Você está na página 1de 22

Tugas Ketiga Mata Kuliah Teori Komunikasi

Teori-Teori Komunikasi Organisasi

Disusun oleh :
Pertiwi Putri Nurhakim
2101 1006 0001
Humas A 2006

Dosen : Mien Hidayat, Kokom Komariah

Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat


Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran
2008
Teori-Teori Komunikasi Organisasi

Definisi Komunikasi, Organisasi, dan Komunikasi Organisasi


Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti
“sama”. Kata “sama” di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, secara
singkat komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan
dari komunikator ke komunikan untuk mencapai kesamaan makna.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita dapat melakukan dalam
konteks antarpersona (interpersonal communication), kelompok (group
communications), organisasi (organizational communication), dan sebagai
tindak komunikasi digunakanlah media massa (mass communication).
Istilah “organisasi” dalam bahasa Indonesia merupakan adopsi dari kata
“organization” dari bahasa Latin yang berasal dari kata kerja bahasa Latin
“organizare” yang artinya to form as or into a whole consisting of interdependent
or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari
bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Dapat dikatakan
bahwa organisasi merupakan suatu paduan dari bagian-bagian yang satu sama
lain saling bergantung.
Dalam komunikasi organisasi akan erat kaitannya dengan suatu
kekuasaan, arus pesan, dan perilaku karena melibatkan jumlah orang yang
tidak sedikit dalam setiap organisasinya.
Menurut Gold Haber, Komunikasi organisasi adalah arus pesan dalam
suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantungan satu sama lain.
Arus pesan yang digunakan bersifat, yaitu :
1. Vertikal (upward communications dan downward communications),
2. Horizontal, dan
3. Diagonal.
Secara fungsional, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai
pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Berikut ini adalah gambar
yang akan menjelaskan bagaimana unit komunikasi dalam sistem komunikasi
organisasi :

Komunikasi organisasi dapat terjadi kapanpun, setidaknya satu orang


yang menduduki sutu jabatan dalam suatu organisasi akan menafsirkan suatu
pertunjukkan.
Sedangkan secara tradisional, komunikasi organisasi cenderung
dianggap menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam
suatu “batas organisasional (organizational boundary)”. Dalam hal ini
komunikasi organisasi dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif)
adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi.
Dalam pengaplikasian organisasi akan ada hubungannya dengan gaya
komunikasi yang dipakai setiap orang-orang yang terlibat. Berikut ini adalah
tabel mengenai gaya komunikasi.
Gaya Komunikasi Komunikator Maksud Tujuan
The Controlling Memberi Mempersuasi Menggunakan
Style perintah, butuh orang lain. kekuasaan dan
perhatian orang wewenang.
lain.
The Equalitarian Akrab, hangat. Mestimulasi Menekankan
Style orang lain. pengertian
bersama.
The Structuring Objektif, tidak Mensistemsasi Menegaskan
Style memihak. lingkungan kerja, ukuran, prosedur,
memantapkan aturan yang
struktur dipakai.
The Dynamic Style Mengendalikan, Menumbuhkan Ringkas dan
agresif. sikap untuk singkat.
bertindak.
The Relinquishing Bersedia Mengalihkan Mendukung
Style menerima tanggung jawab pandangan orang
gagasan orang kepada orang lain.
lain. lain.
The Withdrawal Independen / Menghindari Mengalihkan
Style berdiri sendiri. komunikasi. persoalan.

Komunikasi organisasi erat kaitannya dengan kekuasaan. Maka dari itu


French dan Reven membagi lima tipe kekuasaan, antara lain :
a. Reward Power, memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi
ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain.
b. Coercive Power, lebih memusatkan pandangan pada kemampuan untuk
memberi hukuman kepada orang lain.
c. Referent Power, didasarkan pada suatu hubungan kesukaan dalam arti
seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau
persyaratan seperti yang diinginkannya.
d. Expert Power, memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang
yang mempunyai kekuasaan pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian,
dan informasi lebih banyak dalam suatu persoalan.
e. Legitimate Power, bersandar pada struktur suatu organisasi, dan terutama
pada nilai-nilai kultural.

