Você está na página 1de 7

APAKAH

WANITA

DENGAN

PCOS

MEMILIKI

PREDISPOSISI UNIK UNTUK OBESITAS?


Ada pemahaman bahwa obesitas berpengaruh negatif dalam patofisiologi PCOS, tidak jelas bahwa wanita dengan PCOS memiliki predisposisi unik untuk PCOS, atau jika obesitas adalah faktor sekunder untuk ekerbasinya kondisi ini. Diperkirakan bahwa sekitar 38-88% dari wanita dengan PCOS adalah berat badan lebih atau obesitas. Namun, angka obesitas di semua populasi seluruh dunia meningkat secara signifikan pada 30 tahun terakhir. Di Amerika Serikat, mayoritas populasi dewasa sekarang memiliki berat badan lebih atau obesitas. Asalan untuk berlanjutnya pertumbuhan prevalensi obesitas adalah multifaktor. Masukan energi secara signifikan meningkat pada beberapa dekade terakhir, secara khusus konsumsi kalori berlebih dari makanan. Peningkatan ini paralel dengan penurunan kebutuhan energi lewat aktivitas harian dan latihan fisik. Kondisi ini berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi obesitas yang berdampak pada wanita baik dengan atau tanpa PCOS, membuat kontribusi relatif dari predisposisi obesitas pada PCOS sulit dinilai. Obesitas menjadi lumrah pada PCOS sejak deskripsi natural Sindrom Stein Leventhal pada tahun 1930-an. Namun demikian, obesitas tidak menentukan kelanjutan dari sindrom seperti PCOS baik pada berat badan normal maupun obesitas. Namun demikian, obesitas, terutama obesitas abdominal, lebih buruk baik secara klinis maupun pada sindrom endokrin. Variasi prevalensi obesitas pada sindrom ini pada berbagai populasi yang berbeda berpengaruh terhadap gaya hidup dan faktor gnetik. Obesitas pada PCOS memiliki dampak bagi keistimewaan sindrom ini. Sebagai tambahan pada konsekuensi metabolik termasuk prevalensi tinggi pada DM tipe 2 pada wanita obesitas dengan PCOS, konsekuensi reproduktif dari obesitas di PCOS termasuk tingginya prevalensi dari menstruasi yang irregular dan menorraghia, peningkatan konsentrasi serum androgen, dan secara signifikan mengurangi respon terhadap regimen induksi ovulasi sama seperti mengurangi kesuksesan tatalaksana fertilitas saat dibandingkan kepada kondisi wanita kurus. Ada penelitian memeriksa kejadian antara predisposisi obesitas dengan PCOS.

Pro: Wanita dengan Obesitas memiliki Predisposisi Unik pada Obesitas Kathleen M. Hoeger, M.D., M.P.H Memberi dampak pada obesitas untuk PCOS, pertanyaannya apakah wanita dengan PCOS memiliki predisposisi unik untuk obesitas adalah penting untuk pemahaman kita dalam patofisiologi kondisi ini, sama seperti pandangan utnuk tatalaksana terbaik untuk kondisi ini, Dimana setiap individu dengan obesitas menghadapi halangan potensial kepada tatalaksana berat efektif, ini memungkinkan bahwa wanita dengan PCOS menghadapi halangan tambahan. Wanita dengan PCOS yang mengalami program gaya hidup menunjukkan angka kegagalan yang tinggi untuk menurunkan berat badan dan dropout dari studi ini. Dropout ini mancapai 40% dan dinilai dari studi ini. Seperti telah disebutkan diatas, banyak kejadian obesitas meningkat dari populasi PCOS saat dibandingkan ke populasi umum. Di kohort kelahiran Finlandia Utara, studi lewat 2000 wanita lahir di tahun 1966 dan diikuti secara prospektif, wanita dengan umur 14 dan 31. Jika seca aindividu obesitas pada usia 31 meningkatkan resiko relatif untuk gejala yang dilaporkan pada PCOS di 1,44. Jika ada obesitas ada di angka 14 dan 31 pada kohort di Spanyol, prevalensi untuk PCOS di populasi obesitas adalah 28,3% yang secara signifikan meningkat lebih pada PCOS di populasi umum. Namun demikian di populasi umum di Amerika Serikat, angka PCOS pada wanita kurus dengan BMI < 25 kg/m2 tidak dapat dibedakan dari wanita dengan BMI 35 kg/m2 atau lebih tinggi (9,8% versus 12,5%). Ini berefleksi apakah porsi lebih kecil dari wanita dengan BMI lebih tinggi bisa meningkatkan diagnosis PCOS dengan yang BMI lebih dari 35 kg/m2. Obesitas berhubungan dengan peningkatan konsentrasi androgen pada anakanak. Walaupun ini tidak secara jelas berhubungan dengan peningkatan diagnosis PCOS, premenarchi dengan obesitas berhubungan dengan konsentrasi androgen yang secara signifikan meningkat pada pubertas awal. Ini tidak mungkin dari studi untuk interptretasi apakah predisposisi untuk obesitas berhubungan dengan PCOS pada perkembangan awal tetapi ini dipikirkan bahwa obesitas primer berhubungan peningkatan produksi androgen ovarium yang sebagai predisposisi PCOS. Pada wanita dengan PCOS yang meningkatkan resiko obesitas dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS, ini mungkin bahwa ini bermanifestasi sebagai perbedaan basal metabolic rate (BMR) atau pada penggunaan konsumsi kalori. Hanya ada beberapa studi yang menilai basal metabolic rate dan termogenesis postprandial pada

