Você está na página 1de 60

TITRASI REDOKS

Titrimetri melibatkan rekasi oksidasi dan reduksi yg berkaitan dg perpindahan elektron

Perubahan e- perubahan valensi atom / ion yang bersangkutan. Zat pengoksid mendapatkan e- dan tereduksi
valensi atom / ion menurun

Zat pereduksi kehilangan e- dan teroksidasi Valensi atom /ion meningkat

Contoh : Perubahan dari :


Fe2+ Fe3+
+2 +3

Cl- Cl2
Cu Cu2+

-1 0
0 +2

reaksi oksidasi

Prinsip reaksi redoks (Reduksi Oksidasi)

Ox1 + Red2 Red1 + Ok2


reaksi syst reduksi

Tereduksi

reaksi syst oksidasi

teroksidasi Proses oksidasi reduksi terjadi bersama sama pada pelaksanaan TITRASI.

Secara umum reaksi redoks digambarkan Ma+ + ne- M(a-n)+ Ox.1 Red.1 : EoV reaksi tereduksi di katoda reaksi teroksidasi di anoda

Ma+ M(a-n)+ + ne- : E 0 V Red.2 Ox.2 Contoh: Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ Fe3+ + e Fe2+

: Eo = 0,771 Volt

potensial reduksi

Ce4+ + e- Ce3+

: Eo = 1,61 Volt

Zat pengoksid lemah cenderung kurang shg hanya dpt mengoksidai zat pereduksi yg plg siap menghasilkan eKekuatan zat pengoksidasi dan pereduksi di tunjukkan ole nilai potensial reduksi nya.

POTENSIAL STANDAR
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks Eo Volt
1,77 1,695 1,6 1 1,51 1,3 3 1,23 1,20 0,88 0,86 0,771 0,682 0,6197 0,559 H2O2 + 2H+ + 2e- 2 H2O MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O Ce4+ +
e-

Ce3+

MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4 H2O Cr2O72- + 14 H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H2O MnO2 + 4H+ 2e- Mn2+ + 2H2O 2IO3- + 12H+ + 10e- I2 + 6H2O H2O2 + 2e- 2OHCu2+ + I- + e- CuI Fe3+ + e- Fe2+ O2 + 2H+ + 2e- H2O2 I2(aq) + e- 2IH3AsO4 + 2H+ + 2e- HAsO2 + 2H2O

SETENGAH REAKSI

Sistem Redoks

Eo Volt 0,5355 0.154 0,08

I3- + 2e- 3ISn4+ + 2e- Sn2+ S4O62- + 2e- S2O3 2-

2H+ + 2e- H2
Zn2+ + 2e- Zn 2H2O + 2e- H2 + 2OH-

0,0000 **
-0,763 -0,828

** Normal Hidrogen Elektrode (NHE) atau Standard Hydrogen Elektrode (SHE)

Reagen yang berperan sebagai Reduktor/Oksidator Reagen mengalami autooksidasi. Titrasi redoks merupakan bagian dr Titrasi Volumetri yang akan terlaksana dengan baik bila : Kesetimbangan redoks tercapai dengan cepat setiap penambahan volume titran

Adanya indikator penunjuk TE.stokhiometri


reaksi syst oksidasi dan reaksi syst reduksi saat titrasi selalu terjadi kesetimbangan pada seluruh titik pengamatan

Pengaruh Konsentrasi & Reaksi dari medium Hubungan antara beda potensial (E) sistim redoks dan konsentrasi bentuk teroksidasi dan tereduksi ditunjukkan oleh pers NERNST sbg turunan dari HK.Termodinamika. RT [spesies tereduksi] E = Eo - ------- ln -------------------------------nF [spesies teroksidasi] Eo R T F n

(1)

= potensial standard ln = 2,303 log = konstante gas (8,313 joule) = temperatur absolut = konstante Faraday (96500 coulomb) = banyaknya elektron yang ditransf dlm reaksi

