Você está na página 1de 4

Asesment Autenik

Tipe-tipe teknik assesment yang dapat digunakan untuk menilai performance siswa misalnya alternate assesment yaitu teknik assesment yang mengobservasi kerja siswa di kelas dan di laboratorium, penilaian aktivitas individu atau kelompok dalam bekerja di laboratorium, dan memberikan pertanyaan kepada siswa serta mendengar jawaban mereka. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai tugas-tugas kinerja, di antaranya: Generalizability (kemampuan generalisasikan). Authenticity (tugas yang diberikan sesuai dengan kehidupan siswa di sekolah). Multi foci (tugas yang diberikan dapat mengukur lebih dari satu kemampuan). Teachability (tugas yang diberikan relevan dengan yang diajarkan). Fairness (tugas merat bagi semua siswa). Feasibility (tugas relevan untuk dilaksanakan oleh siswa). Scorability (tugas dapat disekor dengan akurat dan reliabel). Asesmen unjuk kerja yang dilakukan dalam peroses pembelajaran di kelas dan laboatorium lebih menekankan pada kompetensi siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah sains-fisika yang berhubungan dengan materi yang diberikan oleh guru sains-fisika.
Contoh Format Penilaian Unjuk Kerja: Nama Siswa: No 1. 2. 3. Kelas: Aspek Yang Dinilai Cara memegang alat pengukuran besaran fisika Cara membaca skala dari suatu pengukuran Cara menyimpulkan hasil pengukuran Jumlah Skor Maksimum Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten Nilai 1 2 3 4

b. Observasi dan mengajukan pertanyaan Teknik ini bukanlah teknik yang baru bagi guru dalam mengajar sains. Di setiap kelas pembelajaran sains, tingkah laku dan penampilan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas saintifik, diobservasi dan kemudian siswa diberikan pertanyaan tentang apa yang sudah dikerjakan. Tujuan awal instruksional dari teknik ini adalah bahwa observasi dan pertanyaan dapat diuji ulang untuk memastikan bahwa observasi dan pertanyaan itu benar-benar efektif untuk dijadikan sebagai instrumen asesmen. Menurut Glencoe (1999) observasi/pengamatan sangat cocok untuk mengakses kinerja di bidang berikut: Ketrampilan laboratorium.


Nama Siswa: No 1. 2. 3.

Pendekatan pemecahan masalah. Proses berpikir. Pemahaman konsep. Ketrampilan komunikasi. Bekerja pada kelompok kecil.
Kelas: Aspek Yang Dinilai Bekerja sama dalam kelompok Penuh perhatian Bekerja secara sistematis Jumlah Skor Maksimum Nilai 1 2 3 4

Contoh Format Penilaian Observasi:

c. Presentasi dan diskusi Presentasi dan diskusi dapat digunakan sebagai jalan untuk menilai penampilan siswa. Presentasi siswa dapat berupa presentasi oral di depan kelas, atau di dalam kelompok-kelompok kecil. Bahan yang dipresentasikan dapat sangat sederhana misalnya menjelaskan tentang proses observasi, prosedur laboratorium yang dilakukan dalam mengerjakan suatu topik, atau demonstrasi teknik eksperimen yang pernah dilakukan. Diskusi melibatkan kelompok kecil siswa bekerja bersama dapat dipandu oleh guru atau dipandu sendiri salah seorang siswa. Guru dapat menggunakan diskusi pada topik-topik baru. Siswa belajar sains dengan diskusi pada konteks pemecahan masalah. Cara yang ideal untuk memotivasi siswa berdiskusi adalah melalui pembelajaran kooperatif.
Contoh Format Penilaian Presentasi dan Diskusi: Nama Siswa: No 1. 2. 3. Kelas: Aspek Yang Dinilai Siswa dapat menyampaiakan hasil diskusi dan dapat menerima pendapat dari kelompok lain Memiliki sikap demokratis dalam berdiskusi Keseriusan dalam berdiskusi dan dapat mendengarkan dan menrima usulan teman-teman dari kelompok yang lain Jumlah Skor Maksimum Nilai 1 2 3 4

