Você está na página 1de 16

DEWAN PIMPIN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


HASIL PEMERIKSAAN SEMSTER I TAHUN ANGGARAN 2007
ATAS LAPORAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK (AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU) TAHUN ANGGARAN 2006 PADA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DAN SEKRETARIAT DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI POLITIK KABUPATEN LUWU UTARA DI MASAMBA

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV PERWAKILAN BPK-RI DI MAKASSAR Nomor : 51/ HP/XIV.MKS /05 / 2007 Tanggal : 3 MEI 2007

DAFTAR ISI
Halaman
Resume Hasil Pemeriksaan ................................................................................. HASIL PEMERIKSAAN I Gambaran Umum ......................................................................................... 1. Tujuan Pemeriksaan .................................................................................. 2. Sasaran Pemeriksaan................................................................................. 3. Metode Pemeriksaan.................................................................................. 4. Jangka Waktu Pemeriksaan........................................................................ 5. Obyek Pemeriksaan ................................................................................... II Temuan Pemeriksaan atas Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Parpol dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan ..................................... 1. Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik digunakan tidak sesuai dengan jenis pengeluaran yang ditetapkan dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 ............................................................................................ 1 1 1 1 3 5 6 i

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RESUME HASIL PEMERIKSAAN Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang No. 15 Tahun 2004 dan UndangUndang No. 15 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2006 tentang Perubahan Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik di Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2006. Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik di tingkat kabupaten harus disampaikan paling lambat empat bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Laporan tersebut sebelum diserahkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Politik kepada Bupati melalui Badan Kesatuan Bangsa harus diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan atas pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik bertujuan untuk menilai apakah: a. Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai; b. Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan;

ii

c. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan yang berkaitan dengan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik. Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Partai Politik Tahun Anggaran 2006 dapat disimpulkan sebagai berikut: A. Temuan-temuan pemeriksaan, sebagai berikut : 1. Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik tidak sesuai dengan jenis pengeluaran yang ditetapkan dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 sebesar Rp319.595.725,00.

Makassar,

Mei 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN KEPALA PERWAKILAN BPK-RI DI MAKASSAR

DRS. SUPRIYANTO NIP 240000915

HASIL PEMERIKSAAN I. GAMBARAN UMUM 1. Tujuan Pemeriksaan Tujuan pemeriksaan atas bantuan keuangan kepada Partai Politik bertujuan untuk menilai apakah: a. Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas pengelolaan dan pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai; b. Laporan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan; c. Entitas yang diperiksa telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik. 2. Sasaran Pemeriksaan Sasaran pemeriksaan atas penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik adalah: a. Sistem Pengendalian Intern (pengujian sistem dan pelaksanaan sistem); b. Akurasi penyajian laporan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik; c. Kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dalam pelaksanaan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik.

3. Metode Pemeriksaan Pemeriksaan atas penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik akan memberikan penilaian terhadap pengelolaan bantuan keuangan oleh Partai Politik dan SPI serta akurasi penyajian informasi keuangan tentang penggunaan bantuan keuangan dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

a. Pendekatan Resiko Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan penggunaan bantuan keuangan Partai Politik dilakukan dengan menggunakan pendekatan resiko, yang didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektivitas SPI mengenai pengelolaan dan pertanggungjawaban penggunaan bantuan keuangan kepada Partai Politik. Hasil pengujian ini akan menentukan tingkat keandalan SPI sesuai dengan asersi manajemen dan ketentuan yang berlaku. Penetapan resiko pemeriksaan (audit risk) bersama-sama dengan tingkat keandalan pengendalian (resiko pengendalian), tingkat resiko bawaan (inherent

risk) entitas akan menjadi acuan untuk menentukan resiko deteksi (detection risk) yang diharapkan dan jumlah pengujian yang akan dilakukan serta
menentukan fokus pemeriksaan. Dalam hal ini, resiko pengendalian penggunaan bantuan dengan memperhatikan tingkat materialitas akan digunakan untuk menentukan jumlah pengujian bantuan entitas (Partai Politik). b. Materialitas Materialitas dalam pemeriksaan ini ditetapkan dengan menggunakan persentase atas total bantuan entitas yang diperiksa. Penetapan tingkat materialitas pemeriksaan bantuan tersebut adalah konservatif atau rendah dengan pertimbangan bahwa pengguna bantuan tersebut akan sangat memperhatikan aspek legalitas dan ketaatan pada ketentuan yang berlaku dalam proses pertanggungjawaban keuangan. Berdasarkan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) maka tingkat materialitas yang ditetapkan adalah 5% dari total jumlah bantuan. Tingkat materialitas dalam pemeriksaan ini akan dijadikan pertimbangan dalam tahap pelaporan untuk menentukan kedalaman pengujian yang akan dilakukan dan dalam tahap pelaporan untuk mengevaluasi dampak tidak terdeteksinya kekeliruan dan ketidakbenaran dalam pelaksanaan pemeriksaan dan untuk membantu menentukan apakah auditor telah mengungkapkan kondisi sebenarnya dari penggunaan bantuan tersebut. Standar materialitas di atas terutama berkaitan dengan akurasi angka laporan keuangan tetapi tidak berlaku untuk catatan pemeriksaan yang berkaitan dengan ketaatan pada peraturan dan ketentuan.

