Você está na página 1de 49

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI DENGAN SARKOMA

Di Susun Oleh : SITI ISNAWATI Nim : PO7224312030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM JURUSAN KEBIDANAN SAMARINDA PRODI D-IV KEBIDANAN KLINIK 2013

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah..........................................................................2 C. Tujuan............................................................................................ 2 D. Manfaat.......................................................................................... 2

BAB II ....................................................................................................................3 PEMBAHASAN.....................................................................................................3


A. Pengertian Sarkoma......................................................................3 B. Etiologi Sarkoma............................................................................ 4 C. Gejala dan Tanda Sarkoma............................................................7 D. Penyebaran Sarkoma...................................................................7 E. Klasifikasi Sarkoma .......................................................................8 F. Jenis - jenis..................................................................................... 9 G. Diagnosis..................................................................................... 20 H. Penatalaksanaan..........................................................................23 I. Prognosis...................................................................................... 28 J. Peran bidan................................................................................... 28

LANGKAH II......................................................................................................36 INTERPRETASI DATA DASAR.......................................................................36 LANGKAH III.....................................................................................................38 MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL.......38 Diagnosa potensial : Sarkoma stadium Lanjut................................................38 LANGKAH IV.....................................................................................................39 MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA........39 1. Pasang infus RL dengan menggunakan jarum berdiameter besar dan blood set.................................................................................................................39
i

LANGKAH V......................................................................................................39 MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH.......................39 1.Jelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya saat ini ............................39 LANGKAH VI.....................................................................................................40 PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI.....................40 DOKUMENTASI KEBIDANAN........................................................................42 1.Jelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya saat ini ............................43 BAB III..................................................................................................................44 PENUTUP.............................................................................................................44
A. Kesimpulan.................................................................................. 44 B. Saran............................................................................................ 44

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45

KATA PENGANTAR

Dengan Puji Syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena dengan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, tentang sarkoma dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan

makalah

ini

dimaksudkan

sebagai

upaya

dalam

memenuhi persyaratan dan untuk melengkapi tugas ASKEB LANJUT 2. Dalam kesempatan ini kami berterima kasih kepada Dosen Pengampuh yang telah memberikan motivasi kepada kami, pengajaran yang baik, serta bimbingan dalam mengajar makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis memohon agar amal baik pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini mendapat imbalan yang setimpal dari ALLAH SWT, Amin. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat.

Penulis

SITI ISNAWATI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak. Sarkoma jaringan lunak merupakan tumor yang jarang tumbuh dan berkembang dalam jaringan yang diturunkan dari embrionik mesoderm. Sarcoma ini mungkin terjadi dimana-mana tetapi terbesar atau paling sering terjadi pada daerah paha. Sarcoma tulang tidak begitu umum dan hanya sekitar 0,2% dari semua jenis tumor malignansi di Amerika Serikat. Kira-kira ada sekitar 2100 kasus terdiagnosa setiap tahunnya. Insiden tersebut lebih tinggi terjadi pada orang kulit putih dan diantaranya adalah pria. Sarcoma jaringan lunak merujuk pada satu kelompok lebih dari 50 jenis kanker yang mana berjumlah hanya sekitar 1% dari semua malignansi pada pria dan sekitar 0,6% pada wanita. Ada sekitar 5000 kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat dan kira-kira 3000 orang meninggal dari sarcoma ini setiap tahunnya. Tumor ini lebih besar terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, yang berjumlah sekitar 6% dari semua jenis malignasi sebelum usia 25 tahun. Pasien dengan diameter tumor kurang dari 5 cm mempunyai prognosis yang lebih baik saat didiagnosis pada sarcoma ekstremitas. Pasien tanpa keterlibatan dari nodus limfa dan tumor diploid

juga mempunyai prognosis lebih baik. Karena kedua kelompok ini begitu berbeda, maka masing-masing akan didiskusikan secara terpisah.

B. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan di angkat pada makalah ini adalah Sarkoma dan bagaimana asuhannya C. Tujuan Selain demi memenuhi tugas mata kuliah Askeb Lanjut II, makalah ini penulis susun dengan tujuan agar : 1. Mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis sarcoma 2. Mahasiswa dapat mengetahui penegakan diagnosa sarcoma 3. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan sarcoma 4. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan kebidanan pada sarcoma D. Manfaat Sebagai mahasiswa kebidanan, kita memiliki gambaran dan pengetahuan tentang sarcoma dan bagaimana asuhannya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarkoma Menurut Tiran (2005) Sarkoma adalah tumor yang sangat malignan / ganas dan tumbuh dari sel-sel jaringan ikat serta stromanya. Sarkoma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas / berlebihan (proliferasi), tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh,yang berasal dari jaringan mesodermal (Tjarta, Achmad. 1973). Sarkoma merupakan tumor ganas (kanker). Makroskopik jaringan sarkoma homogen, menyerupai daging (sark = daging) atau menyerupai subsantia alba otak bila sarkoma itu lebih seluler. Berlainan dengan karsinoma maka sarkoma tumbuhnya lebih ekspansif daripada infiltratif sehingga merupakan tonjolan dengan batas batas yang masih jelas. Konsistensinya berbeda beda, tetapi yang sering biasanya lunak, seperti jaringan otak. Sarkoma sering mengalami degenerasi mukoid atau miksomatosa, nekrosis dan perlunakan. Yang paling sering ialah terjadinya perdarahan akibat banyaknya pembuluh darah berdinding sangat tipis. Gambaran histologik seperti karsinoma, sarkoma pun terdiri atas sel sel tumor dan stroma. Sarkoma yang berdiferensiasi buruk , sel selnya lebih banyak, sedangkan stromanya hanya sedikit. Bila diferensiasi lebih baik, maka jumlah stromanya lebih banyak. Stroma ini berbede beda, tergantung kepada jenis jaringan asalnya. Osteogenic sarcoma terdiri atas
3

jaringan osteoid, sedangkan pada fibrosarcoma stromanya terdiri atas serabut kolagen atau retikulin.

1. Sel sel tumor tersebar, dipisahkan oleh stroma yang banyak. Makin ganas suatu sarkoma, makin seluler tumor tersebut, sehingga stromanya sangat sedikit, kadang kadang hanya dapat dilihat dengan pulasan khusus. 2. Sel sarkoma mempunyai sifat mesoblastik, yaitu batas batas sel tidak jelas, sering cabang cabang sitoplasmanya masuk ke dalam stroma. 3. Pembuluh darah lebih banyak jumlahnya, terletak di antara sel dan dalam bentuk kapiler atau sinusoid. Adanya pertumbuhan yang ekspansif menyebabkan pembuluh tersebut tertekan sehingga sering terjadi perdarahan 4. Mitosis tidak begitu banyak 5. Sel datia tumor sering ditemukan B. Etiologi Sarkoma Bahan bahan yang dapat menyebabkan terbentuknya kanker disebut karsinogen. Menurut jenisnya karsinogen dapat berupa : 1. bahan kimia 2. virus 3. karsinogen fisik 4. hormon Melihat asalnya maka karsinogen ini dapat berasal dari luar tubuh atau eksogen seperti karsinogen kimiawi, virus dan fisik. Dapat pula berasal dari dalam tubuh atau endogen seperti hormon sex. a. Karsinogen kimiawi Tentang etiologi kanker, mula mula dikemukakan oleh Sir Percival Pott pada tahun 1775 bahwa kanker kulit banyak ditemukan pada orang orang yang pekerjaannya sering berhubungan dengan jelaga, yaitu orang

orang yang pekerjaannya membersihkan cerobong asap rumah. Maka jelaga sering dianggap sebagai penyebab kanker kulit. Pada tahun 1915.

