Você está na página 1de 8

Pengertian Kedudukan dan Fungsi Al-Quran A.

Pengertian Secara harfiah,Al-Quran berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau himpunan.AlQuran berarti bacaan,karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari,dan berarti himpunan karena merupakan himpunan firman-firman Allah SWT (wahyu).Menurut istilah,Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul/nabi terakhir Nabi Muhammad SAW,yang membacanya adalah ibadah. B. Kedudukan Al-Quran sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam,baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT,hubungan manusia dengan sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam. C. Fungsi Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Pengertian,Kedudukan,dan Fungsi Hadis A. Pengertian Perkataan hadis berasal dari bahasa Arab yang artinya baru,tidak lama,ucapan,pembicaraan,dan cerita.Menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis adalah segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW,berupa ucapan,perbuatan,dan takrir (persetujuan Nabi SAW) serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW. B. Kedudukan Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada tingkat kedua sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Quran.Mereka beralasan kepada dalil-dalil AlQuran surah Ali-Imran,3:132,surah Al-Ahzab,33:36 dan Al-Hasyr,59:7,serta hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog antara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Muaz bin Jabal tentang sumber hukum Islam. C. Fungsi Fungsi atau peranan hadis (sunah) di samping Al-Quranul Karim adalah:1) Mempertegas atau memperkuat hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Quran (bayan at-taqriri atau at-takid).2) Menjelaskan,menafsirkan,dan merinci ayat-ayat Al-Quran yang masih umum dan samar (bayan at-tafsir).3) Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Quran (bayan at-tasyri) namun pada prinsipnya tidak bertentangan dengan Al-Quran.

Pengertian,Kedudukan,dan Fungsi Ijtihad A. Pengertian Menurut pengertian kebahasaan kata ijtihad berasal dari bahasa Arab,yang kata kerjanya jahada,yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh. B. Kedudukan Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Quran dan Hadis.Dalilnya adalah Al-Quran dan Hadis.Allah SWT berfirman:Artinya:Dan dari mana saja kamu keluar maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu (sekalian) berada maka palingkanlah wajahmu ke arahnya.(Q.S.Al-Baqarah,2:150) C. Fungsi Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu,yang tidak ditemukan dalil hukumnya secara pasti di dalam Al-Quran dan Hadis.

FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QURAN


A. Latar Belakang

Islam sebagai agama mempunyai makna bahwa Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia di mana saja berada sebagai pedoman hidup baik bagi kehidupan duniawi maupun bagi kehidupan sesudah mati. Dimensi ajaran Islam memberikan aturan bagaimana caranya berhubungan dengan Tuhan atau Khaliqnya, serta aturan bagaimana caranya berhubungan dengan sesama makhluq, termasuk di dalamnya persoalan hubungan dengan alam sekitar atau lingkungan hidup. Dalam perkembangan selanjutnya, dalam mengemban tugas ini, manusia memerlukan suatu tuntunan dan pegangan agar dalam mengolah alam ini mempunyai arah yang jelas dan tidak bertentang dengan kehendak Allah SWT. Islam sebagai ajaran agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada umat manusia melalui Rasul-Nya adalah satu pegangan dan tuntunan bagi manusia itu sendiri dalam mengarungi kehidupan ini. Alloh SWT mengutus para Nabi dan Rosul-Nya kepada ummat manusia untuk memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dan benara agar mereka bahagia dunia dan akhirat. Rosululloh lahir ke dunia ini dengan membawa risalah Islam, petunjuk yang benar. Hukum Syara adalah khitab Syari (seruan Alloh sebagai pembuat hukum) baik yang sumbernya pasti (qathi tsubut) seperti Al-Quran dan Hadits, maupun ketetapan yang sumbernya masih dugaan kuat (zanni tsubut) seperti hadits yang bukan tergolong mutawatir. Dengan latar belakang di atas maka penulis mencoba memaparkan tentang Hadits dan fungsinya serta kewajiban umat manusia terhadap Hadits.

B. Pengertian Hadits

Pengertian Hadits dapat diartikan menurut dua cara yakni menurut bahasa dan menurut terminoligi. Hadits menurut bahasa terdiri dari beberapa arti, yaitu :

1. Jadid yang berarti baru

2. Qarid yang artinya dekat, dan

3. Khabar yang artinya berita

Sedangkan pengertian hadits secara terminologis adalah : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya.

(Ilmu Tafsir dan Hadits IAIN Sunan Ampel, CV, Aneka Bahagia Surabaya 1993. Hal : 41).

Seperti disebutkan di atas, bahwa definisi ini memuat empat elemen, yaitu perkataan, perbuatan, pernyataan, dan sifat-sifat lain. Secara lebih jelas dari ke empat elemen tersebut dapat penulis uraikan sebagai berikut :

1. Perkataan

Yang dimaksud dengan perkataan adalah segala perkataan yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bidang, seperti bidang syariah, akhlaq, aqidah, pendidikan dan sebagainya.