Karakteristik Komunikasi Organisasi


Dalam komunikasi organisasi dapat terjadi dalam organisasi itu sendiri
ataupun antara organisasi yang lain. Karakteristik dari komunikasi organisasi itu
sendiri, antara lain :
Komunikasi organisasi bersifat, yaitu :
- Informal, terjadi di luar organisasi.
- Formal, maka pesan yang disampaikan harus terstruktur dengan baik;
terbagi atas komunikasi ke atas, ke bawah, dan horizontal.
Komunikasi organisasi melibatkan komunikasi personal (antarpersona dan
intrapersona), komunikasi kelompok, bahkan terkadang diperlukan pula
komunikasi publik.
Komunikasi organisasi erat kaitannya dengan arus komunikasi yang terdiri
atas : arus vertikal, horizontal, dan diagonal.
Orang-orang yang terlibat dalam komunikasi organisasi lebih sedikit
dibandingkan komunikasi massa namun lebih banyak dibandingkan dengan
komunikasi kelompok. Biasanya berbentuk suatu tim.
Efek konatif yang didapatkan oleh orang-orang yang terlibat cenderung sulit.
Fungsi organisasi dalam organisasi, mencakup fungsi informatif, fungsi
regulatif, fungsi persuasif, dan fungsi integratif.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun
eksternal.
Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan keterampilannya.

Asumsi Dasar Komunikasi Organisasi


Sosiolog Amitai Etzioni menyatakan bahwa masyarakat kita adalah
masyarakat organisasi. Kita dilahirkan dalam sebuah organisasi dan dididik
dalam suatu organisasi serta sebagian besar dari kita menghabiskan mayoritas
hidupnya dengan bekerja untuk organisasi. Dari hal inilah kita tarik kesimpulan
bahwa asumsi dasar yang penting mengenai komunikasi organisasi, yaitu
bahwa komunikasi organisasi akan selalu dibutuhkan pada era sekarang ini.
Alasannya karena kini, makin banyak lembaga baik di bidang bisnis ataupun
industri, organisasi-organisasi sosial, ataupun institusi pendidikan yang harus
mengetahui bagaimana prinsip mengenai komunikasi yang baik dalam suatu
organisasi untuk suatu pencapaian bersama. Dalam komunikasi organisasi
berkaitan erat dengan arus komunikasi.
Pendekatan komunikasi organisasi untuk melihat komunikasi yang terjadi
dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan, yaitu :
- Pendekatan Makro, dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai
suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
berinteraksi, organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti : memproses
informasi dan lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan intergrasi
dengan organisasi lain, menentukan tujuan organisasi.
- Pendekatan Mikro, pendekatan ini terutama menfokuskan kepada
komunikasi dalam unit dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang
diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok
seperti : komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi
untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi
untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan
pengarahan pekerjaan, komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja
dalam organisasi.
- Pendekatan Individual, berpusat pada tingkah laku komunikasi individual
dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada dua
pendekatan sebelumnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama
lainnya. Ada beberapa bentuk komunikasi individual : berbicara pada
kelompok kerja, menghadiri dan berinteraksi dalam rapat-rapat, menulis dan
membuat konsep surat, berdebat untuk suatu usulan.

Teori-Teori Komunikasi Organisasi


Dalam sebuah proses komunikasi, pasti ada penjabaran teoritis
mengenai apa yang terjadi dalam sebuah komunikasi. Begitupula dengan
komunikasi organisasi, yang memiliki penjabaran teoritis mengenai komunikasi
organisasi. Berikut ini adalah teori-teori komunikasi organisasi.
1. Teori Lapangan tentang Kekuasaan
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Lapangan tentang Kekuasaan dikembangkan oleh Cartwright.
Orientasi yang dikemukakan dalam teori ini mengenai kekuasaan dalam suatu
organisasi.
Sejarah dari teori ini dikembangkan dari pernyataan Kurt Lewin (1951)
yang mendefinisikan kekuasaan sebagai bentuk kekuasaan A atas B yang
artinya X berubah menjadi Y yang dalam prosesnya akan ada paksaan untuk
mengikuti A. Cartwright kemudian mereformulasikan definisi kekuasaan
sebagai kekuasaan A atas B dalam rangka mengubah X menjadi Y pada waktu
tertentu sama dengan kekuatan maksimum.
Teori Lapangan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dipengaruhi oleh
aliran Psikologi Gesstalt (bagian atau elemen kejiwaan tidak berdiri sendiri-
sendiri melainkan terorganisir menjadi suatu keseluruhan), hal ini pun sedikit
banyak mempengaruhi Cartwright dalam menjabarkan mengenai teori ini.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori lapangan tentang kekuasaan ini, yaitu bahwa
dalam suatu organisasi akan ada yang berkuasa dan yang dikuasai. Dalam
perjalanan komunikasi organisasinya antara yang berkuasa dan yang dikuasai
bisa jadi dapat bekerja sama untuk pencapaian suatu tujuan namun bisa juga
terjadi perpecahan yang akan menyebabkan suatu organisasi tidak dapat
mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Dalam teori ini, Cartwright memberikan tujuh istilah primitif untuk
penjabaran dari definisinya mengenai kekuasaan, yaitu :
- Pelaku (agent) yaitu suatu satuan yang dapat menghasilkan pengaruh atau
menderita akibat apa yang sedang dikerjakannya.
- Tindakan pelaku (act of agent) adalah peristiwa yang menimbulkan suatu
pengaruh (efek).
- Lokus (locus) adalah suatu tempat dalam tata ruang.
- Hubungan langsung (direct joining) merupakan suatu kemungkinan
perpindahan langsung dari satu lokus ke lokus lain.
- Dasar motif (motive base) adalah energi bawaan yang menggerakkan
tingkah laku untuk kebutuhan, dorongan, dan motif.
- Besaran (magnitude) merupakan ukuran dari konsep-konsep yang berupa
tanda plus (+) atau minus (-).
- Waktu (time) menunjukkan berapa lama berlangsungnya suatu peristiwa.
Dalam teori ini, Cartwright juga membedakan antara kekuasaan dan
kontrol. Contohnya saja ketika A sebagai ketua dalam organisasi meminta B
yang sebagai bendahara untuk membawa laporan keuangan, maka bisa saja B
tidak membawakan laporan keuangan tersebut. Dalam hal ini A sebagai ketua
memiliki kekuasaan terhadap B namun A tidak mempunyai kontrol terhadap B.
Jika B membawakan apa yang diminta A maka antara kekuasaan dan kontrol
telah didapatkan A dari B.

