Você está na página 1de 23

Anatomi Nasal

Heydi Marizky L 1010211043

Nasus Eksternus

Cavum nasi

Hidung

Fungsi : jalan napas, alat pengatur kondisi udara, penyaring dan pembersih udara, indera pembau, resonansi suara, membantu proses bicara.

Hidung luar - pangkal hidung - batang hidung (dorsum nasi) - puncak hidung (tip) - kolumela - lubang hidung (nares anterior)

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.

Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan kebelakang yang dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya membagi menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.

Kerangka tulang hidung: - tulang hidung (os nasal) - prossesus frontalis os maksilla - prossesus nasalis os frontal Kerangka tulang rawan hidung : - sepasang kartilago nasalis lateralis superior - sepasang kartilago nasalis lateralis inferior - kartilago septum nasi

Dibelakang nares anterior disebut vestibulum. Dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrise.

Batas cavum Nasi : - dinding medial kavum nasi : septum nasi - dinding lateral kavum nasi : konka dan meatus nasi - batas anterior kavum nasi : nares - batas posterior kavum nasi : koana - dinding superior kavum nasi : lamina kribrosa - dinding inferior kavum nasi : palatum durum

Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. - konka inferior : terbesar dan letaknya paling bawah - konka media : lebih kecil - konka superior : lebih kecil lagi - konka suprema: yang terkecil

Sinus Paranasalis
Merupakan ringga disepanjang atap dan bagian lateral rongga udara hidung. Fungsi : - mengurangi berat tulang wajah - memelihara kekusatan dan bentuk tulang - menambah resonansi suara

Pembagian : 1. Sinus paranasal anterior >> sinus frontalis >> sinus ethmoidalis anterior >> sinus maxillaris Muara sinus paranasal anterior ini di meatus nasi medius. 2. Sinus paranasal posterior >> sinus ethmoidalis posterior >> sinus sphenoidalis Muara sinus paranasal posterior ini di meatus nasi superior.

vaskularisasi
Bagian atas rongga hidung mendapat perdarahan dari a.etmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a.oftalmika dari a.karotis interna. Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksilaris interna, diantaranya ialah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina memasuki rongga hidung dibelakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari cabang-cabang a.fasialis

Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach. Pleksus Keisselbach merupakan tempat pertemuan pembuluh darah dihidung dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis, terutama pada anak.

Vena dihidung berjalan berdampingan dengan arterinya. Pleksus venosa menyalurkan darah kembali ke dalam v.sphenopalatina, v.fasialis, v. Ophtalmica. Vena dihidung tidak mempunyai katup, sehingga merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.

persarafan
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus. Rongga hidung lainnya sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila, n. Palatinus mayor dan n.etmoidalis anterior.

Você também pode gostar