Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelompok 3
Skenario 2
Mind mapping
KU
Pemeriksaan penunjang
tatalaksana
DD
prognosis
Learning objektif
Analisis skenario
Differential diagnosis :
Pitiriasis versikolor Pitiriasis alba Tinea korporis Candidasis kutaneus Morbus Hansen
Analisis
Nama Usia KU
: Tn. X : 20 th : bercak putih kemerahan pada perut, punggung dan lengan RPS : Bercak putih muncul pertama kali sekitar 5 bulan yang lalu di bagian perut, kemudian sejak 1 bulan terakhir meluas ke punggung dan lengan pasien, selanjutnya timbul kemerahan di sekitar bercak putih tersebut, bercak tersebut kadang terasa gatal RT : Sudah dengan obat panu di pasaran, tetapi tidak bisa Px Fisik : plak hipopigmentasi dengan tepi eritematosa, multipel, berbatas sirkumskripta, dan persebarannya diskret pada bagian perut, punggung dan lengan pasien
Pemeriksaan Penunjang
KOH
Lampu Wood
Pemeriksaan Ziehl-Nielsen
Pytiriasis versicolor
Definisi
infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versicolor biasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha.
Etiology
Malassezia furfur, yang dengan pemeriksaan
Epidemiology
Menyerang hampir semua umur terutama remaja,
terbanyak pada usia 16-40 tahun universal tapi lebih banyak dijumpai di daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban pria lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2.
Patogenesis
Faktor eksogen meliputi suhu, kelembaban udara dan
keringat faktor endogen meliputi malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom cushing, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan riwayat keluarga yang positif. Makula hipopigmentasi sinar matahari terhambat masuk toksin dan inhibitor tirosinase mengganggu proses pembentukan melanin
Manifestasi klinis
bercak/makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang umumnya muncul saat berkeringat, Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk numular yang meluas membentuk plakat. Kadangkadang dijumpai bentuk campuran, yaitu folikular dengan numular, folikular dengan plakat ataupun folikular, atau numular dan plakat. Pada kulit yang terang, makula cokelat muda dengan skuama halus di permukaan, terutama terdapat di badan dan lengan atas. Kelainan ini biasanya bersifat asimtomatik, hanya berupa gangguan kosmetik. Pada kulit gelap, penampakan yang khas berupa bercak-bercak hipopigmentasi. Variasi warna yang tergantung pada warna kulit aslinya merupakan sebab mengapa penyakit tersebut dinamakan Versicolor .
Diagnosis
Manifestasi klinis Pemeriksaan
spaghetti.
Pemeriksaan dengan lampu wood perubahan
warna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat, fluoresensi warna kuning keemasan sampai orange.
Pengobatan
Pengobatan Topikal : Selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampoo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi Salisil spiritus 10% Turunan azol, misalnya : mikozanol, klotrimazol, isokonazol dan ekonazol dalam bentuk topikal Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20% Larutan Natrium Tiosulfas 25%, dioleskan 2 kali sehari sehabis mandi selama 2 minggu.
Pengobatan Sistemik Pengobatan sistemik diberikan pada kasus Pityriasis versicolor yang luas atau jika pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah : Ketoconazole Dosis: 200 mg per hari selama 10 hari Fluconazole Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap minggu Itraconazole Dosis: 100 mg per hari selama 2 minggu
Pencegahan
dapat disarankan pemakaian 50% propilen glikol
dalam air untuk pencegahan kekambuhan daerah endemik dapat disarankan pemakaian ketokonazol 200 mg/hari selama 3 bulan atau itrakonazol 200 mg sekali sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfid sekali seminggu.
Pitiriasis alba
Definisi
Bentuk dermatitis yang tidak spesifik dan belum
diketahui penyebabnya . Ditandai dengan adanya bercak kemerahan dan skuama yang akan meninggalkan area depigmentasi
Etiologi
streptococus tetapi belum dapat dibuktikan Impetigo merupakan faktor pencetus
Gejala klinis
Lesi berbentuk bulat,oval atau pelakat yang tidak
teratur. Warna merah muda atau sesuai warna kulit dengan skuama halus bercak biasanya multiple 4-20 dengan dia meter 0,5-2 cm. Pada anak2 lokasi kelainan pada muka (50-60%) paling sering disekitar mulut ,dagu, pipi serta dahi
Cont..
Lesi umumnya menetap , terlihat sebagai
Patofisiologi
Depigmentasi efek penyaringan sinar oleh
stratum korneum yang menebal atau oleh kemampuan sel epidermal mengangkut granula pigmen melanin berkurang Padapx mikroskop elektron terlihat penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom
Diagnosis
Berdasarkan umur, skuama halus dan distribusi
lesi
Pengobatan
Skuama dapat dikurangi dengan krim emolien
likuor karbones detergens 3-5% dalam krim atau salep, setelah dioleskan harus banyak terkena matahari
Prognosis
Penyakit dapat sembuh spontan setelah
TINEA KORPORIS
DEFINISI
Dermatofitosis merupakan penyakit kulit yang
mengenai jaringan yang dilapisi oleh keratin (zat tanduk) seperti stratum korneum pada lapisan epidermis kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Nama lain dari dermatofitosis adalah kurap, tinea, ringworm, teigne, atau herpes sirsinata (Lakshmipathy, 2010).