c. Pengujian dalam pemeriksaan Pemeriksaan atas penggunaan bantuan keuangan Partai Politik dilakukan dengan pemahaman atas SPI. Pengujian dan pengendalian terbatas pada angka-angka yang disajikan untuk dapat mengumpulkan bukti yang dapat mendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan ini melakukan pengujian substantive atas transaksi keuangan secara terbatas. d. Uji Petik Pemeriksaan Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas unit-unit dalam populasi yang akan diuji. Kesimpulan pemeriksaan akan didapat berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan kondisi dari populasinya. Dalam pemeriksaan ini, pemeriksa menggunakan metode non statistical sampling atau metode sampling yang berdasarkan judgement, dengan memperhatikan tingkat resiko yang ada, untuk menentukan jumlah dan unit populasi yang akan diuji petik. Judgement pemeriksa diarahkan untuk menjamin kecukupan jumlah sampel yang akan diuji dan keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi baik dari segi nilai angka rupiah dan jenis transaksinya. 4. Jangka Waktu Pemeriksaan Jangka waktu pemeriksaan selama sampai dengan 03 Mei 2007. 5. Obyek Pemeriksaan a. Gambaran Umum Obyek Pemeriksaan Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 01 Tahun 2006 tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Kabupaten Luwu Utara dan Peraturan Bupati Luwu Utara Nomor 06 Tahun 2006, tanggal 03 April 2006 tentang Pedoman Pengajuan, Penetapan, Penyerahan, Dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik, diketahui bahwa jumlah bantuan keuangan kepada Parpol hasil Pemilu Tahun 2004 ditetapkan sebesar Rp19.000.000,00 per kursi. Jumlah kursi Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Luwu Utara berjumlah 30 kursi sehingga realisasi jumlah bantuan seluruhnya sebesar Rp570.000.000,00 (30 x Rp19.000.000,00). Perincian lima hari yaitu dari tanggal 29 April

pengeluaran bantuan keuangan kepada parpol sesuai bukti kuitansi Pemegang Kas Sekretariat Daerah Kabupaten Luwu Utara adalah sebagai berikut :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Partai Politik Partai Golongan Karya Partai Demokrasi Kebangsaan Partai Amanat Nasional Partai Keadilan Sejahtera Partai Bulan Bintang Partai Persatuan Pembangunan Partai Demokrasi Indosesia Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa Jumlah Perolehan Kursi 10 5 4 4 2 2 2 1 30 Jumlah Bantuan (Rp) 190.000.000,00 95.000.000,00 76.000.000,00 76.000.000,00 38.000.000,00 38.000.000,00 38.000.000,00 19.000.000,00 570.000.000,00

Dalam rangka pelaksanaan pemberian bantuan keuangan kepada partai politik, telah dibentuk Tim Penelitian dan Pemeriksaan Persyaratan Administrasi Pengajuan, Penyerahan dan Penggunaan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik Kabupaten Luwu Utara berdasarkan Surat Keputusan Bupati Luwu Utara Nomor 133 Tahun 2006, tanggal 22 April 2006 yang mempunyai tugas sebagai berikut : a. Meneliti kelengkapan administrasi pengajuan, penyerahan dan penggunaan bantuan keuangan pada Partai Politik yang memiliki kursi di DPRD Kabupaten Luwu Utara. b. Membantu/ menyarankan langkah-langkah yang perlu diupayakan guna kelancaran Pelaksanaan Bantuan Keuangan dimaksud. c. Tim Penelitian dan Pemeriksaan sebagaimana dimaksud bertanggung jawab kepada Bupati Luwu Utara melalui Kepala Kantor Kesbang dan Linmas Kabupaten Persyaratan Luwu Utara. Selanjutnya Bantuan Tim Peneliti dan Pemeriksaan Partai Politik Adminstrasi Keuangan kepada

melaksanakan penelitian atas kelengkapan persyaratan untuk mendapatkan bantuan keuangan Partai Politik. b. Anggaran dan Realisasi Anggaran dan realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik Tahun Anggaran 2006 adalah sebagai berikut:

