Você está na página 1de 74

BAB I NUTRISI A.

PENGERTIAN NUTRISI Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. B. GIZI DALAM BAHAN MAKANAN 1. FUNGSI MAKANAN Gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam suatu jenis makanan tertentu. Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan disebut

ilmu gizi. Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan, atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan optimum, di mana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setingi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuhnya, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi disebut gizi lebih ( overnutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition). Secara kimiawi, komposisi tubuh manusia tersusun atas: air, gas, garam, dan senyawa organik. Jika dilihat dari unsur kimia yang menyusunnya, maka tubuh kita mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), dan fosfat (P). Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk hidup, di samping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah: 1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. 2) Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. 3) Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain. 4) Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. 2. ZAT YANG TERKANDUNG DI DALAM MAKANAN Agar makanan dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Dalam perkembangan selanjutnya

ilmu gizi mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan, sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup dua komponen penting yaitu makanan dan kesehatan. Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekadar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. 2. a. Karbohidrat Karbohidrat yang dapat dibedakan menjadi; glikogen (C6H10O5)m, pati (amilum, starch), dan molekul sangat panjang (selulose). Karbohidrat, berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi

monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah sebagai salah satu pembentuk energy yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok. 2. b. Lemak Lemak dapat dibedakan menjadi; trigliserida, asam lemak, gliserol, posfolipid (PL), dan kolesterol. Lemak, berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah: Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan sekitar 9,3 kalori). Sebagai pelarut vitamin: A, D, E, dan K. Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu, dan pelindung bagian tubuh pada temperatur rendah. 2. c. Protein

Protein dapat dibedakan menjadi; protein kompleks (polipeptida) dan sederhana (asam amino), dan asam nukleat (DNA dan RNA). Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali

pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Struktur asam amino dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan. Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. asam amino berfungsi sebagai: 1. Penyusun protein, termasuk enzim. 2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama vitamin, hormon dan asam nukleat). 3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik (kofaktor). 2. d. Vitamin

Vitamin dapat dibedakan menjadi kelompok vitamin yang larut lemak dan larut air. Vitamin yang larut air adalah vitamin B dan C, dan vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Fungsi masing-masing vitamin adalah sebagai berikut: Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata. Vitamn B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan penyerapan zat lemak oleh usus. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata, dan enzim berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah, dan dalam pross pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. Vitamin C, berfungsi sebagai aktivator macam-macam enzim perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit. Vitamin D, berfungsi mengatur kadar kapur dan posfor dalam bersamasama kelenjar anak gondok (paratiroid), memperbesar penyerapan zat kapur dan posfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin. Vitamin E, berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah. Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah.

2. e. Mineral Mineral seperti; zat besi, kalium, kalsium, magnesi-um, natrium. Mineral, terdiri dari zat kapur (Ca), posfor (P), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na), dan Chlor (Cl), kalium (K), dan Iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan sebagai kofaktor suatu enzim. Selain-zat-zat tersebut diatas, dalam makanan juga terapat kandungan serat dan air yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Serat atau sering disebut serat kasar (bahasa Inggris = crude fiber) berasal dari selulosa dan lignin yang tedapat pada sel tanaman. Makan makanan yang cukup mengandung sayuran karena sayuran banyak mengandung serat kasar. Dalam bahasa Inggris makanan seperti itu disebut roughages, terdiri dari sayur-sayuran yang berserat-serat, kulit buah-buahan, jagung, dan lain-lain. Sayur dan buah memegang peranan yang penting dalam tubuh manusia. Sayur merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral. Juga mengandung zat yang bukan gizi tapi sangat dibutuhkan bagi kesehatan tubuh manusia. Karena itu, mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting. Kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur ini perlu dibiasakan sejak kecil. Dengan rajin mengkonsumsi sayur dan buah, buang air besar (BAB) menjadi lancar. Serat yang terdapat di dalam keduanya bisa mendorong tinja untuk keluar. Karena itu, anak atau orang dewasa yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur biasanya akan mengalami kesulitan dalam buang air besar. Kalau makanan yang dikonsumsi banyak mengandung serat, maka sisa makanan relatif mampu menyerap air sehingga kotoran mengembang, volumenya bertambah dan reflek BAB terjadi setiap hari. Ini merupakan pola yang sehat karena kotoran dapat segera dibuang dari tubuh. Masa transit kotoran pun menjadi lebih singkat karena pembuangan kotoran berlangsung setiap hari.

Sedangkan Air dapat dibedakan menjadi air yang didapat secara langsung dari air minum atau air yang berasal dari makanan dan yang diproduksi oleh sel tubuh pada proses pembakaran seluler. C. NUTRISI BERDASARKAN TAHAP PERKEMBANGAN Nutrisi merupakan salah satu penunjang kehidupan dan mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang. Untuk itu ketahui nutrisi penting yang diperlukan perempuan berdasar kelompok usianya. Berikut ini nutrisi penting yang dibutuhkan perempuan berdasar kelompok usianya, seperti dikutip dariWebMD, Jumat (26/5/2011) yaitu:

a. Kelompok usia anak dan remaja : 1) Pada usia ini penting mengonsumsi buah, sayuran, produk susu dan sumber
protein.