2. Teori Kekuasaan Sosial.


Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Kekuasaan Sosial dikemukakan oleh French sebagai bentuk
representatif dari pejelasan yang diemukakan Cartwright.
French menganggap bahwa teori yang dikemukakan Cartwright belum
jelas karena kekuasaan dalam sistem sosial, belum diungkapkan oleh
Cartwright.
Dalam teori kekuasaan sosial akan dibahas mengenai proses pengaruh
mempengaruhi dalam suatu organisasi, khususnya yang berkaitan dengan
pendapat dan perubahan pendapat organisasi terhadap sesuatu hal.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini bahwa French membagi proses pengaruh
memmpengaruhi dalam tiga pola relasi dalam organisasi, antara lain :
- Hubungan kekuasaan (power relation) antara anggota organisasi.
- Pola komunikasi dalam kelompok.
- Hubungan antara pendapat dalam kelompok.
Dalam teori ini digambarkan suatu garis pendapat (opinion continuum)
yan dua dimensional dan pada garis tersebut terjadi pergeseran daya (forces).
Daya yang dipaksakan dari A kepada B disebut pengaruh sosial (social
influence), sedangkan jumlah kekuatan dari daya-daya disebut kekuasaan
(power). Jadi, kekuasaan A terhadap B sebanding dengan kekuatan-kekuatan
daya yang ada dan yang dapat dipaksakan A terhadap B. Garis A akan
bertemu garis B, hal ini dinamakan titik keseimbangan. Berikut ini adalah
gambarannya.
Dalam suatu organisasi, semua daya yang dihasilkan oleh masing-
masing anggota organisasi bersatu pada satu titik keseimbangan tertentu. Titik
inilah yang menunjukkan posisi dari pendapat organisasi.
Menurut French, adanya proses saling mempengaruhi dapat
menyebabkan perubahan titik keseimbangan yang dapat terjadi secara
langsung ataupun tidak langsung.
French mengemukakan lima macam kekuasaan dasar yang
berpengaruh dalam suatu sistem sosial, yaitu :
- Kekuasaan Rujukan (referent power atau attraction power) yang didasari
oleh perasaan saling menyukai dan saling beridentifikasi antara A dan B.
- Kekuasaan Ganjaran (reward power) yang didasari oleh kemampuan A
untuk memberi ganjaran terhadap B.
- Kekuasaan Hukuman (coercive power) yang didasari oleh kemampuan A
untuk memberi hukuman terhadap B.
- Kekuasaan Pengabsahan (legitimate power) didasari oleh hak yang ada
pada A untuk membenarkan atau menyalahkan tingkah laku B.
- Kekuasaan Keahlian (expert power) yang didasari pada persepsi B bahwa A
lebih tahu mengenai hal-hal tertentu.
French mengatakan bahwa hubungan kekuasaan antara anggota-
anggota organisasi dapat digambarkan sebagai sejumlah titik-titik yang
dihubungkan dengan garis-garis yang disebut dengan directed graph.