Penentuan TAT atau TE. Kurve Titrasi Redoks

Dalam titrasi redoks zat atau ion yang terlibat dlm reaksi berubah secara kontinyu, yang akan mempe ngaruhi perubahan potensial (E) larutan. Dengan mengalurkan potensial (E) thd perubahan Vol titran yg ditambahkan diperoleh kurve titrasi spt kurve titrasi netralisasi. Contoh : titrasi garam Fe2+ dg KMnO4 dalam larutan asam teroksidasi
MnO4- + 5Fe2+ + 8H+
tereduksi

Mn2+ + Fe3+ + 4H2O

Reaksi yg terjadi reversibel, larutan akan selalu mengandung kedua ion awal dan ion yang terbentuk selama reaksi, dg kata lain pada tiap tahapan titrasi larutan akan mengandung dua redoks Fe2+ /Fe3+ dan MnO4-/Mn2+ untuk menghitung E menggunakan pers 2 atau 3 0,0591 [Fe2+ ] Pers (2) E = 0,771 ----------- log ----------1 [Fe3+ ] 0,0591 [Mn2+ ] E = 1,51 - -------------- log ----------------------n [MnO4-] [H+]8

Pers (3)
RT F

----- x 2,303 = 0,0591 pers (2) & pers (3) memberikan F hasil yg sama.

KURVE TITRASI
Daerah setelah TE

E Volt

TE

Daerah Sebelum TE
Daerah TE

mL titran

Pers (2) dan (3) dapat digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Pers(2) akan lebih mudah untuk menghitung E besi ketika penambahan vol titran mendekati TE. Sedang pers (3) dipakai untuk menghitung E MnO4 ketika terjadi kelebihan vol titran. Contoh:
50 mL lrtn KMnO4 Nx 100 mL FeSO4 Nx

Dicapai 50% Fe2+ Fe3+

Brp E pada keadaan sebelum TE, TE, dan sesudah TE

Maka dapat dituliskan 0,0591 [50] E = 0,771 - ---------- log ------- = 0,771 volt. 1 [50] Keadaan sebelum TE. E pada penambahan 0,1 sebelum TE pada pe (+) 99,9 mL lrt KMnO4 0,0591 [0,1] E = 0,771 - ----------- log ---------- = 0,944 volt 1 [99,9] Keadaan sesudah TE 0,0591 ` [100] E = 1,51 - ------------ log ----------------- = 1,475 volt 5 [0,1] [H+]8

Keadaan TE, diasumsikan [H+] = 1 M , 0,0591 [Fe2+] E = 0,771 - ------------ log ----------- sel sist redoks 1 [Fe3+] 0,0591 [Mn2+ ] E = 1,51 - ------------ log ------------- sel sist redoks 5 [MnO4-] -------------------------------------------------------------- [+]

0,0591 [Fe2+ ] [Mn2+ ] 6E = 0,771 + 5x1,51 - ---------- log ------------------------ (****) 1 [Fe3+ ] [MnO4- ] Pada TE banyaknya eq titran = eq titrat.

Pada TE banyak ion MnO4- yang di (+) kan sesuai dg persamaan reakasi berikut : MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ Mn2+ + 5Fe3+ + 4H2O

Pada kesetimbangan setiap 1 ion MnO4- harus ada 5 ion Fe2+ Shg persamaan (****) harga log [ ] = 0 0,771 + (5 x 1,51) = ------------------------------ = 1,387 volt 6

Maka ETE

1). Buat kurve titrasi contoh diatas dg memperhatikan keadaan sebelum TE, TE, dan kelebihan titran ( sesudah TE di capai).
Secara umum jika Eo zat pengoksid dan pereduksi dinyatakan sebagai Eo1 dan Eo2 dan koefisien stokhiometri sebagai a dan b, E larutan saat TE adalah: E.TE b.Eo1 + a.Eo2 = ------------------------a+b (4)

2).Buktikan secara matematika dg mengacu reaksi stokhiometri rumus diatas

Kurve titrasi redoks secara umum sama dg kurve Titrasi netralisasi (asam-basa). E berubah tiba-tiba saat TE, dan berikutnya kurve tetap mendatar ini menunjukkan perubahan E sangat lambat selama titrasi. belokan pd kurve dapat digunakan utk penentu TE dg bantuan indikator.

