Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Kantor : Gd. Rektorat Lt. 1 UIN Maliki Malang Jl. Gajayana 50 Malang Telp. 0341-570898, Fax. 572533
Alamat Rumah : Jl. Mertojoyo Blok H-2 Malang Telp. 0341-557722, HP 081 232 217-05; Email: agusmaimun@yahoo.com.
RENDAH HATI
OPTIMIS
PERCAYA DIRI
EMPATI
Kepuasan konsumen Respek Perubahan Manajemen faktual Perbaikan berkesinambungan Perencanaan sistematis
Mengembangkan TQE
Manajemen
Leadership
Humasy
Promosi
MISSION
PROGRAM
THE STUDENT
TO GET OF EXPERIENCES
PROSES :
* GURU KURIKULUM MANAJEMEN LEADERSHIP LINGKUNGAN SARANA & PRASARANA AKTIFITAS PEMBELAJARAN
IN-PUT
OUT-PUT
OUT-COME
UMPAN BALIK
Jaringan Kerjasama
Pengawas
Budaya Organisasi
Guru
Dukungan Masyarakat
Sarana Prasarana
07.
08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Overregulasi
Mengontrol Mengarahkan Menghindari resiko Gunakan uang secukupnya Individual Informasi pribadi Pendelegasian Organisasi hierarki Berfikir deduktif & induktif
Deregulasi
Mempengaruhi Memfasilitasi Mengelola resiko Gunakan yang seefisien mungkin Individu yang cerdas Informasi terbagi Pemberdayaan Organisasi horisontal Berfikir kreatif
-Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi -Pembayaran Tunjangan Sertifikasi -Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja
11
Kekayaan Alam
Kekayaan Peradaban
SDM Beradab: Berpendidikan [berpengetahuan dan berketerampilan] dan Berbudaya [Berkarakter kuat]
12
Kurikulum 2013
1945
1955
1965
1975
1985
1995
2005
1984 Kurikulum 1984 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
13
Persepsi Masyarakat
Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif Beban siswa terlalu berat Kurang bermuatan karakter
14
Dinamika Kurikulum
Pedagogi, Psikologi
Perkembangan Perubahan Kebutuhan
Pengetahuan Keterampilan Sikap
Pengembangan Kurikulum
15
Informasi
(tersedia dimana saja, kapan saja)
Komputasi
(lebih cepat memakai mesin)
Otomasi
(menjangkau segala pekerjaan rutin)
Komunikasi
(dari mana saja, ke mana saja)
16
Pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui Mengamati (menyimak, melihat, membaca, mendengar), Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan, ....
Efektivitas Interaksi
Efektivitas Pemahaman
Efektivitas Penyerapan
Transformasi Nilai
Penilaian pada kemampuan proses, nilai dan pengetahuan, serta kemampuan menilai sendiri
3 4
= 15%
2 000
1 000 0 Chile Australia Israel Belgium (Fr.)3 Netherlands Italy Spain Mexico France Canada Ireland Luxembourg Portugal England Iceland Belgium (Fl.) Turkey OECD average Austria Denmark Japan Slovak Republic Germany Greece Norway Poland Hungary Indonesia Sweden2 Korea Czech Republic1 Slovenia Russian Federation Finland Estonia
1. Minimum number of hours per year. 2. Estimated because breakdown by age is not available. 3. "Ages 12-14" covers ages 12-13 only. Countries are ranked in descending order of the total number of intended instruction hours. Source: OECD. Table D1.1. See Annex 3 for notes (www.oecd.org/edu/eag2012).
19
Kebudayaan
Pendidikan Bangsa yang Cerdas
Sosial
Spiritual Intelektual Kinestesis Kreatif Inovatif Kultural Afektif
20
21
22
Inter-personal
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk 23 bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
23
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif,24 dll
24
Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan-jaringan neuron yang terkait satu sama lain Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih berkembang sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada saat anak-anak Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir seseorang [low order of thinking skills untukpekerjaan rutin sampai high order of thinking skills untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ] Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan 25 keputusan
25
Sistem Nilai
Kompetensi:
-Sikap -keterampilan -Pengetahuan
Aktualisasi (Action)
Internalisasi (Reflection)
Kurikulum
Pembelajaran
PTK dan dukungan lain: SarPras,...
