Você está na página 1de 16

ANALISA KASUS BULOGGATE II DITINJAU DARI FUNGSI DAN PERAN HUKUM BIROKRASI NEGARA a.

Latar Belakang Permasalahan yang sering timbul dalam birokrasi

negara adalah permasalahan tidak bisa membedakan antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara atau jabatan sehingga banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dari

seorang pejabat publik. Dalam pada itu, kita sekarang juga sedang

menyaksikan kontroversi yang cukup hangat, yakni tentang pembentukan Pansus Buloggate II yang melibatkan Akbar

Tandjung dalam dugaan penyalahgunaan uang negara Rp 40 miliar, di mana Akbar Tandjung sendiri telah menjadi

tersangka. melihat sejak semula bahwa ujung dari proses politik di DPR, termasuk pembentukan Pansus Buloggate II, apabila mengenai kasus hukum, maka memang proses hukum yang transparan terhadap kasus itulah yang menjadi tujuan utamanya. Sesungguhnya tidak benar anggapan bahwa kalau jika Pansus proses Buloggate politisasi II dibentuk, kasus maka hukum kemudian tersebut. terjadi Untuk

dari

mengambil sikap yang konsisten, maka prinsip dasar yang harus diambil adalah ujung dari Pansus Buloggate II

adalah membawa kasus itu kepada proses pengadilan yang benar, transparan, dan tidak tertunda-tunda lantaran 1

berbagai perhitungan nonhukum. Dijadikannya Akbar Tandjung sebagai tersangka oleh Jaksa Agung, maka cukup jelas bahwa proses hukum telah berjalan dan harus kita beri kesempatan yang cukup fair agar proses hukum ini bisa melaju seperti yang kita

inginkan. Sementara itu, desakan masyarakat untuk melihat penyelesaian kasus Buloggate II ini juga harus kita

perhatikan secara sungguh-sungguh.

Namun dalam kaitan

ini, ada juga argumen yang perlu, Kembali pada masalah Pansus Buloggate II, yang penting adalah kita berikan

kesempatan yang fair buat Kejaksaan Agung untuk memroses kasus Akbar ini dengan transparan dan tanpa ragu-ragu, dengan catatan pembentukan menanti Pansus Buloggate II bisa untuk

diperlambat

sambil

keberanian

Kejagung

memroses kasus ini secara benar.1 Perlu juga ditambahkan bahwa ada tugas-tugas DPR yang yaitu cukup banyak dan berat yang harus diselesaikan, nasional

menyangkut

legislasi

berbagai

masalah

terutama juga undang-undang pemilu yang baru nanti, yang tentu akan memakan waktu, dan juga usaha-usaha para wakil rakyat untuk melakukan langkah-langkah korektif terhadap pemerintah lagi. pada terutama mengenai hal-hal yang lebih besar

Kita bisa memahami apabila Pansus Buloggate II prinsipnya harus dibentuk, manakala proses hukum

menjadi tersendat-sendat.
1

Amin Rais, www. Detik.com, tabloid adil

Dalam makalah ini akan di analisa bagaimana kasus bulog ditinjau dari segi hukum Birokrasi di Negara yang

melibatkan

beberapa

pejabat

publik

Negara

Republik

Indonesia yaitu: Ir. Akbar Tanjung pada saat itu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara dan Kepala Badan Urusan aLogistik yaitu, Ir. Rahardi Ramelan dan terjadi pada

saat pemerintahan Presiden Prof.Dr. Habibie. Dalam kasus ini terjadi banyak kejanggalan-

kejanggalan birokrasi, bagaimana bisa dana anggaran untuk Badan Urusan Logistik sebesar 40 milyar dengan begitu

mudahnya mengalir dari Badan Urusan Logistik ke Menteri Sekretasi Negara dan dengan begitu mudah turun ke Yayasan Raudlatul Jannah yang sama sekali tidak dikenal dan ada

kemungkinan fiktif. Hal ini sangat tidak jelas dalam hal transparansi negara. dan penggunaan wewenang dalam pejabat

b. Pokok Permasalahan Pokok permaslahan yang ada akan dibahas didalam

makalah ini adalah: Bagaiamana kasus Buloggate II ditinjau dari fungsi dan peran Hukum Birokrasi Negara?

c. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1.

Memberikan suatu analisa ditinjau dari segi Hukum Birokrasi Negara mengenai Kasus Buloggate II.

2.

