Você está na página 1de 9

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP STATUS PERTUMBUHAN ANAK BALITA DI DUSUN KRAJAN DESA COWEK KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN

PASURUAN TAHUN 2013 Arfika Wida E., S. Ked, Eidho Mirozha, S. Ked, Erika F Sukoputri, S. Ked, Bagus Budi S., S. Ked, Ika Maulidia N., S. Ked, Tirandan M. E. P., S. Ked Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya

Latar belakang: Anak balita tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat. Hal ini membutuhkan asupan gizi yang memadai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para ibu hendaknya selalu beusaha menyediakan gizi seimbang bagi para balita mereka. Di Indonesia, pemberian asupan gizi seimbang bagi anak balita masih kurang. Tujuan: Menentukan hubungan asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Paurusan 2013. Metode: Peneliatian ini menggunakan pendekatan studi cross sectional dengan populasi sebanyak 78 anak balita berusia 12-59 bulan di Dusun Krajan Desa Cowekl Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Tujuh puluh delapan anak balita dipilih menggunakan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 29 Mei 2013 menggunakan kuisioner dan data sekunder dari Kartu Menuju Sehat (KMS). Uji Fishers exact (=0,05) digunakan untuk menganalisa kekuatan hubungan antara dua variabel nominal. Hasil: Penelitian ini menghasilkan nilai p=1,000, OR=0,819 (CI=0,09 7,44). Hasil ini menandakan bahwa tidak ada hubungan antara asupan gizi dan status pertumbuhan pada anak balita. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara asupan gizi dan status pertumbuhan anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013. Kata kunci: Asupan gizi, Pertumbuhan, Status pertumbuhan Latar Belakang Anak balita, adalah anak berusia 12 59 bulan, merupakan kelompok yang rawan terhadap masalah gizi. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga membutuhkan asupan makanan yang cukup dan bergizi. Makanan bergizi adalah makanan yang mencakup karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein. Makanan bergizi, kurang dikonsumsi anak karena pada anak usia 12 - 59 bulan sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan karena faktor kesulitan makan pada anak (Faizi, 2009).

Kesulitan makan pada anak balita merupakan masalah yang sangat sering dihadapi orang tua, dokter dan petugas kesehatan lain. Keluhan yang sering muncul adalah anak tidak mau makan, menolak makan, proses makan yang terlalu lama, hanya mau minum saja, kalau diberi makan muntah, mengeluh sakit perut, bahkan ada yang disuruh makan marahmarah bahkan mengamuk. Keluhan yang sering muncul pada anak balita menunjukkan tandatanda gangguan kesulitan makan (Tanuwidjaya, 2010). Gangguan sulit makan sering dialami anak usia 12 59 bulan. Biasanya anak usia 12 59 bulan menjadi sulit makan karena aktivitas mereka semakin bertambah seperti bermain dan berlari sehingga terkadang mereka menjadi malas makan. Selain itu, pola pemberian makan yang tidak sesuai dengan keinginan anak dapat menyebabkan anak menjadi sulit makan, sedangkan pada balita terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan kecukupan gizi. Gizi yang dikonsumsi pada usia anak balita mengalami banyak perubahan bentuk makanan mulai dari ASI, makanan bertekstur halus dan sampai akhirnya makanan bertekstur padat sebagai asupan utama (Irwanto, 2002). Makanan padat sebagai asupan utama pada anak balita tidak akan bisa diberikan jika mengalami gangguan kesulitan makan. Gangguan kesulitan makan sangat

penting diperhatikan karena dapat mengakibatkan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya adalah kekurangan gizi, daya intelegensi menurun dan daya tahan tubuh anak menurun yang berakibat menghambat tumbuh kembang optimal pada anak balita (Tanuwidjaya, 2010). Menurut data Susenas (2003) didapatkan hasil prevalensi gizi kurang yang disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah akibat pemenuhan gizi yang tidak adekuat sebanyak 19,2% dan gizi buruk sebanyak 8,3%. Penelitian yang dilakukan Fitriani (2009) diperoleh cara pemberian makan pada anak yang mengalami kesulitan makan adalah dipaksa seperti disuapi (100%), suasana makan sambil bermain (87,0%), variasi makanan baik (78,0%), waktu makan tidak teratur (63,6%), frekuensi makan buruk (78,1%) dan jenis makan sesuai dengan usia (100%). Penelitian di kota Semarang tahun 2010 didapatkan 786 balita masuk kategori bawah garis merah (BGM) yang disebabkan oleh asupan gizi dari makanan kurang. Pada survey pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 27 Mei 2013, didapatkan bahwa 12,26% anak balita dari seluruh data responden tidak mengalami pertumbuhan sesuai Kartu Menuju Sehat (KMS). Selain itu penulis juga mendapatkan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hal di atas adalah asupan gizi balita. Berdasarkan latar belakang dan hasil