26
Peserta Didik
Pembelajaran
Pembelajar yang Sukses * Individu yang Percaya Diri WN yang Bertanggung Jawab
Kontributor Peradaban yang Efektif
Kebutuhan: -Individu -Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia -Peradaban
Kurikulum
Elemen Perubahan
28
Elemen Perubahan
Elemen SD Kompetensi Lulusan Kedudukan mata pelajaran (ISI) Pendekatan (ISI) SMP Deskripsi SMA SMK Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran Mata pelajaran Mata pelajaran wajib dan pilihan Mata Pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi
29
Elemen Perubahan
Elemen
Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI)
Deskripsi
SD Holistik dan integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya) Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6 Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMP SMA SMK Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan saat ini Penyeragaman mata pelajaran dasar umum Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan Industri Pengelompokkan mata pelajarn produktif sehingga tidak terlau rinci pembagiannya
30
TIK menjadi media Perubahan semua sistem: ada matapelajaran matapelajaran wajib dan ada Pengembangan diri matapelajaran terintegrasi pada pilihan setiap matapelajaran dan Terjadi ekstrakurikuler pengurangan matapelajaran Jumlah yang harus matapelajaran dari diikuti siswa 12 menjadi 10 Jumlah jam Jumlah jam bertambah 2 bertambah 6 JP/minggu JP/minggu akibat akibat perubahan perubahan pendekatan pendekatan pembelajaran pembelajaran
30
Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menalar, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu IPA dan IPS masingmasing diajarkan secara terpadu Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
Proses pembelajaran
31
Elemen Perubahan
Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK
Penilaian berbasis kompetensi Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian
Pramuka (wajib) UKS PMR Bahasa Inggris Pramuka (wajib) OSIS UKS PMR Dll
Ekstrakurikuler
Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka)
32
-Hanya ada satu jawaban -Hafalan rumus -Mekanistis -Tidak terlihat prosesnya -Kebenaran dilihat dari jawaban -Pemahaman hanya biner, bukan spektrum -Banyak cara menjawab -Algoritmis -Terlihat prosesnya - Kebenaran dilihat dari cara berfikirnya, bukan jawabannya -Dapat diukur spektrum pemahamannya
4. Penyelesaian: Keliling = (6 + 4 ) x 2 = 10 x 2 = 20 5. Jawab: 20
33
6 4 Hitung keliling persegi panjang ini dengan jawaban terstruktur 1. Diketahui: -panjang = 6 -Lebar = 4 2. Ditanya: -Keliling 3. Rumus yang digunakan: - Keliling = (panjang + lebar) x 2
- Mengerjakan tanpa menghitung, dengan informasi kurang lengkap -Menalar / asosiasi -Menyimpulkan discovery learning
- Mengerjakan tanpa menghitung, dengan informasi kurang lengkap -Menalar / asosiasi -Menyimpulkan
34
35
Meta-kognitif
Sat Pendidikan
PT
Peserta Didik
Prosedural
SMP
Konseptual Faktual
SMP PT SMA/K SD
36
SD
SD
SMP
SMA-SMK
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Obyek Subyek
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan; 1. Perkembangan psikologis anak 2. Lingkup dan kedalaman materi 3. Kesinambungan 4. Fungsi satuan pendidikan 5. Lingkungan
37
SIKAP
Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan; 1. Perkembangan psikologis anak 2. Lingkup dan kedalaman materi 3. Kesinambungan 4. Fungsi satuan pendidikan 5. Lingkungan
38
Komponen Rancangan
Menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian
39
40
Tematik
4 6 4 6 4 6 4 6
1 Pend. Agama 2 Pend. Pancasila & Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika B Kelompok B 1 Seni Budaya & Prakarya
2 Pend. Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 IPA 6 IPS 7 Seni Budaya & Ketrpln.
2 2 2
5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4
8 10 10 10 10 6 6 6 6 6
4 4 4
2 2 2 2 2 2 26 27 28 32 32 32
30 32 34 36 36 36
Jumlah
Fenomena Alam, Sosial dan Budaya sebagai obyek pembelajaran. Oleh karena itu, secara substantif tetap diajarkan.meskipun tidak ada Mapel IPA, IPS.
41
Tematik
3 4 7 6 3 3 3 4 7 6 3 3
VI
2 Pend. Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 IPA 6 IPS 7 Seni Budaya & Ketrpln.
2 2 2
5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 4 6 6 6 4 4 4 4 4 4 30 32 34 36 36 36 I 4 5 8 5 II 4 6 8 6 III IV V 3 4 7 6 3 3 VI 3 4 7 6 3 3
4 4 4
2 2 2 2 2 2 26 27 28 32 32 32
Jumlah
4 4 4 6 6 6 4 4 4 4 4 4 30 32 34 36 42 36 36
42
Sumber Kompetensi [Mapel per kelas] Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Baru
43
IV (K)
+ pengetahuan konseptual + secara kritis Penguatan + konseptual + Mencoba Penguatan (+ cinta tanah air) Penguatan
III (P)
II (S)
(+tetangga) Penguatan
I (S)
KI
Kelas
+ menghargai
II
III
IV
VI
45
Catatan: Setiap tema memuat kompetensi sikap yang ditekankan pada anak kelas I SD terutama jujur, disiplin, dan peduli.
