Você está na página 1de 14

HIPOMENOREA Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun

gangguan hormonal. Sering disebabkan karena gangguan endokrin. Kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri (sindrom asherman). Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah meomektomi), pada gangguan endoktrin, dan lain-lain, kecuali bila ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Salah satu penyebab hypomenorrhea adalah sindrom Asherman (adhesi intrauterine), yang hypomenorrhea (atau amenore) mungkin satu-satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat dengan sejauh mana adhes. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin Konstitusi : Pada beberapa wanita mungkin normal kurang pendarahan selama

menstruasi. Aliran darah kurang mungkin genetik dan, jika pertanyaan yang dibuat, mungkin akan menemukan bahwa wanita ibu dan / atau saudara perempuan juga memiliki aliran darah menurun selama periode mereka. Kehamilan dapat biasanya terjadi dengan jenis aliran menurun selama periode tersebut. Insiden infertilitas adalah sama seperti pada wanita dengan aliran darah normal.. Konstitusi yang berbau mungkin menstruasi paling baik dijelaskan dengan mengasumsikan adanya pengaturan yang tidak biasa, atau relatif ketidakpekaan, dari aparat vaskular endometrium. Uterine : jarang kerugian kadang-kadang berarti bahwa permukaan

pendarahan lebih kecil dari normal, dan kadang-kadang terlihat ketika rongga endomaterial telah berkurang ukurannya selama myomectomy atau operasi plastik lainnya di rahim. Namun, hal itu jarang menunjukkan rahim hypoplasia karena adanya kondisi ini dalam sebuah rahim yang responsif terhadap hormon ovarium betokens aktivitas di bawah, dan ini memanifestasikan dirinya dengan jarang daripada langka menstruasi. Hormonal : jarang menstruasi atau menstruasi dapat terjadi secara normal

pada ekstrem kehidupan reproduksi yakni, hanya setelah pubertas dan sesaat sebelum menopause. Hal ini karena ovulasi tidak teratur saat ini, dan lapisan endomaterial gagal untuk berkembang secara normal. Namun masalah normal pada waktu yang lain juga dapat menyebabkan aliran darah langka.. Anovulasi terjadi karena rendahnya tingkat

hormon tiroid, tingkat prolaktin tinggi, tingkat insulin tinggi, tingkat androgen tinggi dan masalah dengan hormon lain juga dapat menyebabkan periode langka. Jarang mens juga dapat terjadi setelah penggunaan jangka panjang dari kontrasepsi oral sebagai akibat dari endomaterial atrofi progresif. Nervous dan emosional : Pyschogenic faktor seperti stres karena ujian,

atau kegembiraan yang berlebihan tentang peristiwa yang akan datang dapat menyebabkan hypomenorrhoea. Faktor-faktor seperti menekan aktivitas orang-orang pusat di otak yang merangsang indung telur selama siklus ovarium (untuk mengeluarkan hormon seperti estrogen dan progesteron), dan dapat berakibat pada produksi yang rendah hormon ini. Penyebab lain : latihan berlebihan dan dapat menyebabkan crash diet periode

langka. Salah satu penyebab hypomenorrhoea adalah sindrom Ashermn (intra uterine adhesi), yang hypomenorrhoea mungkin satu-satunya tanda yang jelas. Tingkat kekurangan menstruasi berkorelasi erat dengan tingkat adhesi. (R. Toaff dan S. Ballus, 1978)

3. Tanda dan gejala Waktu haid singkat Perdarahan haid singkat

4. Pengobatan Tidak perlu terapi jika siklus ovulatoar subsitusi hormon Estrogen dan Progesteron bila perlu induksi ovulasi jika siklus anovulatoar dan menginginkan anak. Tindakan bidan antara lain :

Menenangkan dan men gurangi kecemasan pasien/klien Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap

POLIMENOREA Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (< 21hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa disebut polimenorea atau epimenoragia. Dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendek masa luteal. Sebab lain kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
Penyebab: adanya gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat stadium proliferasi pendek atu stadium sekresi pendek atau karena keduanya. Terapi:Stadium profilasi dapat diperpanjang dengan hormone estrogen dan stadium sekresi menggunakan hormon kombinasi estrogen dan pregesteron.