survei yang telah diuraikan di atas maka penulis perlu melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita pada Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan Tahun 2013. Rumusan Masalah Permasalahan yang diajukan pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan Asupan Gizi terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan Tahun 2013 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah Menganalisis adanya hubungan asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan tahun 2013. Manfaat penelitian ini adalah: 1. Membuktikan adanya hubungan asupan gizi dengan status pertumbuhan anak balita.. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petugas kesehatan (Puskesmas) mengenai asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita pada Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan Tahun 2013 dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan. 3. Menambah pengetahuan masyarakat khususnya ibu yang mempunyai anak balita tentang

asupan gizi pada kelompok umur tersebut. 4. Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan asupan gizi dengan status pertumbuhan anak balita. Metode Penelitian ini termasuk dalam rancangan epidemiologi analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Tahapan Penelitian Tahapan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui masalah kesehatan secara umum yang ada di masyarakat dengan melakukan survei pendahuluan yang akan dijadikan sebagai tema dan tujuan penelitian. 2. Menentukan populasi dan sampel penelitian dengan tanpa mengetahui populasi mana yang memiliki paparan dan efek dan mana yang tidak. Sampel dari penelitian ini didapatkan dengan cara total sampling. 3. Mengumpulkan data primer dengan instrumen berupa kuisioner. 4. Mengolah dan menganalisis data yang didapat dengan program SPSS 17. Responden Semua ibu yang memiliki anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kelurahan Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Profil Desa Cowek ditampilkan berdasar data terbaru pada tahun 2011. Desa Cowek termasuk dalam wilayah geografi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Desa Cowek memiliki sepuluh RW dan dua puluh tujuh RT Karakterisitik Responden Usia Responden

dalam satu wilayah. Jarak Desa Cowek dengan ibukota kecamatan sekitar empat kilometer, dengan ibukota kabupaten tiga puluh dua kilometer dan sedangkan jarak dengan ibukota provinsi adalah enam puluh tujuh kilometer. Luas wilayah keseluruhan Desa Cowek adalah 1008,6 Ha.

Kelompok Frekuensi Usia (Tahun) Kurang dari 7 21 21 35 63 36 50 7 51 65 1 Total 78

% 9,0 80,7 9,0 1,3 100,0

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kelompok Usia di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Tidak sekolah Lulus SD Lulus SLTP Lulus SLTA Lulus PT Total

Frekuensi 0 41 16 19 2 78

% 0 52,5 20,5 24,4 2,6 100,0

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodaadi Kabupaten Pasuruan 2013

Status Pekerjaan Responden Status Pekerjaan Frekuensi % Ibu Rumah Tangga 67 85,8 Petani 1 1,3 Pegawai Negeri 1 1,3 Karyawan Swasta 7 9,0 Wiraswasta 2 2,6 Total 78 100,0 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Pekerjaan di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013 Umur dan Jenis Kelamin Anak Balita Kelompok usia (bulan) 12 23 24 59 Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah % Jumlah % 8 80,0 2 20,0 40 58,8 28 41,2 48 61,5 30 38,5 Jumlah 10 68 78 % 100,0 100,0 100

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Umur dan Jenis Kelamin Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013

Status Asupan Gizi Anak Balita Status Asupan Jumlah % Gizi Anak Balita Baik 71 91,0 Tidak baik 7 9,0 Total 78 100,0 Tabel 5. Status Asupan Gizi Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013

