Você está na página 1de 14

Tabel 3.

5 Pengujian 30 ml Air dengan Perbedaan Arus Masing-Masing 10 Ampere Berat Kosong Balon (gr) Berat Kandungan Uap Air (gr) Berat Total Balon (gr)

No

Arus Waktu (A) (s)

Diameter Massa Balon (mm) H2 O (gr)

Massa NaHCO3 (gr)

Panas Yang Dihasilkan

1,2

120

10,2

120

20,2

120

Tabel 3.6 Pengujian 30 ml Air dengan Arus 1,2 A, Tegangan 12 V dengan Perbedaan Jarak Cell Berat Berat Berat Total Balon (gr)

Jarak No Cell (mm)

Waktu (s)

Diameter Massa Balon (mm) H2 O (gr)

Massa NaHCO3 (gr)

Panas Yang Dihasilkan

Kosong Kandungan Balon (gr) Uap Air (gr)

120

120

3 4

3 4

120 120

120

Chart Title
6 5 4 Axis Title 3 2 1 0 Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 Axis Title Series 1 Series 2 Series 3

Gambar 3.1 Grafik Pengaruh Suhu Terhadap Laju Produksi Gas Hidrogen dan Oksigen Analisa Grafik : Dengan melihat data grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa laju peningkatan suhu lebih tinggi dari pada laju peningkatan tekanan, hal tersebut dapat dilihat pada detik ke 5 hingga ke detik 20, Dengan demikian perancangan tabung, selang dan komponen lainnya perlu diperhitungkan system isolasi dan pendinginnya.

2.4 Bantalan Bantalan merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros yang diberi beban, dengan demikian putaran mesin dapat bergerak dengan baik. Pada dasarnya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu berdasarkan arah beban terhadap poros, dan berdasarkan Gerakan Bantalan Terhadap Poros (Kurniawan, 2011). 1. Berdasarkan Arah Beban Terhadap Poros a. Bantalan Radial (Beban Putar) Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah sejajar dengan sumbu poros. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Bantalan Radial atau Beban Putar (Kurniawan, 2011)

b. Bantalan Aksial (Beban Tekan) Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus dengan sumbu poros. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Bantalan Aksial atau Beban Tekan (Kurniawan, 2011)

2. Berdasarkan Gerakan Bantalan Terhadap Poros a. Bantalan luncur (Sliding Contact Bearing) Untuk jenis yang bantalan luncur mendapat gesekan yang besar dan biasanya dipasang pada poros engkol dan mampu memikul beban yang besar. Jenis dan fungsi dari bantalan luncur: 1) Bantalan luncur silinder penuh, digunakan untuk poros-poros yang ukuran kecil berputar lambat dan beban ringan.

2) Bantalan inside, digunakan untuk poros dengan beban yang sering berubah, misalkan bantalan poros engkol dari poros-poros presisi. 3) Bantalan luncur sebagian, digunakan untuk poros yang berputar lambat, beban berat tetapi tidak berubah-ubah. Misalkan bantalan pada mesin-mesin perkakas kepala cekam. 4) Bantalan bukan logam, digunakan untuk leher-leher poros yang memerlukan pendingin zat cair dan tidak mendapat beban berat. Pada lapisan juga berfungsi sebagai pelumas, bahan lapisan yang digunakan yaitu karet, plastik dan ebonit. 5) Bantalan luncur tranlasi, digunakan untuk blok-blok luncur gerak lurus, seperti blok luncur pada batang torak mesin uap dan blok luncur pada mesin produksi. b. Bantalan gelinding (Rolling Contact Bearing/Anti Frictiont) Pada bantalan ini, terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dan bagian yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat. Bantalan gelinding mendapat gesekan yang kecil dan biasanya dipasang pada poros lurus dan tidak untuk beban yang besar.

Gambar 2.18 Jenis-Jenis Bantalan Gelinding

Jenis-jenis bantalan gelinding adalah sebagai berikut ini (Sularso, 1997) : 1) Bantalan bola radial alur dalam garis tunggal, 2) Bantalan bola radial magneto, 3) Bantalan bola kontak sudut baris tunggal, 4) Bantalan roda radial alur dalam garis ganda, 5) Bantalan rol silinder baris tunggal, 6) Bantalan rol kerucut baris tunggal, 7) Bantalan rol bulat, 8) Bantalan rol jarum, 9) Bantalan bola aksial satu arah, 10) Bantalan bola aksial dua arah dengan dudukan berbidang bola, 11) Bantalan rol bulat aksial baris tunggal,

Untuk keseluruhannya dapat dilihat pada Gambar 2.18 diatas (Sularso, 1997). Untuk menghitung beban ekivalen yang terjadi pada bantalan radial dapat dihitung dengan Persamaan 2.6 (Sularso, 1997).

