Você está na página 1de 23

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya. Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu sama. Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom bulanan atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat mengganggu aktifitas perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar rumah. Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea, hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dialami oleh para perempuan. Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian besar perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid dalam masa reproduksi, maka kami tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering dialami oleh setiap perempuan ini.

B.

Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai ganguan haid, kelainan siklus haid dan perdarahan diluar haid.

C.

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. 2. 3. Untuk mengetahui gambaran tentang gangguan haid. Untuk mengetahui gambaran tentang kelainan siklus haid Untuk mengetahui gambaran tentang perdarahan diluar haid

BAB II PEMBAHASAN A. Gangguan Haid 1. Pengertian Haid Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, 2005). Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi cukup hormon tertentu (kurir kimiawi yang dibawa didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran darah ini (Robert P. Masland dan David Estridge, 2004). 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Haid Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid antara lain : a. Faktor hormon Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu: 1) FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofise. 2) Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium 3) LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise 4) Progesteron dihasilkan oleh ovarium

b.

Faktor Enzim Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesa protein, yang mengganggu

metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan. c. Faktor vascular Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena dan hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalm vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena. d. Faktor Prostaglandin Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi myometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid. 3. Sindrom Pra-Haid (Gangguan Pra-Haid) Beberapa saat sebelum mulai haid, atau bisa pada hari-hari haid, sejumlah gadis dan perempuan biasanya mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau beberapa gejala yang disebut

sebagai kumpulan gejala sebelum haid atau istilah populernya Premenstrual syndrome (PMS). Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai dan diikuti dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat (Anthony Tan, 2002). Beberapa dokter percaya bahwa sindrom pra-haid dialami oleh separuh dari total perempuan yang berada pada masa reproduktif. Sekitar lima persen dari perempuan yang mengalami PMS disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka sangat terganggu. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang diteliti. PMS mungkin berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya. Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu: a. Gejala fisik : 1) Kenaikan berat badan 2) Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dll)

3) Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku) 4) Sakit kepala dan serangan migren 5) Pegal dan nyeri pada otot 6) Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian bawah 7) Berkurangnya air kencing 8) Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan lain 9) Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan makan makanan yang berlemak) 10) Perubahan tidur ( kurang tidur atau tidur berlebihan) 11) Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah 12) Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul reaksi alergi 13) Mual, pingsan, asma, dan epilepsy 14) Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan akan mengkerut untuk membantu mengeluarkan lapisan. b. Gejala mental (psikis) : 1) Ketegangan dan cepat marah (emosional) 2) Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga 3) Stres

4) Kelesuan 5) Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat berkurang 6) Kecenderungan kearah keagresifan dan/atau kekerasan fisik 7) Control emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis 8) Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental 9) Kurang atau tidak ada dorongan seks 10) Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan dengan nafsu makan 11) Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb. Sindrom ini dirasakan juga sangat mengganggu dalam keadaankeadaan khusus, misalnya ketika ingin melakukan perjalanan jauh, beraktifitas, ujian, pertandingan olahraga, ibadah puasa, serta ibadah haji. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat dasar fisiologis pada sindroma pra-haid. Meskipun satu sebab tunggal dari sindroma pra-haid belum ditemukan, para ilmuwan menyarankan bahwa sindroma prahaid disebabkan oleh tali-temali yang rumit antara ketidakseimbangan hormon, stress, dan kekurangan gizi. Sindrom pra-haid ini sangat menyiksa, karena hampir semua perempuan mengalaminya. Namun banyak juga perempuan yang mengalami kesulitan untuk mengenali sindrom pra-haid ini pada dirinya

sendiri, terutama bagi mereka yang baru mengenal konsep sindrom prahaid. Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gajala-gajala lebih buruk termasuk stress, jumlah kegiatan fisik luar yang tidak memadai, dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi. B. Kelainan Siklus Haid Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG, 2005). Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15 persen perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari. Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan.

Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc. pada wanita yang lebih tua biasanya yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Beberapa kelainan siklus haid diantaranya : 1. Polimenorea Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang siklus haid klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan haid biasanya. Polimenorea yang disertai dengan pengeluaran darah haid yang lebih banyak dari biasanya dinamakan polimenoragia (epimenoragia). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid. Penyebab terjadinya polimenorea lainnya adalah adanya kongesti (bendungan) pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradangan (infeksi), endometriosis, dan sebagainya. 2. Oligomenorea Oligomenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid biasanya. Pada kebanyakan kasus oligomenorea, kesehatan tubuh wanita tidak mengalami gangguan dan tingkat kesuburannya cukup

baik. Siklus haid biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase proliferasi yang lebih panjang dibanding fase proliferasi siklus haid klasik. 3. Amenorea Amenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik (oligomenorea) atau tidak terjadinya perdarahan haid, minimal tiga bulan berturut-turut. Terjadinya amenorea dan oligomenorea sering kali mempunyai penyebab yang sama. Amenorea dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Amenorea Primer Amenorea Primer yaitu tidak terjadinya haid sekalipun pada wanita yang mengalami amenorea. b. Amenorea Sekunder Amenorea Sekunder, yaitu tidak terjadinya haid, yang diselingi dengan perdarahan haid sesekali pada wanita yang mengalami amenorea. Penyebab terjadinya amenorea primer secara umum lebih berat dan sulit daripada penyebab amenorea sekunder, seperti adanya kelainan-kelainan kongenital dan genetik. Sedangkan, penyebab terjadinya amenorea sekunder lebih mengarah pada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan-gangguan gizi tubuh, metabolisme tubuh, tumor, dan penyakit infeksi. Beberapa penyebab terjadinya amenorea primer dan sekunder dan

