Você está na página 1de 66

PLENO SKENARIO 2

Kelompok 3

Skenario 2

Mind mapping
KU

Anamnesis Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang

tatalaksana

DD

prognosis

Learning objektif
Analisis skenario

Differential diagnosis :
Pitiriasis versikolor Pitiriasis alba Tinea korporis Candidasis kutaneus Morbus Hansen

Analisis
Nama Usia KU

: Tn. X : 20 th : bercak putih kemerahan pada perut, punggung dan lengan RPS : Bercak putih muncul pertama kali sekitar 5 bulan yang lalu di bagian perut, kemudian sejak 1 bulan terakhir meluas ke punggung dan lengan pasien, selanjutnya timbul kemerahan di sekitar bercak putih tersebut, bercak tersebut kadang terasa gatal RT : Sudah dengan obat panu di pasaran, tetapi tidak bisa Px Fisik : plak hipopigmentasi dengan tepi eritematosa, multipel, berbatas sirkumskripta, dan persebarannya diskret pada bagian perut, punggung dan lengan pasien

Urutan Diagnosa Banding


Tinea Kutaneus 2. Pitriasis versikolor 3. Candidasis kutaneus 4. Morbus Hansen
1.

Pemeriksaan Penunjang
KOH

Lampu Wood
Pemeriksaan Ziehl-Nielsen

Pytiriasis versicolor

Definisi
infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versicolor biasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha.

Etiology
Malassezia furfur, yang dengan pemeriksaan

morfologi dan imunoflorensi indirek ternyata identik dengan Pityrosporum orbiculare.

Epidemiology
Menyerang hampir semua umur terutama remaja,

terbanyak pada usia 16-40 tahun universal tapi lebih banyak dijumpai di daerah tropis karena tingginya temperatur dan kelembaban pria lebih sering terserang dibanding wanita dengan perbandingan 3 : 2.

Patogenesis
Faktor eksogen meliputi suhu, kelembaban udara dan

keringat faktor endogen meliputi malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom cushing, terapi imunosupresan, hiperhidrosis, dan riwayat keluarga yang positif. Makula hipopigmentasi sinar matahari terhambat masuk toksin dan inhibitor tirosinase mengganggu proses pembentukan melanin

Manifestasi klinis

bercak/makula berwarna putih (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang umumnya muncul saat berkeringat, Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas atau difus. Sering didapatkan lesi bentuk folikular atau lebih besar, atau bentuk numular yang meluas membentuk plakat. Kadangkadang dijumpai bentuk campuran, yaitu folikular dengan numular, folikular dengan plakat ataupun folikular, atau numular dan plakat. Pada kulit yang terang, makula cokelat muda dengan skuama halus di permukaan, terutama terdapat di badan dan lengan atas. Kelainan ini biasanya bersifat asimtomatik, hanya berupa gangguan kosmetik. Pada kulit gelap, penampakan yang khas berupa bercak-bercak hipopigmentasi. Variasi warna yang tergantung pada warna kulit aslinya merupakan sebab mengapa penyakit tersebut dinamakan Versicolor .

Diagnosis
Manifestasi klinis Pemeriksaan

dg KOH 10% meat ball and

spaghetti.
Pemeriksaan dengan lampu wood perubahan

warna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat, fluoresensi warna kuning keemasan sampai orange.

Pengobatan
Pengobatan Topikal : Selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampoo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi Salisil spiritus 10% Turunan azol, misalnya : mikozanol, klotrimazol, isokonazol dan ekonazol dalam bentuk topikal Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20% Larutan Natrium Tiosulfas 25%, dioleskan 2 kali sehari sehabis mandi selama 2 minggu.

Pengobatan Sistemik Pengobatan sistemik diberikan pada kasus Pityriasis versicolor yang luas atau jika pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah : Ketoconazole Dosis: 200 mg per hari selama 10 hari Fluconazole Dosis: dosis tunggal 150-300 mg setiap minggu Itraconazole Dosis: 100 mg per hari selama 2 minggu

Pencegahan
dapat disarankan pemakaian 50% propilen glikol

dalam air untuk pencegahan kekambuhan daerah endemik dapat disarankan pemakaian ketokonazol 200 mg/hari selama 3 bulan atau itrakonazol 200 mg sekali sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfid sekali seminggu.