Pembebanan cincin luar yang berputar. Nilai-nilai X dan Y terdapat pada Tabel 2.3 (Sularso, 1997).

Tabel 2.3 Faktor-Faktor V, X, Y, dan X0, Y0


Beba n putar pada Jenis Bantalan cinci n dala m V Bantala n bola alur dalam Fa/C0 =0,0 14 =0,0 28 1 1,2 Beba n putar pada cinci n luar X 0,56 Y 2,30 1,90 1,71 1,55 X 1 0 Y X 0,5 6 Y 2,30 1,90 1,71 1,55 0,19 0,22 0,26 0,28 X0 0,6 Y0 0,5 X0 0,6 Y0 0,5 Fa/VFr>e Fa/VFr e Fa/VFr>e E Baris tunggal Baris tunggal Baris ganda

Baris ganda

=0,0 56 =0,0 84 =0,1 1 =0,1 7 =0,3 8 =0,4 2 =0,5 6 Bantala n bola sudut =20o =25o =30
o

1,45 1,31 1,15 1,04 1,00

1,45 1,31 1,15 1,04 1,00

0,30 0,34 0,38 0,42 0,44

1,2

0,43 0,41 0,39 0,37 0,35

1,00 0,87 0,76 0,66 0,57

1,09 0,92 0,78 0,66 0,55

0,7 0 0,6 7 0,6 3 0,6 0 0,5 7

1,63 1,41 1,24 1,07 0,93

0,57 0,68 0,80 0,95 1,14

0,5

0,4 2 0,3 8 0,3 3 0,2 9 0,2 6

0,84 0,76 0,66 0,58 0,52

=35o =40
o

Umur nominal L (90% dari jumlah sampel, setelah berputar 1 juta putaran, tidak akan memperlihatkan kerusakan karena kelelahan gelinding) dapat ditentukan melaului Persamaan 2.6 sampai Persamaan 2.9. Jika C menyatakan beban nominal dinamis spesifik (Tabel 2.4) dan P beban ekivalen dinamis, maka faktor kecepatan fn untuk bantalan bola dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.7 (Sularso, 1997).

Tabel 2.4 Pemilihan Bantalan Radial


Nomor bantalan Jenis terbuka 6000 6001 6002 6003 6004 6005 6001ZZ 02ZZ 6003ZZ 04ZZ 05ZZ 6001VV 02VV 6003VV 04VV 05VV Dua sekat tanpa kontak 10 12 15 17 20 25 26 28 32 35 42 47 8 8 9 10 12 12 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 Ukuran luar (mm) Kapasitas nominal dinamis spesifik (kg) 360 400 440 470 735 790 Kapasitas nominal statis spesifik (kg)

Dua sekat

196 229 263 296 465 530

6006 6007 6008 6009 6010 6200 6201 6202 6203 6204 6205 6206 6207 6208 6209 6210 6300 6301 6302 6303 6304 6305 6306 6307 6308 6309 6310

6006ZZ 07ZZ 08ZZ 6009ZZ 10ZZ 6200ZZ 01ZZ 02ZZ 6203ZZ 04ZZ 05ZZ 6206ZZ 07ZZ 08ZZ 6209ZZ 10ZZ 6300ZZ 01ZZ 02ZZ 6303ZZ 04ZZ 05ZZ 6306ZZ 07ZZ 08ZZ 6309ZZ 10ZZ

6006VV 07VV 08VV 6009VV 10VV 6200VV 01VV 02VV 6203VV 04VV 05VV 6206VV 07VV 08VV 6209VV 10VV 6300VV 01VV 02VV 6303VV 04VV 05VV 6306VV 07VV 08VV 6309VV 10VV

30 35 40 45 50 10 12 15 17 20 25 30 35 40 45 50 10 12 15 17 20 25 30 35 40 45 50

55 62 68 75 80 30 32 35 40 47 52 62 72 80 85 90 35 37 42 47 52 62 72 80 90 100 110

13 14 15 16 16 9 10 11 12 14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 17 19 20 23 25 27

1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1 1 1 1 1,5 1,5 1,5 2 2 2 2 1 1,5 1,5 1,5 2 2 2 2,5 2,5 2,5 3

1030 1250 1310 1640 1710 400 535 600 750 1000 1100 1530 2010 2380 2570 2750 635 760 895 1070 1250 1610 2090 2620 3200 4150 4850

740 915 1010 1320 1430 236 305 360 460 635 730 1050 1430 1650 1880 2100 365 450 545 660 785 1080 1440 1840 2300 3100 3650

Selanjutnya dapat dihitung juga faktor umur dan umur nominal bantalan bola dengan menggunakan Persamaan 2.15 dan Persamaan 2.16 (Sularso, 1997).