Catatan :
A merupakan ketua dari organisasi pada setiap perumpaan penjelasan teori kekuasaan
sosial sedangkan B merupakan anggota (dalam hal ini anggota lebih dari dua orang).
3. Teori Birokrasi
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Birokrasi diperkenalkan oleh Max Weber, seorang teoritis terkenal
sepanjang zaman. Jika tadi telah dijelaskan mengenai teori komunikasi
organisasi yang berkaitan dengan kekuasaan, kini saatnya membahas teori
komunikasi organisasi yang berkaitan dengan birokrasi.
Sejarah teori ini merupakan suatu pengembangan dari pendekatan
organisasi. Disadari atau tidak jika membicarakan tentang suatu organisasi, hal-
hal yang akan ikut dibahas adalah tentang kekuasaan dan birokrasi. Maka
sebab itu perlu adanya teori mengenai birokrasi karena dalam organisasi tentu
sangat dibutuhkan apalagi jika menyangkut birokrasi dari bawah ke atas; sudah
pastilah perlu dijelaskan secara khusus.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori birokrasi adalah kesadaran bahwa dalam
organisasi akan adanya kekuasaan, wewenang, dan legitimasi. Max Weber
mendefinisikan kekuasaan sebagai kemampuan seseorang dalam setiap
hubungan sosial untuk mempengaruhi orang lain.
Dalam teori birokrasi yang dikemukakan oleh Weber, diuraikan tiga jenis
kewenangan (otoritas) yang terdiri dari :
- Kewenangan tradisional, anggapan bahwa perintah atasan merupakan
sesuatu yang sudah pantas atau sudah benar menurut ukuran tradisi.
- Kewenangan birokratik, merupakan suatu bentuk yang relevan dalam
birokrasi karena kekuasaan diperoleh dari aturan-aturan birokrasi yang
disepakati oleh seluruh anggota organisasi.
- Kewenangan karismatik, kekuasaan yang diperoleh karena kharisma dan
kepribadian yang dimiliki seseorang.
Dalam teori birokrasi ini, Max Weber mengemukakan enam prinsip dari
suatu birokrasi, yang terdiri atas :
- Birokrasi didasarkan pada aturan-aturan yang memungkinkan
diselesaikannya suatu persoalan.
- Birokrasi mengenal pembagian secara sistematis terhadap tenaga kerja.
- Esensi dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hierarki).
- Pimpinan diangkat berdasarkan kemampuan dan pendidikan mereka.
- Birokrasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasikan sumber-sumber
yang ada dalam lingkup pengaruhnya.
- Birokrasi mensyaratkan pengelolaan arsip yang rapi.

4. Teori Komunikasi Kewenangan


Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Komunikasi Kewenangan dikemukakan oleh Chester Barnard,
seorang presiden dari Bell Telephone Company di New Jersey, Amerika
Serikat. Barnard mengungkapkan sebuah tesis yang menyatakan bahwa
sebuah organisasi hanya dapat berlangsung dengan adanya suatu kerja sama
antarmanusia. Kerja sama dijadikan sebuah sarana di mana kemampuan
individu dapat dikombinasikan untuk mencapai tujuan bersama.
Sejarah dari adanya teori komunkasi kewenangan bermula dari Perrow
(1973) yang merasa prihatin mengenai implikasi teori klasik mengenai
organisasi dan doktrin ilmiah manajemen, di mana birokrasi dianggap sebagai
suatu hal kotor. Namun, sejak Barnard (1938) mampublikasikan The Functions
Of The Executive, sejak inilah mulai muncul pemikiran baru tentang birokrasi.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari adanya teori ini yaitu bahwa organisasi adalah sistem
orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis. Dari definisi organisasi
yang diungkapkan oleh Barnard inilah, suatu sistem kegiatan dua orang atau
lebih yang dilakukan secara sadar dan terkoordinasi menitikberatkan pada
konsep sistem dan konsep orang.
Barnard juga menyatakan bahwa eksistensi yang dimiliki suatu
organisasi tergantung pada kemampuan anggota-anggota yang terlibat untuk
berkomunikasi dan berkemauan untuk bekerja samauntuk mencapai suatu
tujuan bersama.
Adapula kewenangan sebagai suatu fungsi kemauan untuk bekerja
sama. Ada empat syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang menerima
pesan yang otoritatif, yaitu :
- Harus memahami pesan yang dimaksud.
- Memastikan dan percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan
tujuan organisasi.
- Memastikan bahwa ketika ia memutuskan untuk bekerja sama, pesan
tersebut telah sesuai dengan minatnya.
- Memiliki kemampuan fisik dan mental untuk menjalankan pesan.
Barnard membagi teori komunikasi kewenangan menjadi dua bagian,
yaitu : penerimaan suatu kewenangan dan penolakan suatu kewenangan.
Dengan menerima suatu kewenangan berupa pesan maka ia menduduki posisi
bawahan sedangkan dengan penolakan suatu kewenangan berupa pesan
diartikan bahwa orang tersebut khawatir akan resiko yang akan diterimanya.
Barnard juga menyatakan bahwa teknik-teknik komunikasi baik berupa
lisan ataupun tulisan sangat penting untuk pencapaian tujuan namun juga dapat
menjadi sumber masalah dalam suatu organisasi. Berikut ini adalah tabel yang
membedakan antara komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.
Komunikasi Lisan Komunikasi Tulisan
Lebih personal (pribadi). Lebih formal (resmi).
Efektif untuk gagasan yang relatif Efektif untuk gagasan yang relatif
sederhana. kompleks.
Memberikan umpan balik segera. Memberikan umpan balik yang
tertunda.
Off-the-record Ada catatan resmi.
Efektif kalau mencari respons yang Efektif kalau mencari respons yang
cepat dan emosional. tertunda.