Yamagiwa dan Ichikawa melakukan percobaan dengan jalan mengecatkan tir, pada telinga kelinci tiap hari selam 6 bulan berturut turut dan berhasil menimbulkan kanker kulit pada telinga kelinci tersebut. Tir mengandung bermacam macam zat. Dari penyelidikan selanjutnya (Kennaway dan Cook, 1932) diketahui bahwa zat aktif menyebabkan kanker ialah hidrokarbon polisiklik (polycyclic hydrocarbons). Hidrokarbon yang mempunyai daya karsinogenik sedikit dikitnya harus mempunyai 3 ikatan karbon yang aktif yang disebut PHENANTRENE. Inti phenantrene ini terdapat pada Benzpyrene, Benzanthracene dan Cholanthrene. Zat zat kimia yang mempunyai daya karsinogenik ialah : Zat warna azo, misalnya Dimethylaminoazobenzen (butter yellow) yang dapat menimbulkan kanker hati bila ada defisiensi vitamin riboflavin. Zat warna anilin, yang sering menimbulkan kanker kandung kemih pada orang orang yang bekerja dengan zat warna ini. Zat aktif yang mempunyai daya karsinogenik ialah beta naphthylamine. Alkylating agents, seperti nitrogen murstad, yang mempunyai khasiat radiomimetik. Golongan plastik yang lebih merupakan karsinogen fisik karena mengganggu dengannya. Asap rokok sering menimbulkan kanker paru paru. Hidrokarbon terisap dalam asap rokok mempengaruhi terbentuknya karsinoma bronchogenik. Yang penting dalam kehidupan sehari hari ialah Aflatoxin yang berasal dari jamur Aspergillus flavus yang terdapat pada kacang tanah. Jamur lain yang mempunyai daya karsinogenik ialah Peniccilium griseofulvin. hubungan antar sel jaringan yang berkontak

b. Virus Walaupun pada manusia belum pasti tetapi jelas pada binatang percobaan virus merupakan penyebab kanker, misalnya virus sarkoma (Rous) ditemukan pada burung, virus yang ditemukan pada fibroma dan papiloma kelinci (Shope) dan virus (Bittner) yang ditemukan pada kanker payudara mencit. Rowe membagi karsinogen virus ini atas 4 golongan besar : Papovavirus Adenovirus Poxvirus Myxovirus like

Papova dan adenovirus terletak dalam inti sel, poxyvirus dalam sitoplasma dan myxovirus terletak pada permukaan sel. McCulloch mengemukakan 3 kemungkinan cara kerja virus hingga menyebabkan kanker : 1) Virus penyebab berada dalam sitoplasma sel tumor dan tetapi berada di situ untuk terbentuknya sifat sifat sel tumor . 2) Virus menyebabkan mutasi somatik, menimbulkan perubahan yang menetap pada sel sehingga terbentuk neoplasma. Sekali terbentuk neoplasma maka peranan virus berakhir. 3) Virus berada dalam sel tetapi tidak dapat dilihat. Boyd berpendapat bahwa virus seperti enzym merupakan nukleoprotein yang dapat menimbulkan tumor dengan jalan mengganggu mekanisme susunan enzim. c. Karsinogen fisik Kebanyakan bentuk energi fisik mempunyai daya karsinogenik. Yang sangat penting ialah sinar radioaktif yang ditimbulkan oleh sinar X,

radium dan bom atom, yang dapat menyebabklan timbulnya kanker kulit, leukemi, kadang kadang sarkoma tulang , karsinoma payudara.

dan

thyroid.

Sinar

tersebut

mungkin

menyebabkan

perubahan

nukleoprotein daripada kromosom sel sehingga terjadi kanker. d. Hormon Hormon sangat penting untuk menyebabkan terjadinya tumor pada binatang percobaan. Tapi cara kerjanya belum diketahui dengan pasti. Tidak diketahui apakah bekerja sebagai karsinogen penuh atau hanya sebagai promotor. Mungkin juga hanya mempengaruhi fisiologi jaringan sedemikian rupa sehingga mudah dipengaruhi karsinogen sebenarnya. Menurut FURTH (1961) hormon yang bekerja sebagai promotor. C. Gejala dan Tanda Sarkoma Banyak pasien lebih dulu berkonsultasi dengan dokter karena benjolan atau massa pada lengan, kaki, atau tangan. Benjolan mungkin menyakitkan atau tidak menyakitkan. Sarkoma ini didiagnosa ketika biopsi (pengangkatan sebagian jaringan) dari benjolan pada tangan, kaki atau lengan diperiksa di bawah mikroskop oleh ahli patologi (dokter yang khusus memeriksa jaringan di bawah mikroskop). Kanker tulang biasanya terjadi di daerah bahu dan lutut dibandingkan dengan daerah tubuh lain Ketika kanker berlanjut mungkin terdapat penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, atau demam berkepanjangan. Gejala lainnya tergantung lokasi sarkoma, seperti rasa kenyang, gangguan pencernaan, dan nyeri lambung ketika sarkoma perut terjadi dan pendarahan vagina ketika sarkoma rahim terjadi. D. Penyebaran Sarkoma Sarkoma tumbuh terutama secara ekspansif. Tetapi terjadi pula pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya. Sel sel sarkoma

menjalar sepanjang fascia, diantara sel sel otot, kanal kanal Havers pada tulang dll. sehingga pada operasi pengeluaran tumor tersebut sering ada yang tertinggal dan menimbulkan residif yang tumbuhnya bahkan lebih cepat daripada tumor induknya. Penyebaran jauh (metastasis) berlangsung dengan cara hematogen. Hal ini dimungkinkan dengan adanya pembuluh darah yang banyak dan berdinding tipis. Anak sebar mula mula terbentuk pada paru paru, walaupun demikian kadang kadang sel tumor dapat melalui paru paru dan membentuk anak sebar pada alat alat tubuh yang lain. Penyebaran jauh dengan cara limfogen sangat jarang, hanya terjadi pada kira kira 5 10% dari penderita sarkoma. Sarkoma dapat terjadi pada semua bagian tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis, fascia dan otot. E. Klasifikasi Sarkoma Sarkoma dapat dinamai secara sitologik atau secara histologik. Pembagian secara sitologik berdasarkan bentuk selnya, maka sarkoma dibagi atas : 1. Sarkoma sel bulat, bila terdiri atas sel sel yang berbentuk bulat. 2. Sarkoma sel kumparan, bila terdiri atas sel sel yang berbentuk kumparan. 3. Sarkoma sel campuran bila terdiri atas sel sel yang berbentuk bulat dan kumparan. 4. Sarkoma sel datia, bila sebagian besar terdiri atas sel datia. Pembagian secara histologik berdasarkan asal jaringannya. Yang berasal dari jaringan ikat disebut fibrosarcoma, dari jaringan tulang disebut osteogenic sarcoma. Dari tulang rawan disebut chondrosarcoma. Pembagian ini lebih memuaskan. Tetapi pada keadaan tertentu, yaitu pada sarkoma yang berdiferensiasi sangat buruk, tidak mungkin lagi dapat ditentukan jenis atau asal selnya.