Dengan didapatkannya

maka umur nomilal suatu bantalan akan didapatkan sehingga

kemampuan bertahan suatu bantalan dapat diketahui.

2.5 Suspensi Fungsi suspensi adalah untuk memaksimalkan gesekan antara ban dan permukaan jalan, untuk memberikan stabilitas kemudi dengan penanganan yang baik dan untuk menjamin kenyamanan penumpang. Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan dan stabilitas berkendara serta memperbaiki kemampuan cakram roda terhadap permukaan jalan. Suspensi terdiri dari pegas, shock absorber, stabilizer dan sebagainya. Pada umumnya suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi rigid (rigid axle suspension) dan tipe bebas (independent suspension). Suspensi menghubungkan bodi kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi sebagai berikut : 1. Selama berjalan, kendaraan berjalan secara bersama-sama dengan roda, menyerap getaran, akslerasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk melindungi penumpang dan barang agar aman serta menambah kenyamanan dan kestabilitasan berkemudi. 2. Memindahkan daya pengereman dan daya gerak kebodi melalui gesekan antara jalan dan roda-roda. 3. Menopang bodi pada axel dan menjaga letak geometris antara bodi dan roda-roda. Pada umumnya sistem pegas pada kendaraan dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang diterimannya seperti dalam Gambar 7.25 sebagai berikut :

a) Pegas tekan atau kompresi b) Pegas tarik c) Pegas punter d) Pegas volute e) Pegas daun f) Pegas piring g) Pegas cicin h) Pegas batang punter i) Pegas spiral atau pegas jam Pegas memiliki fungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan seperti pada pegas kendaraan. Pegas dapat dibuat dari berjenis-jenis bahan seperti dalam Tabel 2.5 menurut pemakaiannya dan harga modulus gesernya dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.5 Bahan pegas silindris menurut pemakaiannya


Pemaikaian Bahan

Pegas biasa (dibentuk panas) Pegas biasa (dibentuk dingin)

SUP4, SUP6, SUP7, SUP, SUP10, SUP11 SW,SWP, SUS, BSW, NSWS,PBW, BeCuW, Kawat distemper dengan minyak SUP4, SUP6, SUP7, SUP9, SUP11 SWP, SUP6, SUP7, SUP9, SUP10 SWP, SUP4, SUP6, SUP7, Kawat distemper dengan minyak

Pegas tumpuan kendaraan Pegas untuk katup keamanan ketel Pegas untuk governor kecepatan

Pegas untuk katup

SWPV, Kawat distemper dengan minyak untuk pegas katup

Pegas untuk pemutar telpon, pegas untuk penutup (shutter) kamera Pegas untuk dudukan, pegas untuk mainan Pegas yang dialiri arus listrik Pegas anti magnit Pegas tahan panas Pegas tahan korosi

SWP

SW BSW, NSWS, PBW, BeCuW SUS, BSW, NSWS, PBW, BeCuW SUS SUS,BsW, NSWS,PBW, BeCuW

Tabel 2.6 Harga Modulus Geser G


Bahan Lambang Harga G (kg/mm2) 8 x 103 8 x 103 8 x 103 8 x 103 7,5 x 103 4 x 103 4 x 103 4,5 x 103 5 x 103

Baja pegas Kawat baja keras Kawat piano Kawat distemper dengan minyak Kawat baja tahan karat (SUS 27, 32, 40) Kawat kuningan Kawat perak nikel Kawat perunggu fosfor Kawat tembaga berilium

SUP SW SWP -

SUS

BSW NSWS PBW BeCuW

Baja yang paling umum dipakai untuk pegas yang dibentuk panas adalah baja pegas (SUP), sedangkan baja tahan karat (SUS) dipakai untuk keadaan lingkungan korosiv dan perunggu fosfor (PBW) merupakan bahan yang anti magnet dan mempunyai daya konduksi listrik baik. Beberapa pegas mempunyai lendutan yang besarnya sebanding dengan beban, dan

beberapa yang lain tidak. jika terdapat hubungan

(mm) adalah lendutan yang terjadi pada beban adalah konstanta pegas (kg/mm). (kg/mm2) atau modulus geser

(kg), maka

, dimana

Kekuatan pegas ditentukan oleh besarnya tegangan geser atau tegangan lentur, sedangkan kekakuannya ditentukan oleh modulus elastisitas (kg/mm2).

