Você está na página 1de 4

TESTIMONI KELAS INSPIRASI BALI BERGANDENGAN TANGAN MENGINSPIRASI ANAK-ANAK INDONESIA OLEH LOKASI : DESAK MADE CITRAWATHI : SD NEGERI

2 LANDIH

TANGGAL : 11 JUNI 2013 Kesan pada saat pertama kali saya mengunjungi SDN 2 Landih pada tanggal 1 Juni 2013 sekitar jam 16.00, adalah bersih dan cukup asri. Taman sekolah yang didominasi oleh tanaman hias tertata cukup rapi. Ada tanaman markisah yang diberi para-para cukup tinggi meneduhi jalan bertangga menuju ke ruang guru. Pada saat saya datang, sekolah sudah sepi, karena anak-anak sudah pulang. Saya sempatkan melihat ke dalam ruangan kelas, cukup bersih. Menurut guru yang sempat saya ajak berbincang, kebersihan dan keasrian halaman sekolah dijaga oleh tukang kebun dan dibantu oleh anak-anak. Sedangkan ruangan kelas dibersihkan oleh siswa yang bertugas piket dan dibimbing guru. Jumlah siswa di SD N 2 Landih adalah 101 orang, dengan jumlah siswa setiap jenjang kelas antara 15 23 orang. Pada saat hari inspirasi Selasa 11 Juni 2013, saya tiba di sekolah pk 06.50. Sebagian anak-anak sedang menyapu halaman dan ada yang menyapu ruangan kelas seperti yang diinformasikan oleh gurunya. Siswa-siswa yang saya lewati (umumnya kelas 3 dan 4) tersenyum ramah dan mereka menjawab salam yang saya sampaikan. Beberapa anak menyalami saya dengan hangat. Ketika saya tanya, apakah mereka sudah sarapan? Jawaban mereka beragam, ada yang menyatakan sudah, ada yang belum, ada tidak menjawab. Mereka menyatakan sudah sarapan nasi, roti, jajan. Yang belum sarapan, katanya mereka akan beli sarapan di kantin sekolah. Ah anak-anak memang lucu, polos. Saya sempat mampir ke kantin, ada dua kantin yang masing-masing dikelola oleh istri guru olah raga dan guru agama. Guru olah raga dan guru agama bertempat tinggal di mess sekolah. Makanan yang dijual di kantin cukup beragam, seperti nasi putih, nasi kuning, bubur beras, bubur kacang hijau, pisang goreng, tahu ini, beberapa jenis makanan kemasan seperti wafer. Saya menilai makanan dan cara penyajiannya cukup bersih, cukup bergizi. Menurut ibu kantin, anak-anak membeli nasi atau

bubur nasi dengan harga Rp 1000 Rp 2000,-. Harga bubur kacang hijau Rp 1000, dan jajanan umumnya harganya Rp 500,Saya sempat ke toilet. SD N 6 Landih memiliki 6 ruang WC. Walaupun tidak berbau tetapi kebersihan WC terkendala oleh sulitnya memperoleh air. Sumber air yang digunakan adalah air cubang (air tadah hujan). Pada saat kesulitan air yang mulai dirasakan menjelang musim kemarau dan sepanjang musim kemarau. Pada saat itu, setiap siswa datang ke sekolah membawa ember berisi air. Tepat jam 07.00 anak-anak menuju ke areal Padmasana untuk sembahyang bersama. Siswa sembahyang bersama-sama, juga dihadiri oleh guru, kepala sekolah, dan relawan yang beragama Hindu. Selesai sembahyang, Bapak Kepala Sekolah memberikan arahan terkait