46
PPKn:
Menunjukan perilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila (KI-2) Mengetahui tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah (KI3, KD-2)
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan: Mengetahui dan mampu memilih jajanan sehat (1) Mengetahui cara menjaga kebersihan diri yang meliputi kebersihan badan, kuku, kulit, gigi dan rambut dan pakaian (1) ..
Bahasa Indonesia: Menunjukan perilaku baik dan sopan dalam mendengarkan dan berbicara pada saat memperkenalkan identitas diri, bercakap-cakap dengan keluarga, guru dan teman (KI-2, KD-1) Menerapkan cara menulis (permulaan) dengan benar (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak mata dan buku, dan memilih tempat dengan cahaya yang terang) (KI-4, KD-9) ..
47
Kurikulum
Penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan
Penguatan manajemen dan budaya sekolah
Ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum
Faktor Pendukung
48
KURIKULUM
49
INSTRUKTUR DIKLAT
GURU UTAMA
GURU
50
1
2
Peserta Didik
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Manajemen Satuan Pendidikan Masyarakat Umum Negara dan Bangsa
Perangkat Kurikulum
Implementasi Terbatas
Implementasi Meluas
Reflective Evaluation (Validitas Isi, Akseptabilitas. Aplikabilitas, Legalitas) melalui: diskusi internal Tim Inti, Tim Internal, Tim Pakar
Formative Evaluation
Summative Evaluation
Des 2012
Kerangka Dasar Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Kompetensi (SKL, KI, SKMP/K, KDMP)
Mar 2013
Juni 2013
Implementasi Terbatas
Juni 2016
Penilaian menyeluruh terhadap pelaksanaan kurikulum baru secara nasional
Buku Babon Guru (Silabus, Panduan Pembelajaran Alternatif : dan Penilaian Mata Pelajaran) 1. Dipilih beberapa kelas (I, IV, VII, X) untuk seluruh sekolah 2. Dipilih beberapa kelas (I, IV, VII, X) untuk beberapa sekolah Buku Teks Pelajaran 52
Jadwal Implementasi
No
1
Jenjang Satuan
SD
Kelas
2013
I II
Tahun 2014
2015
III
IV V VI
SMP
VII
VIII IX
SMA/SMK
XI
XII
53
Pengembangan Kurikulum ini adalah Momentum Terbaik Dalam Mempersiapkan Generasi Menyongsong 100 Tahun Kemerdekaan RI (2045)
54
....Indonesias economy has enormous promise... .... Indonesias recent impressive economic performance is not widely understood ....
Sumber: Archipelago Economy: Unleashing Indonesias Potential (McKinsey Global Institute, 2012)
55
56
NILAI STRATEGIS
Kurikulum berbasis sains Memasukkan pendidikan karater pada semua mata pelajaran
IMPLIKASI
Pembelajaran dilakukan secara rasional-empiris Pembelajaran menekankan pada contoh-contoh yang konkrit dan operasional serta kontekstual-religius Pembelajaran integratif, interdisipliner dan multidisipliner dengan menggunakan BEBAS
1. 2.
Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: - IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll - IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll - Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan - Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
NILAI STRATEGIS
Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian
Untuk SMP, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangangi menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: - TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri - Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya - Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
IMPLIKASI
Perlu penataan jadwal yang tepat, agar pembelajaran fungsional
Sama dengan di SD, pembelajaran integratif, interdisipliner dan multidisipliner dengan menggunakan BEBAS Semua siswa harus menguasai TIK Penggalian budaya yang khas Indonesia atau islami
1. 2.