5 No. 1
2 3 4 5 6 7 8

Nama Partai Politik Partai Golongan Karya


Partai Demokrasi Kebangsaan Partai Amanat Nasional Partai Keadilan Sejahtera Partai Bulan Bintang Partai Persatuan Pembangunan Partai Demokrasi Indosesia Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa Jumlah

Anggaran (Rp) 190.000.000,00


95.000.000,00 76.000.000,00 76.000.000,00 38.000.000,00 38.000.000,00 38.000.000,00 19.000.000,00 570.000.000,00

Realisasi (Rp) 190.000.000,00


95.000.000,00 76.000.000,00 76.000.000,00 38.000.000,00 38.000.000,00 38.000.000,00 19.000.000,00 570.000.000,00

c. Cakupan Pemeriksaan Berdasarkan realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp570.000.000,00 telah dilakukan pemeriksaan (Total Coverage) sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut:
No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Partai Politik Realisasi Audit % Anggaran Coverage (Rp) (Rp) 190.000.000,00 190.000.000,00 100% 95.000.000,00 95.000.000,00 100% 76.000.000,00 76.000.000,00 100% 76.000.000,00 76.000.000,00 100% 38.000.000,00 38.000.000,00 100% 38.000.000,00 38.000.000,00 100% 38.000.000,00 38.000.000,00 100% 19.000.000,00
570.000.000,00

Partai Golongan Karya Partai Demokrasi Kebangsaan Partai Amanat Nasional Partai Keadilan Sejahtera Partai Bulan Bintang Partai Persatuan Pembangunan Partai Demokrasi Indosesia Perjuangan 8 Partai kebangkitan Bangsa Jumlah

19.000.000,00 100%
570.000.000,00 100%

Selanjutnya tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai, BPK-RI menyampaikan temuan hasil pemeriksaan sebesar Rp319.595.725,00 atau 56,07% (Audit Finding) dengan rincian sebagai berikut:
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Partai Partai Partai Partai Partai Partai Partai Partai Nama Partai Politik Golongan Karya Demokrasi Kebangsaan Amanat Nasional Keadilan Sejahtera Bulan Bintang Persatuan Pembangunan Demokrasi Indonesia Perjuangan Kebangkitan Bangsa Jumlah Realisasi Audit Finding % (Rp) Anggaran (Rp) 190.000.000,00 165.100.000,00 86,89% 95.000.000,00 36.630.000,00 38,56% 76.000.000,00 38.100.000,00 50,13% 76.000.000,00 35.854.225,00 47,18% 38.000.000,00 9.251.500,00 24,35% 38.000.000,00 6.250.000,00 16,45% 38.000.000,00 28.410.000,00 74,76% 19.000.000,00 0 0,00%
570.000.000,00 319.595.725,00 56,07%

II.

Temuan Pemeriksaan Atas Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Parpol dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

1. Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara kepada Partai Politik digunakan tidak sesuai dengan jenis pengeluaran yang ditetapkan dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 Hasil pemeriksaan atas laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2006, diketahui bahwa penggunaan dana atas bantuan keuangan kepada partai politik sebesar Rp319.595.725,00 tidak sesuai peruntukkannya. Partai politik yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten Luwu Utara hasil Pemilu tahun 2004 sebanyak 8 partai dengan total perolehan kursi sebanyak 30 kursi. Partai politik tersebut adalah : 1. Partai Golongan Karya (Golkar), memperoleh sebanyak 10 kursi. 2. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), memperoleh sebanyak 5 kursi. 3. Partai Amanat Nasional (PAN), memperoleh sebanyak 4 kursi. 4. Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memperoleh sebanyak 4 kursi. 5. Partai Bulan Bintang (PBB), memperoleh sebanyak 2 kursi. 6. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), memperoleh sebanyak 2 kursi. 7. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), memperoleh sebanyak 2 kursi. 8. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), memperoleh sebanyak 1 kursi. Bantuan keuangan kepada Partai Politik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara untuk satu kursi sebesar Rp19.000.000,00. Jadi total bantuan keuangan kepada partai politik berdasarkan perolehan kursi tersebut sebesar Rp570.000.000,00. Bantuan keuangan kepada partai politik tersebut telah diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada masing-masing partai politik yang berhak menerimanya dengan proporsional berdasarkan perolehan kursi. Bantuan keuangan tersebut diberikan setelah terlebih dahulu partai politik tersebut menyerahkan berkas pengajuan bantuan keuangan sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan perundangan. Penelitian dan