kegiatan hari itu. Juga diingatkan tentang kebersihan, keseriusan dalam belajar, dan sopan santun. Saya merasakan, betapa mulianya tugas teman-teman guru di SD. Mereka sangat berperan dalam membantu menumbuhkembangkan semua aspek perkembangan anak-anak, tidak hanya aspek kogntif, tetapi juga aspek perkembangan lainnya, seperti aspek moral, emosi, sosial, kepribadian, bahasa, dan spiritual. Sembahyang di siang hari dilakukan jam 12.00 di ruang kelas, ditemani oleh guru yang mengajar di kelas tersebut. Sebelum saya mengajar di kelas saya sempat mengobservasi beberapa relawan yang sedang menginspirasi anak-anak dengan berbagai strategi dan metode. Umumnya relawan cukup berhasil membuat anak-anak antusias memperhatikan gaya relawan dalam menyampaikan profesinya. Apalagi di kelompok yang terdiri dari kelas 1, 2, dan 3 (jumlah 48 orang), relawan harus lebih banyak membawa media untuk menarik perhatian siswa. Sambil menunggu giliran masuk ke kelas, saya sempat mengunjungi perpustakaan. Ruangan perpustakaan tidak begitu luas, ada satu meja kecil di atas karpet, ada dua meja cukup panjang dan dilengkapi tempat duduk. Buku-buku yang ditaruh di rak buku tertata cukup rapi, tetapi buku-buku pelajaran yang ditaruh di atas meja masih agak berantakan. Menurut ibu yang bertugas mengelola perpustakaan, buku-buku tersebut baru dikembalikan oleh siswa karena sudah akhir semester. Siswa memperoleh masing-masing satu buku untuk setiap pelajaran. Saya merasa bersyukur karena sekolah (pemerintah) dapat menyiapkan buku-buku untuk setiap siswa. Tetapi buku-

buku di perpustakaan tersebut belumlah memadai, terutama buku-buku ceritra yang mendidik sesuai dengan jenjang umur siswa. Sayang sekali juga, sekolah tidak berlangganan koran, minimal koran yang terbit di daerah Bali. Saya masuk ke kelompok II (terdiri dari kelas 4, 5, dan 6). Saya mendapatkan giliran nomor tiga. Yang saya rasakan, anak-anak masih cukup antusias tetapi beberapa siswa sudah mulai kurang perhatian. Setelah memberi salam, saya mengajak anak-anak brain gym. Walau hanya tiga jenis gerakan mereka tampak gembira, karena beberapa kali membuat kesalahan dalam gerakan sebelum akhirnya mereka berhasil melakukannya. Begitu suasana menyenangkan muncul, dan mereka bersemangat lagi, barulah saya memperkenalkan profesi saya sebagai dosen. Mereka tidak terlalu sulit memahami profesi saya, karena tidak berbeda jauh dengan profesi guru. Saya menegaskan poin kerja keras dengan Rajin, Tekun, dan Ulet (RATU) dan jujur untuk mencapai profesi tesebut, dan tentu saja mengingatkan agar mereka taat pada orang tua dan guru, dan rajin sembahyang. Selesai menyampaikan bagaimana menjadi guru di perguruan tinggi, saya kemudian meminta mereka untuk menyampaikan cita-cita mereka. Ternyata sebagian besar mereka belum bisa menuliskan cita-citanya. Yang menulis cita-citanya, sebagian besar ingin menjadi guru, satu orang menjadi bidan, beberapa ingin menjadi polisi. Oh ya, ada juga bercita-cita menjadi tukang masak atau koki. Ada keyakinan di diri saya, bahwa kesulitan siswa menuliskan cita-citanya disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan siswa tentang berbagai profesi yang ada. Dengan adanya Kelas Inspirasi, berarti memperluas pengetahuan siswa tentang berbagai profesi yang sebelumnya tidak pernah mereka bayangkan. Mereka juga mengetahui bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencapai profesi tesebut. Saya berharap, adanya KI di SD N 2 akan memotivasi siswa untuk mempunyai cita-cita, menempatkan cita-cita tersebut sebagai mimpi yang akan memacu mereka untuk bekerja keras, pantang menyerah untuk meraih mimpinya. Saya juga berharap, keberadaan relawan di sekolah pada hari inspirasi, juga dapat menginsprasi guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan, Menantang, dan Memotivasi (I2M3) peserta didik sebagaimana yang diamanatkan oleh PP No.

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19, sehingga peserta didik dapat berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. SEMOGA

Você também pode gostar