2) Kalsium, semua usia memang perlu kalsium tapi akan menjadi hal yang penting
selama masa anak-anak dan remaja. Kondisi ini untuk membantu tulang tetap kuat dan tidak cepat keropos saat tua nanti.

3)

Zat besi, nutrisi ini sangat penting terutama ketika gadis mulai menstruasi untuk membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia.

4) Mengurangi makanan berkalori tinggi, banyak anak-anak dan remaja sekarang


yang konsumsi kalorinya berlebihan. Untuk itu hindari makanan berkalori tinggi dan perbanyak aktivitas fisik untuk menyeimbangkannya.

b. Kelompok usia dewasa:


Beberapa nutrisi penting bagi perempuan selama dewasa terutama jika ia merencanakan untuk hamil atau sedang menyusui, yaitu:

1) Asam folat, nutrisi ini penting untuk mencegah cacat tabung saraf yang bisa
berakibat fatal pada janin yang dikandung.

2) Vitamin B12, nutrisi ini memiliki peran hampir sama dengan asam folat yaitu
penting bagi perkembangan sistem saraf dan fungsinya.

3) Asam lemak omega 3, nutrisi ini berperan banyak dalam tubuh termasuk
membantu otak dan sel-sel saraf tetap sehat. Pada ibu hamil bisa membantu mencegah kelahiran prematur, sedangkan untuk perempuan yang tidak berencana hamil bisa membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kardiovaskular lainnya.

4) Vitamin D, vitamin ini membantu menghasilkan sel-sel kulit ketika terkena sinar
matahari serta membantu tubuh menyerap kalsium.

5) Zat besi, selama seorang perempuan masih mengalami menstruasi maka ia


membutuhkan zat besi yang cukup, sedangkan pada perempuan yang hamil memerlukan zat besi lebih banyak.

c. Kelompok usia lanjut (menopause)


Setelah menopuase maka tubuh mengalami perubahan lagi. Kebutuhan zat besi tak sebanyak saat ia masih menstruasi dan ada peningkatan nutrisi lain untuk membantu menyerap dan proses metabolisme. Berikut ini nutrisi penting yang patut dipertimbangkan:

1) Kalsium dan vitamin D, meskipun terkadang tulang keropos tidak bisa


dihindari seiring bertambah usia, tapi kondisi ini bisa diperlambat dengan mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup.

2) Vitamin B12, vitamin ini berfungsi mencegah terjadinya penurunan fungsi otak
seiring dengan usia yang bisa didapatkan dari makanan seperti ikan.

3) Cairan, kebutuhan cairan perempuan meningkat seiring usia. Tapi umumnya saat
tua kemampuan tubuh untuk mengenali sinyal haus berkurang sehingga ia cenderung mengonsumsi sedikit air. Selain nutrisi, dibutuhkan pula aktivitas fisik yang teratur. Hal ini karena seiring bertambahnya usia perempuan ia akan mengalami kehilangan massa otot, dan aktivitas fisik bisa membantu menjaga otot. D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi 1. Pengetahuan Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat memengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi. 2. Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka. 3. Kebiasaan Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena

ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak. 4. Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada rcmaja karcna asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tibuh. 5. Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam mcnyediakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan makanan yang bergizi.

BAB II GIZI SEIMBANG A. PENGERTIAN Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang: menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001) Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut , yang populer dengan istilah TRI GUNA MAKANAN. Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepungtepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut. B. PEDOMAN GIZI SEIMBANG adalah panduan proporsi makanan dan minuman yang harus di penuhi oleh tubuh Anda agar keseimbangan tubuh dapat terjaga dengan baik. Ada sebuah ungkapan mengatakan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan tubuh adalah hal terpenting dan menjadi prioritas setiap orang dalam hidupnya. Kesehatan adalah harga yang sangat mahal jika Anda mengalami sakit yang parah. Seringkali kita lupa menjaga kesehatan diri karena berbagai macam kesibukan kita dalam bekerja dan

berusaha. Oleh karena itu, pedoman Gizi seimbang dan pola hidup yang baik menjadi penting bagi mereka yang sibuk dengan rutinitas pekerjaan sehari-hari.

Berikut adalah Pedoman Gizi Seimbang dan Pola Hidup yang harus Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda:

1. Pentingnya menjaga kebersihan


Kebersihan adalah hal mutlak yang harus Anda lakukan untuk menjaga kesehatan Anda, Keluarga, dan Lingkungan. Biasakan mencuci tangan sebelum makan, mencuci makanan dan buah-buahan sebelum dikonsumsi, serta biasakan menjaga kebersihan diri, keluarga, rumah, dan lingkungan sekitar kita.