5. Teori Hubungan Manusiawi


Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Hubungan Manusiawi dikemukakan oleh Elton Mayo, buah dari
keberhasilan memimpin sebuah penelitian bersama Fritz Roethlisberger.
Sejerah dari adanya teori hubungan manusiawi dimulai dari satu tahun
setelah publikasi yang dilakukan Barnard, Roethlisberger, dan Dickson pada
tahun 1939 mengenai penelitian berskala besar tentang produktivitas dan
hubungan-hubungan sosial di suatu kompleks bernama Hawthorne yang dimiliki
oleh Western Electric Company, dimana Elton Mayo bersama Fritz
Roethlisberger menjadi pembuat konsep dan pemimpin penelitian tersebut.
Bahkan Miller dan Form pada tahun 1951 menyebut studi Hawthorne yang
dikenal juga dengan sebutan “Manajemen dan Pekerja” (Management and the
Worker) ini sebagai eksperimen ilmiah besar pertama dalam industri. Penelitian
ini merupakan penelitian penerangan pada suatu kondisi kerja.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar adanya teori hubungan manusiawi adalah karena adanya
anggapan bahwa teori birokrasi yang diungkapkan oleh Max Weber dan teori
komunikasi kewenangan yang diungkapkan oleh Chester Barnard hanya
menekankan pada produktivitas dan penyelesaian tugas, padahal ada faktor
manusia yang cakupannya jauh lebih luas.
Dari studi Hawthorne ini, dapat disimpulkan sebuah hubungan
manusiawi, maksudnya adalah pada suatu lingkup tempat kerja yang terdiri
atas banyak orang akan terjalin suatu hasil yang lebih baik jika dikaitkan
dengan kondisi-kondisi kerja yang lebih menyenangkan baik dalam lingkup
sikap individu yang terlibat ataupun situasi yang telah diciptakan.
Mayo pada tahun 1945 menyatakan bahwa dirinya percaya, studi sosial
harus dimulai dengan pengamatan yang teliti mengenai apa yang disebut
komunikasi: yaitu kemampuan seorang individu untuk menyatakan perasaan
dan gagasannya kepada orang lain, kemampuan kelompok untuk
berkomunikasi secara efektif dan intim dengan kelompok lainnya.
Adanya teori ini telah mengungkapkan bahwa suatu kelompok organisasi
memiliki kehidupannya sendiri, lengkap dengan adat kebiasaan, norma, dan
kontrol sosial yang digunakan anggota-anggotanya.
Berikut ini adalah anggapan dasar dari adanya pendekatan hubungan
manusiawi dalam suatu perusahaan, yaitu :
- Prokduktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan faktor psikologis.
- Seluruh imbalan yang bersifat non-ekonomis, sangat penting dalam
memotivasi karyawan.
- Karyawan biasanya memberikan reaksi terhadap suatu persoalan, lebih
sebagai anggota kelompok daripada individu.
- Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dan mencakup
aspek-aspek formal dan informal.
- Penganut aliran hubungan manusiawi menganggap komunikasi sebagai
fasilitator penting dalam proses pembuatan keputusan.
Namun, ternyata hubungan manusiawi tak cukup sebagai landasan
terbesar dalam komunikasi organisasi, karena masih ada kualitas sumber daya
manusia dalam suatu organisasi yang dapat dijadikan pelengkap.