Memberikan Buloggate II Negara.

informasi

dan

solusi

atas

kasus

ditinjau dati

segi Hukum

Birokrasi

ANALISA KASUS BULOGGATE II DITINJAU DARI FUNGSI DAN PERAN HUKUM BIROKRASI NEGARA

A.Posisi kasus

Pada disedot penegakan

saat

bulan-bulan oleh

terakhir usaha

ini

masyarakat dalam

perhatiannya hukum dan

pemerintah KKN yang

pemberantasan di atas

dilakukan secara berani

pemerintah. lahiriah, menegakkan

Paling

tidak

kertas, sedikit

atau mulai

sepertinya supremasi

pemerintah hukum

dalam

rangka

terutama

menanggulangi penyakit kronis bangsa yang berupa korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebagai misal, Syahril Sabirin

tersangka dalam terdakwa, memperoleh

kasus Bank sudah

Bali yang menjadi

kemudian menjadi terpidana dengan jadi

akhirnya 3,5

hukuman

penjara.

Mereka

yang

tersangka dalam perkara Buloggate II juga telah ditahan, termasuk Akbar Tandjung yang kebetulan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Ketua DPR RI. Malah secara beruntun masyarakat juga disuguhi beberapa berita yang menarik, sejak dari Beddu Amang yang telah menjadi terdakwa sampai Bustanil Arifin, Tanri Abeng, Soebiyakto Tjakrawerdaya, dan Hasjim Djoyohadikusumo, di mana yang terakhir ini

bukan saja menjadi tersangka, melainkan telah ditahan di Rutan Salemba.

Sampai mkungkin

saat

ini

belum oleh

terselesaikannya jabatan para

kasus

ini yang dari

disebabkan

pihak

bermaslah sehingga menimbulkan conflict of interest

pemerintah karena walau bagaimanapun Kejaksaan Agung dan pihak kepolisian adalah berada dibawah pemerintah

sehingga sangat sulit untuk membedakan mana kepentingan politik dan mana kepentingan hukum.2 Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam negara manapun semuanya mengakui adanya suatu asas persamaan

didepan hukum atau Equality Before The Law, seperti asas hukum Rule Of Law yang dipakai dalam negara Anglo Saxon bahwa Rule Of law melingkupi: 1. Supremacy Of Law 2. Equality before the law 3. Constitrution based on human rights.3 Hal seperti inilah yang seharusnya menjadi pedoman bagi penegakan sebenarnya supremasi telah hukum di Indonesia. Undang Dan hal ini

tercantum

dalam

Undang

Dasar

tahun 1945 tepatnya pasal 27. yang berbunyi 1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Sehingga jelas dalam negara republik Indonesia tidak ada perbedaan dalam perlakuan hukum bagi seluruh warga negara.
2 3

www. Republika.co.id Miriam Budiarjo, Dasar dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1999

Dalam kasus ini telah terjadi pengaliran dana untuk bantuan korban bencana alam di Indonesia yang dialirkan dari pemerintah melalui rapat kabinet dan diputuskan

memakai dana non budgeter bulog ( badan urusan logistik ) yang dikepalai oleh Rahardi Ramelan dan disalaurkan ke Menteri Sekretaris Negara, dan dari menteri Sekretaris Negara disalurkan kepada Yayasan Raudlatul Jannah yang hal ini melibatkan Dadang Sukandar dan Winfried

Simatupang, dan Winfried adalah salah satu kader Golkar.4 Yang dari menjadi permasalahan dan adalah pengaliran dari dana

Rapat

Kabinet

penyaluran

dana

Yayasan

Raudlatul Jannah.

b. Tinjauan dari segi Hukum Birokrasi Negara Birokrasi sebagi suatu sistem kerja dimaksudkan

sebagi sistem kerja yang berdasarkan atas tata hubungan kerjasama antara jabatn-jabatan secara zakelijk langsung mengenai persoalan atau halnya, formil/tepat menurut

prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku dan jiwa impersonal/tidak ada sentimen, tanpa emosi atau pilih

kasih tanpa pamrih atau prasangka-prasangka.5 Dalam Hukum Birokrasi Negara khususnya dalam manajemen terpadu yang kita ketahui bahwa proses ini meliputi
4

www.kompas.com
5

Siti Fatimah,

Tri Hayati, Hukum Birokrasi Negara,

FHUI, Depok, 2000

1. Planning 2. Organization 3. coordination 4. Motivating 5. Controlling Yang didalamnya terdapat unsur pendanaan dan aliran

dana termasuk kedalam Planning dan organization. Dalam unsur planning ada unsur budgeting didalamnya dan dalam organization jawab dan bagaimana delegasi hubungan kewenangan kerja juga