2. Aktivitas fisik dan olah raga


Olahraga sangat penting untuk Anda dalam menjaga keseimbangan metabolisme di dalam tubuh Anda. Biasakanlah melakukan olah raga rutin dan teratur entah itu seminggu sekali atau sebulan sekali. Karena dengan membiasakan berolahraga secara teratur maka kondisi fisik dan tubuh Anda akan selalu fit setiap hari. Banyak olahraga yang bisa kita lakukan tanpa memerlukan biaya yang mahal seperti

Jogging, sepak bola bersama teman-teman dekat Anda, Futsal, Volley ball, dsb.

3. Perbanyak makanan berserat


Penelitian dari DEPKES tahun 1999 mengatakan bahwa hampir 90 persen anak-anak Indonesia kekurangan makanan beserat. Hal ini terjadi karena mereka terlalu banyak mengkonsumsi makanan pokok seperti nasi dan lauk pauk. Makanan yang memiliki serat tinggi adalah sayur-sayuran dan buah-buahan seperti Apel, Jeruk, Mangga, dsb. Serat penting bagi tubuh Anda untuk menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.

4. Perbanyak minum air putih

Air sangat penting bagi tubuh untuk memperlancar proses metabolisme di dalam tubuh kita. Sepertiga bagian tubuh kita adalah air, oleh karena itu air sangat penting. Bayangkan kalau kita kekurangan air maka kita akan mengalami dehidrasi. Anjuran DEPKES sebaiknya Anda mengkonsumsi air putih dalam sehari itu enam sampai delapan gelas. C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN MENU GIZI SEIMBANG

a. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga) b. Sosial budaya (tidak bertentangan) c. Kondisi kesehatan d. Umur e. Berat badan f. Aktivitas g. Kebiasaan makan (like or dislike). h. Ketersediaan pangan setempat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan hidangan a. Masyarakat awam, ditentukan oleh :

1. Kebiasaan turun temurun 2. Menurut kebutuhan kepuasan psikis


b. Masyarakat berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi:

1. Mempertimbangkan kebutuhan fisiologis 2. Gabungan keduanya


Syarat susunan hidangan

a. Makanan harus dapat menyediakan zat-zat gizi b. Dalam jangkauan keuangan keluarga c. Dapat dinikmati oleh seluruh keluarga

d. Suasana makan menyenangkan e. Memenuhi syarat sosial budaya


Kriteria keluarga sadar gizi

a. Senantiasa dan mampu menilai status gizi (memiliki KMS) b. Mengkonsumsi 4 golongan pangan atau gizi seimbang c. Menggunakan garam beriodium d. Menyusui ASI eksklusif e. Sarapan pagi
Prinsip seimbang

a. Seimbang dalam kelompok bahan makanan b. Sesuai kebutuhan


D. TIGA BELAS (13 ) PESAN DASAR GIZI SEIMBANG

1) Makanlah aneka ragam makanan. 2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. 3) Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. 4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. 5) Gunakan garam beryodium. 6) Makanlah makanan sumber zat besi. 7) Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya. 8) Biasakan makan pagi. 9) Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. 10) Lakukan aktivitas fisik secara teratur. 11) Hindari minuman yang beralkohol. 12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. 13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Pesan 1: Makanlah aneka ragam makanan Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan harus mengandung unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kuantitas maupun kualitas. Idealnya, ada zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Pesan 2: Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi Kebutuhan energi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan keadaan berat badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi, balita dan usia sekolah dengan menggunakan KMS; pada orang dewasa dengan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh); dan pada lansia dengan KMS Usila. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak/ jaringan lain. Bila kelebihan tersebut berlanjut maka akan timbul penyakit (hipertensi, jantung, DM, dll). Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi, diambilkan cadangan energi dari jaringan otak/ lemak. Bila keadaan ini berlanjut sebabkan penurunan daya kerja/ produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas, penurunan BB dan kekurangan gizi lain Pesan 3: Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Golongan karbohidrat kompleks: padi-padian (beras, jagung, gandum); umbiumbian (singkong, ubi jalar, kentang) serta tepung, sagu dan pisang. Karbohidrat kompleks penyerapannya lebih lama sehingga tidak membuat mudah lapar. Golongan karbohidrat sederhana : gula (menyebabkan mudah lapar).

Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau 3 4 sendok makan setiap hari.

Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks (selain gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi. Pesan 4: Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi Adapun guna lemak dan minyak adalah untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, K dan menambah lezat hidangan.

Tiga golongan lemak: lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (paling mudah dicerna), lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (mudah dicerna), dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh (sulit dicerna).

Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal: berasal dari nabati, kecuali minyak kelapa. Sedangkan makanan sumber asam lemak jenuh: berasal dari hewani. Konsumsi lemak dan minyak kurang sama dengan 10% dan tidak lebih dari 25 % dari kebutuhan Kebiasaan energi. Komposisi lemak konsumsi lemak nabati: hewani= 2 : 1

mengkonsumsi

hewani berlebihan menyebabkan penyempitan

pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Sedang makan ikan mengurangi risiko penyakit jantung koroner, oleh karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah. Pesan 5: Gunakan garam beryodium Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam dg KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994 menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium); gondok; kretin dan penurunan IQ. Indonesia kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY pengurangan point IQ adalah: . Dasar penghitungan klasifikasi

Kretin (GAKY berat) Gondok Bayi di daerah GAKY GAKY bentuk lain Catatan : Rata-rata IQ manusia normal = 110 IQ dibawah 80 point tergolong bodoh

50 poin 5 poin 10 poin 10 poin

IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Anjuran pemberian yodium : Anak SD (daerah endemik berat) 1 kapsul / tahun Wanita usia subur (WUS) 2 kapsul / tahun @ 200 mg Ibu hamil 1 kapsul / tahun Ibu menyusui 1 kapsul / tahun selama menyusui Konsumsi garam beryodium 6 gram per hari/ 1 sendok teh. Mutu garam baik dengan Tes Kit Yodina. Hasil warna garam yang bermutu baik adalah biru keunguan.

Pesan 6: Makanlah makanan sumber zat besi Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe dapat berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat, lemah lesu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari normal. Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian. Bagi anak-anak adalah kemampuan belajar turun. Sedangkan bagi orang dewasa adalah penurunan produktivitas kerja. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi Fe pangan asal hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%) daripada zat besi pangan asal nabati/non haeme (1-2%).

Insidensi atau angka kejadian AGB di Indonesia : tidak lebih sama dengan 63% bumil dan 55% balita. Zat gizi yang membantu penyerapan Fe diantaranya protein hewani seperti daging, ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam folat. Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil adalah 1 TTD selama 90 hari. Untuk balita dapat diberikan preparat besi dalam bentuk sirup. Kandungan 1 TTD = 200 mg ferrosulfat = 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat. Pesan 7: Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bulan ASI ( Eksklusif = pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan ASI Eksklusif sebabkan jumlah sel otak berkurang 15-20%. MP-ASI: makanan/ minuman pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Pesan 8: Biasakan makan pagi Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah. Pesan 9: Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dri kuman). Fungsi air dalam tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dlm tubuh; mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh; mengatur suhu tubuh; melancarkan dlm buang air besar dan buang air kecil.

Kebutuhan air minum 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan kecukupan air minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal. Pesan 10: Lakukan aktivitas fisik secara teratur Manfaat dari melakukan aktifitas fisik adalah meningkatkan kebugaran; mencegah kelebihan berat badan; meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot; memperlambat proses penuaan. Olahraga teratur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan. Salah satunya dengan membiasakan jalan kaki dengan jarak tempuh 50-100 m. Pesan 11: Hindari minuman yang beralkohol Alkohol mengandung energi, tapi tidak terdapat unsur gizi lain. Akibat kebiasaan minum minuman beralkohol adalah terhambatnya proses penyerapan gizi; hilangnya zat-zat gizi yang penting, meski mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup; kurang gizi; penyakit gangguan hati; kerusakan saraf otak dan jaringan. Sedangkan efek samping minuman alkohol: sering buang air kecil, ketagihan dan hilang kendali diri. Pesan 12: Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman untuk kesehatan). Syarat makanan aman adalah wholesome (zat-zat gizi tidak banyak yang hilang dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan sengaja akan diolah dan diubah bentuk fisiknya). Ciri makanan yang tidak sehat adalah berlendir, berjamur, aroma dan rasa berubah; lewat tanggal kadaluwarsa dan rusak pada kemasan; terdapat zat/ bahan pengawet; cara pengolahan yang tidak benar. Pesan 13: Bacalah label pada makanan yang dikemas

Label adalah keterangan tentang isi, jenis, ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain.

Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain: MD ML Exp dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi SNI SP Standart Nasional Indonesia (keterangan mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan) Sertifikat penyuluhan Makanan yang dibuat di dalam negeri Makanan luar negeri (import) Tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak

E. TIPS PINTAR MENGKONSUMSI MAKANAN

a. Konsumsi makanan utama 3x sehari, jangan menghindari sarapan pagi b. Perbanyak makan buah dan sayur c. Kurangi makan daging, ganti dengan ikan atau daging unggas d. Konsumsi beberapa kali makanan ringan diantara waktu makan, pilih makanan ringan
rendah lemak, misalnya buah atau sayuran.

e. Jangan makan secara tergesa-gesa, sehingga makanan yang masuk menjadi lebih sedikit
dan makanan dapat lebih dinikmati

f. Minum air putih minimal 6-8 gelas perhari. Segelas air putih sebelum makan dapat
membuat merasa kenyang.

g. Awali makan dengan mengkonsumsi sup bening yang panas atau salad rendah lemak h. Kurangi penggunaan margarin, krim dan saus i. Jaga porsi makanan, jangan cepat-cepat menambah porsi karena otak membutuhkan
waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang

j. Bersihkan meja setelah selesai makan untuk menghindari keinginan mengambil makanan
lagi.