ETIOLOGI
Dermatofitosis disebakan oleh golongan jamur dermatofita. Dermatofita termasuk dalam kelas Fungi imperfecti yang terbagi ke
(keratinophilic) (Lakshmipathy, 2010). Spesies yang tersering menyebabkan dermatofitosis pada hewan yaitu (Iowa, 2005) :
Anjing dan kucing : M. Canis Sapi : T. verrucosum Domba dan kambing : T. verrucosum Kuda : T. equinum dan M. Equinum Angsa : M. Nanum Rodent : T. mentagrophytes Kelinci : T. mentagrophytes Burung : T. gallinae
EPIDEMIOLOGI
Yang paling dominan menyebabkan dermatofitosis adalah
Trichophyton, diikuti oleh Epidermophyton dan Microsporum. Dari seluruh spesies dalam genus Trichophyton, Trichophyton rubrum adalah spesies yang paling dominan menyebabkan dermatofitosis yaitu 69,5% Dari seluruh infeksi dermatofitosis tinea corporis atau tinea circinata yaitu sekitar 70% Di Asia spesies yang paling sering ditemukan adalah T. simii yang ditemukan pada monyet (Lakshmipathy, 2010).
KLASIFIKASI
Klasifikasi dermatofitosis berdasarkan lokasi (Iowa, 2005) :
Tinea kapitis
Tinea kruris Dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah Tinea pedis et manum Dermatofitosis pada kaki dan tangan Tinea ungulum Dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki Tinea korporis Dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di atas.
PATOGENESIS
Terjadinya penularan dermatofitosis adalah melalui 3 cara,
yaitu:
Antropifilik, transmisi dari manusia ke manusia. Ditularkan
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lantai kolam renang dan udara sekitar rumah sakit/klinik, dengan atau tanpa reaksi peradangan. Zoofilik, transmisi dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung melalui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat di pakaian, atau sebagai kontaminan pada rumah/tempat tidur hewan, tempat makanan dan minuman hewan. Sumber penularan utama adalah anjing, kucing, sapi, kuda dan mencit. Geofilik, transmisi dari tanah ke manusia. Secara sporadic menginfeksi manusia dan menimbulkan reaksi radang.
MANIFESTASI KLINIS
Tinea Corporis bermanifestasi sebgai lesi annular
dengan squama (kerak/sisik) atau plaque sirkular dengan batas jelas. Sering asimtomtis. Menyebar dengan cepat jika ada pada lingkungan anak anak. Mana pasien dengan usia 71 tahun ditemukan juga lesi dan squma yang eritem. Biasanya bersifat tidak mengalami inflamasi namun berbeda jika manifestasiklinis terjadi pada orang dengan immunocompromis. Lesi akan beruba abses subkutaneus yang multipel. (Mahmoudabadi1 & Yaghoobi, 2008)
TERAPI
Tinea Griseofulvin 500 mg Terbinafine 250 mg / hari
corporis
/ hari sampai
sembuh [4-6 minggu], sering
dikombinasikan
dengan topikal agen imidazol.
mg / hari selama 1
minggu. Flukonazol 150-300 mg / minggu selama 4 minggu.
Kandidiasis
Definisi
Kandidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat
akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans. Dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Nama lain dari Candidiasis adalah kandidosis, dan moniliasis.
Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat
menyerang semua umur terutama bayi dan orang tua, baik laki laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Gambaran klinisnya bermacam macam sehingga tidak diketahui data data penyebarannya dengan tepat.
Etiologi
Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida
albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah Candida parapsilosis dan penyebab kandidosis septikemia adalah Candida tropicalis.
Klasifikasi
-KANDIDIASIS MUKOSA, meliputi: 1).kandidiasis oral (thrush) 2).perlche 3).vulvovaginitis 4).balanitis atau balanopostitis 5).kandidiasis mukokutan kronik 6).kandidiasis bronkopulmonar dan paru -KANDIDIASIS KUTIS meliputi: 1).lokalisata yaitu daerah intertriginosa dan daerah perianal 2).generalisata 3).paronikia dan onikomikosis 4).kandidiasis kutis granulomatosa -KANDIDIASIS SISTEMIK meliputi: 1).endokarditis 2).meningitis 3).pielonefritis 4).septikemia. -REAKSI id (kandidid)
Patogenesiss
Faktor endogen meliputi:
-Perubahan fisiologik seperti: kehamilan, kegemukan, debilitas, iatrogenik, endokrinopati,.penyakit kronik seperti:tuberkulosis,lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk. -Umur contohnya: orang tua dan bayi lebih mudah terkena I nfeksi karena status imunologiknya tidak sempurna. -Imunologik contohnya penyakit genetik. Faktor eksogen meliputi: iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan respirasi meningkat, kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur, dan kontak dengan penderita misalnya pada thrush, dan balanopostitis.