Besarnya perubahan E lrt tgt pada perbedaan Eo dari kedua sistim redoks.
Kurva oksidimetri biasanya tdk tgt pengenceran, krn Pers NERNST merupakan perbandingan [teroksidasi] [tereduksi], shg tdk berubah dg pengenceran.

Keadaan ini benar jika koefisien bentuk redoks kedua sistem sama

Titik belok kurve titrasi redoks dapat diperlebar jika Salah satu ion yang terbentuk membentuk kompleks.
Contoh : pada titrasi redoks penambahan PO43- , F bergabung dg Fe3+ kompleks stabil

[Fe(PO4)2]= , [FeF6]=

Indikator Reaksi Redoks.


TE titrasi redoks dapat dilakukan dengan / tanpa Ind Tanpa indikator bisa dilakukan jika semua zat pereduksi teroksidasi oleh oksidator dan memberikan perubahan fisik (warna/tidak berwarna ) yang bisa teramati dg jelas. Contoh : MnO4- dlm suasana H+, warna ungu lemba yung ion MnO4- hilang krn tereduksi Mn2+ ketika Semua zat pereduksi telah dititrasi, kelebihan 0,1 mL permanganat larutan menjadi merah muda. Contoh lain: titrasi zat pereduksi dg lrt Iod, perubhn warna coklat gelap tak berwarna dr Iod I2 I- , karena warna Iod krg tajam mk utk mempertajam digunakan indikator amilum biru kuat (I 2 <<)

Indikator berubah warna ketika E lrtn yg di titrasi mencapai harga tertentu. Ind
oks

+ ne

Ind

red

Dengan menerapkan pers Nernst dapat dituliskan E = Eoind 0,0591 [Ind red] - ---------- log ---------------n [Ind oks] (5)

Utk kepentingan praktek rentang jangkauan indikator Redoks dinyatakan dengan : E = Eoind 0,0591 - -------------n (6)

Contoh : Indikator Difenilamin Eo = +0,76 volt , n = 2 Rentang E Indikator redoks : 0,0591 E1 = 0,76 ----------- = 0,73 volt. Rentang E 2 0,73 0,79 volt

0,0591 E2 = 0,76 + ------------ = 0,79 volt. 2 E=0,73 < Bentuk tereduksi tidak berwarna
berubah bertahap

< E=0,79 bentuk teroksidasi ungu lembayung

E.Ind Redoks dg perub warna / kondisi larutan


Indikator Kompl,Fe(II) 5-nitro-1,10 -fenantrolin Asam 2,3-difenilamin dikarbosilat Kompl,Fe(II) 1,10-fenantrolin Erioglaucin A As difenilamin sulfonat difenilamin P-ethoksikrisoidin Biru metilen Indigo terasulfonat fenasafranin Warna teroks Biru pucat Biru-violet Biru pucat Biru-merah Merah-ungu ungu kuning biru Biru biru Warna teredk Merah ungu Tak berwarna merah Kuning-hijau Tak berwarna Tak berwarna merah Tak berwarna Tak berwarna Tak berwarna Eo.volt +1,25 +1,12 +1,11 +0,98 +0,85 +0,76 0,76 +0,53 +0,36 +0,28 Kondisi lrtn 1M H2SO4 7-10 M H2SO4 1M H2SO4 0,5M H2SO4 Asam encer Asam encer 1M asam 1M asam 1M asam 1M asam

Reaksi samping dalam Titrasi Redoks


Salah satu kesukaran dalam titrasi Redoks adalah terjadinya reaksi samping,sehingga akan mem pengaruhi penggunaan titran anlisa menjadi tidak akurat . Contoh : pada penetapan Ferro dg permanganat. 5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

Dari persamaan reaksi ion H+ dibutuhkan harus dilakukan dalam suasana asam. Namun sifat dari asam yang menghasilkan H+ sangat berarti. Dalam praktek asam yang tepat dan benar digunakan Asam sulfat. Bagaimana kalau digunakan HCl?