F. TIPS PINTAR BERAKTIFITAS

a. Lakukan olah raga secara teratur b. Mulailah dengan yang sederhana dan lakukan perlahan-lahan, kemudian tingkatkan
intensitasnya secara bertahap. Misalnya mulai dengan jalan cepat 10-15 menit perhari lalu tingkatkan menjadi 30-40 menit per hari selama 3-5 hari perminggu.

c. Untuk tetap termotivasi lakukan olah raga bersama teman atau keluarga d. Jangan duduk terus menerus, bergerak atau berjalan beberapa menit setiap jam e. Perbanyak bergerak dalam beraktivitas sehari-hari seperti dengan menggunakan tangga,
parkir kendaraan atau turun dari bis sedikit lebih jauh dari tempat kerja, kurangi penggunaan remote kontrol saat menonton televisi dan lain-lain.

BAB III MASALAH-MASALAH GIZI Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan optimum, di mana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setingi-tingginya. Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi ( malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan gizi disebut gizi lebih ( overnutrition), dan kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).

Permasalah gizi yang sering ada atau terjadi pada manusia yaitu: kekurangan Energi Protein, Obesitas, Anemia, Defisiensi Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) I. KEKURANG ENERGI PROTEIN Kekurangan energi protein sering juga disebut dengan (KEP)/PROTEIN ENERGI

MALNUTRITION atau (PEM)/PROTEIN CALORI MALNUTRITION (PCM). Orang Indonesia sering menyebut dengan Kekurangan Kalori dan Protein atau KKP. Kekurangan kalori dan Protein (KKP) terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi, sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita, karena pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori, maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein). Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni:

1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84%-95% dari berat badan menurut standar Harvard. 2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 84%-60% dari berat badan menurut standar Harvard. 3. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan menurut standar Harvard. Beberapa ahli hanya membedakan adanya dua macam KKP saja, yakni: 1. KKP ringan atau gizi kurang dan 2. KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus, jarang, dan berwarna kemerahan. Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis sebagai berikut: Pembengkakan jaringan (oedema) atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki. a. Definisi (Pengertian)

1) Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama. 2) Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki
(buteki)

3) Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis
(marginal malnutrition)

4) Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmikkwashiorkor

5) Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang
khas b. Penyebab

1) Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah 2) Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan 3) Pengetahuan yang kurang tentang gizi 4) Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor 5) Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus 6) Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang
mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup mendapatkan ASI

7) Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi


c. Gejala Klinis KEP ringan

1) Pertumbuhan mengurang atau berhenti 2) BB berkurang, terhenti bahkan turun 3) Ukuran lingkar lengan menurun 4) Maturasi tulang terlambat 5) Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun 6) Tebal lipat kulit normal atau menurun 7) Aktivitas dan perhatian kurang 8) Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan
Pembagian Kekurangan Energi Protein (KEP)

Kekurangan Energi Protein dapat mengakibatkan beberapa permasalaha pada tubuh, antara lain: Maramus, Kwashiorkor, atau bahkan kedua-duanya. 1. Marasmus a. Pengertian Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein dalam tubuh terpakai sehingga badan/tubuh menjadi kurus dan emosional. Sering terjadi pada bayi yang tidak cukup mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi pada bayi yang sering diare. b. Penyebab

1) Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan 2) Kebiasaan makanan yang tidak layak 3) Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
c. Tanda dan Gejala

1) Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus 2) Mata besar dan dalam, sinar mata sayu 3) Mental cengeng 4) Feces lunak atau diare 5) Rambut hitam, tidak mudah dicabut 6) Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga
turgor kulit menghilang

7) Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur 8) Torax atau sela iga cekung 9) Atrofi otot, tulang terlihat jelas

10) Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya 11) Frekuensi nafas berkurang 12) Kadar Hb berkurang 13) Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin
2. Kwashiorkor a. Pengertian Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul pada usia 1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi. Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan yang dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang berlainan, akan terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara. b. Penyebab

1) Kekurangan protein dalam makanan 2) Gangguan penyerapan protein 3) Kehilangan protein secara tidak normal 4) Infeksi kronis 5) Perdarahan hebat
c. Tanda dan Gejala

1) Wajah seperti bulan moon face 2) Pertumbuhan terganggu 3) Sinar mata sayu 4) Lemas-lethargi 5) Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)

6) Rambut merah, jarang, mudah dicabut 7) Jaringan lemak masih ada 8) Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak
keriput)

9) Iga normal-tertutup oedema 10) Atrofi otot 11) Anoreksia 12) Diare 13) Pembesaran hati 14) Anemia 15) Sering terjadi acites 16) Oedema
3. Kwashiorkor-marasmik memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan kwashiorkor a. Penatalaksanaan 1) Secara umum

a) Ruangan cukup hangat dan bersih b) Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus) c) Pencegahan infeksi nosokomial d) Penimbangan BB tiap hari
2) Secara khusus a) Resusitasi dan terapi komplikasi

1) Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian cairan oralit atau infus)

2) Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin A 3) Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit berat
b) Dietetik

1) Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral 2) Bentuk makanan disesuaikan secara individual (cair, lunak, biasa, makanan
dengan porsi sedikit-sedikit tapi sering)

3) Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya


dilakukan setiap saat) d. Persiapan pulang

1. Gejala klinik tidak ada 2. Nafsu makan baik 3. Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi, perilaku hidup dan
lingkungan yang sehat e. Komplikasi

1. Infeksi saluran pencernaan 2. Defisiensi vitamin 3. Depresi mental


Program pemerintah penanggulangan KEP Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama

1. Ibu hamil 2. Bayi


Keterpaduan kegiatan

3. Balita 4. Anak-anak sekolah dasar 4. Keluarga berencana 5. Peningkatan peran serta masyarakat

1. Penyuluhan gizi 2. Peningkatan pendapatan 3. Peningkatan pelayanan kesehatan


Kegiatan

Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan posyandu Penanganan secara khusus KEP berat

1. Rujukan pelayanan gizi di posyandu 2. Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi 3. ASI eksklusif
II. OBESITAS (KEGEMUKAN) a. Pengertian

1) adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan
akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.

2) Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang


berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh

3) Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata,
namun tidak selalu identik dengan obesitas b. Penyebab

1) Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan 2) Aktifitas fisik yang rendah 3) Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat) 4) Laju pertumbuhan yang sangat cepat 5) Genetik atau faktor keturunan 6) Gangguan hormon
c. Gejala

1) Terlihat sangat gemuk 2) Lebih tinggi dari anak normal seumur

3) Dagu ganda 4) Buah dada seolah-olah berkembang 5) Perut menggantung 6) Penis terlihat kecil
d. Penatalaksanaan

1) Menurunkan BB sangat drastis dapat menghentikan pertumbuhannya. Pada obesitas


sedang, adakalanya penderita tidak memakan terlalu banyak, namun aktifitasnya kurang, sehingga latihan fisik yang intensif menjadi pilihan utama

2) Pada obesitas berat selain latihan fisik juga memerlukan terapi diet. Jumlah energi
dikurangi, dan tubuh mengambil kekurangan dari jaringan lemak tanpa mengurangi pertumbuhan, dimana diet harus tetap mengandung zat gizi esensial.

3) Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin dan nutrisi lain harus cukup, yaitu dengan
mengubah perilaku makan

4) Mengatasi gangguan psikologis 5) Meningkatkan aktivitas fisik 6) Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk mengurangi nafsu makan 7) Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai tidak dapat berjalan, rujuk
ke rumah sakit

8) Konsultasi (psikologi anak atau bagian endokrin)


e. Jenis Obesitas Terdapat 2 golongan obesitas

1) Regulatory obesity, yaitu gangguan primer pada pusat pengatur masukan


makanan

2) Obesitas metabolik, yaitu kelainan metabolisme lemak dan karbohidrat


f. Resiko/dampak obesitas

1) Gangguan respon imunitas seluler 2) Penurunan aktivitas bakterisida 3) Kadar besi dan seng rendah

III. ANEMIA (KURANG DARAH) a. Pengertian Anemia terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb). Di samping itu, Fe juga diperlukan untuk pembentukan koenzim yaitu senyawa penggiat enzim. Zat besi (Fe) lebih mudah diserap oleh usus halus dalam bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar Ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% saja dari fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus. Ekskresi Fe dilakukan melalui kulit, di dalam bagian-bagian tubuh yang jumlahnya sangat kecil sekali. Sedangkan pada wanita ekskresi Fe lebih banyak melalui darah menstruasi. Oleh sebab itu, kebutuhan Fe pada wanita dewasa, lebih banyak dibandingkan dengan pada pria. Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang dikandung juga memerlukan Fe. Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-Cuma melalui Puskesmas atau Posyandu.

Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit yaitu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai normal, akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. b. Macam-macam anemia Ada 3 jenis anemia yaitu: 1) Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa hemoglobin 2) Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang matang, bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12 3) Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia, hipoplastik atau aplastik

ANEMIA DEFISIENSI BESI

1. Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi 2. Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah
satu penyebab terjadinya disfungsi otak permanen

3. Defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka,
menurunnya kemampuan berfikir serta perubahan tingkah laku. Ciri

1. Akan memperlihatkan respon yang baik dengan pemberian preparat besi 2. Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu
Tanda dan gejala

1. Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra) 2. Lemah 3. Lesu 4. Hb rendah 5. Sering berdebar 6. Papil lidah atrofi 7. Takikardi 8. Sakit kepala 9. Jantung membesar
Dampak

1. Produktivitas rendah 2. SDM untuk generasi berikutnya rendah


Penyebab Sebab langsung

1. Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi 2. Mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi 3. Infeksi penyakit
Sebab tidak langsung

Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh daerah


Sebab mendasar

1. Pendidikan wanita rendah 2. Ekonomi rendah 3. Lokasi ggeografis (daerah endemis malaria)
Kelompok sasaran prioritas

1. Ibu hamil dan menyusui 2. Balita

3. Anak usia sekolah 4. Tenaga kerja wanita 5. Wanita usia subur


Penanganan

1. Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan


pada ibu hamil maupun menyusui

2. Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam
bentuk multivitamin kepada balita

3. Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan
keadaan anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah

4. Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen
kepada tenaga kerja wanita

5. Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur
(WUS) IV. DEFISIENSI VITAMIN A (Kekurangan Vitamin A /zerophthalmia) Defisiensi vitamin A disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A di dalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea, karena sekresi kelenjar air mata (lacrimalis) menurun. Terlihat selaput bolamata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau nictalpia, yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang remang Pada stadium lanjut mata mengoreng, karena selselnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan dapat menimbulkan kebutaan. Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi, yakni: fungsi dalam proses melihat,

dalam proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena
kekurangan vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam

proses melihat yang disebut zerophthalmia ini, Defisiensi vitamin A Prevalensi tertinggi terjadi pada balita. Penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaan pada anak balita. Program penanggulangan

zerophthalmia ditujukan pada anak balita dengan pemberian vitamin A secara cumacuma melalui Puskesmas dan/atau Posyandu. Di samping itu, program pencegahan Dapat dilakukan melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan yang bergizi, khususnya makanan-makanan sebagai sumber vitamin. Penyebab

1. Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah 2. Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai melahirkan
akan memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI

3. MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A 4. Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare kronik,
KEP dll)

5. Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar
tiroid

6. Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)


Sifat

1. Mudah teroksidasi 2. Mudah rusak oleh sinar ultraviolet 3. Larut dalam lemak
Tanda dan gejala

1. Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea 2. Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl
HIPERVITAMINOSIS

Hipervitaminosis adalah kebalikan dari Defisiensi vitamin A atau disebut dengan kelebihan Vitamin A. Tanda hipervitaminosis Akut

1. Mual, muntah 2. Fontanela meningkat


Kronis

1. Anoreksia 2. Kurus 3. Cengeng 4. Pembengkakan tulang

Upaya pemerintah

1. Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A 2. Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan) 3. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan
februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)

4. Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan
(200.000 IU), hari berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU)

5. Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika usia >12 bulan
200.000 IU, usia 6-12 bulan 100.000 IU, usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya diberikan sesuai usia demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis yang diberikan juga sesuai usia

6. Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)


Catatan

1. Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh,
dimana jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena tidak larut dalam air

2. Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa


berujung pada morbiditas dan mortalitas, dan pneumonia

V.

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) Zat Iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Zat iodium ini dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok glandula (

thyroidea) yang dipergunakan dalam sintesis hormon tiroksin. Hormon ini ditimbun
dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin), maka disebut

thyroglobulin. Apabila diperlukan thyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon


tiroksin yang dikeluarkan dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah. Kekurangan zat Iodium ini berakibat kondisi hipotiroidisme (kekurangan iodium), dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok. Akibatnya terjadi hipertrophi (membesarnya kelenjar tiroid), yang kemudian disebut penyakit gondok. Apabila kelebihan zat iodium, maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut Iodium dermatitis. Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-daerah terpencil di pegunungan, yang air minumnya kekurangan zat Iodium. Oleh sebab itu, penyakit kekurangan Iodium ini disebut gondok endemik. Kekurangan Iodium juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain, yakni: kretinisme. Kretinisme adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan di bawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat berat (debil).

Ekspresi muka seorang bocah yang menderita kretin ini memberikan kesan orang bodoh, karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang kretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat iodium. Terapi penyakit ini pada penderita dewasa pada umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu, penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan, yaitu dengan memberikan dosis Iodium kepada para ibu hamil. Untuk penanggulangan penyakit akibat kekurangan Iodium dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui program Iodiumisasi. Yaitu dengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan Iodium. Dalam kaitan ini pemerintah Indonesia melalui departemen Perindustrian telah memproduksi khusus garam Iodium untuk daerah-daerah endemik gondok. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama, juga merupakna masalah dunia, Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup mengandung yodium Defisiensi yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid yang secara perlahan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok Dampak

1. Pembesaran kelenjar gondok 2. Hipotiroid 3. Kretinisme 4. Kegagalan reproduksi 5. Kematian


Defisiensi pada janin

1. Dampak dari kekurangan yodium pada ibu 2. Meningkatkan insiden lahir mati, aborsi, cacat lahir

3. Terjadi kretinisme endemis 4. Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spatik) 5. Miksedema (memperlihatkan gejala hipotiroid dan dwarfisme)
Defisiensi pada BBL

1. Penting untuk perkembangan otak yang normal 2. Terjadi penurunan kognitif dan kinerja motorik pada anak usia 10-12 tahun pada
mereka yang dilahirkan dari wanita yang mengalami defisiensi yodium Defisiensi pada anak

1. Puncak kejadian pada masa remaja 2. Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki 3. Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan
Klasifikasi tingkat pembesaran kelenjar menurut WHO (1990)

1. Tingkat 0 : tidak ada pembesaran kelenjar 2. Tingkat IA : kelenjar gondok membesar 2-4x ukuran normal, hanya dapat diketahui
dengan palpasi, pembesaran tidak terlihat pada posisi tengadah maksimal