6. Teori Fusi
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Fusi dikemukakan oleh Bakke dan Argyris.
Adanya teori ini di dasarkan atas suatu ketidakpuasan terhadap teori-
teori sebelumnya, seperti teori birokrasi. Teori ini ingin menunjukkan bahwa jika
seseorang ada dalam suatu organisasi belum tentu orang tersebut nyaman dan
sesuai dengan falsafah yang ada di organisasi tersebut. Maka dari itu teori
mengungkapkan bahwa tidak selamanya orang yang ada dalam organisasi
akan memiliki suatu kesamaan tujuan.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar adanya teori ini adalah kesadaran akan adanya banyak
masalah pada proses memuaskan minat mausia yang berlainan di mana akan
ada tuntutan penting struktur birokrasi. Saat inilah Bakke menyarankan adanya
suatu preses fusi.
Hal ini berkaitan bahwa organisasi pada suatu posisi tertentu akan
memiliki pengaruh terhadap individu, dan pada saat yang sama pula individu
dapat mempengaruhi suatu organisasi.
Argyris menambahkan pernyataan Bakke tersebut, ia menyatakan
bahwa ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang
matang dengan persyaratan formal organisasi, maksudnya yaitu adanya
kemungkinan seorang pegawai memiliki tujua yang berbeda dengan tujuan
yang diinginkan organisasi.
7. Teori Peniti Penyambung
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Peniti Penyambung (the linking pin model) dikemukakan oleh
Rensis Likert dari Universitas Michigan. Dalam teori ini digambarkan
bagaimana struktur organisasi.
Luthans (1973) berpendapat bahwa konsep peniti penyambung
cenderung menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam
struktur klasik yang birokratik.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Sumsi dasar dari teori peniti penyambung ini menguraikan bagaimana
hubungan yang harusnya terjalin dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.
Seperti yang dijelaskan dalam gambar ini.

Konsep dari peniti penyambung adalah adanya keterkaitan antara


anggota yang satu dengan anggota yang lain. Organisasi yang terjadi pada
peniti penyambung lebih menitikberatkan pada hubungan orientasi ke atas,
mulai dari aspek komunikasi, pengawasan, dan pencapaian tujuan.
Dalam prosesnya akan ada hubungan antarpersona yang tercipta karena
akan ada koordinasi antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam satu
kelompok kecil kemudian dipertanggung-jawabkan pada bagian yang lebih
tinggi, bagian tersebut pun mempertanggung-jawabkan apa yang dilakukannya
dan bawahannya kepada tingkat yang lebih tinggi, dan akan terus begitu
selanjutnya hingga pencapaian posisi tertinggi, dapat berupa penguasa atau
ketua.
Dalam hubungan peniti penyambung ini akan ada keterlambatan
tindakan dari suatu anggota kelompok, hal ini harus disikapi dengan
memaksimalkan partisipasi yang positif, yang berkontribusi kepada
perencanaan, komunikasi yang terbuka, dan komitmen para anggota.

