Você está na página 1de 9

ANALISIS KONTEKS

SMK ASSALAAM BANDUNG


TAHUN PELAJARAN 2012/2013 A. Rasional Kurikulum Tingkat Sekolah (KTSP) merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing sekolah. KTSP ini dikembangkan sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan. Pengembangan KTSP oleh sekolah sesuai dengan situasi dan konteks yang dimilikinya. Akan tetapi, sekolah tetap harus mengacu pada lingkup standar nasional pendidikan yang ada, sesuai dengan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Keleluasaan sekolah dalam mengembangkan KTSP tentu harus diikuti dengan analasis situasi sekolah untuk mencapai lingkup standar nasional pendidikan yang sudah ditetapkan, di antaranya Standar Isi (SI)dalam Permendiknas no 22 tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam Permendiknas no 23 tahun 2006. Hasil analisis tersebut merupakan dasar pijakan untuk menentukan kedalaman dan keluasan target-target yang ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin dicapai, serta isi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu di sekolah tersebut. Pencapaian tujuan pendidikan bermutu tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 pasal 5, yaitu Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Penyusunan dan pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan

perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang

diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru (BSNP, 2006: 33). Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: analisis sekolah, penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian (cf. BSNP, 2006: 33).

B. Tujuan Tujuan Analisis Situasi Sekolah adalah (1) memperoleh gambaran nyata kondisi sekolah dan (2) memperoleh gambaran nyata situasi sekolah C. Analisis Konteks Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri (self evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ). Dalam hal ini dapat diterapkan kajian lingkungan internal untuk memahami strengths atau kekuatan dan weaknesses atau kelemahan, serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap opportunities atau peluang dan threats atau tantangan. Adapun analisis konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal sebagai berikut (cf. BSNP, 2006: 32): 1. Visi, misi, dan tujuan sekolah 2. Identifikasi SI dan SKL 3. Kajian internal atau kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang meliputi: (1) peserta didik, (2) pendidik dan tenaga kependidikan, (3) sarana dan prasarana, (4) biaya, (5) program-program 4. Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat dari masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a) komite sekolah, (b) dewan pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya.

ANALISA KONTEKS Nama Sekolah Kompetensi Keahlian Alamat I. : SMK Assalaam : Teknik Kendaraan Ringan : Jln. Situtarate, Cibaduyut, Badung 40239

ANALISA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN A. Analisis Standar Isi

No

Aspek

Kondisi Ideal Seluruh kerangka dasar kurikulum dikembangkan dengan acuan hasil analisis SKL satuan pendidikan & SKL kelompok mata pelajaran Seluruh struktur kurikulum disusun dan dikembangkan dengan acuan Standar Isi. Silabus sebagai lampiran KTSP dikembangkan melalui pengkajian SK dan KD sebagaimana tercantum pada Standar Isi Perumusan indi-kator pencapaian kompetensi menggunakan KKO yg dimulai dari tingkat berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, konkrit ke abstrak

Kondisi Riil

Rencana Tindak Lanjut

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Lebih banyak adopsi pada Melakukan: contoh analisis SKL satdik Belum melakukan analisis analisis SKL kelompok SKL satdik & SKL kelompok mapel dan mata pelajaran mapel yang dihubungakn dengan SK dan KD Banyak guru yang belum melakukan pengkajian SI-SKKD dalam mengembangkan silabus Mengadakan IHT/ workshop dan kegiatan lain untuk meningkatkan kemampuan guru mengkaji SK-KD mata pelajaran dan membuat pemetaan SI Mengadakan IHT/ workshop dan kegiatan lain untuk meningkatkan kemampuan guru merumuskan indikator pencapaian kompetensi,

II

KTSP

Dalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi, guru kurang memperhatikan penggunaan KKO sesuai tingkatan berpikir dan kerumitan

No

Aspek

Kondisi Ideal

Kondisi Riil

Rencana Tindak Lanjut sehingga KKO pada KD terwakili dan teruji akurasinya pada deskripsi yang ada di KKO indikator

Pelaksananan Beban belajar dilaksanakan berdasarkan jumlah jam yang telah ditentukan menurut UU No 20 Tahun 2003 Pasal 37. Beban belajar telah mengacu kepada : 1 jam pelajaran=45 menit 1 minggu = 42 jam 1 tahun = 36 -38 minggu III Beban belajar

Pelaksananan Beban belajar dilaksanakan berdasarkan jumlah jam yang telah ditentukan menurut UU No 20 Tahun 2003 Pasal 37 Durasi waktu pembelajaran untuk 1 jam pelajaran 40 menit.
Minggu efektif dilaksanakan selama 36 minggu dalam 1 tahun. Beban belajar perminggu dilaksanakan sebanyak 54 jam perminggu.

Menambah Beban belajar perminggu menjadi 50 jam.