Status Pertumbuhan Anak Balita Status Pertumbuhan Frekuensi % Anak Balita Naik 65 83,3 Tidak Naik 13 16,7 Total 78 100,0 Tabel 6. Status Pertumbuhan Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013 Hubungan Jenis Kelamin terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita Jenis Kelamin Anak Balita Laki-laki Perempuan Total x2 = 0,390 Status Pertumbuhan % Tidak Naik 85,4 7 80,0 6 83,3 13 df =1 Total 48 30 78 % 100,0 100,0 100,0 p=0,532

Naik 41 24 65

% 14,6 20,0 16,7

Tabel 7. Tabulasi Silang Jenis Kelamin terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013

Hubungan Jenis Pekerjaan Ibu terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga Petani PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Total p=0,997 Status Pertumbuhan % Tidak Naik 85,1 10 100,0 0 0 1 71,4 2 100,0 0 83,3 13 Total 67 1 1 7 2 78 % 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Naik 57 1 0 5 2 65

% 14,9 0 100,0 28,6 0 16,7

Tabel 8. Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Ibu terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita Status Pertumbuhan % Tidak Naik 83,1 12 85,7 1 83,3 13 df =1

Asupan Gizi Baik Tidak Baik Total x2 = 0,31

Naik 59 6 65

% 16,9 14,3 16,7

Total

71 100,0 7 100,0 78 100,0 p=1,000

Tabel 9. Tabulasi Silang Asupan Gizi terhadap Status Pertumbuhan Anak Balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan 2013 Dari hasil uji fishers exact test didapatkan bahwa nilai p = 1,000, Contingency Coefficient = 0,020, p lebih besar dari =0,05 sehingga diterima, atau penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita dengan kuat hubungan positif kuat. Dari hasil penelitian ini didapatkan status asupan gizi yang baik yaitu sebanyak 93,6% sedangkan anak balita responden yang mempunyai status asupan gizi tidak baik adalah sebesar 6,4%. Sementara itu 83,3% anak balita mengalami kenaikan pada status pertumbuhannya sedangkan 16,7% anak balita tidak mengalami kenaikan pada status pertumbuhannya. Hal ini menunjukkan dari keseluruhan sampel, jumlah sampel yang memiliki status asupan gizi baik cukup tinggi

dan yang memiliki status pertumbuhan naik cukup tinggi. Permasalahan yang diteliti disini adalah apakah ada hubungan asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan tidak ada hubungan asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan dengan kuat hubungan kuat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak balita memiliki asupan gizi BAIK. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar status pertumbuhan balita NAIK. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa TIDAK ADA hubungan asupan gizi terhadap status pertumbuhan anak balita di Dusun Krajan Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Saran Saran Untuk Masyarakat : Masyarakat diharapkan dapat memahami bahwa asupan gizi seimbang cenderung mempengaruhi status pertumbuhan anak balita. Oleh sebab itu, keteraturan pola makan dan kecukupan gizi pada sebagian anak

1.

2.

yang belum baik sebaiknya diperhatikan oleh para ibu agar tercapai suatu status pertumbuhan yang optimal. Saran Untuk Peneliti : Beberapa kekurangan terdapat pada penelitian ini, antara lain validasi instrumen. Penelitian serupa di masa yang akan datang hendaknya memperhatikan instrumen penelitian. Penggunaan instrumen penelitian yang telah tervalidasi dapat menghasilkan data penelitian yang valid pula sehingga bias pada hasil penelitian dapat diperkecil. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi penelitian berikutnya. Saran Untuk Instansi Kesehatan Desa: Instansi kesehatan desa diharapkan lebih aktif dan konsisten dalam pelaksanaan posyandu anak balita. Pada kegiatan posyandu tersebut sebaiknya diberikan penyuluhan dan konseling kepada masyarakat tentang asupan gizi yang seimbang untuk anak balita. Selain itu instansi kesehatan perlu mengidentifikasi status pertumbuhan anak balita yang tidak naik selama dua bulan berturut-turut agar dirujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Hal ini dilakukan agar status pertumbuhan mereka tidak jatuh ke area bawah garis merah pada KMS yang menandakan suatu keadaan gizi buruk.

Daftar Pustaka Faizi, M. 2009. Growth and Puberty. Materi kuliah Clerkship FK UNAIR tahun 2009.

Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta : PT Prenhalindo. Tanuwidjaya, Suganda. 2010. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.

Você também pode gostar