Reaksi yang terjadi dg adanya HCl

10Cl- + 2 MnO4- + 16H+

2Mn2+ + 8H2O + 5Cl2

Terlihat kebutuhan permanganat menjadi lbh banyak karena dibutuhkan untuk reaksi samping. klor yang terbentuk dalam reaksi harus mengoksidasi Fe2+ mengikuti reaksi 2Fe2+ + Cl2 2 Fe3+ + 2 Cl-

Jika semua klor ada di larutan, banyaknay besi yang teroksidasi ekivalen dengan banyaknya permanganat yg diperlukan dlm pembentukan reaksi samping Cl2. Namun dalam praktek beberapa klor menguap dan ini Mengakibatkan penggunaan permanganat menjadi lbh Banyak.

Beberapa sistim redoks CERIMETRI Lrt stand : Ce(IV) Sulfat (oksidator) dpt digunakan spt lrt std KMnO4 dg sistem Titrasi Kembali dg lrtn stand Na.Oksalat Ce4+ Ce3+
kuning tdk berwarna perlu indikator krg terdukung

(NH4)2Ce(NO3)6 / HClO4 Amonium Heksa Nitro Serat dlm HClO4 Indikator : Penantroline , Feroin . Rentang Eind 1,0 1,2 volt /SHE

Dalam titrasi dibutuhkan senyawa organik utk meng oksidasi dg membentuk CO2 HO CCHCHC + 10Ce4+ + 12.H2O O OH OH OH 2) 4M HClO4
Asam tartrat 1) n=10 , 2) n = 6

1) 12M H2SO4

(1)

4CO2 + 10Ce3+ + 10H3O+

(2) 2CO2

O + 2HC + 6Ce3+ + 6H2O OH

Contoh aplikasi titrasi Cerimetri.


Fe2+ & Ti4+

suasana asam dilarutkan scr pasti


Titran Ce 0,075 N

250 mL titrasi
Per 50 mL aliquot

Wo = 1,75gr

a) metoda Walden Reduktor (Ag reduktor) membutuhkan titran 18,2 mL b) metoda John Reduktor (Zn reduktor) membutuhkan titran 46,2 mL
Berapa % Fe sbg Fe2O3 dan % Ti sbg TiO2

Reaksi yang terjadi pada Walder Reduktor. Walden Reduktor Ag(s) + CeFe3+ + eTiO2+ Reaksi yang terjadi pada John Reduktor John Reduktor Zn(s) Fe2+ + eTiO2+ + 2H3O+ Fe3+ + eTi3+ + 3H2O Zn2+ + 2eFe2+ AgCl(s) + e-

Penyelesaian soal :

Dari Walden R Fe3+ Ti

Fe2+

n=1

meq Fe2O3 setara meq titran Cerri meq Ce = 18,2 x 0,075 W Fe2O3 (mg) ---------------------- = meq Fe2O3 Mr Fe2O3 / n WFe2O3 = 0,075 x 18,2 x 100 = 136.5 mg per 50 mL W Fe2O3 dalam sampel = 136,5 x 250/50 = 682,5 mg = 39 %

Dari John Red Fe dan Ti tereduksi

Fe3+
Ti4+

Fe2+
Ti3+

meq titran = setara meq Fe3+ + Ti4+

W.TiO2 (mg) 46,2 x 0,075 = ------------------- + meq Fe2O3 Mr.TiO2 / n W.TiO2 (mg) 3,465 mg = -------------- + 1,365 mg 35/1 W.TiO2 (mg) = (3,465 1,365) x 35 = 73,5 mg`/ 50 mL dlm sampel = 73,5 x 5 =367,5 mg =367,5 / 1750 x 100 % = 21 %

PEMANGANOMETRI

Metoda titrimetri dg larutan standard KMnO4 Titran KMnO4 oksidator kuat (+) * sbg self indikator titran * TE ditunjukkan oleh perubahan warnanya sendiri ungu jambon tidak berwarna. (-) * kekuatan oksidasi tergantung medium larutan, asam , netral, basa kuat. & reaksi yg terjadi * dlm medium HCl, KMnO4 teroksidasi oleh Cl* Kestabilan larutan terbatas * larutan standard sekunder (perlu standardisasi)

Penggunaan KMnO4
1. SUASANA ASAM 0,1 N MnO4- + 8H+ + 5eMnO4- + 8H3O+ + 5eMn7+ Mn2+ n=5 Mn2+ + 4H2O Mn2+ + 12H2O Eo = 1,51 volt MnO2 + 6H2O