Pitiriasis alba

Definisi
Bentuk dermatitis yang tidak spesifik dan belum

diketahui penyebabnya . Ditandai dengan adanya bercak kemerahan dan skuama yang akan meninggalkan area depigmentasi

Etiologi
streptococus tetapi belum dapat dibuktikan Impetigo merupakan faktor pencetus

Gejala klinis
Lesi berbentuk bulat,oval atau pelakat yang tidak

teratur. Warna merah muda atau sesuai warna kulit dengan skuama halus bercak biasanya multiple 4-20 dengan dia meter 0,5-2 cm. Pada anak2 lokasi kelainan pada muka (50-60%) paling sering disekitar mulut ,dagu, pipi serta dahi

Cont..
Lesi umumnya menetap , terlihat sebagai

leukoderma setelah skuama menghilang

Patofisiologi
Depigmentasi efek penyaringan sinar oleh

stratum korneum yang menebal atau oleh kemampuan sel epidermal mengangkut granula pigmen melanin berkurang Padapx mikroskop elektron terlihat penurunan jumlah serta berkurangnya ukuran melanosom

Diagnosis
Berdasarkan umur, skuama halus dan distribusi

lesi

Pengobatan
Skuama dapat dikurangi dengan krim emolien

Dapat dicoba dengan preparat ter ,misalnya :

likuor karbones detergens 3-5% dalam krim atau salep, setelah dioleskan harus banyak terkena matahari

Prognosis
Penyakit dapat sembuh spontan setelah

beberapa bulan sampai beberapa tahun.

TINEA KORPORIS

DEFINISI
Dermatofitosis merupakan penyakit kulit yang

mengenai jaringan yang dilapisi oleh keratin (zat tanduk) seperti stratum korneum pada lapisan epidermis kulit, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Nama lain dari dermatofitosis adalah kurap, tinea, ringworm, teigne, atau herpes sirsinata (Lakshmipathy, 2010).

ETIOLOGI
Dermatofitosis disebakan oleh golongan jamur dermatofita. Dermatofita termasuk dalam kelas Fungi imperfecti yang terbagi ke

dalam 3 genus, yaitu


Trichophyton Microsporum Epidermophyton.

Golongan jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin

(keratinophilic) (Lakshmipathy, 2010). Spesies yang tersering menyebabkan dermatofitosis pada hewan yaitu (Iowa, 2005) :

Anjing dan kucing : M. Canis Sapi : T. verrucosum Domba dan kambing : T. verrucosum Kuda : T. equinum dan M. Equinum Angsa : M. Nanum Rodent : T. mentagrophytes Kelinci : T. mentagrophytes Burung : T. gallinae

EPIDEMIOLOGI
Yang paling dominan menyebabkan dermatofitosis adalah

Trichophyton, diikuti oleh Epidermophyton dan Microsporum. Dari seluruh spesies dalam genus Trichophyton, Trichophyton rubrum adalah spesies yang paling dominan menyebabkan dermatofitosis yaitu 69,5% Dari seluruh infeksi dermatofitosis tinea corporis atau tinea circinata yaitu sekitar 70% Di Asia spesies yang paling sering ditemukan adalah T. simii yang ditemukan pada monyet (Lakshmipathy, 2010).

KLASIFIKASI
Klasifikasi dermatofitosis berdasarkan lokasi (Iowa, 2005) :
Tinea kapitis

Dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala Tinea barbe


Dermatofitosis pada dagu dan jenggot

Tinea kruris Dermatofitosis pada daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah Tinea pedis et manum Dermatofitosis pada kaki dan tangan Tinea ungulum Dermatofitosis pada kuku jari tangan dan kaki Tinea korporis Dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di atas.

PATOGENESIS
Terjadinya penularan dermatofitosis adalah melalui 3 cara,

yaitu:
Antropifilik, transmisi dari manusia ke manusia. Ditularkan

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lantai kolam renang dan udara sekitar rumah sakit/klinik, dengan atau tanpa reaksi peradangan. Zoofilik, transmisi dari hewan ke manusia. Ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung melalui bulu binatang yang terinfeksi dan melekat di pakaian, atau sebagai kontaminan pada rumah/tempat tidur hewan, tempat makanan dan minuman hewan. Sumber penularan utama adalah anjing, kucing, sapi, kuda dan mencit. Geofilik, transmisi dari tanah ke manusia. Secara sporadic menginfeksi manusia dan menimbulkan reaksi radang.