Perhitungan beban belajar peserta didik memenuhi persyaratan tatap Perhitungan beban belajar muka, tugas terstruktur dan tugas peserta didik memenuhi mandiri tak terstruktur persyaratan tatap muka, tugas terstruktur dan tugas mandiri tak terstruktur Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan Pengembangan Diri dialokasikan equivalen dengan 2 dialokasikan equivalen dengan jam/minggu di luar beban belajar 3 jam/minggu di luar beban belajar

No

Aspek

Kondisi Ideal Kalender pendidikan sesuai dengan Standar Isi dan dikembangkan oleh , Dinas pendidikan provinsi/kota , dan disesuaikan pada setiap satuan pendidikan

Kondisi Riil Kalender pendidikan sekolah dijabarkan berdasarkan kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Provinsi.

Rencana Tindak Lanjut Membuat kaldik yang mengacu propinsi sekolah kaldik

IV

Kalender Pendidikan

B. Analisis Standar Kompetensi Lulusan Rencana Tindak Lanjut

No

Aspek SKL Satuan Pendidikan, SKL Kelompok Mata Pelajaran, SKL Mata Pelajaran

Kondisi Ideal

Kondisi Riil

Digunakan sebagai pedoman penilaian Permendiknas No 23 Tahun 2006 dalam menentukan kelulusan peserta didik.

C. Analisis Standar Proses No I Aspek Penyiapan Perencanaan Pembelajaran Kondisi Ideal RPP dibuat sesuai dengan silabus Prota dibuat sesuai kaldik Promes dibuat sesuai Kaldik Jam Efektif / minggu kaldik dibuat sesuai Kondisi Riil Semua guru membuat RPP sesuai dengan silabus Rencana Tindak Lanjut

II

Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Terbentur pada kegiatan sekolah

Membuat agenda kegiatan sekolah

No

Aspek

Kondisi Ideal Kemampuan siswa diukur sesuai standar penilaian

Kondisi Riil Semua guru menggunakan standar penilaian

Rencana Tindak Lanjut

III

Penilaian Hasil Belajar

IV

Pengawasan Pembelajaran

Supervise kelas dilaksanakan sesuai juknis dan supervisi

Belum semua guru dalam KBM bisa melaksanakan sesuai dengan RPP yang dibuat

Pembinaan

D. Analisis Standar Penilaian No Aspek Kondisi Ideal Kondisi Riil Belum semua guru memberikan standar penilaian berdasarkan tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotor) Rencana Tindak Lanjut Mengadakan IHT Penilaian

Perangkat Penilaian

Nilai disusun berdasarkan tiga ranah

II

Pelaksanaan Penilaian

Tes formatif, UTS, UAS, dilaksanakan sesuai dengan kaldik

Tes formatif, UTS, UAS, dilaksanakan sesuai dengan kaldik satuan pendidikan

III

Hasil Belajar

LHBS dilaporkan pada orang tua

LHBS dilaporkan pada orang tua

II.

ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN

No

Aspek

Kekuatan Kehadiran peserta didik kesekolah tinggi Jumlah peserta didik pertingkatan yang mendekati ideal, kurang lebih 35 siswa per kelasnya.

Kelemahan Minat dan motivasi belajar siswa masih rendah Situsi Ekonomi Orang tua, Motivasi belajar siswa, kesadaran dari oarang tua tentang dunia pendidikan masih rendah Ada pendidik yang mengampu mata pelajaran yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya Ada pendidik yang mengajar lebih dari satu pelajaran Tenaga kependidikan belum berpendidikan S-1 Jumlah kelas masih kurang Alat-alat praktek untuk otomotif masih kurang Alat-alat praktek di laboratorium IPA dan computer sangat kurang Belum mempunyai laboratorium Bahasa.

Peserta didik

II

Pendidik dan tenaga kependidikan

Sebagian besar tenaga pendidik berpendidikan S-1

III

Sarana dan Prasarana

Ruang kelas yang memadai Fasilitas internet sudah tersedia Fasilitas pembelajaran Multimedia

IV

Biaya

Sumber pembiyayaan utama dari Yayasan dan dibantu dari peran serta orang tua Siswa Serta bantuan dari dinas pendidikan Kab/Kota

Sebagian besar siswa berasal dari keluarga kurang mampu.

III.

ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN No Aspek Peluang Tantangan/Ancaman

Komie Sekolah

Ikut serta memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah

Kurang memperhatikan keadaan sekolah

II

Dewan Pendidikan

Tempat menampung aspirasi guru

Kurang memperhatikan aspirasi guru terutama guru non PNS

III

Asosiasi Profesi

Dapat memberikan pelatihan bagi guru produktif untuk meningkatkan profesionalisme guru Sertifikasi untuk uji kompetensi siswa Memberikan Kesempatan Magang bagi Guru Membuka kesempatan luas bagi pesera didik untuk Praktek Kerja Industri

Belum terjalin jaringan yang kuat dengan Asosiasi profesi.

IV

DU/DI

Banyak DU/DI yang membutuhkan Teknisi handal, namun kami belum memiliki lulusan dan keterujian Luluasan.

No

Aspek

Peluang

Tantangan/Ancaman

Sumber Daya Alam (SDA)

Pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar

Perkembangan industi otomotif yang kian meningkat

VI

Sosial Budaya

Masyarakat sekitar memberikan dukungan penuh terhadap sekolah kami

Masyarakat yang heterogen menimbulkan cara pandang yang berbeda

Bandung, Juli 2012 Kepala Sekolah,

H.M. Luthfi Almanfaluthi, S.T.

Você também pode gostar