2. SUASANA NETRAL MnO4- + 4H3O+ + 3e-

Mn7+ MnO2 n = 3
3. SUASANA BASA KUAT MnO4- + eMnO42-

Eo = 0,1695 volt
n = 1 Eo = 0,564 volt

Larutan KMnO4 dlm air tdk stabil air teroksidasi


4.MnO4- + 2.H2O 4.MnO2 + 3.O2 + 4.OHMn2+ MnO2

Perurian dikatalis adanya : cahaya, panas, asam, basa

dekomposisi sendiri bersifat auto katalitik S STANDARDISASI KMnO4 Larutan (standrd 1o) utk standardisasi KMnO4 : Oksalat, Naoksalat (banyak digunakan), As2O3, K4[Fe(CN)6]3H2O, logam besi dll

Lart stand primer hrs murni secara kimia, sesuai dg rumus mol, mudah dimurnikan.
Na2C2O4 mudah dimurnikan dg rekristalisasi dari air & pengeringan pada suhu 240 250oC. tdk higroscopis dan tdk berubah pd penyimpanan. Asam Oksalat agak lbh sukar dimurnikan krn mengandung air kristal bisa berkembang. Untuk mempersiapkan lrt stand KMnO4 harus bebas / dihindarkan dari MnO2

Persamaan Reaksi standardiasi KMnO4

*)

2.Na2C2O4 + 2.KMnO4 + 8.H2SO4


2.MnSO4 + K2SO4 + 5.Na2SO4 + 8.H2O + 10.CO2

*)

5.H2C2O4 + 2.KMnO4 + 3.H2SO4 2.MnSO4 + K2SO4 + 8.H2O + 10.CO2

Dari kedua reaksi ion C2O42- teroksidasi sbb C2O422CO2 + 2e[ lrt stnd ] = 0,02 N

shg 1grek asOksalat = 1 mol 1 grek NaOksalat = mol

Contoh aplikasi analisa


a. Lrt KMnO4 distandardisasi dg lrt sdt 1o Na2C2O4 Bila 282 mg Naoksalat membutuhkan 35,87 mL KMnO4 pada TE hitung berapa N KMnO4 b. Lrt KMnO4 (a) dipakai utk menentukan Mn2+ Hitung % Mn dalam sampel mineral, bila 487,4 mg sampel membutuhkan 45,73 mL lrt KMnO4 pd TE Pemecahan soal : dengan tinjauan Normalitas.

a) Meq KMnO4 setara meq Na2C2O4 pada TE W.Na2C2O4 (mg) NKMnO4 x V = --------------------------Mr.Na2C2O4 / n

Na2C2O4

2Na+ + C2O4=

C 2O 4=

2CO2 + 2e-

n=2
[KMnO4] = 0,1173. N

282,0 N x 35,87 = -------------134,0 / 2

Dalam suasana asam n = 5 [KMnO4] dalam Molar 0,1173 / 5 = 0,02347 M b) Meq Mn2+ setara meq MnO4- pada TE Reaksi yg terjadi 2MnO4- + 3Mn2+ + 4OHn=3 5MnO2 + 2H2O

Kekuatan oks KMnO4 3/5 x 0,1173 N = 0,0704 N W.Mn (mg) W.Mn (mg) ------------------- = N x mL -------------- = 0,074 x 45,73 Mr.Mn / n 54,94/2 W.Mn 88,44 = 88,44 mg % = ------------ x 100 % = 487,4 = 18,15 % 1) Coba selesaikan pemecahan soal dengan Tinjauan konsentrasi dalam mol (M) 2) Tugas materi Bikromatometri dan Iodo-iodimetri.

(mg)

Pemecahan dg tinjauan molar.(M)


Standardisasi mengikuti persamaan reaksi

2.MnO4- + 5.C2O4 + 6.H3O+


2.Mn2+ + 10.CO2 + 8.H2O

mmol KMnO4 = mmol Na2C2O4 x 2/5 =


W.Na2C2O4 2 282,0 2 -------------------- x ----- = ---------- x ------- = 0,8418 mmol Mr.Na2C2O4 5 134,0 5 0,8418 mmol KMnO4 = [ ] M x V mL = [ ] M x 35,87 0,8418 [KMnO4] M = -------------- = 0,02347 M 5 x 0,02347 = 35,87 0,1173 N.