2. Perbuatan

Perbuatan adalah penjelasan-penjelasan praktis Nabi Muhammad SAW terhadap peraturan-peraturan syara yang belum jelas teknis pelaksanaannya. Seperti halnya jumlah rakaat, cara mengerjakan haji, cara berzakar dan lain-lain. Perbuatan nabi yang merupakan penjelas tersbut haruslah diikuti dan dipertegas dengan sebuah sabdanya.

3. Taqrir

Taqrir adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak mengadakan sanggahan dan reaksi terhadap tindakan atau perilaku para sahabatnya serta menyetujui apa yang dilakukan oleh para sahabatnya itu.

4. Sifat, Keadaan dan Himmah Rasululloh

Sifat-sifat, dan keadaan himmah Nabi Muhammad SAW adalah merupakan komponen Hadits yang meliputi :

- Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan oleh para sahabatnya dan dan para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani ataupun moralnya

- Silsilah (nasab), nama-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan oleh para sejarawan

- Himmah (keinginan) Nabi untuk melaksanakan suatu hal, seperti keinginan beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram. C. Fungsi Hadits Terhadap Al-Quran Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Alloh. Kitab Al-Quran adalah sebagai penyempurna dari kita-kitab Alloh yang pernah diturunkan sebelumnya. Al-Quran dan Hadits merupakan sumber pokok ajaran Islam dan merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat. Pada tahun 1958 salah seorang sarjana barat yang telah mengadakan penelitian dan penyelidikan secara ilmiah tentang Al-Quran mengatan bahwa : Pokok-pokok ajaran Al-Quran begitu dinamis serta langgeng abadi, sehingga

tidak ada di dunia ini suatu kitab suci yang lebih dari 12 abad lamanya, tetapi murni dalam teksnya. (Drs. Achmad Syauki, Sulita Bandung, 1985 : 33). Fungsi Hadits terhadap Al-Quran meliputi tiga fungsi pokok, yaitu : 1. Menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam Al-Quran.

2. Menguraikan dan merincikan yang global (mujmal), mengkaitkan yang mutlak dan mentakhsiskan yang umum(am), Tafsil, Takyid, dan Takhsis berfungsi menjelaskan apa yang dikehendaki Al-Quran. Rasululloh mempunyai tugas menjelaskan AlQuran sebagaimana firman Alloh SWT dalam QS. An-Nahl ayat 44: Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan(QS. An-Nahl : 44 3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Quran. Hukum yang terjadi adalah merupakan produk Hadits/Sunnah yang tidak ditunjukan oleh AlQuran. Contohnya seperti larangan memadu perempuan dengan bibinya dari pihak ibu, haram memakan burung yang berkuku tajam, haram memakai cincin emas dan kain sutra bagi laki-laki.

D. Kewajiban Umat Islam Terhadap Hadits

Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullih SAW. Menjadi suritauladan bagi umat manusia. Dalam sebuah hHadits disebutkan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan Akhlaq dan budi pekerti manusia. Kebiasaan-kebiasaan kaum muslimin pada masa sahabat adalah mengambil hukum-hukuim syariat Islam dari Al-Quran dan Sunnah Rasululloh SAW. Begitu pula dengan Amirul Muminin sampai para wali maupun pejabat-pejabat pemerintah lainnya.

Kaum muslim sepakat bahwa Hadits merupakan hukum yang kedua setelah Al-Quran. Hal ini berdasarkan kepada kesimpulan yang diperoleh dari dalil-dalil yang memberi petunjuk tentang kedudukan dan fungsi Hadits. Maka dengan demikian kewajiban umat Islam Hadits harus dijadikan hukum (hujjah) dalam melaksanakan perintah Al-Quran yang masih bersifat Ijma dan Hadits sebagai penjelas untuk melaksanakannya. Melaksanakan apa yang dicontohkan oleh Rasululloh SAW berarti mentaati perintahperintah Alloh.

Alloh SWT berfirman :

`
Barang siapa yang mentaati Rosul, maka sesugguhnya dan telah mentaati Alloh. (QS. An-Nisa : 80) Dalam ayat lain Alloh berfirman : Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka termalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. (QS. Al-Hasyr : 7) Dari penjelasan kedua ayat di atas jelaslah bahwa umat Islam harus menjadikan Hadits dan Al-Quran sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

KESIMPULAN Dari berbagai uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hadits merupakan berbagai hal yang telah diucapkan dan dicontohkan oleh Rosululloh yang harus dajadikan pedoman dan contoh bagi umat Islam 2. Fungsi Hadits terhadap Al-Quran adalah sebagai penguat dan memperjelas apa-apa yang ada di dalam Al-Quran yang masih bersifat global (mumal).

3. Hadits dan Al-Quran adalah merupakan sumber hukum dalam kehidupan manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA DR. H. Bisri Affandi, MA. (1993) Dirasat Islamiyyah (Ilmu Tafsir & Hadits).CV Aneka Bahagia Offset, Taqiyyudin an-Nabhani (2003) Peraturan Hidup dalam Islam Bogor, Pustaka Thariqul Izzah Drs. Ahmad Syauki (1984) Lintasan Sejarah Al-Quran, Bandung CV Sulita Bandung.

Você também pode gostar