Manifestasi Klinis
Tergantung dari lokasi infeksinya
di mulut, vulvovagina, dll Di kutis bisa terletak di daerah lipatan tubuh (kandidiasis intertriginosa), gambaran bercak kemerahan berbatas tegas,bersisik. basah,dan eritematosa,dengan gambaran korimbiformis. Ditengah lesi yang lebar sering terjadi erosi.
Diagnosis
larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram,
Pengobatan
Topikal meliputi: 1). larutan gentian violet -1% untuk mukosa, 12% untuk kulit. Dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, 2). nistatin: berupa krim, salap, emulsi, 3). amfoterisin B, 4). grup azol antara lain: Mikonazol 2% berupa krim atau bedak Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim Tiokonazol, bufonazol, isokonazol Siklopiroksolamin 1% larutan, krim.
Sistemik meliputi: 1).Ketokonazole 400mg/hari selama 5hari atau Flukonazole 150mg/hari selama 7 hari 2).Itrakonazole 2 kali 100mg/hari selama 3 hari. 3).Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus. 4).Untuk kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal 5). Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik,
Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya
faktor predisposisi.
KUSTA/LEPRA/MORBUS HANSEN
adalah Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat yang menyerang saraf perifer, kemudian kulit, mukosa saluran pernafasan bagian atas.
Etiologi
Mycrobacterium leprae adalah kuman aerob,
tidak membentuk spora, berbentuk batang, berukuran panjang 3-8 m dan lebar 0,2-0,5 m Kuman ini mempunyai afinitas yang besar pada sel saraf (Schwann cell) dan sel dari sistem retikuloendotelial
Patogenesis
M. Leprae mempunyai patogenitas dan daya invasi yang
rendah. Pengaruh M.leprae terhadap kulit bergantung pada faktor imunitas seseorang, kemampuan hidup M. leprae merupakan parasit obligat intraseluler yang terutama terdapat pada sel makrofag di sekitar pembuluh darah superfisial pada dermis atau sel Schwann di jaringan syaraf. Bila kuman M.leprae masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi mengeluarkan makrofag (berasal dari sel monosit darah, sel mononuklear, histiosit) untuk memfagositnya
anak lebih rentan dari pada dewasa Jenis Kelamin: Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Namun pada perempuan kejadiannya relatif lebih rendah. Etnis dan suku: Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak terkena penyakit kusta, hal ini dapat disebabkan karena faktor predisposisi genetik yang berbeda Sosial Ekonomi: Umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah, seperti Asia, Afrika dan Amerika latin. Dengan adanya peningkatan ekonomi, maka kejadian kusta sangat cepat menurun
Tanda cardinal
Diagnosis
(hipopigmentasi) atau kemerahan yang mati rasa Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf. Berupa:
Gangguan fungsi sensoris: mati rasa Gangguan fungsi motoris: kelemahan (paresis) atau kelumpuhan
kulit.
Tanda-tanda tersangka
Tanda pada kulit Bercak kulit merah atau putih dan atau plakat pada kulit, terutama diwajah dan telinga Bercak kurang/mati rasa Bercak yang tidak gatal Kulit mengkilap atau kulit kering bersisik Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut Lepuh tidak nyeri Tanda-tanda pada saraf Nyeri tekan dan atau spontan pada saraf Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak Kelemahan anggota gerak dan atau wajah Luka yang sulit sembuh Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan kullit
Anamnesis
Kapan timbul bercak/ keluhan yang ada,? Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan
Penatalaksanaan Kusta
Pasien pausibasiler (PB)
Dewasa
Pasien Multibasier
Pengobatan harian: hari ke 2-28 1 tablet lampren 50mg 1 tablet dapson/DDS 100 mg Satu blister untuk 1 buln. Dibutuhkan 6 blister yang diminum selama 12-18 bulan.
Pengobatan bulanan: hari pertama (obat diminum di depan petugas) 2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg 1 tablet dapson/DDS 50 mg Pengobatan harian: hari ke 2-28 1 tablet dapson/ DDS 50 mg Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6 blister yang diminum selam 6-9 bulan.
Dosis MDT untuk anak (umur 10-15 tahun) Pengobatan bulanan:hari pertama (obat diminum didepan petugas)
2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg 3 tablet lampren @50 mg (150 mg) 1 tablet dapson/DDS 50 mg
Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12 blister yang diminum selama 12-18 bulan Bagi dewasa dan anak usia 10-14 tahun tersedia paket dalam bentuk blister Dosis anak disesuaikan dengan berat badan: Rifampisin:10-15 mg/kgBB Dapson: 1-2 mg/kgBB Lapson: 1 mg