Bila tarikan atau kompresi bekerja pada pegas ulir, besarnya momen punter

(kg.mm) adalah (mm),

tetap untuk seluruh penampang kawat yang bekerja. Untuk diameter lilitan rata-rata besar momen punter tersebut adalah

Jika diameter kawat adalah

(mm), maka besarnya momen tahanan punter kawat adalah (kg/mm2) dapat dihitung dari

, dan tegangan gesernya

Tegangan maksimum yang terjadi dipermukaan lilitan pegas ulir adalah sebagai berikut.

Untuk diameter kawat dapat dilihat pada Tabel 2.7 dibawah ini.

Tabel 2.7 Diameter Standar dari Kawat Baja Keras dan Kawat Musik (mm)
0,08 0,09 0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20 0,23 0,26 0,29 0,32 0,35 0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,65 0,70 0,80 0,90 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 2,30 2,60 2,90 3,20 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 *6,50 *7,00 *8,00 *9,00 *10,00

Angka-angka dengan tanda * hanya berlaku untuk kawat baja keras

diseebut factor tegangan dari Wahl, yang merupakan fungsi indeks pegas menurut Gambar 7.26 dan persamaan (2.13).

Jika panjang pegas dinyatakan dengan (mm), beban awal terpasang dinyatakan dengan maka :

(mm), panjang terpasang dinyatakan dengan (kg), dan lendutan awal terpasang (mm),

Jika pegas dimampatkan hingga menjadi padat, maka panjang padat pegas jumlah lilitan mati pada ujung-ujungnya sebanyak 1 atau 1,5 lilitan adalah : atau Jika jumlah lilitan mati adalah 1, maka kelonggaran kawat terpasang, dan pada lendutan maksimum adalah : dan

, untuk

(mm) untuk keadaan awal

2.7 Sistem Pengereman Sistem pengereman adalah suatu cara menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki . Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah, penukaran kutub, dan lain-lainnya. Rem gesekan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Sularso, 1997). 1. Rem blok tunggal dan ganda 2. Rem drum 3. Rem cakera 4. Rem pita

Dibawah ini literature yang akan digunakan adalah literature rem cakera, rem cakra terdiri atas sebuah cakera dari baja yang dijepit oleh lapisan rem dari kedua sisinya pada waktu pengereman (Gambar 3.26). Rem ini mempunyai sifat-sifat yang baik seperti mudah dikendalikan, pengereman yang stabil, raidasi panas yang baik, dan lain-lainnya. Adapun kelemahannya adalah umur lapisan yang pendek, serta ukuran silinder yang besar pada roda. Jika lambang-lambang seperti diperlihatkan pada (Gambar 3.27) dipakai, maka momen T1 (kg.mm) dari satu sisi cakera adalah dimana adalah koefesien gesek lapisan, F (kg) adalah (cm2) dan tekanan minyak (kg.cm2),

hasil pertkalian antara luas piston atau silinder roda sedangkan dan dihitung dari rumus berikut.

Perhitungan ini dilakukan untuk membuat keausan lapisan yang seragam baik didekat poros maupun diluar, dengan jalan mengusahakan tekanan kontak yang merata. Jika R2 = 1,5 R1, maka K1 = 1.021 untuk (kg) = 25 dan K2 = 1,04 untuk = 45. Satu cakera ditekan oleh gaya P

2 dari kedua sisinya, jika pusat tekanan ada di K1Rm = r, maka faktor efektivitas rem

(FER) adalah :

Dalam hal otomobil, karena satu gandar mempunyai 2 roda dengan jari-jari R, gaya rem pada diameter luar roda adalah

Faktor efektifitas rem diberikan dalam Gambar 2.24, dibandingkan dengan macam rem yang lain, rem cakera mempunyai harga FER terendah karena pemancaran panas yang sangat baik, sehingga banyakn dipakai.

Você também pode gostar