tanggung

pembakuan

identifikasi pekerjaan. Unsur dalam kasus ini adalah terdapat dalam masalah budgeting yang merupakan biaya yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kasus ini dana yang seharusnya dialokasikan untuk masalah

penanganan pangan disalurkan melalui Menteri Sekretaris Negara dan dana ini adalah dana Badan Urusan Logistik. Dana ini memang tidak ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sehingga perlu diteliti dari manakah asal dana ini. Dan terlepas dari itu hal yang terpenting dari sudut delegasi dan kewenangan dan tanggungjawab hal ini agaknya menjadi titik tolak permasalahan, seharusnya delegasi

kewenangan dan tanggung jawab merupakan suatu proses yang mencari orang-orang yang tepat untuk diberikan tanggung

jawab

dan

kewenangan

yang

disesuaikan

dengan

bobot

unitnya ( setelah dibentuk diatas). Apakah penunjukan Menteri Sekretaris Negara sebagai penyalur dana ke daerah tempat bencana adalah hal yang tepat dan seharusnya Menteri Sekretaris pada saat negara itu dan

berkonsultasi dengan

menteri sosial

harus melalui perbendaharaan negara atau melalui menteri keuangan. Jika hal ini mendapat perhatian yang baik

dalam menentukan alur pengaliran uang sehinggamengikuti prosedur yang biasa dilaksanakan. Kemudian yang memberatkan adalah ketika dana

disalurkan ke Yayasan Raudatul Jannah yang sama sekali tidak terkenal, apakah hal ini disengaja dana, jika untuk dana

menghindari tersalurkan

transparansi secara

pengaliran maka

transparan

pertanggungjawaban

akan dana tidak menjadi suatu permasalahan.

c. Ditinjau dari patologi birokrasi. Jika ditinjau dari sudut Hukum biorokrasi negara

maka patologi birokrasi dapat dikategorikan dalam lima kelompok, sebagi berikut. 1. patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para pejabat dilingkungan birokrasi.

2.

Patologi yang disebabkan karena kurangnya atau rendahnya pengetahuan dan keterampilan para

petugas pelaksana berbagi kegiatan operasional. 3. Patologi anggota hukum yang timbul yang karena tindakan para

birokrasi dan

melanggar

norma-norma yang

peraturan

perundang-undanagn

berlaku. 4. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku

para birokrasi yang bersifat disfungsional atau negatif. 5. Patologi yang merupakan akibat situasi internal dalam berbagai instansi dalam lingkungan

pemerintahan. Jika Mensesneg dikaitkan maka hal dalam ini kasus dapat dan Bulog yang melibatkan sebagai hal ini

dikategorikan jabatan dan

penyalahgunaan

wewenang

dikarenakan perilaku yang kurang baik dari para pejabat negara. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai hal, seperti 1. Kecendrungan mempertahankan status quo /ketakutan pada perubahan 2. Pertentangan kepentingan 3. Menerima suap atau sogok. Masalah bulog harus ditinjau dari pengaliran dana yang ada dalam kasus ini. Sehingga kasus ini dapat ditinjau secara jelas, akan tetapi karena masih dalam taraf proses 10

persidangan maka akan semakin tidak jelas jika dibahas dalam aliran dana. Akan tetapi jika dana tersebut digunakan untuk

kepentingan partai seperti banyak dilansir media massa maka hal ini akan menjadi suatu kasus penyalahgunaan

kekuasaan ( abuse of power) dan bisa dikategorikan dalam kasus korupsi.

ANALISA

Kasus Republik difikirkan ini

bulog menambah kelam sejarah Birokrasi Negara Indonesia kembali tidak yang memang tidak baik. Perlu seperti

bagaimana terjadi

mengatasi lagi

hal-hal

sehingga

kesalahan

birokrasi

negara seperti

ini, dan

yang perlu

dipikirkan kembali 11

adalah bagaimana menata kembali Hukum Birokrasi Negara kita. Kasus ini merupakan kasus dalam pengertian administrasi sebagai suatu proses tata kerja penyelenggaraan atau

dengan perkataan lain sebagai suatu proses teknis. Didalam rangka penegertian administrasi sebagai suatu proses teknis terdapat tata usaha. Tata usaha adalah

esensi daripada pekerjaan kantor dan sebagai fungsi atau aktivitas, dan tata usaha berarti pengolahan, perhitungan dan penarikan sari serta penyusunan ikhtisar tentang

pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh administrasi. Ini dalamnya secara termasuk pengerjaan, serta

