Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BANDA ACEH Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasdem (LMN) Aceh, Jumat (30/3) melancarkan aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Massa yang memulai aksinya sekira pukul 10.00 WIB itu bergerak dari Sekretariat LMN di kawasan Lampineung, Banda Aceh. Koordinator aksi, Zikkir Rahman, dalam orasinya mengecam rencana kenaikan harga BBM yang dinilai semakin menambah beban rakyat. LMN Aceh menilai, aksi penolakan rakyat terhadap kenaikan harga BBM, merupakan murni pergerakan rakyat dan tidak ada pihakpihak tertentu yang mendalanginya. Demo KAMMI Di lokasi yang sama, sekira pukul 17.45 WIB belasan massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh juga menggelar aksi serupa. Koordinator lapangan Dedy Pratama menyebutkan, rencana menaikkan harga BBM hingga 30 persen telah menghadirkan ancaman baru bagi kehidupan rakyat kecil.(mir)
Front Perjuangan Rakyat Sumatera Utara Menyesalkan Tindakan Polisi Saat Demo
KETERANGAN DEMO BBM. Aktivis dari Front Perjuangan Rakyat Sumatera Utara, memberi keterangan kepada wartawan tentang aksi unjuk rasa yang dilaksanakan di sejumlah kawasan sejak dua minggu terakhir, di Medan, Sumut, Rabu (4/4). Front Perjuangan Rakyat Sumatera Utara, terdiri dari elemen buruh, mahasiswa dan LBH Medan, menyesalkan tindakan yang dilakukan pihak kepolisian dalam mengamankan aksi unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah tempat di kota itu. FOTO ANTARASUMUT/Irsan Mulyadi/12 DEMO BBM MENCAPAI PUNCAKNYA Aksi demonstrasi untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi hari ini (30/3) mencapai puncaknya. Berdasarkan keterangan yang beredar, para demonstran telah berhasil memasuki ruas jalan tol di depan gedung DPR. Kabar tersebut disampaikan oleh Polda Metro Jaya melalui akun Twitter resminya @TMCPoldaMetro. Dalam akun Twitter tersebut, tertulis bahwa pengunjuk rasa telah memasuki tol dalam kota di jalan Gatot Subroto sehingga tidak bisa dilalui oleh mobil. Bundaran HI yang biasa menjadi titik pusat demonstrasi saat ini diramaikan oleh sekitar 2000 orang pengunjuk rasa. Aksi demonstrasi yang diikuti oleh berbagai kelompok demonstran termasuk dari kalangan mahasiswa, Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pembela Islam (LPI), dan berbagai kelompok lainnya telah berlangsung sejak pukul 10 pagi tadi. Sementara itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dikabarkan telah menduduki Gedung DPRD Provinsi DI Yogyakarta tersebut sejak siang hari ini (30/3). Kelompok mahasiswa
tersebut akan terus melancarkan aksi demonstrasinya hingga keputusan penolakan kenaikan harga BBM diumumkan dalam sidang paripurna.
(Ilustrasi (dok:Sindonews))
Sindonews.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya mendeteksi pelemparan cairan kimia saat demonstrasi menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang melukai sejumlah wartawan dan anggota polisi saat bentrok di Gedung DPR akhir pekan lalu, dilakukan dari empat titik berbeda. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, dari keterangan saksi-saksi yang menjadi korban, penyiraman cairan kimia tersebut dilakukan pada empat titik di sekitar lokasi bentrok tersebut. Hal ini diketahui karena sejumlah korban akibat tersiram cairan kimia ini berada di empat titik. "Kami menduga penyiraman cairan kimia tersebut dilakukan empat orang. Hingga kini, kami masih telusuri mereka itu dari kelompok mana," katanya. Rikwanto melanjutkan, penyidik masih menunggu hasil pemeriksaan dari Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri untuk mengetahui cairan kimia apa yang dilempar ke arah jurnalis dan petugas keamanan. Namun, dugaan sementara cairan kimia yang dilempar ke arah polisi dan jurnalis merupakan air keras atau asam kuat. Rikwanto menambahkan, berdasarkan informasi di lapangan korban dari penyiraman cairan kimia berjumlah sembilan orang. Terdiri dari tiga polisi dan enam wartawan. Dari sembilan orang korban, baru tiga orang yang telah melapor ke polisi yakni, anggota Provos Mabes Polri Brigadir Made Adamaz KP, Aiptu Sujono, anggota Humas Polda Metro Jaya, dan kamerawan Jak TV Ananto Handoyo. Rikwanto berjanji, penyidik akan
Sekarang ini DEMONTRASI bak gagasan yang mengaitkan signifikansi moral, sosial atau politik dengan garis keinginan kolektif dari pihak-pihak yang mengincar kekuasaan. Menggulingkan kekuasaan di tengah jalan bagai doktrin dari, oleh dan untuk orang-orang kejam yang siap mematikan daya rasionalitas dari dua aspek kehidupan manusia. Kriteria moral-intelektual akhirnya menjadi banjir darah akibat kekerasan brutal yang dianggapnya sebagai tindakan yang terbuka sebagai agregat kimia tanpa pikiran. Dan Presiden Indonesia selalu menjadi tontonan historis, di mana hidupnya dicemooh, dikecam, dihambat oleh orang-orang yang berseberangan maupun didekatnya, dan kemudian, beberapa tahun setelah kematiannya diabadikan di sebuah monumen nasional dan disanjung-sanjung sebagai bukti kebesarannya.