F. Jenis - jenis Ada beberapa jenis dari sarkoma, yaitu: 1. Sarkoma payudara Menurut Sarwono (2009) Penyakit ini sangat jarang ditemukan penulis hanya mempunyai satu pengalaman tentang sarkoma payudara pada wanita peranakan Arab dari Cirebon dengan tumor sebesar kepala bayi di mamma kanan. Dikerjakan simple mastectomy karena disangka kista sarkoma fallodes. Ternyata penyakitnya adalah sarkoma. Penanganan : radiasi pasca operasi 2. Sarkoma vulva Menurut Benson & Pernoll (2008) sarkoma vulva mencakup < 2% kanker vulva.kanker sel stroma yang paling umum adalah leiomiosarkoma dan histiositoma fibrosa. denokarsinoma vulva (kecuali yang berasal dari bartolin) sangat jarang. Metastasis kanker ke vulva dapat berasal dari tumor traktus genetalis lain atau ginjal atau dari uretra. Menurut Sarwono (2009) tumor ini bersifat histologik dapat berupa leiomiosarkoma (paling sering), liposarkoma, rhabdomiosarkoma, hematogen. Prognosis : sangat buruk. adjuvans perludipertimbangkan). Menurut Curningham (2005) setiap lesi di vulva yang mencurigakan harus dibiopsi. Terapi sesuai stadium klinis dan kedalaman invasi. Pelahiran pervaginam tidak dikontraindikasikan apabila insisi vulva sudah sembuh. Penanganan : Peran radioterapi dan atau kemoterapi sebagai fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma,

dan epetiloid sarkoma. Penyebarannya sangat cepat, karena secara

3. Sarkoma uterus Menurut Benson &Pernoll (2008). Sarkoma jarang terjadi, hanya menyebabkan 2% - 3% dari semua tumor ganas korpus uteri. Sarkoma biasanya terjadi setelah umur 40 tahun dan menyebar melalui perluasan langsung, jalur limfatik dan hematogen. a. Etiologi Etiologi sarkoma uteri tidak diketahui. Namun terdapat hubungan positif antara bentuk campuran dengan radiasi pelvis, sebelumnya. b. Prognosis Secara keseluruhan sarkoma memiliki prognosis yang buruk. c. Klasifikasi dan stadium Menurut Benson dan Pernoll (2008) diperlukan beberapa kategori untuk mengklasifikasikan sarkoma uteri; 1) Homolog ( keganasan yang secara histologis tampak berasal dari uterus) 2) Heterolog (keganasan yang berasal dari luar uterus) 3) Murni (tersusun atas satu barisan sel tunggal) 4) Campuran (tersusun atas 2 barisan sel) 5) 6) Mesoderm Mulleri atau mesenkim (tergantung diferensiasinya).

Ringkasan klasifikasi sarkoma uteri ditemukan pada tabel berikut : Klasifikasi I. A. Sarkoma murni A. 1. 1. Homolog a. Tumor otot polos Tumor metastasis dengan histologi jinak Leiomiosarkoma Leiomioblastoma Leiomiomatosis intravena Leiomioma uterus dengan Sarkoma

metastasis Leiomiomatosis peritonealis diseminata 2. b. Sarkoma stroma endometrium a. b. B. 1) Derajat rendah 2) Derajat tinggi 2. Heterolog Miosis stroma endolimfatik Sarkoma stroma endometrium Rabdomiosarkoma Konrosarkoma Osteosarkoma Liposarkoma C. 3. Sarkoma lainnya

II. B. Tumor campuran mulleri ganas A. B. 2. Homolog: karsinoma dan sarkoma heterolog III. 3. Adenosarkoma mulleri IV. 4. Limfoma Modifikasi dari P.Clement dan R.E.Scully.Phatologi of uterine Adenosarkoma Limpoma 1. Homolog :karsinoma dan sarkoma homolog Karsinosarkoma

sarcomas. Dalam :Gynecologic Oncologi. M. Coplleson,ed.Churchill Livingstone,1991,hal 591. a) Leiomiosarkoma. Leiomiosarkoma biasanya terjadi pada wanita usia 50 tahunan. Gambaran histologis yang berkaitan dengan prognosis adalah jumlah mitosis (per 10 hpf), invasi vaskular dan limfatik, perluasan ke serosa dan derajad anaplasia. Mitosis per 10 hpf berkaitan erat dengan prognosis :< 5 biasanya jinak, 5 diagnostik untuk leiomiosarkoma. 5-9 kemungkinan ganas

rendah, pasca

>

10

mempunyai

prognosis hidup 5

terburuk.pasien tahun secara

premenopause mempunyai pronosis yang baik dibandingkan yang menopause. Kelangsungan keseluruhan kira-kira 20%. Namun jika stadium penyakit (I dan II), angka kelangsungan hidupnya kira-kira 40%. b) Leiomioblastoma Dan Sarkoma Uteri Metastasis Dengan Histologi Jinak. Sarkoma yang tidak biasa atau agak jarang, misalnya: Leiomioblastoma adalah tumor yang jarang, berasal dari sel-sel berbentuk gelendong, menyerupai epitel. Biasanya mempunyai < 5 mitosis / hpf dan hampir selalu jinak. Leiomiomatosis intravena, merupakan kasus yang jarang, ditandai oleh adanya perluasan jarinangan otot polos ke luar uterus malalui intravena (sering diuraikan sebagai gambaran menyerupai cacing) Leiomioma uteri yang mengalami metastasis ditandai oleh nodul otot polos ekstra pelvi, paling sering ditemui pada nodul limfe atau paru. Leiomiomatosis peritonealis desiminata paling sering dijumpai selama kehamilan. Dapat mengecil setelah persalinan. c) Miosis Stroma Endolimfatik Miosis stroma endolimfatik terjadi terutama pada wanita yang lebih muda (3/4 kasus < 50 tahun) dan sering salah didiagnosis sebagai leiomioma karena secara klinis terutama ditemukan perdarahan uterus abnormal dan pembesaran uterus yang tidak beraturan. Secara histologis, tumor ini terdiri atas selsel stroma uteri dengan penampakkan seperti gelendong dengan < 10 metosis / 10hpf. Penyakit ini jatrang ada, paling jarang diantara berbagai sarkoma uteri, dan biasanya jinak. d) Sarkoma Stroma Endometrium

Sarkoma sel stroma uteri ini biasanya mempunyai > 10 mitosis/10hpf dan prognosisnya sangat buruk. Sarkoma stroma endometrium, seperti juga miosis stroma endolimfatik, biasanya ditamukan pada wanita <50 tahun dengan perdarahan abnormal dan pembesaran uterus tidak beraturan. e) Tumor Campuran Mulleri Ganas (MMMT, Mixed Tumor) MMMT terjadi pada wanita yang lebih tua(biasanya > 62 tahun) dan biasanya secara klinis munculsebagi perdarahan pasca menopause disertai uterus yang besar. Telah diketahui terdapat hubungan kausal (meskipun jarang) antara radiasi pelvis sebelumnya dengan dan mempunyai angka kelangsungan MMMT. Frekuensi tumor heterolog dan homolog seimbang hidupyang sama (angka kelangsungan hidup 5 tahun keseluruhan kira-kira 20% meskipun pola histologisnya berbeda. Sedangkan menurut Sarwono (2009) sarkoma pada uterus dapat berupa: a) b) Leiomiosarkoma yang murni timbul dari miometrium :70% intramural, 20% submukosal, dan 10% subserosal Sarkoma endometrium yang berasal dari sroma endometrium, terdiri atas sel stroma endometrium tanpa elemen kelenjar. Ada yang menamakannya sebagai stromatosis maligna, berbentuk polipoid dan menyebar melalui darah. c) Karsinoma sarkoma mengandung 2 unsur keganasan, yakni karsinoma asal dari elemen epitel (endometrium) dan sarkoma yang berasal dari elemen stroma.keduanya dinamakan sebagai malignant mixed mesodermal tumours (MMTs). Malignant Mullerian