wanita dengan PCOS dibandingkan dengan kontrol wanita yang dicocokan untuk berat badan. Studi tersedia di literatur yang ditampilkan dengan kalorimeter indirek dan menujukkan hasil campuran. Segal dan Dunaif mempelajari 10 wanita dengan PCOS dan 9 obesitas sebagai kontrol dan dibandingkan dengan kontrol yang kurus. Mereka mendemonstrasikan penurunan resting metabolic rate pada obesitas dibandingkan dengan kontrol yang kurus tetapi tidak aa perbedaan antara obesitas dengan dan tanpa PCOS. Robinson et al, menemukan penurunan termogenik postprandial pada wanita dengan PCOS dibandingkan kontrol wanita baik pada obesitas atau wanita kurus dengan PCOS. Studi terkini 62 wanita dengan PCOS dan 23 wanita dengan kontrol dicocokan untuk berat badan mendemonstasikan penurunana BMR pada PCOS dibandingkan dengan kontrol , walaupun wanita dengan PCOS yang diklasifikasikan sebagai resisten insulin memiliki BMR paling rendah. Secara keseluruhan, studi ini memikirkan bahwa tidak ada perbedaan pada penggunaan kalori pada wanita dengan PCOS saat dicocokan dengan berat badan. Sayangnya tidak ada studi yang memeriksa metabolik rates pada wanita dengan PCOS menggunakan metodologi yang tepat dan kontrol yang teliti melalui observasi langsung dari pemasukan diet, meninggalkan pertanyaan yang tidak terselesaikan dari basal metabolik rate di PCOS. Ini mungkin bahwa baik pemasukan atau pengeluaran energi dibedakan antara wanita dengan atau tanpa PCOS. Dengan menggunakan pemasukan energi, studi dari 84 wanita dengan PCOS dan 79 kontrol, bagian dari studi kohort PCOS jangka panjang di Pittsburgh, menunjukkan bahwa wanita kurus (BMI < 25 kg/m2) dengan PCOS membatasi kalaori secara signifikan lebih dari BMI yang dicocokan pada wanita kontrol untuk menjaga berat badan yang sama (1398 berbanding 1792 kcal/hari). Hubungan ini tidak terlihat pada berat badan lebih dan wanita obesitas, sama dengan pemasukan kalori yang telhita antara kasus dan kontrol pada wanita dengan BMI < 25 kg/m2. Pada studi ini, tidak ada perbedaan pada skor aktivitas fisik antara kelompok yang dinilai dengan survei kuesioner. Pada studi yang bertolak belakang pada pengumpulan makanan harian secara prospektif. Douglas et al mempelajari 30 wanita berat badan lebih dengan PCOS dobandingkan berat badannya dengan kontrol (BMI 29 kg/m2) dan tidak menunjukkan perbedaan pada pemasukan kalori antara kelompok, tetapi wanita dengan PCOS mengkonsumsi lebih banyak makanan dengan glukosa tinggi. Ini memungkinkan bahwa tidak ada perbedaan pada masukan makanan dan BMI mungkin paling mengungkapkan wanita dengan berat

badan normal. Sayangnya tidak ada studi dengan populasi yang cukup pada wanita kurus dengan PCOS untuk jawaban yang adekuat untuk menjaga berat badan normal dengan indeks masa tubuh pada PCOS membutuhkan restriksi diet atau peningkatan penggunaan energi yang meningkat. Ada kejadian bahwa prevalensi obesitas bervariasi antara bebagai populasi etnis dari wanita dengan PCOS. Ini mungkin karena dampak dari perbedaan gaya hidup dan perbedaan area geografis tetapi juga berefleksi terhadap predisposisi