SBY yang menjadi Presiden Indonesia saat ini harus menghadapi derasnya demo dengan tema Turunkan BBM dari banyak mahasiswa maupun rakyat yang didukung beberapa partai politik yang bertindak sebagai oposan pemerintah. Spanduk TURUNKAN SBY sudah bukan barang baru lagi bila ada demo yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sistem demokrasi memang tidak menjamin suatu negara ekonominya bagus, semua harus dilakukan step by step.
Tapi sejak turunnya ORBA tahun 1998 dan sekarang sudah 14 tahun (2012), belum banyak signal untuk praktek demokrasi Pancasila yang diharapkannya. Namun DEMO semakin tahun semakin marak saja, apakah demo tersebut efektif ataukah malah sia-sia? Ada yang menganggap demo turunkan BBM adalah KEBODOHAN, bahkan MENGUTUK tatkala demo sudah BERTINDAK ANARKIS dengan melakukan tindakan dengan MENJARAH, MERUSAK, MENUTUP BANDARA atau JALAN VITAL, MENGHAMBAT akses ke Rumah Sakit, membuat takut anak-anak sekolah. Jika demo seperti itu yang terjadi adalah tontonan yang SANGAT MENJIJIKKAN. Lebih menarik DEMO menurunkan PEMIMPIN yang tak mampu menyediakan energi dan transportasi yang baik dan terjangkau oleh rakyat, sebab ini lebih mendesak dan penting daripada demo TURUNKAN BBM.
Lebih baik DEMO MENGUSIR para WAKIL RAKYAT dari gedung DPR/DPRD yang tak menjalankan fungsinya dengan benar dan semestinya, justru sebaliknya malah JADI PENCURI, berbagi rejeki dari BADAN ANGGARAN, membeli KURSI demi HARGA DIRI daripada MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. Lebih heroik DEMO MENGARAK keliling kota para PENEGAK HUKUM yang justru jadi PELANGGAR HUKUM atau MAKELAR HUKUM. Lebih setuju kalau DEMO MENGGANTUNG atau MENEMBAK MATI para KORUPTOR yang sudah TERBUKTI mengkorup duit rakyat. Menggorok orang pajak yang justru NGEMBAT duit pajak rakyat itu. Apakah takut dianggap melanggar HAM? Apakah mereka juga tidak melanggar HAM?
