Você está na página 1de 3

Nama Kelas

: Fariezal Adhi G : Bio VC/10431110

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERKARAKTER DENGAN PERAN GURU SEBAGAI SUMBER KETALADANAN


Pendidikan karakter yang sekarang ini sedang gencar digalakkan tidak akan pernah berhasil apabila tidak diimbangi dengan ketaladanan yang nyata. Upaya pemberian ketaladanan yang nyata ini bukan dari siapa siapa , melainkan dari para pelaku pendidikan itu sendiri. Siapapun, tidak terkecuali guru, akan mampu mendeskripkan sikap yang baik adalah Dari pada memberikan contoh bagaimana sikap yang baik:. Budaya memberikan teladan yang baik,, melalui perilaku, masih sangat jarang bisa ditemui di negara ini. Minimnya budaya inilah ditemui yang menjadi salah satu penghambat penanaman pendidikan karakter itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mensukseskan pendidikan karakter, hendaknya semua lapisan sadar posisi. Artinya, posisi atas memberikan teladanan bersikap yang baik kepada lapisan di bawahnya. Tujuan pendidikan yang sangat mulia itu belum sepeunuhnya tercapai, juga belum sepenuhnya tercapai, juga belum sepenunya gagal. Banyaknya perilaku menyimpang siswa seperti tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, membolos sekolah, mencuri, aborsi, berbohong, tidak punya sopan santun oleh sebagian kalangan dijadikan sebuah pembenaran bahwa pendidikan di Indonesia gagal. Namun ada juga prestasi yang diraih oleh pelajar yang patut dibanggakan juga banyak, seperti : mereka menjuari olimpiade sains tingkat internasional, bahkan pelajar Indonesia menjadi juara umum dahlam International Conference of Young Scientits yang di ikuti oleh pelajar berbagai Negara. Namun tetap saja perilaku-perilaku menyimpang para pelajar itu telah menodai prestasi yang telah dicapai. Mengapa banyak perilaku para pelajar di Indonesia yang menyimpang? Dikutip dari Pakar Pendidikan I Ketut Sumarta dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Yanga Memekarkan Rasa, mengatakan; Pendidikan nasional kita cenderung hanya menonjolkan pembentukan kecerdasaan berpikir, dan menepikan kecerdasaan batin. Dari sini lahirlah amnesia-manusia yang berotak pintar, manusia berprestasi secara kualitatif akedemik, namun manusia tiada kecerdasan budi sekaligus sangay berkegantungan, tidak mandiri. Dari sini pendidikan kita dianggap belum

berkarakter dan belum mampu melahirkan warga Negara yang berkualitas baik prestasi belajar maupun berprilaku baik, penekanan pembelajaran masih sanagt dominan atau focus pada pengusaan materi. Sementara pendidikan karakter kurang diperhatikan. Apabila pembelajaran dilakukan dengan penerapan pendidikan karakter akan dihasilkan insan yang cendekia dan bernurani. Pendidikan Karakter Emi Budiastuti dalam Seminar Nasional 2010 Character Building for Vocational Education mengatakan Pendidikan karakter adalah istilah untuk menggambarkan pembelajaran kepada siswa dalam mengembangkan beragam perilaku sperti: moral, sopan santun, berprilaku baik, sehat, kritis, sukses, sesuai dan/atau diterima mahkluk social. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan,perasaan, dan tindakan. Nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan di sekolah diantaranya adalah: ketaatan beribadah, kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, etos ker, kemandirian, sinergi, kritis, kreatif, dan inovatif, visioner, kasih saying dan kepedulia, keiklasan, keadilan, kesederhanaan, nasionalisme, dan laiinya (Direktorat Pembinaan SMP). Guru adalah Teladan Pendidikan karakter bukanlah teori. Pendidikan karakter tidak bisa diajarkan hanya dengan memberikan pengertian. Pendidikan karakter adalah pendidikan nyata yang harus diawali denga suri teladan yang nyata pula. Pendidikan karakter juga erupakan indicator bagaimana elemen atas memberikan teladanan kepada elemen di bawahnya. Sudah sangat jelas dan nyara bahwa guru adalah sisisk yang menjadi suri teladan. Seperti akronim dari bahasa jawa mengenai guru yaitu digugu lan ditiru artinya, seorang guru memang pantas apabila setiap sikap, tindakam, dan perilakunya bisa dijadika suri teladan. Apabila guru menyadari benar posisi ini, maka guru akan berhati-hati dala hal bertindak baik sebagai warga di sekilah atau sebagai satu bagian di dalam masyarakat. UU Guru dan Dosen dengan tegas mensyaratkan bahwa seorang guru harus mempunyai kepribadian/karakter yang baik, harus menguasai materi pelajaran yang diampu, harus bisa melaksanakan pembelajaran dan harus bisa bergaul.bermasyarakat. dengan kompetensi kepribadian, professional, pedagogic, dan social itu berate seorang guru sejak wala sudah punya

modal untuk menjadi suri tauladan dala pembinaan dan pengembangan karakter siswa di sekolah. Agar peran guru sebagau suri tauladan dalam pembinaan dan pengembangan karakter siswa di sekolah bisa optimal, yang dilakukan diantarany adalah : 1. Guru harus mempunyai karakter yang baik dan mampu menanmkan pendidikan karakter pada siswanay. Kali guru karakternya bauk maka siswa akan meniru dan mengidentifikasi karakter baik yang diamati dari gurunya 2. Guru perlu punya ketrampilan asertif dan menyimak. Ketrampilan asertif adalah ketrampilan mengemukakan pendapat dengan cara cara yang tidak melukai perasaaan orang lain. Ketrampilan menyimak adalah ketrampilan mendengarkan denga penuh pemahaman dan secar kritis. 3. Good teacher is a good learner, sebagai guru harus senang belajar, selalu ingin menambah penegtahuan, ketrampilan dan wawasan. Di dalam kelas guru sebaiknya selalu ceria, optimis, tangkasm dan cekatan 4. Sebagai guru harus mengajar dengan tulus, ikhlas, dan penuh kasih saying. Kasih saying yang ikhlas dari guru ke siswanya akan menyebar dan gaunngnua akan terasa sampai ke jiwa. Mereka akan merasa dicintai, disayangi dan dihargai. 5. Guru menyadari bahwa sebagai pendidik memliki kewajiban untuk menanamkan nila (ahklak karimah). Setidaknya, ada empat karakter yang harus ditanamkan kepada anak didik yaitu : jujur,cerdas, peduli, tangguh

Você também pode gostar