pencatatan,

penyimpanan

sistematis

pertanggungjawaban dokumen,uang-uang,

daripada bahan-bahan

surat-surat,dokumenmaterial,dan alat-alat

perlengkapan yang dipergunakan sehari-hari.6 Hal-hal yang menyebabkan kasus ini terjadi adalah yang pasti karena alasan penyaluran dana diatas terjadi atas ketidakberdayaan administrasi negara, dan hal ini akan mengakibatkan ketidakjelasn pencatatan dan mengakibatkan ketidakjelasan pertanggungjawaban. Jika dan ini akan digunakan dalam pendanaan partai maka bukan tidak mungkin para pejabat negara kita tidak bisa membedakan apa yang didefinisikan sebagai kepentingan

negara dan apa yang disebut sebagai kepentingan partai.


6

Prof. Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981

12

Sehingga

alangkah

baiknya

adanya

pemisahan

yang

jelas

antara jabatan partai dan jabatan negara, hal ini bisa diterapkan jika tidak bisa dilakukan contoh yang baik

dari pejabat negara. Kasus Bulog terjadi disebabkan ketidakmampuan manajemen seorang Menteri Sekretaris Negara dalam mengolah dan

menyampaikan amanah dari Sidang Kabinet sehingga perlu dicari jalan untuk menyelamatkan sang menteri, Kepala

Bulog dan yang mendapat kucuran dana dari dana bulog.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kasus bulog ini perlu diselesaikan secara baik, baik dari segi politik dan segi hukum. Tetapi akan lebih baik jika hukum diselesaikan akan melalui proses proses hukum. yang Karena lain proses secara

menyelesaikan

keseluruhan. Jika hal ini ddiselesaikan secara politik 13

maka akan sulit untuk mencari jalan keluar dari kasus ini, karena secara dasar hukum hal tersebut tidak kuat dan tidak dapat menyelesaikan secara baik. Penyelesaian seharusnya tidak masalah boleh melalui oleh proses proses hukum politik,

dicampuri

karena secara prinsip semua warga negara dihadapan hukum adalah sama, jika kita melanggar prinsip ini maka kita akan kembali kesejarah lama dalam pemerintahan yang

tiran. Prinsip masalah ini Hukum administrasi jelas akan telah dilanggar dalam

sehingga

menimbulkan

kesalahan

juga dalam maslah Hukum Birokrasi Negara. Kasus ini telah merusak sehingga tata cara birokrasi yang tentang pengaliran tidak dana, ada

dana

begitu

besar

pertanggungjawabannya

sehingga

mengakibatkan

keresahan

masyarakat sehingga hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah yang berkuasa dengan menghilangkan intervensi politik dalam bentuk apapun. Kepemimpinan dipertanyakan negara dalam dan masalah bulog karena kembali dengan

kekuatannya

sistemnya,

begitu mudahnya uang 40 milyar keluar dari Badan Urusan Logistik. Sehingga perlu diperbaiki sitem Kepemimpinan

dan manajerial negarayang baik oleh para pejabat negara.

c.Saran-saran

14

1.

Adanya perbaikan Sistem Administrasi Negara dengan adanya pencatatan dan transparansi dalam mengolah dana negara khususnya dalam kasus ini adalah dana non budgeter BULOG.

2.

Adanya perbaikan manajemen negara, karena seperti kita ketahui manajemen adalah proses yang

menggerakkan dan

mengarahkan tindakan aktivitas

dan fasilitas dalam usaha kerjasama agar tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai. 3. Adanya pelaksanaan proses hukum tanpa intervensi dalam kepentingan apapun dalam kasus BULOG yang melibatkan negara. pejabat negara dan mantan pejabat

DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981 Siagian, Sondang, Proses Patologi Birokrasi Analisis Identifikasi, Ghalia Indonesiam, Jakarta, 1994 Indonesia, Jakarta, 2000 15 Undang Undang Dasar 1945, Sinar Grafika,

Fatimah,

Siti,

Hayati,

Tri,

Hukum

Birokrasi

Negara,

FHUI, Depok, 2000 Robinson, Dave, Garrat, Chris, Mengenal Etika For

Beginners, Mizan, Jakarta, 1997 Noer, Deliar, Pemikiran Politik Di Negeri Barat, Mizan, Jakarta, 1996 http://kompas.com/berita-terbaru/0112/06/headline/024.htm </berita %2Dterbaru/0112/06/headline/024.htm> http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=73809&kat_id=23 www.detik.com

16

Você também pode gostar