6 7
Bahasa Inggris Akan Dihapus dari Kurikulum SD Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian Pelajaran Agama Bertambah Menjadi 4 (Empat) Jam
Jika dianggap perlu, masuk ekstra kurikuler Perlu penataan jadwal yang tepat, agar pembelajaran fungsional
Harus ada kesesuaian antara hal-hal yang normatif dan empirisproblematis Madrasah dijabarkan menjadi 10 jam (5 Mapel)
Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi
Pembelajaran harus mampu menumbuhkan berbagai kecerdasan: SQ, EQ, IQ, AQ, CQ Menggunakan PAIKEMI
10
Menekankan proses dan produk, bahkan mempertimbangkan perilaku siswa di kelas sebagai bagian dari penilaian akhir
11
Alokasi waktu per jam pelajaran SD = 35 menit SMP = 40 menit SMA = 45 menit
Banyak jam pelajaran per minggu SD: Kelas I = 30 jam, kelas II = 32 jam, kelas III =34 jam, kelas IV, V,VI =36 jam SMP = 38 jam SMA = 39 jam
12
Perlu Penjadwalan Mata Pelajaran yang lebih tepat Madrasah menambah masingmasing 6 JP (5 mapel)
NILAI STRATEGIS
Guru tidak perlu menyusun silabus dan RPP, tetapi lebih terfokus pada penguasaan materi Penilaian lebih ditekankan pada proses dan produk (siswa aktif bertanya dihargai sebagai bentuk kreatifitas) Pembelajaran mengedepankan pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual
IMPLIKASI
Penguasaan materi oleh guru harus dibuktikan dengan membuat peta konsep dalam setiap pembelajaran Penilaian integratif dengan menekankan pada PSKN dengan menggunakan instrumen penilaian rubrik Pembelajaran mengembangkan daya nalar dan berfikir kritis serta problematis
14
15
16
I II III IV V VI No Komponen
A Kelompok A
1 Pend. Agama (5 MP) 2 Pend. Pancasila & Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika B Kelompok B 1 Seni Budaya & Prakarya 2 Pend. Jasmani, OR & Kes. Jumlah
Tematik
4/ 4/ 4/ 4/ 4/ 4/ 10 10 10 10 10 10 5 8 5 6 6 6 6 6
8 10 10 10 10 6 6 6 6 6
4 4
4 4
4 4
6 4
6 4
6 4
4 4 4
2 2 2 2 2 2 26 27 28 32 32 32
Fenomena Alam, Sosial dan Budaya sebagai obyek pembelajaran. Oleh karena itu, secara substantif tetap diajarkan.meskipun tidak ada Mapel IPA, IPS.
63
Komponen Rancangan
Sama dengan SD, akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: -TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri -Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya, Prakarya dan Budidaya -Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial. Bahasa Inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa
Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian 64
VII Kelompok A 1. Pendidikan Agama ( 5 MP) 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Bahasa Inggris Kelompok B 1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal) 3. Prakarya (termasuk muatan lokal) Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 4/10 3 5 5 4 4 4 3 3 4 38 /44
VIII
IX
65
66
Komponen Rancangan
Apakah masih perlu penjurusan di SMA mengingat: - Sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem penjurusan di SMA - Kesulitan dalam penyetaraan ijazah - Dapat melanjutkan ke semua jurusan di perguruan tinggi
Tanpa penjurusan akan menyebabkan mata pelajaran menjadi terlalu banyak seperti pada SMA Kelas X saat ini, sehingga diperlukan mata pelajaran pilihan dan mata pelajaran wajib Perlunya memberi kesempatan bagi mereka yang memiliki kecerdasan diatas ratarata untuk menyelesaikan lebih cepat atau belajar lebih banyak melalui mata pelajaran pilihan Perlunya ujian nasional yang lebih fleksibel [dapat diambil di kelas XI] Perlunya integrasi vertikal dengan perguruan tinggi Perlunya memperkuat pelajaran bahasa Indonesia, termasuk sastra, terutama menulis dan membaca dengan cepat dan paham Perlunya meningkatkan tingkat abstraksi mata pelajaran matematika Perlunya membentuk kultur sekolah yang kondusif
67
5 6 7 8 9
Alternatif
Penjurusan Mulai Kelas X
Kelebihan
Kekurangan
Peminatan ditetapkan berdasarkan hasil belajar sebelumnya (Rapor/UN SMP, Tes Penempatan/ Tes Bakat) Menimbulkan stigma jurusan tertentu lebih unggul Masih ada Penjurusan yang sudah tidak ada padanannya di dunia
Ada pengurangan pelajaran di Kelas X yang dianggap memberatkan Implementasi mudah karena tidak banyak berbeda dengan yang ada Peserta didik dapat berkonsentrasi penuh mempelajari bidang tertentu Pemilihan mata pelajaran berdasarkan minat ke pendidikan lanjutan Memungkinkan untuk memilih mata pelajaran pada bidang yang berbeda Tidak harus mengambil mata pelajaran yang tidak disukai
Perlunya membedakan mata pelajaran untuk persiapan ke perguruan tinggi dan untuk memenuhi rasa ingin tahu saja Memerlukan administrasi akademik yang baik Proses bimbingan harus efektif. Sistem UN harus diubah Idem diatas [tetapi lebih kompleks lagi]
68
Siswa belajar mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya Tersedia pilihan mata pelajaran untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau untuk sekedar ingin tahu
AGUS MAIMUN