2MnO4 + 3.Mn+ + 4OH-

5.MnO2 + 2.H2O

Sesuai stokhiometri mmol Mn dlm mineral setara mmol KMnO4 x 3/2 3 Mmol Mn = [ ] M x V mL x -----2 = 0,02347 x 45,37 x 3/2 = 1,610 mmol

Kand Mn dlm mineral = 1,610mmol x 54,94 mg/mol


= 88,44 mg

88,44 mg % Mn = ----------------- x 100 % = 18,5% 487,4 mg

Beberapa contoh * Penentuan Ferro ( Ferro teroksidasi Ferri)

Aplikasi metoda permanganometri

Reaksi yg terjadi: 10.FeSO4 + 2.KMnO4 + 8H2SO4 2MnSO4 + 5.Fe2(SO4)3 + K2SO4 + 8.H2O besi dihitung dari vol lrt KMnO4 yg diperlukan dg normalitasnya.

* Penentuan H2O2
Berdasar reaksi : 5H2O2 + 2.MnO4- + 6.H+ Pereduksi H2O2 O2 + 2H+ + 2eteroksidasi

5O2 +2.Mn2+ + 8.H2O 1 grek H2O2 = mol

H2O2 perdagangan mengandung sekitar 3%, maka untuk penetapan hrs diencerkan dlm vol tertentu kira-kira 250 mL). Titrasi dilakukan 3 kali per 25 mL, diasamkam dg 5 10 mL H2SO4 (1:4), Kadar H2O2 berdasar rerata vol titran yg digunakan. Penentuan Nitrit

Berdasar reaksi : 5.NO2- + 2.MnO4- + 6H+


Krn oks ion NO2- + H2O

5.NO3- + 2.Mn2+ + 3.H2O NO3- + 2.H+ + 2e-

n = 2 1 grek NO2- = mmol Ciri khusus penetapan ini, nitrit siap terurai oleh H+ Nitrogen oksida. NO2- + 2H+ 2HNO2 NO(g) + NO2(g) + H2O

Pada analisa agar tidak kehilangan NO2 dalam penetapannya prosedur titrasi dilakukan terbalik.

Dalam kasus ini larutan KMnO4 yg telah diasam kan dititrasi dg larutan nitrit netral. Ketika lrt nitrit ketemu KMnO4, akan teroksidasi langsung menjadi nitrat dan tdk terbentuk NO
Lrt nitrit W gr 250 Lrt nitrit 0,02N

titrasi

250 mL

25 mL lrt KMnO4 (+) H2SO4 1:4

BIKROMATOMETRI Titran K2Cr2O7 oksidator kuat. Eo = 1,33 volt (+) Lrt stnadard primer , Stabil, tdk perlu tempat glp. Tidak terurai pada pemanasan, penguapan asam Rekristalisasi dari lrt nya dan pengeringan t=200oC memungkinkan diperoleh dg kemurnian tinggi. (-) Kekuatan oks lebih lemah dari KMnO4 dan Cerri Reaksi lambat Karsinogen perlu penanganan hati-hati. Sbg zat pengoksid terjadi peningkatan Cr3+ slm titrasi, orange warna hijau (sukar diamati pad TE) Perlu indikator, indikator redoks yg biasa di pakai : as difenilamin-sulfnt Ba difenilamin-sulfnt

Sebelum Indik redoks (indk internal) dikenal, TE di tentukan dg menggunakan dg indik eksternal melalui perlakuan uji noda. Indik K3[Fe(CN)6] untuk titrasi Ferro dg kromat.
2Fe2+ + 2[Fe(CN)6]3indik ekst Fe3[Fe(CN)6]2 biru turmbul