1. Tahap I Pada tahap I, kanker ditemukan di rahim saja. Stadium I dibagi menjadi: tahap IA, tahap IB, dan tahap IC, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar. a) Stadium IA : Kanker di endometrium saja. b) Stadium IB : Kanker telah menyebar ke separuh bagian dalam miometrium (lapisan otot rahim). c) Stadium IC : Kanker telah menyebar ke bagian luar miometrium. 2. Tahap II Pada tahap II, kanker telah menyebar dari uterus ke leher rahim. Tahap II dibagi menjadi tahap tahap IIA dan IIB, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar. a) Stadium IIA : Kanker telah menyebar ke kelenjar dimana serviks dan rahim bertemu. b) Stadium IIB : Kanker telah menyebar ke jaringan ikat leher rahim 3. Tahap III Pada tahap III, kanker telah menyebar di luar rahim dan leher rahim, tetapi belum menyebar di luar pelvis. Tahap III dibagi menjadi tahap IIIA dan IIIB tahap, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar di dalam panggul. a) Stadium IIIA: Kanker telah menyebar ke satu atau lebih hal berikut: lapisan terluar dari rahim dan peritoneum. b) Tahap IIIB : Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di panggul dan di dekat rahim. 4. Tahap IV Pada tahap IV, kanker telah menyebar keluar panggul. Tahap IV dibagi menjadi IVA IVB panggung dan panggung, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar. a) Stadium IVA : kanker telah menyebar ke lapisan kandung kemih dan usus.

b) Stadium IVB: kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh luar panggul, termasuk kelenjar getah bening di perut dan selangkangan. Menururt Benson dan Pernoll (2008) kebanyakan klinisi menggunakan penentuan stadium karsinoma endometrium untuk penentukan stadium sarkoma. Tabel : stadium klinis karsinoma endometrium* Stadium 0 Karsinoma in situ. Penemuan histologis mengarah kepertumbuhan ganas. (kasus stadium 0 tidak termasuk dalam statistik pengobatan apapun) Stadium I IA B G1 G2 G3 Stadium II Karsinoma terbatas pada korpus Panjang kavum uteri 8 cm I Panjang kavum uteri >8 cm. Kasus-kasus stadium I harus dikelompokkan menurut tipe histologis sebagai berikut: Karsinoma adenomatosa sangat berdeferensiasi. Karsinoma adenomatosa berdeferensiasi dengan sebagian daerah padat. Sebagian besar karsinoma padat atau seluruhnya tidak berdeferensiasi. Karsinoma mengenai korpus dan servik Karsinoma meluas keluar uterus tetapi tidak keluar dari pelvis minor. Karsinoma meluas ke pelvis minor atau jelas mengenai mukosa Stadium III kandung kemih atau rektum. Adanya edema bulosa tidak dapat Stadium IV digunakan untuk memasukkan kasus ke stadium IV.
*disetujui oleh internasional federation of obstetrician and gynekologists. Diambil dari ACOG,1976. Catatan : kadang-kadang sulit memutuskan apakah kanker mengenai endoserviks saja atau endoserviks dan korpus. Jika penentuan deferensiasi yang jelas tidak memungkinkan pada pemeriksaan spesimen yang didapat darikuretase fraksional, adenokarsinoma harus diklasifikasikan sebagai karsinoma korpus dan karsinoma epidemoid seperti karsinoma serviks.

d. Patologi

Kira-kira 55% sarkoma (leiomiosarkoma) berasal dari otot polos melalui heteroplasi, (mungkin 40% campuran tumor dengan mesenkim sel atau mesoderm berhubungan stroma

endometrium), < 5% adalah karsinoma dan sisanya berasal dari pembuluh darah (angiosarkoma) atau dari jaringan ikat (sarkoma sel retekulum). Sarkoma mulai sebagai tumor setempat yang tenang, secara bertahap menjadi difus dan pada perluasan ke miometrium dan melewati miometrium dapat menimbulkan gejala. Rasa nyeri dan peradangan tidak terjadi hingga tumor cukup lanjut. Perluasan ke kavum uteri atau pertumbuhan membentuk polipoid menyebabkan leukore dan perdarahan abnormal. Metastasis dini terjadi melalui aliran darah dan limfe. e. Penemuan klinis 1) Tanda dan gejala Pembesaran uterus atau mioma yang cepat pada anak perempuan atau wanita pasca menopause dapat mengarah ke sarkoma. Perdarahan uterus abnormal Pembesaran abdomen Leukorea Rasa tidak nyaman pada pelvik. Manefestasi lanjut berupa penurunan berat badan, rasa nyeri, ortopnea, ikterus dan edema tungkai bawah. Siklus menstruasi yang abnormal Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)

Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

2) Penemuan laboratorium Anemia, peningkatan laju endap darah dan eosinofili dilaporkan setelah diagnosis pasti sarkoma ditegakkan. 3) Pencitraan Foto thorax akan menyingkirkan ada tidaknya metastasis paru. CT scan atau MRI mungkin berguna untuk mendeteksi perluasan tumor ke abdomen atau pelvis. 4) Diagnosis sitologi dan biopsi Pemeriksaan sitologi vagina memperlihatkan adanya sel-sel ganas dari sarkoma endometrium dan tumor mesenkim campuran, tetapi jarang menunjukkan leiomiosarkoma atau sarkoma lainnya. Sarkoma yang berasal dari endometrium dapat di diagnosis dengan biopsi D&C tetapi leiomiosarkoma memerlukan pengambilan sampel secara langsung. 5) Diagnosis banding Leiomiosarkoma pada pasien pasca menopause yang cepat, membesar tanpa pemberian estrogen dosis besar adalah sarkoma sampai dibuktikan lain. Pada premenopause pembesaran leiomioma cepat (terutama submukosa) biasanya jinak. Metastasis karsinoma lain juga harus dipertimbangkan. 6) Penanganan Menurut sarwono (2009) penanganan pada dasarnya adalah Histerektomi ooforektomi abdominal bilateral total ekstra fasia dan salfingodengan (TAH,BSO) dilanjutkan

tambahan/adjuvans kemoterapi. Benson & Pernoll (2008) menambahkan bahwa:

Pada sarkoma dengan deferensiasi baik, pembedahan primer atau sekunder yang lebih radikal dapat dibenarkan.

Terapi radiasi dapat memperlambat pertumbuhan tumor dan mengurangi gejala-gejala yang memberatkan. Kemoterapi dapat bersifat paliatif dan sering digunakan (dengan kombinasi beberapa agen ) untuk mengobati metastasis jauh.

a. Laparotomi Sebuah prosedur pembedahan di mana insisi (memotong) dibuat di dinding perut untuk memeriksa bagian dalam perut untuk tanda-tanda penyakit. Ukuran insisi tergantung pada alasan laparotomi sedang dilakukan. Terkadang organ dikeluarkan atau sampel jaringan yang diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda penyakit. b. Perut dan pembasuhan panggul Sebuah prosedur di mana suatu larutan garam ditempatkan ke dalam rongga panggul tubuh dan perut. Setelah waktu yang singkat, cairan akan dihapus dan dilihat di bawah mikroskop untuk memeriksa sel-sel kanker. c. Total abdominal histerektomi Sebuah prosedur pembedahan untuk membuang rahim dan leher rahim melalui sayatan besar (dipotong) di perut. d. Bilateral salpingo-ooforektomi Operasi untuk menghapus kedua ovarium dan kedua saluran tuba. e. Limfadenektomi Sebuah prosedur pembedahan di mana kelenjar getah bening dikeluarkan dan diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda kanker. Untuk limfadenektomi regional, beberapa kelenjar getah bening di daerah tumor dihapus.