genetik tunuk populasi antara obesitas. Tidak ada marker genetis yang menjelaskan PCOS, memunginkan bahwa gen obesitas dapat dicari di populasi PCOS dan wanita dengan obesitas. Kejadian ini dilaporkan dengan massa lemak dan obesitas berhubungan dengan gen (FTO) dimana telah ditunjukkan pengaruh adanya DM tipe 2 melewati dampak tertentu pada BMI dan kelemakan pada populasi umum Eropa. Barber et al mempelajari berbagai varian dari FTO, rs9939609 pada 436 wanita dengan PCOS dan 1336 kontrol. Mereka menemukan asosiasi yang signifikan antara FTO genotip dan status PCOS. Tidak ada hubungan dengan androgen pada studi ini. Studi ini memerlukan perluasan populasi utnuk menilai peluang peningkatan prevalensi gen obesitas pada wanita dengan PCOS. Kelebihan androgen menjadi predisposisi untuk lemak abmonen deposit. Pada wanita dengan kelebihan androgen dihubungkan pada berbagai penelitian dengan peningkatan resiko metabolik sindrom. COviello et al melaporkan peningkatan prevalensi dari sindrom metabolik pada PCOS remaja pada populasi umum. Mereka mendemonstrasikan prevalensi yang lebih tinggi dari sindrom metabolik

menggunakan standar pediatri dengan peningkatan level dari testosteron. Menariknya ini tidak berhubungan antara obesitas dan resistensi insulin., walaupun kelemakan abdomen secara spesifik tidak diperiksa. Disregulasi dari sex steroid pada PCOS didemonstrasikan dengan kelebihan androgen, ini memiliki peran penting dalam perkembangan dan ekspresi dari fenotif obesitas sama seperti disfungsi metabolik. Areadari investigasi terbaru berpengaruh kepada penyakit dewasa dan eksposur prenatal. Ini mungkin bahwa predisposisi dari obesitas dimulai antenatal. Lingkungan intrauterine, secara khusus nutrisi prenatal, dapat menjadi fakor predisposisi dari penyakit dewasa. Untuk secara instan, ada kejadian obesitas maternal sebagai predisposisi untuk resiko sindroma metabolik anak-anak. Pada studi pada anak-anak 11 tahun, obesitas maternal diprediksi dengan adanya sindrom metabolik pada anak-anak, secara independen dari diabetes gestasional, faktor resiko

untuk disfungsi metabolik pada anak-anak. Juga memungkinkan bahwa resistensi insulin< untuk PCOS dapat menjadi predisposisi dari obesitas dan predeterminasi lingkungan intrauterin. Pada studi dari 301 wanita hamil, kejadian resistensi insulin dinilai dengan TTGO pada kehamilan dengan peningkatan berat badan janin pada kehamilan pada tahun pertama kehamilan seperti peningkatan kelemakan infant. Ini tidak dapat dibedakan dengan status glukosa maternal. Sebagai kesimpulan, PCOS secara tinggi berhubungan dengan obesitas sebagai semua populasi studi. Resistensi insulin atau kelebihan androgen dapat menjadi perubahan dalam perubahan komposisi tubuh secara independen. Ini dibatasi karena studi yang kecil atau data yang minimal, muncul untuk mendukung hipotesis bahwa wanita dengan PCOS mendemonstrasikan predisposisi untuk obesitas. Ini menjadi mungkin bahwa predisposisi ini berhubungan dengan kejadian prenatal, predisposisi genetik atau keduanya, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan.

Con : Wanita Dengan PCOS Tidak Mempunyai Predisposisi Terhadap Obesitas Sharon E. Oberfield, M.D Terdapat sedikit keraguan bahwa PCOS dan obesitas sangat berkaitan, dimana bukti-bukti medis yang mengatakan bahwa obesitas merupakan faktor predisposisi PCOS masih kurang. Faktor lingkungan, faktor keturunan, lebih memainkan peranan penting dalam terjadinya PCOS. Hal ini terlihat dari tingginya prevalensi PCOS di berbagai belahan negara. Tampaknya faktor lingkungan dan gaya hidup menjadi faktor penyebab dari PCOS dan hal ini sudah dilaporkan. Tampak jelas juga bahwa wanita dengan PCOS secara umum berkaitan