pemeriksaan kelengkapan administrasi partai politik, serta penyerahan bantuan keuangan kepada partai politik telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dari pemeriksaan atas laporan penggunaan bantuan keuangan yang diberikan pemerintah daerah Kabupaten Luwu Utara kepada parpol, diketahui bahwa 4 parpol yaitu pada Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang dan Partai Kebangkitan Bangsa telah mempertanggungjawabkan seluruh bantuan yang diterima. Sedangkan 4 parpol yang lain, yaitu Golongan Karya, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum mempertanggungjawabkan sepenuhnya bantuan yang diterima. Total bantuan keuangan yang sudah dipertanggungjawabkan oleh partai politik sebesar Rp551.569.225,00. Pada umumnya, kedelapan partai politik yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten Luwu Utara dalam membuat laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik masih menggunakan format rincian pos/ jenis pengeluaran yang diatur dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005. Padahal Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 tersebut sudah dirubah berdasarkan Permendagri No. 25 Tahun 2006 Lampiran III. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk rincian pos/ jenis pengeluaran yang digunakan dalam laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik oleh kedelapan partai politik tersebut belum sesuai dengan standar format dalam peraturan yang berlaku, yaitu menurut Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006. Namun demikian pengeluaranpengeluaran partai politik tersebut didukung dengan bukti yang lengkap dan sah serta dilakukan atas persetujuan ketua DPD Partai Politik yang bersangkutan. Adapun penggunaan saja, yaitu : 1. Honorarium 2. Uang lembur 3. Administrasi umum 4. Langganan daya dan jasa 5. Pos dan giro bantuan keuangan kepada Partai Politik menurut Lampiran III Permendagri No. 25 Tahun 2006 hanya diperuntukkan kedalam 11 jenis pengeluaran

6. Pemeliharaan gedung 7. Pemeliharaan data dan arsip 8. Biaya perjalanan 9. Komputer 10. Mesin Tik 11. Meubiler kantor Dari keseluruhan bantuan keuangan yang dipertanggungjawabkan oleh Parpol sebesar Rp551.569.225,00, yang digunakan sesuai dengan Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 hanya sebesar Rp231.973.500,00 sedangkan sisanya merupakan pengeluaran yang tidak sesuai dengan 11 jenis pengeluaran dalam Lampiran III Permendagri No. 32 Tahun 2005 jo Permendagri No. 25 Tahun 2006 tersebut, yaitu sebesar Rp319.595.725,00, yang dapat dilihat pada tabel berikut :

No.

Nama Parpol Partai Golongan Karya (Golkar) Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Partai Amanat Nasional (PAN) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Partai Bulan Bintang (PBB) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jumlah

Jumlah bantuan 190.000.000 95.000.000 76.000.000 76.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000 19.000.000 570.000.000

Bantuan yang dipertanggung jawabkan 173.100.000 95.000.000 76.000.000 75.874.225 38.000.000 37.300.000 37.295.000 19.000.000 551.569.225

Sesuai Permendagri No. 25/2006 8.000.000 58.370.000 37.900.000 40.020.000 28.748.500 31.050.000 8.885.000 19.000.000 231.973.500

Tidak sesuai Permendagri No. 25/2006 165.100.000 36.630.000 38.100.000 35.854.225 9.251.500 6.250.000 28.410.000 0 319.595.725

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengeluaran pada masing-masing parpol yang tidak sesuai Permendagri No.25/2006 adalah sebagai berikut : 1) Partai Golongan Karya : a) Pelatihan b) Bantuan Tenaga Pelatih kegiatan dalam Training To Trainer HUT 42 (TOT) Kab. total Luwu sebesar Utara Rp139.450.000,00. rangka tingkat Rp25.650.000,00. 2) Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) : a) Biaya pelantikan pengurus partai kabupaten sebesar Rp13.330.000,00. b) Bantuan bibit jagung untuk masyarakat desa Pettalandung Kec. Malengke sebesar Rp1.000.000,00. c) Sumbangan ke DPP PDK Sulsel, HUT PDK sebesar Rp5.000.000,00. d) Sosialisasi program dan pembentukan pengurus baru setiap Kecamatan (11 Kecamatan) sebesar Rp11.000.000,00. e) Rapat pimpinan daerah DPK PDK Luwu Utara sebesar Rp1.500.000,00. f) Rapat program kerja DPK PDK Luwu Utara sebesar Rp2.000.000,00. g) Springbed sebesar Rp2.800.000,00. 3) Partai Amanat Nasional (PAN) : a) Pengadaan bendera + Spanduk Partai 250 lembar total sebesar Rp600.000,00. b) Dana rutin partai untuk 1 tahun anggaran sebesar Rp12.000.000,00. c) Biaya Musyawarah Daerah (MUSDA) II PAN Luwu Utara sebesar Rp20.000.000,00. d) Pembiayaan Musyawarah Cabang (MUSCAB) II PAN Luwu Utara untuk 11 Kecamatan/ DPC PAN total sebesar Rp5.500.000,00. 4) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) a) Pelantikan pengurus dan rapat kerja DPD PKS Luwu Utara sebesar Rp1.455.000,00. b) Ansyithah Ramadhan 1427 H total sebesar Rp4.520.000,00. c) Menyambut Idul Fitri 1427 H total sebesar Rp7.619.000,00. d) Pengadaan 2 unit kendaraan roda dua DPD PKS Luwu Utara total sebesar Rp18.575.225,00.