Untuk limfadenektomi radikal, sebagian besar atau seluruh kelenjar getah bening di daerah tumor dihapus. Prosedur ini juga disebut diseksi kelenjar getah bening. 4. Sarkoma ovarium Menurut Sarwono (2009) Sarkoma ovarium lebih jarang ditemumakan daripada karsinoma ovarium. Dapat dijumpai pada segala umur. Tumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a) Sarkoma teratoid Sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan tetapi unsurunsur teratoid masih dapat dikena. Tumor tumbuh cepat dengan prognosis jelek. b) Stromal sarkoma Berasal dari jaringan mesenkim dan dapat ditemukan dalam 2 jenis : Stromal-cel sarkoma Leiomiosarkoma Prognosis umumnya baik, apabila tumor belum meluas pada waktu operasi dilakukan. c) Sarkoma paramesonefrik Merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atas sel-sel epitel yang tersusuntidakrata dan stroma yang berfroliferasi cepat.tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapat menimbulkan rasa nyeri diperut bagian bawah. Penyebaran sel-sel tumor juga cepat secara hematogen. 5. Sarkoma Osteogenik Menurut Corwin (2000) sarkoma osteogenik sering timbul pada tulang panjang, terutama femur (paha) atau di lutut. Kanker tulang rawan disebut kondrosarkoma. Kondrosarkoma biasanya timbul di lutut atau panggul. a. Gambaran klinis nyeri yang berkaitan dengan peradangan disertai pembengkakan di dalam dan sekitar tulang. - fraktur fatologi

b. Perangkat diagnostik Biopsi tulang akan mengidentifikasi adanya neoplasma dan jaringan yang terlibat. c. Penatalaksanaan Untuk osteosarkoma dan kondrosarkoma : Reseksi bagian tulang yang sakit dapat menyebabkan kesembuhan tanpa amputasi. Mungkin diperlukan amputasi ekstrimitas yang terkena. Kanker sumsum tulang diterapi dengan kemoterapi dan radiasi

G. Diagnosis 1. Anamnesis Pada stadium dini, kanker biasanya belum menimbulkan keluhan atau rasa sakit. Biasanya penderita menyadari bahwa tubuhnya telah terserang kanker ketika sudah timbul rasa sakit, padahal saat ada keluhan tersebut kanker sudah memasuki stadium lanjut. Pengenalan gejala kanker perlu dilakukan sedini mungkin meskipun tida ada rasa gangguan atau rasa sakit. Dengan mengetahui serangan kanker yang masih dalam stadium dini angka presentase kesembuhan semakin besar. Pengenalan gejala kanker dapat dilakukan sendiri dengan cara WASPADA yang merupakan kependekan dari istilah istilah sebagai berikut : W = waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan. A = alat pencernaan terganggu dan susah menelan. S = suara serak dan batuk yang tak kunjung sembuh. P = payudara atau di tempat lain ada benjolan. A = andeng andeng atau tahi lalat berubah sifat, menjadi semakin besar dan gatal.

D = darah atau lendir yang tidak normal keluar dari lubang lubang tubuh. A = ada luka yang tidak bisa sembuh. 2. Pemeriksaan fisik Yaitu dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu. Sarkoma ditandai dengan timbulnya makula yang berwarna merah ungu atau biru coklat, plak (plaque) dan nodula pada kulit dan organ tubuh yang lain. Lesi pada kulit jelas, keras atau lembek, soliter atau bergerombol. 3. Pemeriksaan histologik Pemeriksaan histologik hingga kini masih merupakan cara yang paling penting untuk menegakkan diagnosa sarkoma. Pada tumor kecil, jaringan diperoleh dengan cara eksisi. Jika tumor besar dapat dilakukan eksisi percobaan atau biopsi sebagian. Ada yang berpendapat bahwa berbahaya untuk melakukan sayatan pada jaringan tumor dan menunggu 3 4 hari sebelum dapat melaksanakan operasi yang definitif karena ada kemungkinan sel sel tumor menyebar melalui pembuluh yang terbuka pada luka sayatan. Jaringan tumor yang akan diperiksa difisasi dala cairan formalin 10%. Ahli patologi anatomik mempunyai berbagai cara untuk mengolah jaringan ini. Cara yang klasik ialah dengan blok paraffin dan dipulas dengan hematoksilin dan eosin. Cara ini memerlukan waktu 24 jam. Yang cepat adalah potong beku (frozen section, vriescoupe). Cara ini banyak digunakan pada operasi cepat. Jaringan segar atau yang telah difiksasi setelah dibekukan oleh karbon dioksida dipotong dengan mikrotom atau cryostat. Sediaan histologik dapat diperiksa dalm beberapa menit dan diagnosis tepat sampai 50 95%. Manfaat potong beku ialaj dapat menentukan keganasan dengan cepat dan menentukan batas sayatan apakah sudah bebas dari tumor atau tidak.

4. Biopsi jarum biopsi aspirasi Cara ini memerlukan ketrampilan ahli klinik dan ahli patologi anatomik untuk menegakkan diagnosis dari sepotong jaringan kecil berbentuk toraxs. Penganbilan jaringan dengan membuta, mudah sekali luput dari suatu tonjolan yang dimaksud. Selainitu dapat terjadi penyulit berupa perdarahan setelah biopsi atau fistula bilier pada penderita icterus obstructiva. Cara ini banyak dikembangkan karena hanya memerlukan sedikit persiapan yaitu hanya anastesi lokal dan dapat dikerjakan pada penderita yang berobat jalan. 5. Pemeriksaan darah tepi Teknik pemeriksaan hematologik banyak ditemukan dalam dignosis kanker. Salah satu cara ialah isolasi dan menentukan sel sel tumor pada peredaran darah. Sel sel tumor ini terlepas dan masuk ke dalam peredaran darah. Biasanya sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin. Sel sel tumor dikumpulkan dengan sedimentasi, sentrifugasi darah dalam larutan albumin atau larutan larutan lain yang mempunyai berat jenis tertentu. Penghancuran selektif peredaran darah. Biasanya sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin. Sel sel tumor dikumpulkan dengan sedimentasi, sentrifugasi darah dalam larutan albumin atau larutan larutan lain yang mempunyai berat jenis tertentu. Penghancuran selektif sel sel darah merah dengan saponin atau enzim enzim dan sel sel darah putih dengan streptolisin 0, kemudian disaring dan filtrat yang mengandung sel sel tumor disentrifugasi dengan kecepatan tinggi untuk mengendapkan sel sel tumor yang lebih besar (Alexander dan Spriggs; Ericksson). Dengan cara ini sel sel tumor dapat ditemukan 10 30% dari kasus kasus dengan neoplasma. Kebanyakan sel neoplasma ini akan menjadi rusak karena itu adanya sel sel tumor dalam peredaran darah tidak berhubungan dengan adanya metastasis.(Pruitt,dkk)

6. Pemeriksaan hormon dan enzim Pemeriksaan hormon dan enzim dapat membantu diagnosis kanker. Terbentuknya fosfatase asan karena adanya anaksebar karsinoma prostat dalam tulang membantu diagnosa neoplasma. Adanya hormon chorionic gonadotropin dalam air kemih laki laki atau dalam serum darah menunjukkan adanya choriocarcinoma pada testis atau ekstragonadal. Kadar yang meninggi pada wanita di luar kehamilan merupakan tanda yang penting adanya mola hydatidosa atau choriocarcinoma. 7. Pemeriksaan sitologik Disebut pula sitologi eksfoliatif suatu cara diagnostik yang penting untuk menemukan kanker. Dasar pemeriksaan ini ialah: o Perubahan patologik yang disebut anaplasi yang merupakan perubahan sifat sel tumor ganas dan yang merupakan perubahan dari sel normal. o Sel sel tumor ganas kohesinya kurang daripada sel normal sehingga mudah terlepas. H. Penatalaksanaan Pencegahan dan pengobatan sarkoma Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit gaya hidup karena dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat dan menjauhi faktor- faktor resiko terserang kanker.

1. Pencegahan kanker Dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Hindari makanan tinggi lemak, makanan instan yang mengandung bahan pewarna dan bahan pengawet serta makanlah makanan dengan gizi seimbang. Hindari hubungan seksual dengan pasangan yang bukan suami istri sendiri atau berganti ganti pasangan.

Hindari asap rokok atau berhentilah merokok. Hindari stres dan konflik yang berkepanjangan. Hindari terkena sinar matahari yang berlebihan. Periksakan kesehatan secara berkala. Minumlah air murni yang sudah melalui proses penyaringan. Hindari terapi hormon sintetis. Hindari berKB dengan penggunaan hormon sintesis dalam jangka waktu lama. Rutin mengkonsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat antioksidan dan peningkat daya tahan tubuh.