Iring-iringan massa menuju Lapangan Merdeka Merdeka Medan saat melintasi Jalan Raden Saleh, Senin (26/03). Ribuan massa dari berbagai elemen menolak kenaikan harga BBM, tumpah ruah di lapangan Merdeka Medan. Mereka menggelar aksi memprotes kebijakan pemerintah yang telah menaikkan harga BBM.(Berita Sore/irma) MEDAN (Berita): Aksi demo menolak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh sekira 26 elemen masyarakat dan mahasiswa, Senin [26/3] berlangsung damai. Tak ada bentrok maupun kerusuhan yang dikhawatirkan masyarakat sebelumya, apalagi penangkapan pendemo oleh polisi seperti terjadi Kamis [22/3] lalu. Lapangan Merdeka sebagai titik kumpul massa pendemo diperkirakan semula bakal tumpah ruah, ternyata lengang. Itu karena mereka dalam melakukan aksi berorasi di beberapa lokasi. Diantaranya, Bundaran Majestik dan Gedung DPRD Sumut. Bahkan objek vital yang diperkirakan menjadi sasaran tempat unjuk rasa seperti Bandara Polonia, SPBU Petronas, Jalan Tol Bandar Selamat, hingga pukul 12.50 wib siang tadi masih terlihat lengang. Pantauan wartawan, sekira tujuh elemen masyarakat dan mahasiswa melancarkan orasinya di Bundaran Majestik. Beberapa diantara mereka dari Gerakan rakyat dan Mahasiswa Indonesia (GRMI), berdiri di atas tembok bangunan kolam pancur meneriakkan penolakan kenaikan BBM. Tak berapa lama datang serombongan mahasiswa dari BEM Universitas Dharma Agung dengan membawa ban bekas kemudian membakarnya persis di persimpangan Jalan Guru Patimpus menuju Jalan Gatot Subroto. Kendati demikian arus lalu lintas berjalan lancar. Sejumlah petugas kepolisian tampak siaga berjaga-jaga di sekitar lokasi. Sekira satu jam berorasi di Bundaran Majestik, pendemo membubarkan diri dengan tertib.
Kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April nanti terus menuai kecam dari beberapa pihak. Mayarakat, mahasiswa, LSM, ormas, dan masih banyak lagi bersatu dan sepakat untuk menolak kenaikan harga BBM apapun alasannya. Tak pelak aksi unjuk rasa dan demonstrasi merebak di pelbagai daerah di tanah air. Mereka akan terus dan terus bersuara hingga pemerintah urung menaikkan harga BBM. Di Yogyakarta, pada Kamis (28/03/12) silam bertempat di Kantor Pertamina di Jln. Mangkubumi Yogyakarta, beberapa aksi Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia mendatangai kantor Pertamina Pemasaran Region IV. Mereka dengan tegas menolak pemerintah yang ingin menaikkan harga BBM. Sebelumnya mereka berkumpul di Bundaran Kampus Universitas Gadjah Mada. Di Kabupaten Konawe Utara, Kendari, massa dan mahasiswa membakar satu mobil dinas polisi di depan Bank Panin di Jln. Ahmad Yani pada Kamis (29/03/12) kemarin. Aksi ini dilakukan sembari mereka dalam perjalan pulang ke Kampus Universitas Haluleo usai menggelar demo aksi menentang kenaikan harga BBM di depan gedung DPRD Sulawesi tenggara. Di Kota Pekanbaru, Riau, aksi demo tolak kenaikkan harga BBM berlangsung ricuh. Aksi massa yang menggelar orasi di depan Kantor DPRD Provinsi Riau harus berakhir dengan pembakaran ban bekas pada Selasa (27/03/12) silam.
TRIBUN PONTIANAK/ISFIANSYAH Demo yang dilakukan oleh mahasiswa Kalbar yang tergabung dalam AMKB, melakukan aksi di sekitar tugu Degulis Pontianak, Kamis (8/3/2012) satu diantara item yang ditolak oleh mahasiswa tersebut yakni terkait rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kalimantan Barat (AMKB) melakukan aksi dibundaran Digulis Untan memperingati hari perempuan Internasional yang Ke 101 tahun, Kamis (8/3/2012) Mahasiswa yang melakukan aksi tersebut menuntut untuk dihentikannya perampasan upah, tanah, kerja dan pendidikan serta menolak kenaikan BBM. Dengan membentangkan spaduk beberapa mahasiswa melakukan orasi. Puluhan polisi tampak berjaga-jaga mengamankan jalannya aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut. Menurut Koordinator umum AMKB yang melakukan aksi, Ahmad Asmoengin mengatakan dari AMKB menuntut dihetikannya kekerasan seksual (KDRT, pelecehan, dan pemerkosaan terhadap perempuan indonesia. Selain itu pihaknya menolak kenaikan BBM dan pencabutan subsidi bagi rakyat karena dapat mengsesarakan rakyat. "Kebijakan pemerintah yang akan menaikan harga BBM dan juga mencabut subsidi bagi rakyat akan memicu kenaikan harga-harga barang lainnya ini sangat bertolak belakang dengan tingkat pendapatan masyarakat yang sangat rendah," ungkapnya.