10

penanganannya secara keseluruhan dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok gangguan berikut : a. Gangguan organik (terutama infeksi, tumor, dan penghancuran selsel) pada sistem saraf pusat, seperti ensefalitis (peradangan pada ensefalon). Penanganannya adalah penentuan penyebab terjadinya kelainan organik dan pengobatannya. b. Gangguan psikis (kejiwaan), seperti ketidakstabilan emosional, psikosis (penyakit psikiatrik yang berat), anoreksia nervosa, dan pseudosiesis. psikoterapi Penanganannya dari ahli melalui serta pemberian ahli konsultasi dan

kejiwaan

kebidanan

kandungannya. c. Gangguan pada poros hipotalamus-hipofisis-ovarium, seperti terjadinya sindrom-sindrom amenorea-galaktore, Stein-

LeventhaP3, dan amenorea hipotalamik. Penanganannya untuk sindrom amenorea-galaktore diberikan pengobatan dengan

klomifen, maleas ergonovin, metil dopa, dan 2-a-bromokriptine. Sedangkan, penanganan amenorea hipotalamik adalah dilakukan pengobatan sifatnya sama dengan pengobatan pada kasus-kasus infertilitas (ketidaksuburan pada tubuh seorang wanita). d. Gangguan pada hipofisis, seperti terjadinya sindrom Sheehans dan penyakit Simmonds serta adanya tumor-tumor hipofisis.

Penanganannya pada sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds dilakukan pemberian pengobatan hormonal sebagai pengobatan

11

substitusi, antara lain hormon kortison, dan bubuk hormon tiroid. Sedangkan, sindrom Forbes-Albright harus diobati sebagai pengobatan tumor hipofisis. e. Gangguan (kelenjar) gonad, seperti kelainan kongenital, yaitu disgenesis ovarium dan sindrom testicular feminizationi,

terjadinya menopause prematur, adanya the insensitive ovarium, terjadinya penghentian fungsi ovarium, dan adanya tumor-tumor pada ovarium. Penanganannya untuk sindrom Turner dilakukan pengobatan substitusi melalui pemberian hormon estrogen dalam bentuk kombinasi dengan hormon progesteron secara berulang sampai masa menopause atau pascamenopause, dengan syarat pemberian hormon estrogen tersebut dapat dilakukan saat telah terjadi penutupan garis epifisis pada daerah ujung tulang- tulang panjang tubuh. Sedangkan, untuk sindrom testicular feminization dilakukan pembedahan dan pemberian pengobatan hormonal secara berulang. f. Gangguan glandula (kelenjar) suprarenalis, seperti terjadinya sindrom-sindrom adrogenital, terutama di zona retikularis daerah korteks ginjal yang bertanggung jawab dalam menghasilkan hormon seks steroid, sindrom Cushing, dan penyakit Addison. Penanganannya untuk sindrom adrogenital diberikan pengobatan kortikosteroid secara terus-menerus jika perlu dapat diberikan obat desoksikortikosteroid, atau dilakukan pembedahan plastik pada alat

12

genitalia eksternanya. Sedangkan, pada sindrom Cushing dilakukan pembedahan (berupa reseksi atau pengangkatan) jika disebabkan tumor ginjal atau adrenalektomi (pengangkatan jaringan ginjal) secara bilateral jika disebabkan hiperplasia jaringan ginjal dan diberikan terapi substitusi setelah dilakukan pembedahan. g. Gangguan glandula tiroid, seperti terjadinya hipotiroid (penurunan kadar hormon tiroid), hipertiroid (peningkatan kadar hormon tiroid), dan kreatinisme (kelainan tubuh yang disebabkan defisiensi berat dari hormon tiroid). Penanganannya adalah pemberian terapi yang ditujukan pada penyebab timbulnya gangguan glandula tiroid tersebut. h. Gangguan pankreas, seperti diabetes mellitus (kencing manis). Penanganannya adalah pemberian terapi seperti lazimnya pada para penderita diabetes mellitus secara umum. i. Gangguan uterus atau vagina, seperti aplasia uteri (tidak terbentuknya jaringan uterus) atau hipoplasia uteri, sindrom Asherman (terjadinya pelekatan antarlapisan endometrium yang luas), endometritis tuberkulosa, histerektomi, dan aplasia vagina. Penanganannya untuk sindrom Asherman dilakukan pelepasan pelekatan endometrium uteri yang terjadi melalui proses dilatasi dan kuretase serta pemasukan tampon ke rongga uterus sampai luka-lukanya sembuh. Kemudian dapat diberikan juga obat-obatan antibiotik dan hormon estrogen selama beberapa bulan. Sedangkan,