2. Pengobatan Tidak semua kanker yang telah dideteksi atau ditemukan dapat disembuhkan. Namun, semakin dini kanker ditemukan dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk sembuh. Tujuan pengobatan kanker adalah : a. Penyembuhan (kuratif) yaitu membebaskan penderita dari kanker untuk selamanya. Penyembuhan ini hanya berhasil jika kanker yang diderita masih stadium dini, kanker lokoregional atau kanker yang penyebarannya belum meluas dan ukurannya masih kecil. b. Meringankan (paliatif) yaitu tindakan aktif guna meringankan penderita kanker terutama yang tidak mungkin disembuhkan lagi. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, mengatasi terjadinya komplikasi dan mengurangi atau menghilangkan keluhan penderita. c. Jenis pengobatan yang digunakan pada dasarnya sama yaitu : Pembedahan Pada eksisi neoplasma dengan skalpel selain mengeluarkan jaringan tumor, harus diperhatikan kemungkinan adanya infiltrasi ke jaringan sekitarnya. Pembedahan kanker memerlukan pengetahuan luas mengenai sifat pertumbuhan tumor dan cara penyebarannya. Yng menjadi persoalan adalah menentukan

batas sayatan apakah sudah bebas dari jaringan tumor yang merupakan penyebaran lokal. Hal lain yang harus diketahui ialah fokus fokus penyebaran jauh. Penyinaran (radiotherapy) Penggunaan sinar untuk menghancurkan tumor berdasarkan kenyataan bahwa sel sel ganas lebih sensitif terhadap penyinaran daripada sel sel normal. Tetapi jaringan normal pun dipengaruhi dipengaruhi oleh penyinaran karena itu pada radioterapy harus diusahakan terjadinya perbedaan efek yang nyata. Radiosensitivitas biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan yang berdiferensiasi buruk dari sel sel yang cepat membelah tetapi juga merupakan sifat tertentu beberapa jenis tumor tersebut. Khasiat penyinaran dan pengobatan kanker bergantung kepada dua hal, pertama jumlah sinar yang diserap oleh jaringan tumor dan kedua ialah radiosensitivitas tumor tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pengobatab tumor dengan sinar merupakan satu satunya pilihan bila tumor itu termasuk radiosensitif, berdiferensiasi buruk maka diberikan dalam dosis tinggi tanpa merusak jaringan sekitarnya. Pengobatan kimiawi (chemotherapy) Khemotherapy tampaknya merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia yang dipakai diharapkan dapat menghancurkan sel sel yang oleh pembedahan ataunpenyinaran tidak dapat dicapai. Mencari bahan kimia yang dapat diberikan secara intravena dan yang akan dipusatkan dalam, serta menghancurkan sel sel kanker merupakan salah satu pekerjaan yang diakukan oleh pusat pusat penelitian kanker. Obat obat anti kanker yang sangat efektif oleh KARNOFSKY dibagi atas 5 golongan :

a. Golongan alkylating agent Alkylating agent bersifat radiomimetik dan bekerja pada DNA dari sel. (TEM). Obat obatan ini dipakai untuk tumor tumor ganas dengan penyebaran jauh. Obat yang diberikan diangkut oleh darah dan menimbulkan efek pada sel sel tumor yang sedang membelah yang mempunyai kecepatan metabolisme tinggi. Tetapi obat obatan ini mempunyai gejala sampingan hematologik dan gastrointestinal yang timbul akibat kerusakan umum sel tumor dan sel jaringan normal yang sedang membelah dengan cepat. b. Golongan antimetabolit Bekerjanya anti metabolit ialah dengan cara mengganggu sintesis DNA atau mensubstitusi purine dan pyrimidine. Substitusi mengakibatkan pembentukan nukleoprotein yang tidak sempurna dan menyebabkan kematian sel. Antimetabolit yang paling sering dipakai ialah 5-fluorouracil dan amethopterin. Amethopterin (methotrexate) sangat efektif untuk mengobati choriocarcinoma. c. Golongan hormon Telah lama hormon dipakai dalam pengobatan tumor ganas prostat dan payudara. Biasanya dipakai bila reseksi gagal atau tidak dapat dilakukan lagi, terjadi harapan residif terjadi atau pentebaran Setelah jauh. Hormon tidak dipakaidengan remisi. hormon Yang dikenal ialah nitrogen mustard, triethylenethiophosphoramide (Thio TEPA) dan triethylenemelamine

mempunyai khasiat lagi, maka dapat dilakukan pengembirian (castratio) adrenalektomi atau hipofisektomi sebagai usaha terakhir. d. Antibiotika Dalam pengobatan kanker antibiotika tidak efektif. Hanya kadang kadang dipakai actinomycin untuk mengobati tumor Wilms pada anak anak. e. Berbagai obat obatan

Di antara berbagai obat obatan dapat disebutkan urethan. Obat ini sangat baik untuk pengobatan multiple myeloma. Oleh karena obat obatan dapat merusak semua sel yang sedang membelah dan menmbulkan gejala sampingan hematologik dan gastrointestinal, maka cara pemberiannya diusahakan sedemikian rupa sehingga obat obatan tersebut hanya mengenai jaringan tumor saja tanpa mengenai bagian tubuh lain. Pada saat ini dipakai dua cara: 1) perfusi regional Dasarnya ialah mengusahakan agar bagian tubuh yang mengandung kanker bebas dari peredaran darah umum, selama 30 60 menit dan kemudian daerah yang telah terisolasi ini diberikan obat obatan cancericidal berkonsentrasi tinggi. Sebagai contoh, v.cava inferior dan aorta abdominalis dapat ditutup dengan kateter balon, kemudian daerah pelvis dan tungkai dapat diberi obat obat penghancur tumor. Pemberian ini dapat melalui pembuluh poplitea jika tumor terletak pada tungkai bagian bawah, atau melalui pembuluh femoral jika tumor terletak pada bagian tungkai lebih atas. Pengobatan cara demikian mempunyai beberapa keberatan misalnya trjadi trombosis, perdarahan setelah operasi akibat heparinisasi cairan perfusi dan keracunan atau kematian akibat penghancuaran tumor secara masif.

2) Infus intra arteri Cara ini berdasarkanteori bahwa obat obatan penghancur kanker dapat diberikan langsung pada jaringan tumor dalam jumlah relatif besar tanpa menimbulkan keracunan yang berarti pada bagian tubuh lain, dengan infus obat tersebut ke dalam arteri yang memperdarahi tumor. Obat obatan dapat diberikan sebagai dosis tunggal dalam jumlah besar tetapi biasanya diberikan dosis lebih

rendah

dengan

infus

yang

berlangsung

selama

24

jam.