MANIFESTASI KLINIS
Tinea Corporis bermanifestasi sebgai lesi annular

dengan squama (kerak/sisik) atau plaque sirkular dengan batas jelas. Sering asimtomtis. Menyebar dengan cepat jika ada pada lingkungan anak anak. Mana pasien dengan usia 71 tahun ditemukan juga lesi dan squma yang eritem. Biasanya bersifat tidak mengalami inflamasi namun berbeda jika manifestasiklinis terjadi pada orang dengan immunocompromis. Lesi akan beruba abses subkutaneus yang multipel. (Mahmoudabadi1 & Yaghoobi, 2008)

TERAPI
Tinea Griseofulvin 500 mg Terbinafine 250 mg / hari

corporis

/ hari sampai
sembuh [4-6 minggu], sering

selama 2-4 minggu.


Itrakonazol 100 mg / hari selama 15 hari atau 200

dikombinasikan
dengan topikal agen imidazol.

mg / hari selama 1
minggu. Flukonazol 150-300 mg / minggu selama 4 minggu.

Kandidiasis

Definisi
Kandidiasis adalah penyakit jamur, yang bersifat

akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans. Dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Nama lain dari Candidiasis adalah kandidosis, dan moniliasis.

Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat

menyerang semua umur terutama bayi dan orang tua, baik laki laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit. Gambaran klinisnya bermacam macam sehingga tidak diketahui data data penyebarannya dengan tepat.

Etiologi
Yang tersering sebagai penyebab ialah Candida

albicans yang dapat diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan feses orang normal. Sebagai penyebab endokarditis kandidosis ialah Candida parapsilosis dan penyebab kandidosis septikemia adalah Candida tropicalis.

Klasifikasi
-KANDIDIASIS MUKOSA, meliputi: 1).kandidiasis oral (thrush) 2).perlche 3).vulvovaginitis 4).balanitis atau balanopostitis 5).kandidiasis mukokutan kronik 6).kandidiasis bronkopulmonar dan paru -KANDIDIASIS KUTIS meliputi: 1).lokalisata yaitu daerah intertriginosa dan daerah perianal 2).generalisata 3).paronikia dan onikomikosis 4).kandidiasis kutis granulomatosa -KANDIDIASIS SISTEMIK meliputi: 1).endokarditis 2).meningitis 3).pielonefritis 4).septikemia. -REAKSI id (kandidid)

Patogenesiss
Faktor endogen meliputi:

-Perubahan fisiologik seperti: kehamilan, kegemukan, debilitas, iatrogenik, endokrinopati,.penyakit kronik seperti:tuberkulosis,lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk. -Umur contohnya: orang tua dan bayi lebih mudah terkena I nfeksi karena status imunologiknya tidak sempurna. -Imunologik contohnya penyakit genetik. Faktor eksogen meliputi: iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan respirasi meningkat, kebersihan kulit, kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur, dan kontak dengan penderita misalnya pada thrush, dan balanopostitis.

Manifestasi Klinis
Tergantung dari lokasi infeksinya

Kandidiasis mukosa: thrush di mukosa biasanya

di mulut, vulvovagina, dll Di kutis bisa terletak di daerah lipatan tubuh (kandidiasis intertriginosa), gambaran bercak kemerahan berbatas tegas,bersisik. basah,dan eritematosa,dengan gambaran korimbiformis. Ditengah lesi yang lebar sering terjadi erosi.

Diagnosis
larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram,

terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. Pemeriksaan biakan

Pengobatan
Topikal meliputi: 1). larutan gentian violet -1% untuk mukosa, 12% untuk kulit. Dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, 2). nistatin: berupa krim, salap, emulsi, 3). amfoterisin B, 4). grup azol antara lain: Mikonazol 2% berupa krim atau bedak Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim Tiokonazol, bufonazol, isokonazol Siklopiroksolamin 1% larutan, krim.

Sistemik meliputi: 1).Ketokonazole 400mg/hari selama 5hari atau Flukonazole 150mg/hari selama 7 hari 2).Itrakonazole 2 kali 100mg/hari selama 3 hari. 3).Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus. 4).Untuk kandidiasis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal 5). Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sistemik,

Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya

faktor predisposisi.

KUSTA/LEPRA/MORBUS HANSEN

adalah penyakit infeksi kronik yang penyebabnya

adalah Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat yang menyerang saraf perifer, kemudian kulit, mukosa saluran pernafasan bagian atas.