13

pada endometritis, diberikan pengobatan terhadap penyebab utamanya (yaitu TBC). j. Penyakit-penyakit umum tubuh, seperti gangguan gizi tubuh, kegemukan (obesitas), amenorea iatrogenik, dan penyakit-penyakit umum tubuh lainnya. Kemudian terdapat variasi lainnya dari

amenorea, yaitu tidak terjadi perdarahan haid (amenorea) yang disebabkan terhalangnya jalan lahir untuk pengeluaran

perdarahannya akibat beberapa kelainan alat-alat genitalia, seperti ginatresia hirnenalis (tidak terbentuknya selaput dara) dan penutupan kanalis serviks uteri. Keadaan amenorea lainnya adalah amenorea yang terjadi secara normal (fisiologis), yakni amenorea yang biasanya dapat terjadi pada masa-masa pubertas, kehamilan, menyusui (laktasi), dan sesudah menopause. C. Perdarahan Diluar Haid 1. Pengertian Perdarahan bukan haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia a. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan

14

organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen. b. Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. 2. Penyebab perdarahan diluar haid a. Polip Serviks Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa sedangkan servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran, 2005). Beberapa gejala umum dari polip serviks antara lain : 1) Tanpa gejala : Polip serviks bias saja dialami seseorang tanpa ia tau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks, 2) Leukorea yang sulit disembuhkan : Jika sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh 3) Terasa discomfort dalam vagina : Yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa. 4) Kontak berdarah : Misalnya, vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks. 5) Terdapat infeksi

15

b.

Erosi Porsio Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Erosi ringan : meliputi 1/3 total area serviks 2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks 3) Erosi berat : meliputi 2/3 total area serviks. Beberapa penyebab erosi serviks antara lain : 1) Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh. 2) Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi

16

tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi. 3) Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum) Gejala-gejala erosi serviks yaitu : 1) Mayoritas tanpa gejala 2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi : 3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita. c. Ulkus Porsio Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum . beberapa penyebab antara lain penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat, trauma.

17

Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung

polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. Beberapa gejala ulkus porsio dianatarnya : 1) Adanya fluxus 2) Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas 3) Adanya kontak berdarah 4) Portio teraba tidak rata d. Trauma Trauma adalah dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian medis. perlukaan Sedangkan adalah dalam Pengertian medis menyatakan trauma atau hilangnya pengertian diskontinuitas medikolegal dari trauma jaringan. adalah

18

pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seseorang. Artinya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari alat atau benda yang dapat menimbulkan kecederaan. Penyebab diantaranya trauma yang menyebabkan perdarahan di luar haid contohnya yang sering terjadi pada akseptor IUD dan usai berhubungan intim (utamanya pada wanita yang telah menopause ). Tempat perlukaan yang paling sering akibat koitus adalah dinding lateral Vagina, vorniks posterior dan kubah Vagina (setelah histerektomi). Gejala yang biasanya terjadi nyeri vulva dan vagina, perdarahan dan pembengkakkan merupakan gejala-gejala yang paling khas. Kemungkinan gejala lainnya adalah kesulitan dalam urinasi dan ambulasi e. Polip Endometrium Polip endometrium juga disebut polip rahim adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Bentuknya dapat bulat atau oval dan biasanya berwarna merah. Seorang wanita dapat memiliki polip endometrium satu atau banyak, dan kadang-kadang menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan

ketidaknyamanan. Polip endometrium dapat menyebabkan kram

19

karena mereka melanggar pembukaan leher rahim. Polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan darah mereka. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang telah mengalaminya terkadang sulit untuk hamil. Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya antara lain : 1) Ada kesenjangan antara perdarahan haid 2) Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan 3) Perdarahan haid yang terlalu berat 4) Rasa sakit atau dismenore (nyeri dengan menstruasi)

20

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan. Setiap perempuan

normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin. Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahanperubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya. Adapun kelainan siklus haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti polimenorea, oligomenorea dan amenorea masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan. Beberapa perdarahan di luar haid antara lain Polip Serviks, Erosi Porsio, Ulkus Porsio, Trauma dan Polip Endometrium.

21

B. Saran Saran yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini adalah: 1. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid. 2. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang). 3. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.

22

DAFTAR PUSTAKA

Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta. http://titian-anggraeni.blogspot.com/2012/03/makalah-gangguan-haid.html http://setyacel.blogspot.com/2012/04/kelainan-kelainan-perdarahan-haid.html http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/06/konsep-haid-menstruasi.html http://lizawati-bidan.blogspot.com/2012/04/perdarahan-diluar-haid-askebpatologi.html http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/05/materi-askeb-perdarahan-diluar-haid.html

23

Você também pode gostar