Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Pertiwi Putri Nurhakim
2101 1006 0001
Humas A 2006
Catatan :
A merupakan ketua dari organisasi pada setiap perumpaan penjelasan teori kekuasaan
sosial sedangkan B merupakan anggota (dalam hal ini anggota lebih dari dua orang).
3. Teori Birokrasi
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Birokrasi diperkenalkan oleh Max Weber, seorang teoritis terkenal
sepanjang zaman. Jika tadi telah dijelaskan mengenai teori komunikasi
organisasi yang berkaitan dengan kekuasaan, kini saatnya membahas teori
komunikasi organisasi yang berkaitan dengan birokrasi.
Sejarah teori ini merupakan suatu pengembangan dari pendekatan
organisasi. Disadari atau tidak jika membicarakan tentang suatu organisasi, hal-
hal yang akan ikut dibahas adalah tentang kekuasaan dan birokrasi. Maka
sebab itu perlu adanya teori mengenai birokrasi karena dalam organisasi tentu
sangat dibutuhkan apalagi jika menyangkut birokrasi dari bawah ke atas; sudah
pastilah perlu dijelaskan secara khusus.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori birokrasi adalah kesadaran bahwa dalam
organisasi akan adanya kekuasaan, wewenang, dan legitimasi. Max Weber
mendefinisikan kekuasaan sebagai kemampuan seseorang dalam setiap
hubungan sosial untuk mempengaruhi orang lain.
Dalam teori birokrasi yang dikemukakan oleh Weber, diuraikan tiga jenis
kewenangan (otoritas) yang terdiri dari :
- Kewenangan tradisional, anggapan bahwa perintah atasan merupakan
sesuatu yang sudah pantas atau sudah benar menurut ukuran tradisi.
- Kewenangan birokratik, merupakan suatu bentuk yang relevan dalam
birokrasi karena kekuasaan diperoleh dari aturan-aturan birokrasi yang
disepakati oleh seluruh anggota organisasi.
- Kewenangan karismatik, kekuasaan yang diperoleh karena kharisma dan
kepribadian yang dimiliki seseorang.
Dalam teori birokrasi ini, Max Weber mengemukakan enam prinsip dari
suatu birokrasi, yang terdiri atas :
- Birokrasi didasarkan pada aturan-aturan yang memungkinkan
diselesaikannya suatu persoalan.
- Birokrasi mengenal pembagian secara sistematis terhadap tenaga kerja.
- Esensi dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hierarki).
- Pimpinan diangkat berdasarkan kemampuan dan pendidikan mereka.
- Birokrasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasikan sumber-sumber
yang ada dalam lingkup pengaruhnya.
- Birokrasi mensyaratkan pengelolaan arsip yang rapi.
6. Teori Fusi
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Fusi dikemukakan oleh Bakke dan Argyris.
Adanya teori ini di dasarkan atas suatu ketidakpuasan terhadap teori-
teori sebelumnya, seperti teori birokrasi. Teori ini ingin menunjukkan bahwa jika
seseorang ada dalam suatu organisasi belum tentu orang tersebut nyaman dan
sesuai dengan falsafah yang ada di organisasi tersebut. Maka dari itu teori
mengungkapkan bahwa tidak selamanya orang yang ada dalam organisasi
akan memiliki suatu kesamaan tujuan.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar adanya teori ini adalah kesadaran akan adanya banyak
masalah pada proses memuaskan minat mausia yang berlainan di mana akan
ada tuntutan penting struktur birokrasi. Saat inilah Bakke menyarankan adanya
suatu preses fusi.
Hal ini berkaitan bahwa organisasi pada suatu posisi tertentu akan
memiliki pengaruh terhadap individu, dan pada saat yang sama pula individu
dapat mempengaruhi suatu organisasi.
Argyris menambahkan pernyataan Bakke tersebut, ia menyatakan
bahwa ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang
matang dengan persyaratan formal organisasi, maksudnya yaitu adanya
kemungkinan seorang pegawai memiliki tujua yang berbeda dengan tujuan
yang diinginkan organisasi.
7. Teori Peniti Penyambung
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Peniti Penyambung (the linking pin model) dikemukakan oleh
Rensis Likert dari Universitas Michigan. Dalam teori ini digambarkan
bagaimana struktur organisasi.
Luthans (1973) berpendapat bahwa konsep peniti penyambung
cenderung menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam
struktur klasik yang birokratik.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Sumsi dasar dari teori peniti penyambung ini menguraikan bagaimana
hubungan yang harusnya terjalin dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.
Seperti yang dijelaskan dalam gambar ini.
8. Teori Sistem
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Sistem dikemukakan oleh Scott pada tahun 1961.
Sejarah dari teori ini adalah karena kesadaran Scott bahwa organisasi
akan sangat bermakna karena adanya sistem. Chester Barnard yang juga
menjadi salah satu teoritis mengenai sistem menyatakan bahwa organisasi
hanya dapat berlangsung melalui suatu kerja sama antara manusia dan kerja
sama itu akan menghasilkan suatu pencapaian bersama.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori sistem adalah bahwa dalam suatu organisasi
antara yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan berinteraksi hal ini
merupakan sistem organisasi. Dalam sebuah sistem akan ada bagian-bagian,
hubungan antara bagian, dan dinamika hubungan yang membutuhkan
kesatuan dan keseluruhan. Hal ini memungkinkan di tingkat paling umum
membuat orang untuk memahami suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan
yang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.