Etiologi
Mycrobacterium leprae adalah kuman aerob,

tidak membentuk spora, berbentuk batang, berukuran panjang 3-8 m dan lebar 0,2-0,5 m Kuman ini mempunyai afinitas yang besar pada sel saraf (Schwann cell) dan sel dari sistem retikuloendotelial

Patogenesis
M. Leprae mempunyai patogenitas dan daya invasi yang

rendah. Pengaruh M.leprae terhadap kulit bergantung pada faktor imunitas seseorang, kemampuan hidup M. leprae merupakan parasit obligat intraseluler yang terutama terdapat pada sel makrofag di sekitar pembuluh darah superfisial pada dermis atau sel Schwann di jaringan syaraf. Bila kuman M.leprae masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan bereaksi mengeluarkan makrofag (berasal dari sel monosit darah, sel mononuklear, histiosit) untuk memfagositnya

Faktor yang berperan dalam penularan


Usia: Penyakit ini dapat menyerang semua umur, tetapi anak-

anak lebih rentan dari pada dewasa Jenis Kelamin: Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Namun pada perempuan kejadiannya relatif lebih rendah. Etnis dan suku: Bangsa Asia dan Afrika lebih banyak terkena penyakit kusta, hal ini dapat disebabkan karena faktor predisposisi genetik yang berbeda Sosial Ekonomi: Umumnya negara-negara endemis kusta adalah negara dengan tingkat sosial ekonomi rendah, seperti Asia, Afrika dan Amerika latin. Dengan adanya peningkatan ekonomi, maka kejadian kusta sangat cepat menurun

Tanda cardinal

Diagnosis

Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa: dapat berbentuk putih

(hipopigmentasi) atau kemerahan yang mati rasa Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf. Berupa:
Gangguan fungsi sensoris: mati rasa Gangguan fungsi motoris: kelemahan (paresis) atau kelumpuhan

(paralisis)otot) Gangguan fungsi otonom: kulit kering dan retak.


Adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan

kulit.

Tanda-tanda tersangka
Tanda pada kulit Bercak kulit merah atau putih dan atau plakat pada kulit, terutama diwajah dan telinga Bercak kurang/mati rasa Bercak yang tidak gatal Kulit mengkilap atau kulit kering bersisik Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut Lepuh tidak nyeri Tanda-tanda pada saraf Nyeri tekan dan atau spontan pada saraf Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak Kelemahan anggota gerak dan atau wajah Luka yang sulit sembuh Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan kullit

yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin

Anamnesis
Kapan timbul bercak/ keluhan yang ada,? Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan

yang sama? Daerah tempat tinggal Riwayat pengobatan sebelumnya


Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pandang Pemeriksaan rasa raba pada kelainan kulit Pemeriksaan saraf tepi

Pemeriksaan Skin Smear/Bakteriologis

Penatalaksanaan Kusta
Pasien pausibasiler (PB)
Dewasa

Pengobatan bulanan hari pertama (obat diminum di depan petugas)


2 kapsul rifampisin @300mg (600mg) 1 tablet dapson/DDS 100 mg

Pengobatan harian: hari ke 2-28


1 tablet dapson/DDS 100 mg Satu bister untuk 1 bulan. Digutuhkan 6 bister yang diminum

selama 6-9 bulan

Pasien Multibasier

Dewasa Pengobatan bulanan: hari pertama (obat diminum didepan petugas)


2 kapsul rifampisi @300 mg( 600 mg) 3 tablet lampren @100 mg (300 mg) 1 tablet dapson/DDS 100 mg

Pengobatan harian: hari ke 2-28 1 tablet lampren 50mg 1 tablet dapson/DDS 100 mg Satu blister untuk 1 buln. Dibutuhkan 6 blister yang diminum selama 12-18 bulan.

Dosis MDT PB untuk anak (umur 10-15 tahun)

Pengobatan bulanan: hari pertama (obat diminum di depan petugas) 2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg 1 tablet dapson/DDS 50 mg Pengobatan harian: hari ke 2-28 1 tablet dapson/ DDS 50 mg Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 6 blister yang diminum selam 6-9 bulan.