Dapat diberikan berulang ulang berselang beberapa hari sampai beberapa minggu. Kesulitannya ialah belum tentu arteri tersebut mencapai jaringan tumor. Dengan menyuntikkan zat pulas berfluorosiensi akan dapat ditemukan arteri yang memperdarahi jaringan tumor. Jika cara ini tidak mungkin, paliatif dapat dilakukan, pengembirian, adrenalektomi dan hipofisektomi terutama pada tumor yang bergantung kepada hormon seperti karsinoma prostat dan payudara. I. Prognosis Penentu utama prognosis sarkoma termasuk status kinerja pasien, subtipe sarkoma, dan stadium penyakit saat diagnosis. Ini akan diskusikan secara individual dengan setiap pasien pada saat konsultasi klinis mereka. Secara umum, pasien lebih awal, dengan sarkoma lebih kecil, memiliki prognosis yang lebih menguntungkan daripada mereka yang datang dengan penyakit lebih lanjut. J. Peran bidan a. Bidan dapat memberikan KIE pada klien tentang penyakitnya b. Bidan dapat memberikan motivasi pada klien c. Bidan dapat melakukan rujukan ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi d. Bidan dapat melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI Ny A 48 Tahun dengan SARKOMA UTERI DI RS KANUDJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN

LANGKAH I PENGKAJIAN

A. Identitas Nama Umur Pekerjaan Agama Alamat B. Anamnese Tanggal Oleh : 15 Mei 2013 : Siti Isnawati Jam : 10.00 WITA : Ny. A : 48 tahun : IRT : Islam : Lamaru Rt 100 Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Alamat : Tn. S : 51 tahun : SMK : Swasta : Islam : Lamaru Rt 100

Pendidikan : SMA Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

1. Keluhan kunjungan saat ini : Ibu ingin memeriksakan keadaannya 2. Keluhan : Perut semakin membesar, nyeri perut bagian bawah dan terasa kram, nyeri saat BAK, ibu mengeluh mengalami perdarahan setelah selesai haid 1 minggu yang lalu sudah 3 hari, banyak 4-5 X ganti pembalut, warna merah kecoklatan.

3. Riwayat Obstetri dan Ginekologi : a. Riwayat Menstruasi Menarche Lamanya Banyaknya Siklus Warna : 13 tahun : 10 - 15 hari : 3 - 4 x ganti pembalut / hari : tidak teratur : merah tua

Bau Keluhan HPHT b. Flour Albus Warna Bau Lama 1) Mioma Uteri 2) Kista 4) PID 5) Endometritis 6) Hydramnion 7) KET 8) Gemeli

: amis : tidak ada : 1 Mei 2013 : Ada : Hijau : Busuk : 6 Bulan : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Menikah : 1 kali : 25 tahun

c. Riwayat penyakit / gangguan reproduksi

3) Mola Hidatidosa : Tidak Ada

4. Riwayat Perkawinan : Status Jumlah Lama

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :


No Tahun Usia Kehamilan 1 2 1989 1996 Aterm Aterm Jenis Persalinan Spontan Spontan Bidan Bidan Penolong Tempat Bersali n RSKD RSKD Anak JK L P BB 3.000 gr 3.100 gr PB 50 cm 50 cm Keadaan Normal Normal Normal Normal Nifas

6. Riwayat kesehatan yang lalu a. Penyakit yang pernah / sedang diderita : ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit hipertensi, jantung, paru-paru, hepatitis dan TBC b. Penyakit yang pernah / sedang di derita keluarga : Keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit hipertensi, DM, jantung, TBC, kanker, kista ataupun tumor. c. Riwayat Penyakit sekarang : Pada beberapa bulan ini , haid ibu tidak teratur dan lebih lama, ibu merasa perutnya semakin membesar, nyeri di perut bagian bawah dan terasa kram, sering mengalami perdarahan padahal ibu sudah selesai haid, ibu juga merasakan nyeri saat BAK. 7. Riwayat Keluarga Berencana a. Pernah ikut KB b. Lama d. Keluhan a. Pola nutrisi Makan Frekuensi Jenis Porsi Keluhan Minum Frekuensi Jenis Keluhan b. Pola eliminasi BAB : : 3 kali sehari : nasi, sayur dan lauk : 1 piring : tidak ada : : 7-9 kali sehari : Air putih, teh : tidak ada : pernah : 17 tahun : tidak ada

c. Kontrasepsi yang dipakai: KB depo progestin 8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

Frekuensi Warna Konsistensi Keluhan BAK Frekuensi Warna Konsistensi Keluhan c. Pola aktivitas

: 1 kali sehari : kuning : lunak : tidak ada : 5 6 kali sehari : kuning jernih : cair : nyeri saat BAK

- Istirahat dan tidur: 7-8 Jam - Seksualitas - Keluhan 9. Kebiasaan sehari-hari Merokok Minum jamu-jamu Minum-minuman keras 10. Personal hygiene Mandi Keramas Sikat gigi : 2 kali / hari : 3 kali / minggu : 2 kali / hari : tidak pernah : tidak ada : tidak pernah : 1X seminggu : nyeri saat berhubungan dan ada flek-flek darah ketika berhubungan

Makanan/minuman pantangan : tidak ada

11. Keadaan psiko social spiritual a. Pengetahuan pasien tentang gangguan / penyakit yang diderita saat ini ibu merasa takut, cemas dan khawatir akan penyakitnya ini b. Pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi Menurut ibu apa yang dialaminya sekarang ini merupakan hal yang tidak wajar dan membutuhkan penanganan segera. c. Dukungan keluarga

Keluarga

mengetahui

tentang

penyakitnya

ini,

keluarga

mendukung untuk berobat. DATA OBJEKTIF Keadaan umum Kesadaran Tanda-tanda vital Berat badan Tinggi Badan Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Kepala Muka Mata Hidung Mulut : tampak bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok : tidak ada kelainan : bentuk mata simetris, conjungtiva anemis, sclera tidak ikterik : tidak tampak adanya polip, tidak tampak adanya infeksi / kelainan : bentuk tampak simetris, tidak tampak adanya caries, lidah tampak bersih dan berwarna merah muda, mukosa bibir tampak lembab Telinga Leher Ketiak Dada Mammae Perut Genitalia b. Palpasi : tidak tampak adanya infeksi/kelainan : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar Thyroid dan vena jugularis : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar limfe : tidak tampak adanya gangguan pernafasan tidak tampak adanya tarikan nafas vaskularisasi : bentuk mammae simetris, retraksi tidak ada, puting susu menonjol : tidak tampak adanya luka bekas operasi : tidak dilakukan pemeriksaan : Baik : compos mentis : TD : 130/80 mmHg, n/r : 88/24 x/mnt, T : 367C : 60 kg : 165 cm

Leher Ketiak Payudara Perut Tungkai c. Perkusi d. Auskultasi e. Inspekulo

: tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis : tidak teraba pembesaran kelenjar limfe : tidak teraba benjolan abnormal : TFU setengah pusat teraba massa, berbatas jelas. : tidak ada oedema : tidak dilakukan : tidak dilakukan : : tidak ada kelainan : portio tertarik kedalam uterus : terdapat cairan berupa darah : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan : tidak dilakukan

Keadaan vagina Keadaan portio Cairan/darah f. Vagina toucher Vagina Portio Besar uterus Letak uterus Ada kelainan/benjolan

Ada tanda-tanda kehamilan : tidak dilakukan Nyeri tekan daerah adnexa : tidak dilakukan

g. Pemeriksaan Laboratorium Hemoglobin : 7 g/dl Leukosit Hematokrit Trombosit : 7.400 /mm^3 : 39,4 Vo% : 286000/mm^3

Masa pendarahan : 3,30 menit Masa pembekuan : 8,00 menit

GDS USG

: 111mg/dl

h. Pemeriksaan Penunjang : kesan adanya masa padat bergerombol

LANGKAH II INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa Ny A dengan Sarkoma dan anemia

Dasar S: Perut semakin membesar, nyeri perut bagian bawah dan terasa kram, nyeri saat BAK, ibu mengeluh mengalami perdarahan setelah selesai haid 1 minggu yang lalu sudah 3 hari, banyak 4-5 X ganti pembalut, warna merah kecoklatan. O: KU : Baik Kesadaran : CM TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 88 x/mnt, R : 24 x/mnt, T : 36,7 C Konjungtiva anemis Palpasi abdomen : TFU setengah pusat teraba massa, berbatas jelas. Inspekulo : Keadaan vagina: tidak ada kelainan Portio : tertarik kedalam uterus darah Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit : 7 g/dl : 7400/mm3 : 39,4 Vo% : 286000/mm3 Cairan/darah : terdapat cairan berupa