Bertalanffy, Boulding, dan Rapoport berprinsip bahwa mesin, organisme,
dan organisasi memiliki proses yang serupa dan dapat diuraikan dengan
prinsip-prinsip yang sama. Menurut Fisher, teori sistem merupakan seperangkat
prinsip yang terorganisasi secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi
mengarahkan suatu pikiran namun terikat pada berbagai penafsiran.
Setiap pembahasan mengenai sistem selalu erat kaitannya dengan
interdependensi yang menunjukkan adanya hubungan antara komponen yang
satu dengan komponen yang lain. Berikut ini adalah gambar bagian-bagian
suatu sistem organisasi.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai konsep interdependensi,
antara lain :
a. Nonsumativitas, menunjukkan bahwa sistem bukan sekedar jumlah dari
suatu bagian. Maksudnya adalah komponen dalam suatu sistem memang
saling berhubungan namun komponen dalam sistem tersebut tetap memiliki
identitas sendiri yang tidak sama dengan komponen lainnya yang ada dalam
satu sistem.
b. Unsur-unsur struktur, fungsi, dan evolusi. Dalam hal ini struktur memiliki arti
adanya hubungan antara komponen yang satu dengan yang lain dalam
suatu sistem. Fungsi dalam hal ini dijadikan sebagai suatu tempat untuk
mengidentifikasi komponen-komponen yang ada dalam sistem sosial.
Sedangkan evolusi merupakan suatu bagian yang dapat mempengaruhi
secara fungsional dan struktural, serta kerumitan yang ada dalam suatu
sistem.
c. Keterbukaan, maksudnya suatu organisasi sebagai sistem sosial harus
memiliki keterbukaan sehingga orang-orang yang ada di dalam bahkan yang
ada di luarnya setidaknya dapat mengetahui apa yang terjadi dalam suatu
organisasi. Karena bisa jadi apa yang telah dikondisikan di awal akan
berbeda pada akhirnya dan ini membutuhkan keterbukaan agar komponen-
komponen yang terlibat merasa bahwa perubahan itu sesuatu yang wajar.
d. Hierarki, maksudnya adalah dalam suatu sistem pasti ada sub-sub sistem
dimana antara yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Terdapat
pula tingkatan-tingkatan tertentu namun tetap harus terjalin suatu kerja
sama.
9. Teori Sistem Sosial
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Sistem Sosial dikemukakan oleh Daniel Katz dan Robert Kahn.
Teori ini berhubungan dengan adanya pendekatan struktur dan fungsi
organisasi.
Teori sistem sosial merupakan perkembangan dari teori sistem, dimana
teori-teori klasik yang merujuk kepada komunikasi sebagai suatu proses
penghubung.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa suatu entitas fisik dan biologis
baik yang sedang berfungsi ataupun tidak berfungsi dapat diidentifikasikan
sedangkan suatu sistem tidak dapat diidentifikasikan jika sistem tersebut tidak
berfungsi.
Suatu sistem sosial secara keseluruhan pasti memiliki suatu celah yang
dapat dikatakan bahwa suatu sistem tidak selalu sempurna, namun sistem-
sistem ini selalu berkesinambungan.
Katz dan Kahn memaparkan bahwa kebanyakan interaksi yang terjadi
antara manusia yang satu dengan yang lain merupakan suatu tindakan
komunikatif baik secara verbal ataupun nonverbal. Komunikasi merupakan
pertukaran informasi dan perpindahan makna yang dijadikan sebagai inti suatu
sistem sosial atau suatu organisasi.
Suatu sistem memiliki tujuan-tujuan bersama yang mengharuskannya
menomorduakan kebutuhan pribadi. Dalam teori sistem dikemukakan bahwa
dalam menjalan sesuatu agar terorganisasi dengan baik maka dalam
menjalankannya harus tahu bagaimana hambatan-hambatan yang akan
dihadapi. Hal ini berguna untuk mempermudah pencapaian tujuan.
Pernyataan Scott yang menyatakan bahwa suatu organisasi terdiri dari
bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya,
menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi tersebut. Hal
ini tidak boleh langsung diterima karena dibutuhkan selektivitas dalam
menerima suatu informasi. Uraian Scott ini dapat dikatakan bahwa komunikasi
adalah organisasi.
Sedangkan menurut Hawes, suatu kolektivitas sosial merupakan perilaku
komunikatif yang terpolakan; perilaku komunikatif tidak terjadi dalam suatu
jaringan hubungan, tetapi merupakan jaringan itu sendiri.
Keterangan :
Kelompok 1, terdiri atas : 4, 5, 6, 7, 8
Kelompok 2, terdiri atas : 9, 10, 11, 12
Kelompok 3, terdiri atas : 14, 15, 16, 17, 18
Bridge, terdiri atas : 5, 9
Liaison, yaitu : 13
Lainnya, yaitu : 19
Tunggal, yaitu : 1
Dyad, terdiri atas : 2, 3
Sumber :
http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/02/18/
Nama Buku
Ilmu Komunkasi, Teori dan Praktek
Pengarang
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A.
Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya
Nama Buku
Pengantar Ilmu Komunikasi, Pendekatan Taksonomi Konseptual
Pengarang
Drs. Dani Vardiansyah, M.Si.
Penerbit
Ghalia Indonesia
Nama Buku
Teori Komunikasi
Pengarang
Sasa Djuarsa Sendjadja, Ph. D
Penerbit
Universitas Terbuka
Nama Buku
Teori-Teori Psikologi Sosial
Pengarang
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono
Penerbit
PT. Raja Grafindo Persada
Nama Buku
Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan
Pengarang
R. Wayne Pace dan Don. F. Faules
Penerbit
PT. Remaja Rosdakarya