Você está na página 1de 11

Analisis Kebijakan Gizi dan Kesehatan Reproduksi

MAKALAH
Tablet Fe

OLEH M. Ilham Andi Nur Arini T.A Nurul Fitriah Nasri 141280181 141280147 141280145

Peminatan Gizi Kesehatan Reproduksi PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2010

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah zat besi. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Fe terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua. Pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama dari sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat mencapai 10-20%. Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe nabati (non heme). Keanekaragaman konsumsi makanan sangat penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A. Makanan sumber zat besi umumnya merupakan sumber vitamin A. Anemia gizi besi banyak diderita oleh ibu hamil, menyusui, dan perempuan usia subur. Perempuan usia subur mempunyai siklus tubuh yang berbeda dengan lelaki, anak, dan balita sebab mereka harus mengalami haid, hamil, melahirkan, dan menyusui. Oleh karena itu kebutuhan zat besi (Fe) relatif lebih tinggi. Anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah ditengarai sering menderita anemia gizi besi. Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam darah maka angka Hb kurang dari normal. Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi yang berat badannya rendah, risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil menderita anemia berat. Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas kerja. Selain itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi.

Anemia gizi besi dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Penanggulangan anemia pada balita diberikan preparat besi dalam bentuk sirup. Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet atau sirup besi setelah makan pada malam hari. Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Setelah minum tablet atau sirup zat besi, biasanya kotoran (feses) akan berwarna hitam. Dengan meminum tablet Fe maka tanda-tanda kurang darah akan menghilang. Namun, jika tidak menghilang berarti menderita anemia gizi besi jenis lain.

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI ZAT BESI
Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan merasa lelah (Sunririnah 2008 )

B. FUNGSI ZAT BESI BAGI IBU HAMIL Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dan zat zat makanan keseluruh tubuh serta membantu proses metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi,jika asupan zat besi kedalam tubuh berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh pun akan kekurangan oksigen akibatnya timbullah gejala gejala anemia (Samuel 2006). C. AKIBAT KEKURANGAN ZA BESI Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu, jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan. Selama hamil asupan zat besi harus ditambah sebanyak 20 mg/hari. Hal ini mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60% untuk memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, dan keguguran. Selain itu, jika ibu kekurangan zat besi selama hamil, maka persediaan zat besi pada bayi saat dilahirkan pun tidak akan memadai. Padahal zat besi sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi di awal kelahirannya. Penelitian membuktikan, bayi yang mengalami kekurangan zat besi perkembangan otaknya tertinggal hingga 10 poin daripada bayi yang kebutuhan zat besinya tercukupi.

D. PEMENUHAN KEBUTUHAN ZAT BESI Untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi selama hamil, ibu harus mengkonsumsi zat besi sekitar 45-50mg sehari. Kebutuhan ini dapat terpenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti, dan serelia. Agar zat besi lebih mudah diserap, terutama besi non heme sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan buahbuahan yang mengandung vitamin C. Sajian makanan yang bervariasi dan diolah dengan benar biasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi. Tetapi jika dokter kandungan menemukan ibu hamil yang menunjukkan gejala anemia biasanya akan memberikan suplemen zat besi berupa tablet besi. Biasanya suplemen ini dikonsumsi satu kali dalam sehari. Suplemen tablet besi juga diberikan pada ibu hamil yang menganut pola makan vegetarian. Yaitu tidak mengkonsumi makanan yang berasal dari hewan. Bila tidak diatur dengan benar, pola makan vegetarian ini dapat menimbulkan kekurangan zat gizi tertentu seperti zat besi. Apalagi, kandungan zat besi dari bahan makanan nabati lebih sulit diserap tubuh daripada yang berasal dari hewani. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, ibu hamil vegetarian harus cukup makan buahbuahan yang banyak mengandung vitamin C. E. GEJALA KEKURANGAN ZAT BESI Lemah, lesu, tidak bergairah. Mudah pusing dan mata berkunang-kunang. Gelisah dan mudah pingsan. Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa. Nafsu makan menurun. Badan tidak bugar dan mudah lelah. (Ridwamiruddin 2007) F. DERAJAT KEPARAHAN KEKURANGAN ZAT BESI Tahap pertama meliputi berkurangnya simpanan zat besi yang ditandai berdasarkan penurunan kadar feritin serum. Meskipun tidak disertai konsekuensi fisiologis yang, namun keadaan ini menggambarkan adanya peningkatan kerentanan dari keseimbangan besi yang marjinal untuk jangka waktu lama sehingga dapat terjadi defisiensi zat besi yang berat Tahap kedua ditandai oleh perubahan biokimia yang mencerminkan kurangnya zat besi bagi produksi hemoglobin yang normal. Pada keadaan ini terjadi penurunan kejenuhan transferin atau peningkatan protoporfirin eritrosin, dan peningkatan jumlah reseptor transferin serum. Tahap ketiga defisensi zat besi berupa anemia. Pada anemia karena defisiensi zat besi yang berat, kadar hemoglobinnya kurang dari 7 g/dl.