d. Proyek dan investigasi

Di banyak sekolah, semua siswa diharuskan menyelesaikan sejumlah materi pelajaran yang sudah ditentukan selama satu tahun pelajaran, hal ini sangat formal dan merupakan suatu prosedur konvergen. Proyek dan investigasi mencakup siswa sendiri/individu atau kelompok kecil dengan dua atau empat siswa yang bekerja bersama-sama dalam berbagai hubungan sains dengan dunia nyata. Dalam butir ini, siswa tidak boleh diberikan tugas yang ringkas, tetapi harus komprehensif sehingga untuk menyelesaikannya siswa harus mengadakan penyelidikan/investigasi dan menjadikannya sebagai suatu proyek yang harus diselesaikan dalam jangka waktu dua atau tiga minggu.
Contoh Format Penilaian Proyek: Nama Siswa Kelas Nama Proyek No 1. 2. 3. : : : Aspek Yang Dinilai Perencanaan (persiapan dan rumusan judul proyek) Pelaksanaan (sitematika penulisan, keakuratan, kualitas data, analisis data dan penarikan kesimpulan) Laporan Proyek (penampilan, presentasi dan penugasan) Jumlah Skor Maksimum Nilai 1 2 3 4

e. Portfolio Portfolio adalah kumpulan hasil kerja siswa selama suatu periode/rentang waktu tertentu yang menunjukan aktivitas siswa dalam sains. Namun demikian, perlu diingat bahwa portfolio bukan hanya sekedar folder, tetapi setiap masukan portfolio siswa harus ditanggali dan diberi tanda, sehingga setiap akhir koleksi portfolio siswa, diketahui perkembangan prestasi siswa dalam sains setiap waktu. Potfolio juga dapat digunakan untuk menilai penampilan siswa dalam suatu range/rentang pengerjaan tugas tertentu slama tahun pelajaran. Penilaian portfolio dapat dibuat oleh guru dan siswa secara bersama-sama. Awalnya, siswa mengumpulkan semua pekerjaannya, sedangkan reviewnya dilaksanakan secara bersama oleh guru dan siswa sehingga di setiap review, apabila ada koreksi, maka siswa dengan sendirinya mengetahui kira-kira apa yang harus diperbaiki. Keuntungan menggunakan portfolio yaitu : Membantu memberikan gambaran yang lebih kompleks mengenai perolehan/prestasi saintifik siswa. Menekankan pada pengerjaan siswa yang kompleks dan realistis selama beberapa waktu dengan lebih cepat dan akurat. Melibatkan siswa dalam proses penilaian dan membuat siswa dapat menilai dirinya sendiri. Melibatkan siswa dalam authentic task yakni tugas yang harus dikerjakan di luar jam sekolah. Memotivasi siswa dalam belajar sains. Merupakan jalan efektif bagi guru dan orang tua untuk memonitor dan berkomunikasi tentang kemampuan siswa, serta langkah-langkah preventif yang harus dilakukan untuk meningkatkan prestasi siswa. Meningkatkan keterampilan menulis, dan daya nalar/analisis siswa tentang suatu objek dan pengambilan keputusan yang tepat terhadap fenomena yang menyertai objek tersebut.

Dengan demikian model asesmen autentik dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sains di kelas maupun di laboratorium melalui asesmen kinerja dengan menggunakan teknik praktek kelas, dengan menggunakan lembaran kerja siswa (LKS) dan lembaran kerja rumah (LKR). Model asesmen autentik yang digunakan dalam proses pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan kontekstual mengalami suatu perubahan cara pandang atau paradigma yang cukup mendasar tentang visi dan misi asesmen dalam pembelajaran sains-fisika, perubahan tersebuat dapat dilihat pada tabel 1 di di bawah ini. Tabel. 1. Perubahan Paradigma Penilaian
Asesmen Paradigma Lama Asesmen Paradigma Baru

Tujuan penilaian: menghakimi dan memvonis siswa. Pelaksanaan: akhir satuan pembelajaran. Jenis penilaian: tertentu dan tunggal. Cara penilaian: dilakukan guru. Kegunaan: untuk menentukan prestasi siswa.

Tujuan penilaian: mengetahui perkembangan belajara siswa. Pelaksanaan: terintegrasi dalam proses pembelajaran. Jenias penilaian: bervariasi dan konvprehensif. Cara penilaian: dilakukan guru dan siswa. Kegunaan: Untuk menentukan ketercapaian kompetensi siswa.

Você também pode gostar