8. Teori Sistem
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Sistem dikemukakan oleh Scott pada tahun 1961.
Sejarah dari teori ini adalah karena kesadaran Scott bahwa organisasi
akan sangat bermakna karena adanya sistem. Chester Barnard yang juga
menjadi salah satu teoritis mengenai sistem menyatakan bahwa organisasi
hanya dapat berlangsung melalui suatu kerja sama antara manusia dan kerja
sama itu akan menghasilkan suatu pencapaian bersama.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori sistem adalah bahwa dalam suatu organisasi
antara yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan berinteraksi hal ini
merupakan sistem organisasi. Dalam sebuah sistem akan ada bagian-bagian,
hubungan antara bagian, dan dinamika hubungan yang membutuhkan
kesatuan dan keseluruhan. Hal ini memungkinkan di tingkat paling umum
membuat orang untuk memahami suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan
yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.
Bertalanffy, Boulding, dan Rapoport berprinsip bahwa mesin, organisme,
dan organisasi memiliki proses yang serupa dan dapat diuraikan dengan
prinsip-prinsip yang sama. Menurut Fisher, teori sistem merupakan seperangkat
prinsip yang terorganisasi secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi
mengarahkan suatu pikiran namun terikat pada berbagai penafsiran.
Setiap pembahasan mengenai sistem selalu erat kaitannya dengan
interdependensi yang menunjukkan adanya hubungan antara komponen yang
satu dengan komponen yang lain. Berikut ini adalah gambar bagian-bagian
suatu sistem organisasi.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai konsep interdependensi,
antara lain :
a. Nonsumativitas, menunjukkan bahwa sistem bukan sekedar jumlah dari
suatu bagian. Maksudnya adalah komponen dalam suatu sistem memang
saling berhubungan namun komponen dalam sistem tersebut tetap memiliki
identitas sendiri yang tidak sama dengan komponen lainnya yang ada dalam
satu sistem.
b. Unsur-unsur struktur, fungsi, dan evolusi. Dalam hal ini struktur memiliki arti
adanya hubungan antara komponen yang satu dengan yang lain dalam
suatu sistem. Fungsi dalam hal ini dijadikan sebagai suatu tempat untuk
mengidentifikasi komponen-komponen yang ada dalam sistem sosial.
Sedangkan evolusi merupakan suatu bagian yang dapat mempengaruhi
secara fungsional dan struktural, serta kerumitan yang ada dalam suatu
sistem.
c. Keterbukaan, maksudnya suatu organisasi sebagai sistem sosial harus
memiliki keterbukaan sehingga orang-orang yang ada di dalam bahkan yang
ada di luarnya setidaknya dapat mengetahui apa yang terjadi dalam suatu
organisasi. Karena bisa jadi apa yang telah dikondisikan di awal akan
berbeda pada akhirnya dan ini membutuhkan keterbukaan agar komponen-
komponen yang terlibat merasa bahwa perubahan itu sesuatu yang wajar.
d. Hierarki, maksudnya adalah dalam suatu sistem pasti ada sub-sub sistem
dimana antara yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Terdapat
pula tingkatan-tingkatan tertentu namun tetap harus terjalin suatu kerja
sama.
9. Teori Sistem Sosial
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Sistem Sosial dikemukakan oleh Daniel Katz dan Robert Kahn.
Teori ini berhubungan dengan adanya pendekatan struktur dan fungsi
organisasi.
Teori sistem sosial merupakan perkembangan dari teori sistem, dimana
teori-teori klasik yang merujuk kepada komunikasi sebagai suatu proses
penghubung.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa suatu entitas fisik dan biologis
baik yang sedang berfungsi ataupun tidak berfungsi dapat diidentifikasikan
sedangkan suatu sistem tidak dapat diidentifikasikan jika sistem tersebut tidak
berfungsi.
Suatu sistem sosial secara keseluruhan pasti memiliki suatu celah yang
dapat dikatakan bahwa suatu sistem tidak selalu sempurna, namun sistem-
sistem ini selalu berkesinambungan.
Katz dan Kahn memaparkan bahwa kebanyakan interaksi yang terjadi
antara manusia yang satu dengan yang lain merupakan suatu tindakan
komunikatif baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi merupakan
pertukaran informasi dan perpindahan makna yang dijadikan sebagai inti suatu
sistem sosial atau suatu organisasi.
Suatu sistem memiliki tujuan-tujuan bersama yang mengharuskannya
menomorduakan kebutuhan pribadi. Dalam teori sistem dikemukakan bahwa
dalam menjalan sesuatu agar terorganisasi dengan baik maka dalam
menjalankannya harus tahu bagaimana hambatan-hambatan yang akan
dihadapi. Hal ini berguna untuk mempermudah pencapaian tujuan.
Pernyataan Scott yang menyatakan bahwa suatu organisasi terdiri dari
bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya,
menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi tersebut. Hal
ini tidak boleh langsung diterima karena dibutuhkan selektivitas dalam
menerima suatu informasi. Uraian Scott ini dapat dikatakan bahwa komunikasi
adalah organisasi.
Sedangkan menurut Hawes, suatu kolektivitas sosial merupakan perilaku
komunikatif yang terpolakan; perilaku komunikatif tidak terjadi dalam suatu
jaringan hubungan, tetapi merupakan jaringan itu sendiri.

10. Teori Pengorganisasian


Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Pengorganisasian dikemukakan oleh Karl Weick.
Adanya teori ini merupakan gagasan terpenting bahwa dalam referensi
tentang komunikasi organisasi merupakan komunikasi bukan semata-mata
sesuatu yang dilakukan oleh para anggota organisasi, dan bukan pula
merupakan alat untuk menyelesaikan suatu persoalan.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori pengorganisasian bahwa organisasi bukan
sebagai struktur atau kesatuan, tetapi suatu aktivitas. Ada perbedaan arti kata
antara organisasi dengan pengorganisasian. Organisasi merupakan sesuatu
yang akan dicapai oleh sekelompok orang melalui proses yang teru-menerus
dilaksanakan. Jadi ketika sekelompok orang melakukan apa yang mereka
lakukan, dalam arti aktivitas mereka menciptakan organisasi, maka
pengorganisasian akan selalu berkesinambungan. Proses pengorganisasian
menghasilkan apa yang dinamakan organisasi.
Menurut Weick, ada tiga tahap yang dilalui ketika proses
pengorganisasian, yaitu :
a. Tahap pemeranan (enactment) yang artinya para anggota organisasi
menciptakan suatu lingkungan yang pernah ada sebelumnya tujuannya
untuk memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi di masa sebelumnya.
b. Tahap seleksi berisi aturan-aturan dan siklus komunikasi yang digunakan
untuk menentukan dan merundingi makna dari peristiwa itu tujuannya untuk
memasukkan seperangkat penafsiran ke dalam bagian yang dihimpun.
c. Tahap retensi merupakan tahapan dimana akan terciptanya penyelesaian
dari apa yang dipikirkan, caranya dengan penyerapan informasi dan
berusaha memecahkan masalah tujuannya untuk penyimpanan segmen-
segmen yang sudah disiapkan untuk masa yang akan datang.
Dalam teori ini apa yang dibahas mengenai pengorganisasianakan
menentang cara berpikir yang hanya diterima apa adanya tanpa dikritisi, teori
ini memungkinkan untuk melihat pentingnya pandangan subjektif tentang dunia.

