Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Asas atau kata lainnya dasar dapat diartikan sebagai acuan ataupun sandaran suatu kegiatan. Dalam bahasa Inggrisnya Foundation diartikan sebagi hal yang mendirikan, dasar, landasan, kotak uang, badan wakaf atau yayasan. 1 Dalam hal ini, pemakalah mengambil kata dasar atau landasan yang selanjutnya akan disamakan dengan kata asas. Dunia pendidikan dibangun berdasarkan asas atau dasar negara yang berlaku. Di Indonesia, asas pendidikan tentunya berkaitan langsung dengan asas negara yaitu Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia berlandaskan Pancasila. Oleh karena itu, asas pendidikan pun tak lepas dari kurikulum pendidikan yang sedang diterapkan. Untuk itu lahirlah asas kurikulum yang menjadi dasar pelaksanaan tiap kurikulum yang ada.
Atabik Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, Multikarya Grafika: Yogyakarta. 2003, hlm. 341
Pendapat yang menyatakan bahwa guru tidak perlu mempelajari filsafat adalah salah.besar. Filsafat dipelajari untukmeyakinkan kita tentang hakikat manusia (anak didik), sumber kebenaran, nilai-nilai yang menjadi
pegangan, hidup yang baik, bahan yang seharusnya diajarkan kepada anak didik,peranan sekolah dalam
masyarakat, peranan guru dalam proses belajar mengajar dan lain sebagainya.3 Manfaat asas filosofis menjadi dasar bagi kurikulum untuk merumuskan tujuan- tujuan pendidikan yang ingin dicapai.4 Untuk itu ada beberapa aliran filsafat yang perlu
kemampuan intelektual anak melalui pengetahuan yang abadi, universal dan absolut. Kurikulum yang diterapkan terdiridari subject atau mata pelajaran yang terpisah. Mata pelajaran yang dianggap mampu mengembangkan kemampuan intelektual seperti
Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi yang diajarkan. Sementara mata pelajran yang berkenaan dengan
3 4
S. Nasution,Asas-asas Kurikulum, Cet.II. Bumi Aksara: Jakarta.2003, hlm. 22 Lias Hasibuan, Inovasi dan Pengembangan Kurikulum, Pusat penerbitan Program Akta Mengajar IV: Jambi. 2007, hlm. 41
dan
jasmani
seperti
seni
rupa
dan
olahraga
sebaiknya dikesampingkan.5 b. Aliran Idealisme Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran berasal dari Tuhan. Hampir semua agama menganut filsafat ini. Tujuan hidup ialah memenuhi kehendak Tuhan. Oleh karena itu, kurikulum yang diterapkan di sekolah akan berorientasi keagamaan. Namun, pendidikan intelektual juga sangat diutamakan.6 c. Aliran Realisme Hukum-hukum alam dapat ditemukan berdasarkan pengamatan dan penelitian karena prinsipnya, aliran filsafat realisme mencari kebenaran di dunia sendiri. Kurikulum yang disandarkan pengetahuan seperti aliran yang filsafat ini
mengutamakan sehingga
esensial, dan
pelajaran
keterampilan
kesenian dianggap tidak perlu.7 d. Aliran Pragmatisme Sebutan Instrumentalisme atau Utilitarianisme juga dipakai untuk aliran yang berpendapat manusia bahwa
kebenaran
adalah
buatan
berdasarkan
karena
kebenaran
bersifat
tentative
dan
dapat
berubah. Untuk itu, sekolah yang berlandaskan aliran filasafat ini memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan berbagai kegiatan guna
memecahkan masalah. Aliran ini sering sejalan yang dengan aliran bahwa depan
berada
pembangunan dan perubahan masyarakat karena sekolah dipandang sebagai masyarakat kecil.8 e. Aliran Ekstensialisme Individu dipandang sebagai faktor yang ikut
menentukan apa yang baik dan benar. Sekolah yang berlandaskan aliran filsafat ini mendidik anak agar dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan sendiri dan berani menolak otoritas orang lain sehingga kurikulum, pedoman, instruksi, buku wajib dan lain sebagainya yang berasal dari pihak luar pun ditolak.9
2. Asas Sosiologis
8 9
Anak dapat dididik dengan baik jika kita memahami masyarakat tempatnya hidup. Untuk itu perlu dipelajari keadaan, perkembangan, kegiatan dan aspirasi
masyarakat. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat membuat sekolah- sekolah harus bergerak cepat agar tetap relevan. Kemajuan manusia teknologi terhadap memperbesar lainnya.10 kebergantungan Semua saling
manusia
membutuhkan
untuk
memenuhi
keperluan
hidupnya.
Lama- kelamaan, muncul berbagai macam masalah dalam masyarakat. Menurut Dewey dalam Nasution, sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat dijadikan alat yang paling efektif untuk merekonstruksi dan memperbaiki masyarakat. Sementara Counts dalam buku yang sama juga menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya
diharapkan membawa perubahan dalam masyarakat tetapi juga mengubah tata-sosial dan mengatur perubahan sosial tersebut. hal ini juga dipaparkan oleh Smith yaitu
pendidikan sebagai management and control of social change and as social engineering, and of educators as statesmen.11 Lain pula yang dipaparkan oleh Drost, yaitu
10 11
sekolah adalah pembantu orang tua pada bidang tidak dapat ditangani oleh orang tua sendiri yakni pengajaran.12 Masyarakat yang dinamis tidak mungkin lagi sesuai dengan penerapan kurikulum yang konservatif, yaitu statis, kolot dan membatu. tidak Bangsa lagi yang pantas telah merdeka seperti rencana
Indonesia
menggunakan
pelajaran bercorak kolonial. Lebih tepat jika digunakan kurikulum yang fleksibel yaitu kurikulum yang dapat diubah menurut kebutuhan dan keadaan.
kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran serta penyajiannya menentukan kepada bahan siswa. Bentuk kurikulum dan turut cara
pelajaran,
urutan
menyajikannya.13 Jenisjenis kurikulum peranan yang dan banyak siswa dipakai dalam juga proses
menentukan pembelajaran.
guru
4. Asas Psikologis
12
J. Drost SJ, Dari Kurikulum Bertujuan Kompetensi sampai Manajemen Berbasis Sekolah.terj.Penerbit Buku Kompas: Jakarta. 2005, hlm. 34 13 Ibid, hlm. 176
Pengambilan
keputusan
tentang
suatu
kurikulum
pengetahuan tentang psikologi anak dan bagaimana anak belajar diambil atau tidak, perlu disesuaikan dengan halhal berikut: a. seleksi dan organisasi bahan pelajaran b. menentukan kegiatan belajar yang paling serasi c. merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai.14 Selain itu, perlu dipelajari tentang psikologi perkembangan anak dan psikologi belajar. Hal itu dikarenakan pendidikan yang akan dituangkan ke dalam berbagai macam bentuk kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi psikologis anak didik untuk mengikuti proses belajar mengajar serta teoriteori yang tepat untuk diterapkan.
kesimpulan berikut: 1. asas- asas kurikulum adalah asas yang melandasi suatu kurikulum.
14
Ibid, hlm. 57
2. asas-
asas
kurikulum
dibagi
empat
yaitu
asas
filosofis, asas sosiologis, asas organisatoris dan asas psikologis. Selain itu, untuk dapat memilih bentuk- bentuk kurikulum yang akan diterapkan sepatutnya diperhatikan asas- asas yang juga dijadikan sandaran pelaksanaannya.