REAKSI OKSIDASI ION BIKROMAT Cr2O7


2-

+ 2H+ + 6en=6

2Cr3+ + 2H2O

1greq Cr2O72- setara 1/ 6 mol Cr6+ Cr3+ 3e- , 2.Cr n=3x2=6

Aplikasi penting metoda bikromat penetapan besi Dalam bijih, slag (ampas bijih), dan alloy. Sampel dilarutkan besi diperoleh dlm bntk ion Fe3 Shg perlu direduksi Fe2+ dg SnCl2 dan dikuti menghilangkan kelebihan SnCl2 dg HgCl2 / dg amalgm Pereduksi yg sering digunakan adalah log seng. Reaksi yg terjadi 2.Fe3+ + Zn 2.Fe2+ + Zn2+

Penentuan berikutnya ferro dititrasi dg lrt bikromat.

Contoh aplikasi metoda bikromatometri Penentuan besi dalam bijih besi. Indk difenilamin Setelah besi direduksi Fe2+, dititrasi dg bikromat Mengikuti reaksi :
K2Cr2O7 + 6.FeCl2 + 14HCl 2CrCl3 + 2KCl + 6FeCl3 + 7 H2O

di (+)
Lrt K2Cr2O7

Lrt KI >>

Contoh soal

Iodum yg dibebaskan dititrasi Na2SO3 0,1 N sampai TE membutuhkan 48,8 mL

a) Berapa gr K2Cr2O7 dalam lart. Pemecahan soal : + 14.H+ + 6e2.Cr3+ + 7.H2O

Cr2O7=

Cr2O7= + 6I- + 14.H+ 6e2S2O3= + I2

2Cr3+ + 3.I2 + 8.H2O

S4O6= + 2Imeq K2Cr2O7

2eMeq Na2S2O3 setara

V x Ntio setara meq K2Cr2O7 294,18 Mr,K2Cr2O7 48,8 x 0,1 x ------------ = W.K2Cr2O7 6 0,2393 gr = berat bikromat b) Bila berat bikromat di a) dilarutkan dalam volume 1 liter, berapa vol diperlukan utk menitrasi 3.402 gr FeSO47H2O dalam suasana asam. Solusi : * cari N K2Cr2O7, * TE meq K2Cr2O7 setara meq FeSO47H2O

BROMATOMETR I KBrO3 BROMATOMETRI


Oksidator kuat, dg laju reaksi rendah Standard primer (KBrO3) / kering dg t 150 180oC Stabil Indikator MO, MR , .Naftaflavon , Quinoline Banyak digunakan utk penentuan senyawa organik

- Reaksi yg terjadi. - BrO3- + 6.H+ + 6e1 greq KBrO3= 1/6 mol Br- + 3.H2O Eo = 1,44 %

Penentuan untuk asam2 organik (Oksin),

Dari reaksi terlihat untuk konversi BrO3- perlu H+

Untuk mempercepat reaksi konversi dilakukan pe manasan dalam asam kuat.


Selama titrasi ion BrO3- tereduksi Br2 , kelebihan Ion ini menyebabkan warna kuning pucat, shg kurang Tegas pada penentuan TE perlu indikator z.warna MO atau MR (indikator ini tdk reversibel shg tdk ter masuk ind redoks) Aplikasi bromatometri banyak digunakan utk penentuan arsen dan antimon valensi III, penetapan dilaku kan dg adanya Sn val IV

Penentuan antimon dlm tartar emetic Tartar emetic tartar dr antimon trivalen dg rumol K(SbO)C4H4O6. Ketika lrt garam ini dititrasi dg KBrO3 dg adanya HCl Terjadi reaksi :

3.K(SbO)C4H4O6 + KBrO3 + 15.HCl


3.SbCl5 + KHC4H4O6 + KBr + 6.H2O

Dalam reaksi Sb (III) Sb (V) 2 e- tertransfer


1greq Sb = mol

Indikator yg biasa digunakan Metil Jingga atau Metil merah.

