah Nasional

15

2. 3. (5)

(6)

(7)

(8) (9)

Sekretaris Jenderal Terpilih membantu kerja Sekretaris Jenderal secara fungsional Sekretaris Jenderal Terpilih adalah kader Sekretaris Jenderal periode selanjutnya. 4. Sekretaris Jenderal Terpilih bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal Wakil Sekretaris Jenderal Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengkoordinasikan ketetapan Musyawarah Kerja Nasional. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal jika diperlukan Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. Bendahara Umum 1. Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengelola keuangan ISMKI. 2. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal. 3. Bertanggung jawab pada Sekretaris Jenderal. Sekretaris Bidang 1. Membantu Sekretaris Jenderal dalam hal rencana dan kegiatan operasional di bidangnya. 2. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Jenderal dan Sekretaris Bidang Wilayah. 3. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Pertemuan pengurus harian nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal sesuai dengan kebutuhan. Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal 1. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Jenderal yang berkoordinasi dengan Sekretaris Jenderal Terpilih sampai dengan Sekretaris Jenderal yang bersangkutan dapat kembali bertugas. 2. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka akan diadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk pelimpahan struktur secara fungsional Pasal 12 Pengurus Harian Wilayah Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang dipimpin oleh Sekretaris Wilayah Pengurus Harian Wilayah terdiri dari Sekretaris Jenderal Wilayah, Wakil Sekretaris Wilayah, Bendahara Wilayah, dan Sekretaris Bidang Wilayah. Struktur dan fungsi Pengurus Harian Wilayah merupakan perwujudan dari struktur dan fungsi Pengurus Harian Nasional. Sekretaris Wilayah 1. Sekretaris Wilayah adalah pengurus harian tertinggi tingkat wilayah yang ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.

(1) (2) (3) (4)

16

(5)

(6)

(7)

(8) (9)

2. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah. 3. Sekretaris Wilayah wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Wilayah maksimal tiga bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Wilayah. 4. Sekretaris Wilayah berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi. 5. Sekretaris Wilayah bertanggung jawab untuk melaksanakan rekomendasi Musyawarah Wilayah 6. Sekretaris Wilayah bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional. 7. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan perkembangan wilayah setiap enam bulan sekali kepada Sekretaris Jenderal. 8. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah Kerja Wilayah pada Musyawarah Wilayah di akhir masa jabatannya. Wakil Sekretaris Wilayah 1. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengkoordinasikan ketetapan Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional. 2. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah. 3. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah. Bendahara Wilayah 1. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengelola keuangan ISMKI Wilayah. 2. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah. 3. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah. Sekretaris Bidang Wilayah 1. Membantu Sekretaris Wilayah dalam hal rencana dan kegiatan operasional di bidangnya. 2. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Wilayah, Sekretaris Bidang, dan anggota. 3. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Wilayah. Pertemuan pengurus harian wilayah dengan Pengurus Harian Nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal sesuai dengan kebutuhan. Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah 1. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan sementara, maka tugas dan wewenang dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Wilayah sampai dengan Sekretaris Wilayah yang bersangkutan dapat kembali bertugas. 2. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa untuk memilih Sekretaris Wilayah pengganti yang akan menjalankan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah tersebut sampai masa jabatannya

17

berakhir. Pasal 13 Badan Kelengkapan Badan kelengkapan adalah badan yang dibentuk berlandaskan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ISMKI yang berhak mengelola rumah tangganya sendiri. Syarat-syarat pembentukan 1. Memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga. 2. Mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan mendukung Usaha ISMKI. 3. Mampu mendanai program kerjanya secara mandiri. 4. Mempunyai jaringan kerja di seperlima anggota ISMKI. Disetujui dan disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI. Badan kelengkapan bertanggungjawab pada anggotanya masing-masing dan melaporkan hasil kerjanya pada saat Musyawarah Nasional. Setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran anggota ISMKI berhak menjadi anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing Badan kelengkapan tersebut. Kegiatan Badan kelengkapan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi anggota ISMKI. BAB V PERBENDAHARAAN Pasal 14 Perbendaharaan ISMKI meliputi uang tunai, surat-surat berharga, dan barang-barang yang dimiliki secara sah. Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun pengeluaran, harus dibukukan sebagai tanda bukti yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap permohonan pengeluaran untuk kegiatan harus sepengetahuan Sekretaris Jenderal untuk tugas nasional dan Sekretaris Wilayah untuk tugas Wilayah Sistem pembagian keuangan dilaksanakan antara Pengurus Harian Nasional, Majelis Pertimbangan Agung, dan Pengurus Harian Wilayah yang ditentukan dalam sidang pleno Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah BAB VI LAMBANG DAN ATRIBUT

(1) (2)

(3) (4) (5) (6)

(1) (2) (3) (4)

18

Pasal 15 Lambang dan atribut ISMKI sebagaimana ditetapkan dalam Musyawarah Nasional VIII tanggal 14 sampai dengan 20 September 1997 di Medan. BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 16 (1) Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional. (2) Rencana perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI disampaikan kepada anggota Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa. (3) Keputusan perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI sekurang-kurangnya harus disetujui oleh duapertiga anggota yang hadir di Musyawarah Nasional Pasal 17 Setiap anggota ISMKI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga setelah ditetapkan Pasal 18 Setiap anggota ISMKI harus mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ini dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi organisasi sebagaimana yang diatur dalam ketentuan sebagai anggota. BAB VIII PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam peraturan lain

19

Você também pode gostar