Wanita mula mengalami haid dan merupakan tahap akhir bagi kematangan bagi wanita. Usia purata awal haid bagi manusia adalah 12 tahun, tetapi biasanya antara usia 8 hingga 16. Faktor seperti keturunan, permakanan dan kesihatan keseluruhan mungkin mempercepat atau melambatkan awal haid. Pengakhiran kitaran haid pada akhir usia pembiakan wanita dikenali sebagai putus haid (menopause). Usia putus haid bagi wanita adalah 51 tahun, dengan tempoh antara 40 dan 58 adalah perkara biasa. Putus haid sebelum usia 35 dianggap pramatang. Usia putus haid kebanyakannya disebabkan warisan; bagaimanapun, penyakit, sesetengah pembedahan, atau rawatan perubatan mungkin menyebabkan putus haid berlaku lebih awal. Tempoh kitaran haid biasanya berbeza, dengan sesetengah kitaran pendek dan sesetengah kitaran lebih panjang. Wanita yang mengalami perbezaan kurang dari lapan hari antara tempoh kitaran terpanjang dan terpendek dianggap sebagai mempunyai kitaran haid yang tetap. Ia adalah luar biasa bagi wanita mengalami perbezaan kitaran haid kurang dari empat hari. Perbezaan antara lapan dan 20 hari dianggap serdahana tidak tetap. Perbezaan antara 21 hari atau lebih dalam tempoh kitaran haid terpanjang dan terpendek dianggap tidak tetap. Kitaran haid dikira dari hari pertama aliran haid, disebabkan permulaan haid selari dengan kitaran hormon. Kitaran haid mungkin dibahagi kepada beberapa fasa, dan tempoh setiap fasa berbeza bagi wanita dengan wanita lain dan dari kitaran dengan kitaran. Nilai purata diberikan di bawah: Nama fasa Hari fasa haid 14 fasa follicular (juga dikenali sebagai fasa proliferative) 513 ovulasi (bukan fasa tetapi kejadian membahagi fasa) 14 fasa luteal (juga dikenali sebagai fasa rembesen (secretory) 1526 fasa ischemik (sesetengah sumber mengumpulkan fasa ini dengan fasa 27 rembesen) 28 Semasa fasa follicular, lapisan Endometrium pada uterus menebal, dirangsang oleh peningkatan jumlah estrogen. Follicles dalam ovari mula membentuk di bawah pengaruh gabungan rumit hormon, dan selepas beberapa hari satu atau dua folikel (follicles) menjadi dominan (folikel lain menjadi pengun dan mati). Folikel dominan membebaskan ovum atau telur dalam kejaidan yang dikenali sebagai ovulasi. (Sebiji

telur yang disenyawakan dengan spermatozoon akan menjadi satu zigot, mengambil masa satu hingga dua minggu untuk bergerak ke bawah melalui tiub fallopio sehingga ke uterus. Jika telur tidak disenyawakan dalam tempoh sehari selepas ovulasi, ia akan mati dan diserap oleh badan wanita.) Selepasa ovulasi baki folikel dalam ovari membentuk corpus luteum; ia mempunyai fungsi utama bagi menghasilkan sejumlah besar progesterone. Di bawah pengaruh progesterone, lapisan uterus endometrium bertukar untuk kemungkinan pembenihan embrio bagi kehamilan. Sekiranya pembenihan tidak berlaku dalam tempoh dua minggu, corpus luteum akan mati, menyebabkan kejatuhan merudum dalam paras progesterone dan estrogen. Kejatuhan hormon ini menyebabkan uterus meluruhkan lapisannya dalam proses yang dikenali sebagai haid.

OLIGOMENOREA Oligomenorea merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari (nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu sudah dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. b. Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.

2. PENYEBAB/ ETIOLOGI Oligomenore biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenore sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan

ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit. Disamping itu, oligomenorea dapat juga terjadi pada : Gangguan indung telur, misal : Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS). Stress dan depresi. Sakit kronik. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia). Penurunan berat badan berlebihan. Olahraga berlebihan, misal atlet. Adanya tumor yang melepaskan estrogen.

Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi. Penggunaan obat-obatan tertentu. Umumnya oligomenorea tidak menyebabkan masalah, namun pada beberapa kasus oligomenorea dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Pemeriksaan ke dokter kandungan harus segera dilakukan ketika oligomenorea sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan mulai menimbulkan gangguan kesuburan.

3. GEJALA/ MANIFESTASI KLINIK Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

4. KOMPLIKASI Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenore mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

5. PATOFISIOLOGI Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus,

hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.

Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya

Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari & indung telur. Hipotalamus merupakan bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel & fungsi dasar seperti makan, tidur & reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari. Kemudian kelenjar pituari akan merangsang produksi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan & reproduksi. Pada awal & akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid yang tidak teratur.

Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut (androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, aktris, penari ataupun yang mengalami anorexia nervosa, oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.