10

e) Bantuan biaya pendidikan 2 mahasiswa asal Lutra di STAI Azhar Center Makassar total sebesar Rp3.285.000,00. f) Pelatihan survei dan media di Makassar sebesar Rp400.000,00. 5) Partai Bulan Bintang (PBB) : a) Operasional Partai, sebesar Rp7.200.000,00. b) Konsumsi kegiatan DPC, sebesar Rp2.051.500,00. 6) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) : a) Pengadaan bendera dan umbul-umbul 200 lembar, sebesar Rp250.000,00. b) Biaya pelaksanaan Musyawarah Pimpinan Anak Cabang, sebesar Rp3.000.000,00. c) Biaya pelaksanaan diklat kaderisasi partai, sebesar Rp3.000.000,00. 7) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) : a) Biaya konsolidasi partai (akomodasi), sebesar Rp1.410.000,00. b) Biaya kompercab I PDI-P Lutra, sebesar Rp27.000.000,00. Kondisi tersebut diatas tidak sesuai dengan : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pada Penjelasan pasal 17 ayat (3) menyatakan bahwa Bantuan yang dimaksud dilaksanakan oleh pemerintah dan disampaikan kepada partai politik untuk biaya administrasi dan/atau sekretariat partai politik sesuai dengan kemampuan keuangan Negara dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2005 jo. Permendagri Nomor 25 Tahun 2006 Lampiran III tentang Pedoman Pengajuan, Penyerahan dan Laporan Penggunaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik yang menyatakan bantuan parpol hanya digunakan untuk 11 jenis pengeluaran yaitu honorarium, lembur, administrasi umum, langganan daya dan jasa, pos dan giro, pemeliharaan gedung, pemeliharaan data dan arsip, biaya perjalanan, komputer, mesin tik, dan meubelair kantor.

11

Permasalahan tersebut mengakibatkan : 1. Bantuan Keuangan Partai Politik yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara digunakan tidak sesuai peruntukkan sebesar Rp319.595.725,00 2. Tujuan penggunaan pemberian bantuan keuangan kepada partai politik tidak sepenuhnya tercapai. Kondisi tersebut disebabkan : 1. Bendahara partai politik yang tidak memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dalam membuat laporan penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik. 2. Kurangnya sosialisasi dan pemberian informasi dari pihak Kantor Kesbang dan Linmas kepada partai politik yang bersangkutan mengenai syarat-syarat penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik. Atas permasalahan tersebut, pengurus parpol mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1. Petunjuk teknis penggunaan dana bantuan partai politik telah disampaikan kepada masing-masing Partai Politik. 2. Dalam hal proses pencairan dana bantuan Partai Politik, masing-masing Partai Politik mengajukan permohonan kepada Bupati yang selanjutnya diverifikasi oleh Kantor Kesbang Linmas yang melibatkan instansi terkait dan kemudian pencairannya melalui Sekretariat Daerah Kabupaten Luwu Utara. 3. Masing-masing Partai Politik sebelum mengajukan proses pencairan dana bantuan yang akan diterimanya, Tim Verifikasi telah menyampaikan penggunaannya dapat disesuaikan dengan peruntukannya. Selanjutnya memohon petunjuk dan arahan dari BPK agar dapat melaksanakan tugas dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. BPK RI merekomendasikan agar : 1. Bupati Luwu Utara menegur pihak Kantor Kesbang dan Linmas untuk memberikan informasi mengenai syarat-syarat penggunaan bantuan keuangan oleh Partai Politik sesuai peraturan yang berlaku.

12

2. Dewan Pimpinan Wilayah Partai politik menegur Ketua Dewan Pimpinan Daerah agar penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Você também pode gostar