11. Teori Integratif


Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Integratif dikemukakan oleh Richard Farace, Peter Monge, dan
Hamish Russel.
Teori ini merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai pendekatan
komunikasi organisasi yang sebelumnya telah diuraikan pada teori-teori
sebelumnya
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori integratif adalah menariknya konsep sistem
dalam suatu organisasi. Organisasi menurut ketiganya merupakan struktur
yang diciptakan untuk mencapai tujuan individu dan tujuan bersama. Proses
komunikasi pun muncul dalam berbagai output struktural, seperti hubungan
kekuasaan, peran, dan jaringan komunikasi.
Salah satu yang menjadi sumber daya penting dalam organisasi adalah
adanya informasi. Informasi ini berguna untuk mengurangi ketidakpastian.
Komunikasi pun berlaku demikian, komunikasi mencakup penggunaan bentuk-
bentuk simbolis umum yang saling dimengerti oleh partisipannya.
Farace, Monge, dan Russel juga mengungkapkan ada dua bentuk
komunikasi yang berkaitan dengan informasi, yaitu :
a. Informasi absolut yang terdiri dari keseluruhan kepingan pengetahuan yang
ada dalam sistem.
b. Informasi yang didistribusikan adalah informasi ada dalam sauatu
organisasi, tidak menjamin bahwa informasi tersebut cukup
dikomunikasikan.
Menurut Farace, dalam suatu kelompok akan cenderung untuk memiliki
struktur internal, yang terdiri dari :
a. Struktur komunikasi atau jaringan kerja mikro, yaitu pola-pola interaksi di
dalam kelompok.
b. Struktur kekuasaan.
c. Struktur kepemimpinan berkaitan dengan distribusi peran di dalam
kelompok.
Jaringan kerja kelompok yang dimaksudkan oleh Farace merupakan
suatu pola yang berulang-ulang dari transmisi informasi di antara kelompok-
kelompok dalam suatu organisasi. Jaringan ini akan membentuk rantai, yang
terbagi atas :
a. Simetri, tingkatan yang menghubungkan para anggota dengan dasar
keseimbangan dan kesejajaran.
b. Kekuatan (strength) yang mengacu pada frekuensi interaksi.
c. Resiprositas (timbal balik), tingkat kesepakatan para anggota mengenai
hubungan mereka.
d. Isi (content), merupakan esensi dari interaksi.
e. Cara (mode).
Kesimpulannya adalaha dalam suatu jaringan terdiri dari anggota-anggota yang
bersama-sama dihubungkan dalam berbagai cara untuk berbagi informasi.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan aspek-aspek dari struktur
jaringan.

Keterangan :
Kelompok 1, terdiri atas : 4, 5, 6, 7, 8
Kelompok 2, terdiri atas : 9, 10, 11, 12
Kelompok 3, terdiri atas : 14, 15, 16, 17, 18
Bridge, terdiri atas : 5, 9
Liaison, yaitu : 13
Lainnya, yaitu : 19
Tunggal, yaitu : 1
Dyad, terdiri atas : 2, 3
Sumber :
http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/02/18/
Nama Buku
Ilmu Komunkasi, Teori dan Praktek
Pengarang
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A.
Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya
Nama Buku
Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual
Pengarang
Drs. Dani Vardiansyah, M.Si.
Penerbit
Ghalia Indonesia
Nama Buku
Teori Komunikasi
Pengarang
Sasa Djuarsa Sendjadja, Ph. D
Penerbit
Universitas Terbuka
Nama Buku
Teori-Teori Psikologi Sosial
Pengarang
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono
Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada
Nama Buku
Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Pengarang
R. Wayne Pace dan Don. F. Faules
Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya

Você também pode gostar