Masa pendarahan: 3,30 menit Masa pembekuan : 8,00 menit GDS : 111mg/dl

Pemeriksaan penunjang USG : kesan adanya masa padat bergerombol

LANGKAH III MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL Diagnosa potensial : Sarkoma stadium Lanjut Dasar : DS : Perut semakin membesar, nyeri perut bagian bawah dan terasa kram, nyeri saat BAK, ibu mengeluh mengalami perdarahan setelah selesai haid 1 minggu yang lalu sudah 3 hari, banyak 4-5 X ganti pembalut, warna merah kecoklatan. DO : KU : Baik Kesadaran : CM TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 88 x/mnt, R : 24 x/mnt, T : 36,7 C Konjungtiva anemis Palpasi abdomen : TFU setengah pusat teraba massa, berbatas jelas. Inspekulo : Keadaan vagina Portio Cairan/darah : tidak ada kelainan : tertarik kedalam uterus : terdapat cairan berupa darah

Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit : 7 g/dl : 7400/mm3 : 39,4 Vo% : 286000/mm3

Masa pendarahan: 3,30 menit Masa pembekuan : 8,00 menit GDS : 111mg/dl

Pemeriksaan penunjang

USG : kesan adanya masa padat bergerombol Antisipasi : Kolaborasi dengan dokter onkologi mengenai laparatomi dan kemoterapi LANGKAH IV MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA 1. Pasang infus RL dengan menggunakan jarum berdiameter besar dan blood set 2. Konsul Dokter SPOg dan Dokter Onkologi LANGKAH V MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH 1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya saat ini 2. Lakukan informed choice dan inform consent pada pasien, keluarga, tentang tindakan yang akan dilakukan 3. Pasang infus RL drip neurobion 4. Kolaborasi dengan dokter advis : - Persiapkan tindakan transfusi - Berikan therapy Asam tranexamat 3X1 IV, cefotaxime 3X1 IV, keterolac 3X1 IV. - Kolaborasi dengan dokter onkologi untuk laparatomi dan tindakan kemoterapi 5. Beri ibu support mental 6. Berikan ibu KIE mengenai - Nutrisi - Personal Hygiene - Istirahat 7. Dokumentasi

LANGKAH VI PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI 1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya saat ini, bahwa ibu memiliki tumor ganas di uterus. Dimana tumor ganas ini dapat menyebar ke organ-organ lain, sehingga perlu dilakukan penanganan. 2. Melakukan informed choice dan inform consent pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan. Setelah dijelaskan mengenai penyakitnya ibu dapat memilih alternatif pengobatan terkait dilakukannya penanganan tumor ganas ini, dan surat persetujuan pasien dan keluarga untuk dilakukannya perawatan. 3. Memasang infus RL drip neurobion 1 amp 20 tpm dengan jarum berdiameter besar dan blood set, 4. Berkolaborasi dengan dokter advis : - Mempersiapkan tindakan transfusi, pengambilan sampel darah dan pengadaan darah sebanyak 2 kantong - Memberikan therapy Asam tranexamat 3X1 IV, cefotaxime 3X1 IV, keterolac 3X1 IV. - Kolaborasi dengan dokter onkologi untuk laparatomi dan tindakan kemoterapi 5. Memberikan ibu support mental, bahwa penyakitnya ini akan sembuh dan ibu diharapkan tidak takut menghadapi proses pembedahan. 6. Memberikan ibu KIE mengenai - Nutrisi : Perbanyak makan-makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran hijau, daging, kuning telur agar stamina ibu kembali pulih - Personal Hygiene : gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat, ganti

pembalut jika merasa sudah penuh / merasa tidak nyaman. Mencuci - Istirahat vagina dari arah depan ke belakang. : perbanyak istirahat, hindari ibu dari aktivitas berat / berlebihan. 7. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pada RM ibu. LANGKAH VII EVALUASI 1. Informed choice dan inform consent telah dilakukan, ibu bersedia untuk melakukan perawatan dan kini ibu telah dirawat di ruang Flamboyan B. 2. Infus RL drip neurobion telah terpasang ditangan kiri ibu 3. Kolaborasi telah dilakukan, dan advis telah dijalankan. Hasil : - Therapy telah diberikan - Konsul dokter onkologi advis lanjutkan perawatan hingga pasien stabil dan rencanakan untuk tindakan laparatomi dan kemoterapi setelah keadaan pasien membaik 4. Ibu mengerti KIE yang diberikan, dan akan mengikuti anjuran yang disarankan. 5. Pendokumentasian telah dilakukan pada RM ibu

DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tanggal : 15 Mei 2013

Pukul : 12.05 WITA

S : Perut semakin membesar, nyeri perut bagian bawah dan terasa kram,

nyeri saat BAK, ibu mengeluh mengalami perdarahan setelah selesai haid 1 minggu yang lalu sudah 3 hari, banyak 4-5 X ganti pembalut, warna merah kecoklatan. O: KU : Baik Kesadaran : CM TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 88 x/mnt, R : 24 x/mnt, T : 36,7 C Konjungtiva anemis Palpasi abdomen : TFU setengah pusat teraba massa, berbatas jelas. Inspekulo : Keadaan vagina Portio Cairan/darah : tidak ada kelainan : tertarik kedalam uterus : terdapat cairan berupa darah

Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin Leukosit Hematokrit Trombosit : 7 g/dl : 7400/mm3 : 39,4 Vo% : 286000/mm3

Masa pendarahan: 3,30 menit Masa pembekuan : 8,00 menit GDS : 111mg/dl

Pemeriksaan penunjang USG : kesan adanya masa padat bergerombol A P : Ny A dengan Sarkoma uteri dan anemia : 1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan penyakitnya saat ini 2. Lakukan informed choice dan inform consent pada pasien, keluarga, tentang tindakan yang akan dilakukan 3. Pasang infus 4. Kolaborasi dengan dokter advis : - Persiapkan tindakan transfusi - Berikan therapy Asam tranexamat 3X1 IV, cefotaxime 3X1 IV, keterolac 3X1 IV. - Kolaborasi dengan dokter onkologi untuk laparatomi dan tindakan kemoterapi 5. Beri ibu support mental 6. Berikan ibu KIE mengenai 7. Dokumentasi Nutrisi Personal Hygiene Istirahat

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak. Sarkoma jaringan lunak merupakan tumor yang jarang tumbuh dan berkembang dalam jaringan yang diturunkan dari embrionik mesoderm. Sarcoma ini mungkin terjadi dimana-mana tetapi terbesar atau paling sering terjadi pada daerah paha. Yang terpenting sebagai tenaga kesehatan harus dapat mendeteksi secara dini agar tidak terjadi ke tahapan yang berbahaya. B. Saran 1. Sebagai seorang perempuan banyak sekali masalah kesehatan yang berhubungan dengan alat reproduksi oleh karena itu harus senantiasa melakukan pemeriksaan rutin salah satunya pap smear yang bisa dilakukan 1 tahun sekali 2. Sebagai tenaga kesehatan harus dapat mengenali tanda dan gejala masalah kesehatan alat reproduksi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu karena penyakit alat reproduksi

44

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,S.2009.Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka: Benson, R.C. dan Martin L.P.2008. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi Edisi 9. Jakarta:EGC Curningham,F.G.2005. Obstetri William. Jakarta : EGC Corwin,E.J.2000.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC Tiran,D.2005.Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC Modul Blok 24 Hemaetology and Oncology Fakultas Kedokteran Ukrida, 2011 Joyce & Esther, (2007), Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Continuity of Care, Edition 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia. Robbins & Kumar, (2002), Basic Pathology, Part I II, Edition 6, W.B. Saunders Company, Philadelphia. Abdulmuthalib.2007. Prinsip Dasar TerapiSistemik Pada Kanker.Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKU Padjajaran,Universitas. 2003. Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo www.cancer.org www.nci.nih.gov

45

Você também pode gostar