dengan berat badan terutama obesitas. Selain itu resistensi insulin telah menjadi pengukuran penting pada wanita dengan PCOS dan obesitas abdomen. Pada penelitian yang dilakukan oleh Huber et al menunjukkan bahwa lemak tubuh berkaitan secara signifikan dengan PCOS. Hal ini ditunjukkan dengan FDI (Fat Distribution Index), yang mana berat lemak badan bagian atas dibagi dengan berat lemak badan bagian bawah. Peranan androgen terhadap perkembangan dan distribusi lemak menjadi bahasan dalam artikel ini. Pada penelitian yang dilakukan oleh Baranova et al, melaporkan adanya hubungan antara PCOS dengan sindroma metabolic dan non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) yang dipublikasikan di PubMed. Bukti medis menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS beresiko terhadap NAFLD dan demikian sebaliknya. Sebagai tambahan, NAFLD merupakan

manifestasi dari hepar terhadap sindrom metabolic, dan PCOS merupakan manifestasi dari ovarium. Disamping itu terdapat peningkatan prevalensi baik terhadap PCOS dan NAFLD terhadap resistensi insulin dan jaringan lemak. Penelitian lebih lanjut

mengenai kejadian obesitas dengan PCOS dilakukan oleh Glueck et al, dan mendapatkan bahwa pada wanita usia 14 tahun dengan oligohidramnion dan hiperandrogenisme, didapatkan peningkatan resiko untuk terjadinya obesitas yang berat (BMI>40) dan sindroma metabolic pada usia 24 tahun, hal ini mendukung terjadinya PCOS dengan obesitas. Angka metabolik basal / basal metabolic rate (BMR) telah diperiksa pada wanita dengan PCOS menggunakan calorimeter. Kurangnya penelitian terhadap BMR tidak memberikan kesimpulan yang spesifik terhadap peningkatan predisposisi obesitas pada PCOS. Obesitas itu sendiri dapat dipengaruhi oleh hormon yang berperan dalam pengaturan rasa kenyang dan nafsu makan. Studi-studi saat ini

berfokus kepada disregulasi daripada ghrelin, supresi nafsu makan, dan pengaturan berat badan dan asupan makan. Pada studi yang melibatkan 20 wanita obesitas dengan PCOS dan 11 wanita dengan BMI sebagai kontrol, dan wanita yang non-PCOS mempunyai ghrelin baseline puasa dan peningkatan ghrelin, dari studi ini didapatkan bahwa wanita dengan PCOS menunjukkan adanya peningkatan rasa lapar dan penurunan rasa kenyang selama makan. Akan tetapi, studi lain tidak menunjukkan perbedaan antara wanita dengan atau tanpa PCOS. Secara umum, tidak ada bukti medis bahwa wanita dengan PCOS mempunyai predisposisi obesitas. Sampai didapatkan data yang definitive, teknik untuk mengurangi berat badan dan modifikasi gaya hidup secara umum, merupakan manajemen terapi yang terbaik terhadap wanita dengan PCOS.

Kesimpulan Obesitas dengan kelebihan lemak badan telah meningkat secara drastis di semua populasi di negara berkembang. Sehubungan dengan peningkatan obesitas, meningkat pula peyakit yang berhubungan dengan obesitas seperti diabetes. Disaat prevalensi tinggi dari obesitas pada PCOS jelas, peran obesitas memiliki peranan penting dalam patofiologi dari PCOS adalah signifikan, dan wanita dengan PCOS memiliki prevalensi tinggi dari obesitas, obesitas abdominal, resistensi insulin dan

bahkan sindrom metabolik, walaupun predisposisi untuk masih belum jelas. Kejadian yang mendukung predisposisi untuk obesitas terbatas untuk studi kecil tanpa gold standart untuk determinasi, penilaian metabolik, untuk menilai angka metabolik dan penggunaan energi. Peran dari lingkungan intrauterine membutuhkan data yang kuat untuk mendukung penyebab epigenetik untuk obesitas, tetapi bagaimana ini berhubungan dengan perkembangan PCOS masih belum jelas. Populasi berdasarkan studi yang terlihat longitudinal untuk menilai insiden PCOS dalam hubungan perkembangan dengan obesitas sangat diperlukan. Penelitian untuk menemukan metabolisme basal pada PCOS dan dampak potensial dari diet spesifik dan faktor gaya hidup sangat diperlukan. Modifikasi gaya hidup berdasarkan prinsip pembatasan cairan dan olahraga tetap menjadi terapi primer untuk tatalaksana obesitas pada PCOS.

Você também pode gostar