Contoh lain : penentuan Mg dlm lrt Mg Dengan Metoda hidroksikuinolin Metoda ini berdasar reaksi : MgCl2 + 2.H(C9H6NO) + 2.NH4OH

Mg(C9H6NO)2 + 2.NH4Cl + 2.H2O


Mg Hidroksikuionolat (endapan)

Endapan disaring , cuci dilarut dalam HCl, hidroksikuinolin yang dilepas di titrasi dg lrt KBrO3 dg adanya KBr, reaksi yg terjadi : KBrO3 + 5.KBr + 6.HCl 3Br2 + 6.KCl + 3.H2O HC9H4Br2NO + 2.HBr

H(C9H6NO) + 2.Br2

Dari persamaan reaksi terlihat 1 atom Mg ekuivalen dg 2 mol hidroksikuinolin, yang masing-masing ekui valen dg 4 atom Br, 1 greq Mg = 1/8 mol Metoda ini mempunyai presisi analisis 0,03 mg lbh tinggi dr metoda gravimetri sbg Mg2P2O7 metoda ini dapat digunakan untuk penentuan Mg dengan adanya Al3+ dan Fe3+ , yg sebelumnya diubah dulu menjadi kompleks tartratnya.

IDO -IODIMETRI

* Kalium iodat KIO3 banyak dipakai dlm Kimia Analit 3I2 + 3.H2O

IO3- + 5I- + 6.H+

* Pemakaian iodium sbg reagen Redoks reduktor * Sistim iodium dapat berfungsi oksidator 2I3IEo = 0,5345 volt Eo = 0,536 volt

I2(s) + 2eI3- + 2e-

* I2 oksidator lemah , iodida reduktor lemah * Kelarutan KIO3 dlm air cukup baik

* I2 larut dalam KI * Perlu disimpan ditempat

dingin

gelap * Bukan standard primer perlu standardisasi dg *) As2O3 dan *) Na2S2O3.5H2O lrt thio sulfat perlu di standardisasi lebih dulu dg K2Cr2O7 indikator amilum / kanji (I-) << 10-5 M dapat ditekan dg mudah oleh amilum Kelarutan I- -- Amilum << dlm air pe (+) nya dila kukan mendekati TE / TA.

Reaksi reaksi yang terjadi

a. Iodium thiosulfat larutan iodium dalam KI dg suasana netral / asam


I3- + 2.S2O3= 3I- + S4O6= larutan tidak ber warna
titrasi berjalan

Selama titrasi S2O3I- terbentuk, Tahap reaksi yg terjadi : S2O3= + I3S2O3I- + IS2O3I- + S2O3= S2O3I+ I3-

S4O6= + I3pH 5 S4O6= + I warna indk muncul.

b. Reaksi dg Cu
Kelebihan KI bereaksi dg Cu2+ CuI + I2

2.Cu2+ + 4.I2.Cu2+ + 3.I-

2.CuI + 4.I2
2.CuI + 4 I3-

I- sbg reduktor
Cu2+ + eCu+ Eo = 0,15 volt

I2 + 2.eCu2+ + I- + e-

2ICuI

Eo = 0,54 volt
Eo = 0,86 volt

Hasil terbaik dilakukan pd pH 4. dan 4% KI, suasana Basa Cu2+ sulit dioksidasi.

Penmbahan lrt thio Na2S2O3 dilakukan perlahan Lahan krn iodium yg teradsorbsi dilepas sedikit demi sedikit. Adanya Cl- akan mengganggu reaksi pada saat titrasi berlangsung. Iodida tdk mampu mereduksi Cu2+ secara kuantitatif. c. Reaksi dengan O2 terlarut.

Metode ini pemanfaatan reaksi ini adalah metode Winkler diapakai untuk menentukan O2 terlarut Dilakukan pd pH 9. Dasar metoda winkler

Dasar metoda Winkler


* * reaksi O2 dengan Mn2+ dalam media alkali pe (+) H+ MnOH berubah MnI eq Iodium dengan O2 terlarut dititrasi dg Na2SO3 Pada pH 9

Reaksi yang terjadi : 2 Mn2+ + 4.OH + O2 MnO2 + 4H+ + 2.I2.MnO2 + 2.H2O I2 + Mn2+ + 2.H2O

Sumber kesalahan penentuan O2 terlarut karena Adanya reduktor SO3=, S2O3=, Fe2+, Mn2+

Kesalahan ini dpt diatasi dengan membandingkan Lrt blanko terutama anal lingkungan terpolusi.

Você também pode gostar