G. AGAR ZAT BESI IBU HAMIL TIDAK SURUT Variasikan makanan yang anda konsumi. Jangan merokok selama hamil. Kebutuhan zat besi akan meningkat karena harus memenuhi keperluan pembentukan sel-sel darah yang banyak mengalami kerusakan akibat nikotin dan pengaruh lainnya dari merokok. Makanlah dengan teratur tidak berlebihan tapi juga tidak kurang. Asupan zat besi yang tidak memadai akan : Meningkatkan absorpsi besi dari makanan Memobilisasi simpanan zat besi dalam tubuh Mengurangi transportasi besi ke sumsum tulang Menurunkan kadar hemoglobin sehingga akhirnya terjadi anemia karena defisiensi zat besi Factor-faktor yang memengaruhi absorpsi besi : Tipe makanan yang dikonsumsi Interaksi antarbahan pangan Mekanisme regulasi dalam mukosa usus Bioavailabilitas (penggunaan besi yang dikonsumsi untuk fungsi metabolic) Jumlah simpanan zat besi Kecepatan produksi sel darah merah H. KEBUTUHAN ZAT BESI PADA KEHAMILAN Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah:
200 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah 200 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya 150 200 mg untuk kehamilan eksternal 30 170 mg untuk tali pusat dan plasenta. 90 310 mg untuk mengantikandarah yang hilang saat melahirkan.

I. DATA PENATALAKSANAAN ZAT BESI (FE) Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena difisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lainnya. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim didunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi berkisar antara 10 % dan 20 %. Pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.

Pemberian tablet Fe yang ketiga kalinya pada ibu hamil di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 masih belum memadai karena masih di bawah 60%. Pencapaian pemberian tablet Fe3 tersebut berdasarkan kabupaten/ kota jika dilihat pada gambar IV.E.2, maka yang memadai hanya Kab. Soppeng saja yaitu cakupannya di atas 95% (hijau), sedangkan yang tidak memadai yaitu Bulukumba, Bantaeng, Sinjai, Makassar, Parepare, Wajo, Enrekang, Tator, dan Luwu Utara (merah). Cakupan yang kurang memadai (kuning) yaitu Selayar, Jeneponto, Takalar, Gowa, Maros, Pangkep, Barru, Sidrap dan Luwu. Sedangkan yang hampir memadai (biru) yaitu Bone, Pinrang, Palopo dan Luwu Timur.

J. TANGGAPAN TERHADAP REGULASI PENYALURAN TABLET Fe Penyaluran atau pemberian tablet Fe pada ibu hamil di Sulawesi Selatan belum memadai disebabkan antara lain :

Ketidak efektif dan proaktifnya tenaga pelayanan kesehatan yang ada pada daerah tersebut, yang dimana pemberian tablet Fe hanya kepada mereka yang dating ke tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu dll. Ibu hamil yang kurang mengetahui arti penting dari pemberian tablet Fe sehingga mereka hanya sebatas mengambil dan menyimpannya serta terkandang adanya salah pengertian disebabkan ketidaktahuannya, maka penting untuk ditingkatkanya informasi mengenai hal tersebut. Tidak adanya kontrol dan kesinambungan dalam hal menanggulangi kejadian yang diakibatkan defisiensi zat besi. Kurangnya atu tidak adanya pemahaman masyarakat terkait masalah zat besi yang berasal dari bahan pangan, sehingga perlu untuk disosialisasikan terkait makanan yang dikonsumsinya yang kaya dengan zat besi. Pemerintah hanya memfokuskan preventif terkait masalah zat besi pada pemberian atau penyuplain zat besi dengan cara pemberian tablet Fe. Sebab itu hanya pada tataran jangka pendek saja, yang harus diingat bahwa manusia pasti akan makan sehingga perlu pemberian informasi masalah-masalah makanan yang mengandung zat besi. K.

DAFTAR PUSTAKA
Profil kesehatan sulsel, 2009 Yasir arifin: Skripsi Hubungan pemberian zat besi dengan anemia pada ibu hamil di klinik delik tua 2008 http://bidandesa.com/wp-content/cbnet-favicon/BidanDesa Michael J. Gibney (et al); alih bahasa, andry Hartono; 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. ECG. Jakarta

Você também pode gostar