Dosis MDT untuk anak (umur 10-15 tahun) Pengobatan bulanan:hari pertama (obat diminum didepan petugas)
2 kapsul rifampisin 150 mg dan 300 mg 3 tablet lampren @50 mg (150 mg) 1 tablet dapson/DDS 50 mg

Pengobatan harian: hari ke 2-28


1 tablet lampren 50 mg selang sehari 1 tablet dapson/DDS 50 mg

Satu blister untuk 1 bulan. Dibutuhkan 12 blister yang diminum selama 12-18 bulan Bagi dewasa dan anak usia 10-14 tahun tersedia paket dalam bentuk blister Dosis anak disesuaikan dengan berat badan: Rifampisin:10-15 mg/kgBB Dapson: 1-2 mg/kgBB Lapson: 1 mg

Você também pode gostar

  • Referat
    Referat
    Documento40 páginas
    Referat
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Gea Dewasa Ruangan
    Gea Dewasa Ruangan
    Documento31 páginas
    Gea Dewasa Ruangan
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • HT Urgensi Ruangan
    HT Urgensi Ruangan
    Documento60 páginas
    HT Urgensi Ruangan
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Lapsus Isip Bangsal
    Lapsus Isip Bangsal
    Documento19 páginas
    Lapsus Isip Bangsal
    Ika Putri Yuliani
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Jantung
    Tugas Jantung
    Documento31 páginas
    Tugas Jantung
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Paru Raissa New
    Paru Raissa New
    Documento27 páginas
    Paru Raissa New
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • PR Ujian
    PR Ujian
    Documento7 páginas
    PR Ujian
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Morning Report
    Morning Report
    Documento16 páginas
    Morning Report
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento3 páginas
    Daftar Pustaka
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Anemia Ibu Hamil Ikm
    Anemia Ibu Hamil Ikm
    Documento55 páginas
    Anemia Ibu Hamil Ikm
    Kim
    Ainda não há avaliações
  • Jadwal Dinas Pagi Kelompok Ikm Puskesmas Kediri Aman
    Jadwal Dinas Pagi Kelompok Ikm Puskesmas Kediri Aman
    Documento2 páginas
    Jadwal Dinas Pagi Kelompok Ikm Puskesmas Kediri Aman
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • HOME VISIT Raissa New
    HOME VISIT Raissa New
    Documento11 páginas
    HOME VISIT Raissa New
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus Int Ny S
    Laporan Kasus Int Ny S
    Documento27 páginas
    Laporan Kasus Int Ny S
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Kasus Int Ny S
    Laporan Kasus Int Ny S
    Documento27 páginas
    Laporan Kasus Int Ny S
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Refrat Adi Kurniawan
    Refrat Adi Kurniawan
    Documento20 páginas
    Refrat Adi Kurniawan
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Kumpulan Referat Forensik
    Kumpulan Referat Forensik
    Documento300 páginas
    Kumpulan Referat Forensik
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Dampak Hiperfosfatemia Pada CKD
    Dampak Hiperfosfatemia Pada CKD
    Documento23 páginas
    Dampak Hiperfosfatemia Pada CKD
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • MR 24 Juli
    MR 24 Juli
    Documento28 páginas
    MR 24 Juli
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Anakku Mencret
    Anakku Mencret
    Documento1 página
    Anakku Mencret
    Lala Syahaab
    Ainda não há avaliações
  • Chapter II 3
    Chapter II 3
    Documento31 páginas
    Chapter II 3
    richardomanasye
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Daftar Isi
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Anemia Ibu Hamil Ikm
    Anemia Ibu Hamil Ikm
    Documento55 páginas
    Anemia Ibu Hamil Ikm
    Kim
    Ainda não há avaliações
  • Peta
    Peta
    Documento4 páginas
    Peta
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Note
    Note
    Documento2 páginas
    Note
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Refleksi Kasus
    Refleksi Kasus
    Documento26 páginas
    Refleksi Kasus
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Anemia Dalam Kehamilan
    Anemia Dalam Kehamilan
    Documento18 páginas
    Anemia Dalam Kehamilan
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Masala Pasangan
    Masala Pasangan
    Documento2 páginas
    Masala Pasangan
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Perkesmas
    Perkesmas
    Documento1 página
    Perkesmas
    Ria Raissa Fala
    Ainda não há avaliações
  • Chapter I - 3
    Chapter I - 3
    Documento9 páginas
    Chapter I - 3
    Tommy Prima Taruna
    Ainda não há avaliações