AMENOREA Amennorhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal. (kamus istilah kedokteran ) Amenorrhea dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Amenorrhea fisiologik Terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan, laktasi dan sesudah menopause. 2. Amenorrhea Patoogik a) Amenorrhea Primer Wanita umur 18 tahun keatas pernah haid. Penyebab : kelainan congenital dan kelainan genetic. b) Amenorrhea Sekunder Penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi. Penyebab : hipotensi, anemia, gangguan gizi, metabolism, tumor, penyakit infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum dan stress psikologis. B. ETIOLOGI Penyebab Amenorrhea secara umum adalah: 1. Hymen Imperforata Selaput dara tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. 2. Menstruasi Anavulatori Rangsangan hormone hormone yang tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit. 3. Disfungsi Hipotalamus : kelainan organik, psikologis, penambahan berat badan . Disfungsi hipofise : tumor dan peradangan Disfungsi Ovarium : kelainan congenital, tumor Endometrium tidak bereaksi Penyakit lain : penyakitmetabolik, penyakit kronik, kelainan gizi, kelainan hepar dan ginjal. C. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala yang muncul diantaranya : 1) Tidak terjadi haid 2) Produksi hormone estrogen dan progesterone menurun. 3) Nyeri kepala 4) Lemah badan D. PATOFISIOLOGI Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan gonadrotropin. Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium ( gonadal disgenesis ). Kegagalan

ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual ( estrogen dan progesterone ) tidak tercukupi. Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorphin yang merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih cortikotropin realizinghormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang dapat menekan pembentukan GnRH.

E. PATHWAY

F. KOMPLIKASI Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat mengganggu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya muncul gejala-gejala lain akibat hormone seperti osteoporosis. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pada amenorrhea primer : apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder maka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim, perekatan dalam rahim). Melalui pemeriksaan USG, histerosal Pingografi, histeroskopi dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormone FSH dan LH setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder maka dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormon (TSH) karena kadar hormone thyroid dapat mempengaruhi kadar hprmone prolaktin dalam tubuh. H. PENATALAKSANAAN Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan. Terapi Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada wanita yang mengalami Amenorrhea Primer.

Pendarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid. Pendarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid, atau 2 jenis pendarahan ini menjadi satu; yang pertama dinamakan metroragia, yang kedua menometroragia. Metroragia atau menometroragia dapat disebabkan oleh kelainan organic pada alat genetal atau oleh kelainan fungsional. Sebab-sebab organik terjadi kalau pendarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebabkan oleh kelainan organic pada alat genital atau kelainan fungsional II.8.1. Data subyektif, mulanya pendarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea, amanorea, sifat pendarahan (banyak atau sedikit, sakit atau tidak, lama pendarahan. II.8.2. Data obyektif, pmx umum ditemukan tanda-tanda yang menunjuk kearah kemungkinan penyakit metabolic, penyakit endokrin, penyakit memasuki pmx genekologik. Perlu dilihat apakah bukan kelompok-kelompok organic, yang menyebabkan pendarahan abnormal (polip, ulkus, tumor terganggu). II.8.3. Terapi. a. Istirahat dan transfusi darah. b. kalau pendarahan berasal dari uterus diberikan: estrogen dalam dosis tinggi. Progesterone. c. Dilatasi dan kerokan d. Androgen. e. Klomifen f. Histeroktomi

Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.

Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :

Nyeri haid primer

Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan.

Nyeri haid sekunder

Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya. b. Etiolog Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri. Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan siklus haid berovulasi. Penyebab tersering disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genitalia interna c. Patofisiologi

Pada disminorea primer :

Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase A2 ini akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel endometrium menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam arakhidonat yang akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan disminorea primer didapatkan adanya peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan distrimi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia.

Pada disminorea sekunder :

Adanya kelainan pelvis, misalnya : endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dapat menyebabkan kram pada uterus sehingga timbul rasa nyeri d. Manifestasi klinis Disminore Primer

Usia lebih muda Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur Sering pada nulipara Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik Nyeri timbul mendahului haid Nyeri meningkat pada hari pertama dan kedua saat haid Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik Sering memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa Pemeriksaan pelvik normal Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

Disminore Sekunder

Usia lebih tua Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur Tidak berhubungan dengan paritas Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul Neri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah Berhubungan dengan kelainan pelvik Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi Seringkali memerlikan tindakan operatif Terdapat kelainan pelvik

e. Terapi

Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, lingkungan penderita. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.

Pemberian obat analgesik

Dewasa ini telah banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten beredar di pasaran ialah antara novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin

Memegang peranan yang makin penting terhadap disminore primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 3 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.

Você também pode gostar