Você está na página 1de 18

PEMERIKSAAN SENSIBILITAS

1. Perasaan Khusus atau Perasaan Pancaindera 2. Perasaan Eksteroseptik atau Perasaan Protopatik 3. Perasaan Proprioseptif 4. Perasaan interoseptif atau viserostesia 5. Perasaan diskriminatif atau perasaan multimodalitas

I. Perasaan eksteroseptif atau protopatik:


a. Perasaan raba b. Perasaan nyeri. c. Perasaan suhu 3. Perasaan Proprioseptif 4. Perasaan abnormal di permukaan tubuh:

II.Perasaan proprioseptif / perasaan dalam


a. Perasaan gerak dinamakan kinestesia. b. Perasaan sikap dikenal juga sebagai statestesia. c. Perasaan getar atau palestesia. d. Perasaan tekan atau barestesia.

III. Perasaan diskriminatif


a. stereognosis. Hilangnya daya tersebut dinamakan astereognosis. b. barognosis.

c. topestesia atau topognosis.


d. gramestesia. Gramestesia. e. diskriminasi spasial f. autotopognosis.

perasaan protektif atau perasaan protopatik

Daya untuk merasakan atau menyadari bahwa kita ditusuk, diraba, ditekan, dibakar dst dapat dianggap sebagai suatu daya untuk melindungi diri sendiri

Gangguan sensibilitas mempunyai arti klinis setiap penyakit sering memaklumkan dirinya dengan timbulnya nyeri, pegal, panas

gejala sensorik positif


Nyeri

dan perasaan-perasaan lain yang mempunyai sedikit atau banyak unsur nyeri dikenal

gejala sensorik negatif atau defisit sensorik.


anestesia, hipestesia, parestesia dsb

Persiapan pemeriksaan
1. Kooperasi pasien 2. Penilaian yang obyektif buatlah peta manifestasi sensorik 3. Pemeriksaan sensorik yang direncanakan 4. Mengetahui maksud pemeriksaan sensorik
,

TEHNIK PEMERIKSAAN SENSIBILITAS Tes untuk perasaan nyeri superfisial Alat-alat yang diperlukan : (a). Jarum bundel untuk memberikan rangsang tusuk. Dengan sekali menusuk jarum itu pada kulit pasien dan sekali menusuk dengan ujung jari telunjuknya, rangsang tusuk tajam dan tumpul dapat diberikan secara berselingan. (b). Roda bergigi tukang jahit yang dikenal sebagai `radea`

Tes untuk perasaan termik


Rangsang panas da pat diberikan dengan menempelkan botol yang berisi air panas berderajat 40-45o C, rangsang dingin dengan air dingin yang berderajat 10- 15o C

Tes untuk perasaan raba halus

Seutas kapas digunakan untuk meraba permukaan tubuh yang meraba permukaan itu ialah ujung-ujung bebas kapas itu.

Tes untuk perasaan sikap

Pemeriksaan yang dilakukan ialah : (a). Tempatkan salah satu lengan atau tungkai pasien pada suatu posisi tertentu. Perintahkan pasien menempatkan lengan atau tungkai lainnya dalam posisi yang sama dgn sikap lengan dan tungkai tsb di atas. (b). Perintahkan untuk menyentuh dengan ujung jari telunjuk kanan, ujung jari kelingking kiri atau telunjuk kiri ataupun ibu jari kiri.

Tes untuk perasaan gerak


Perasaan gerak yang dimaksud adalah perasaan gerak pasif, yaitu gerakan pada anggora gerak pasien yang dilakukan oleh si

Tes untuk perasaan getar


Untuk perangsangan digunakan garpu tala yang berfrekwensi 128/dtk. Letakkan `kaki` garpu tala yang telah digetarkan itu pada anggota gerak pasien dan tanyakan perasaan apa yang ia alami. Jawabannya bisa tepat yaitu `getaran` atau kurang tepat, misalnya `bunyi` atau dingin` atau `

Tes untuk perasaan nyeri dalam.


Pemeriksaan dapat dilakukan dengan memencet-mencet otot-otot di lengan atas, lengan bawah paha atau betis. Apabila terdapat kepekaan terhadap perasaan nyeri dalam, maka perangsangan dengan memencet otot-otot tsb menghasilkan nyeri dalam yang berlebihan. Bilamana terdapat hipalgesia dalam, maka pemencetan yang kuat tidak dirasakan sebagai nyeri.

gejala sensorik negatif atau defisit sensorik.


anestesia, hipestesia, parestesia dsb

gejala sensorik negatif atau defisit sensorik.


anestesia, hipestesia, parestesia dsb

Você também pode gostar