Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Indonesia Memahami jebakan samaritan dilema Memahami pressure model & release model Membedakan paradigma convensional & alternatif
-+
++
--
+-
Disaster Preparedness
Model kembang-kempis
Kejadian Kritis
Pencegahan Mitigasi Tanggap Darurat Rehabilitasi
PRA-BENCANA
PASCA-BENCANA
II
Unit Price
Development activities
Time/Duration
Phasing in 5-year period of intervention Phasing out
Keniscayaan bencana emerging concept hidup bersama resiko bencana alias living with risk, living with flood etc. Fokus pada mitigasi & management resiko bencana ketimbang reaktif pada management bencana Integrasi & re-integrasi bencana dalam pembangunan (dialektika pembangunan & bencana) Mandat penanggulangan bencana (UU No 24/2007: Badan Penanggulangan Bencana Nasional & Daerah) Professionalisation (trainings, standards) Keterlibatan sektor swasta (contoh: Munich Re dengan klaim bencana di Jerman), perubahan paradigma perbankan: tabungan sekaligus proteksi contoh Prudentia Insurance. Konsep national security yang berubah dari musuh negara external & personal ke musuh bencana alam impersonal > keterlibatan militer
kemanusiaan dan rekonstruksi paska bencana >90% tiap tahunnya Spending anggaran ke pra-bencana ECHO & most donors =< 1 % as CNN factor & limitasi fundraising for DRR Another dilemma: Case study Indonesia: Spending ke pendekatan padat teknologi/mitigasi, teknis EWS >>> ketimbang sosial prosesnya
ICE BREAKER
Masalah kurangnya akses masyarakat pada: 1. Kekuasaan, 2. Struktur, 3. Sumber Daya Ideologi-Ideologi yang menjadi akar masalah: 1. Orientasi 2. Ekonomi kapitalistik 3. HAM <<< 4. Kebijakan LSM, GO,donor: emergency oriented dan bukan orientasi mitigasi
Masalah yg berkaitan dengan minimnya kapasitas atau kurangnya: 1. Institusi Lokal untuk management Bencana 2. Pelatihan dan skill kurang 3. Minimnya investasi lokal 4. Minimnya pasar 5. <<< kebebasan pers 6. Index korupsi >>>> Makro Forces (Kekuatan Makro) 1. Pertumbuhan Penduduk yang tinggi 2. Urbanisasi yang tinggi 3. Utang Luar Negeri 4. Penebangan hutan 5. Penurunan kualitas tanah 6. Globalisasi perdagangan
A: BENCAN ilang Orang h ati Orang m nen KERAPUHAN FISIK: Gagal pa ng 1. Lokasi yang berbahaya erahu hila P 2. Rumah/Gedung dan ah rusak m u R olah Infrastruktur yang tidak dung sek e G terproteksi dengan baik ntuh kantor ru usak KERAPUHAN EKONOMI: Mangrove r ak 1. Penghidupan yang rapuh jalan rus 2. TIngkat income yang ilang/mati h n a w e H ggu rendah od tergan ang o h li e iv L onc nomi KK g gu o k e KERAPUHAN SOSIAL: n tergang a ik id d n e 1. Kelompok marginal P re hancur tu c u tr s a 2. Kondisi masyarakat yang e infr lera &diar o k it k a terpecah y n Pe asi rusak ig ir n a g in Jar Jebol AKSI PUBLIK Tanggul ur 1. Minimnya kesiapan thd bibit hanc n a g n a d Ca i bencana Malnutris
Kondisi Rapuh 2. Meratanya penyebaran penyakit?
Hazards
Ancaman geologis Gempa Tsunami Gunung api Ancaman hidroklimatis Banjir El-nino Kekeringan Siklon/badai Ancaman Konflik & perang
Peningkatan akses kelompok rentan terhadap: Struktur kekuasaan (power simetris) Sumber daya
PENGEMBANGAN: Institusi 2x lokal Pendikan & Training Skill tepat guna Insvestasi lokal Kebebasan pers Anti korupsi Investasi DRR MACRO FORCES: Program Kependudukan Reduksi Urbanisasi &/rural development Pengurangan/hapus utang LN Re-afforestation Adaptasi perubahan iklim dunia; Alokasi APBN u/ DRR
(1)Lingkungan yg terproteksi: Lokasi Yang aman, Bangunan dan infrastruktur yang tahan bencana & Diversifikasi income (2) Ekonomi lokal yg Resilient: Penghidupan & income yg stabil (3) Aksi publik: kesiapsiagaan thd. banjir,kekeringan,siklon, gempa,tsunami & MultihazardEWS
Reformasi sistim ekonomi politik & sistim ideologi: yang dapat meningkatkan kerentanan atau Merentankan; Input DRR into MDGs
Contoh konflik cara pandang dalam melihat realitas: kebakaran hutan di Kalimantan tahun 97-98
GOI (pemerintah): Menyalahkan El-NINO & Global Warming akibat penggunaan bahan bakar fosil super masif dr dunia I (Faktor alam dominan). Donor: orang yg tinggal dihutan miskin-kemiskinan sebagai akar masalah untuk ekspoloitasi demi penghidupan mereka. Blame bahwa kebiasaan bertani slash & burn. LSM/Ornop: membangun analisis/opini dg menunjukan bahwa hot-spotnya berada pada zona logging & lokasi kelapa sawit juga ketidak-konsistenan dalam menerapkan kebijakan Zero Burn yg dicanangkan 1995 Petani/akar rumput: mencurigai bahwa mereka adl korban arson sebagai siasat sistimatis pemodal untuk menciptakan displaced atau mengusir mereka secara halus demi penguasaan atas lahan mereka.
tendensi untuk top-down dan kaku dalam pengambilan keputusan. Minimnya partisipasi public; Pihak terkena dampak diperlakukan sebagai korban yang pasif 5. Kurangnya akuntibilitas dan tranparansi lembaga pelaksana. 6. Intervensi dilakukan paska kejadian bencana 7. Tujuan intervensi adalah kembali kepada normal.
PERSPEKTIF ALTERNATIF/BARU 1. Bencana bagian dari proses yang normal dalam pembangunan: bencana adalah masalah yang tidak terselesaikan dalam proses pembangunan. 2. Analisis konstruksi sosial pra bencana merupakan pondasi dalam memahami bencana Relasi kuasa dan struktur menentukan tingkat distribusi kerentanan masyarakat 3. Solusi ditekankan pada perubahan relasi kuasa/struktur dan sikap/perilaku yang merentankan masyrakat 4. Desentralisasi pengambilan keputusan intervensi. Partisipasi penuh merupakan dasar strategi intervensi; masyarakat diperlakukan sebagai mitra. Memperkuat kapasitas masyarakat untuk memproteksi diri terhadap bencana. 5. Memastikan akuntibilitas & transparansi dalam implementasi 6. mitigasi bencana & reduksi resiko bencana menjadi platform utama. 7. Intervensi sebagai kesempatan transformasi sosial
Questions?