3. Tingkat IB : hanya terlihat pada posisi tengadah maksimal 4. Tingkat II : terlihat pada posisi kepala normal dan dapat dilihat dari jarak 5 meter 5. Tingkat III : terlihat nyata dari jarak jauh
Sasaran

Ibu hamil WUS


Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium

1. Bayi < 1tahun : 100 mg 2. Balita 1-5 tahun : 200 mg 3. Wanita 6-35 tahun : 400 mg 4. Ibu hamil (bumil) : 200 mg

5. Ibu meneteki (buteki) : 200 mg 6. Pria 6-20 tahun : 400 mg


Spektrum gangguan akibat kekurangan yodium

1. Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa
(bisu tuli, defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema, kerusakan psikomotor

2. Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus 3. Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ rendah),
gangguan perkembangan

4. Dewasa : gondok, hipotiroid, gangguan fungsi mental, hipertiroid diimbas oleh


yodium GAKY tidak berhubungan denga tingkat social ekonomi melainkan dengan

geografis , Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food. Sedangkan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi kayu, ubi jalar, rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-rempah. Pencegahan/penanggulangan

1. Fortifikasi : garam 2. Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium

BAB IV DIET A. PENGERTIAN DIET Diet adalah makanan yg disajikan sehari hari dan telah ditentukan macam dan jumlahnya untuk mencukupi kebutuhan gizi seseorang serta menurut aturan tertentu sesuai dengan kondisi tubuh. Fungsi Makanan 1. untuk pertumbuhan 2. Untuk mengganti sel - sel yang rusak 3. Untuk memberikan energi dan cadangan energi/tenaga 4. Untuk mempertahankan kesehatan / daya tahan tubuh. 5. Untuk upaya penyembuhan penyakit

B. MACAM-MACAM DIET
1. Diet Makanan Biasa Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat a. Indikasi Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus,

makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna. b. Tujuan Tujuan diet makanan biasa : memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. c. Syarat syarat Diet Syarat-syarat Diet Makanan Biasa adalah sebagai berikut: 1. Energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat. 2. Protein 10-15 %dari kebutuhan energi total. 3. Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. 4. Karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total. 5. Cukup mineral, vitamin dan kaya serat. 6. Makanan tidak merangsang saluran cerna. 7. Makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi. d. Contoh Menu Pagi : Nasi putih, Telur dadar, tahu bacem, Tumis kapri, the manis Siang : Nasi Putih, Rolade daging, kripik tempe, Sayur sup, jeruk, air putih Malam : Nasi putih Ayam semur, Tempe goreng, Pisang, Teh manis 2. Makanan Lunak Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi,

asalkan pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. a. Indikasi Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa. b. Tujuan Diet Tujuan Diet Makanan Lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk yang mudah ditelan sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit. c. Syarat -syarat Diet Syarat-syarat diet Makanan Lunak adalah sebagai berikut : 1) Energi, protein, dan zat gizi lain cukup. 2) Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai penyakit dan kemampuan makan pasien. 3) Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2 kali selingan. 4) Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang tajam. d. Contoh Menu Pagi : Bubur Tim, Telur pindang, semur tempe cincang, the manis S iang : Nasi tim, Terik daging, perkedel tempe, Sayur menir, Melon, Air putih dengan keadaan lunak

Malam : Nasi tim, Telur mata sapi, Tahu bacem, Cah oyong, Pepaya, tehmanis

3. Makanan Saring Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak. a. Indikasi Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Karena makanan ini kurang serat dan vitamin C, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek, yaitu selama 1-3 hari saja. b. Tujuan Tujuan diet Makanan Saring adalah memberikan makanan dalam bentuk semi padat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih padat. c. Syarat - syarat Diet Syarat-syarat diet Makanan Saring adalah : 1) Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan vitamin. 2) Rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender. 3) Diberikan dalam porsi kecil dan saring yaitu 6-8 kali sehari.

d. Contoh Menu Pagi : Bubur saring, Rolade telur, susu daging giling. S iang : Bubur saring, Kaldu bistik, sayur bayam saring, Sari Melon Malam : Bubur saring, Tim ayam, Stup wortel, Sari buah pepaya

4. Makanan Cair Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu: makanan cair jernih, makanan cair penuh, dan makanan cair kental. Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani. a. Indikasi Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau parental. b. Tujuan Diet Tujuan diet Makanan Cair jernih adalah untuk : 1) Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa (residu). 2) Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.

c. Syarat Diet Syarat-syarat diet Makanan Cair Jernih adalah sebagai berikut 1) Makanan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang. 2) Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat. 3) Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap. 4) Sangat rendah sisa (residu). 5) Diberikan hanya selama 1-2 hari. 6) Porsi kecil dan diberikan sering

d. Contoh Menu Pagi : Bubur maizena, susu campur telur S iang : Bubur beras, saribuah jeruk Malam : Bubur terigu, Sari buah tomat

5. Diet Energi Tinggi Protein Tinggi a. Tujuan Diet Tujuan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah untuk : 1) Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. 2) Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.

b. Syarat syarat Diet

Syarat-syarat Diet Energi Tinggi Protein Tinggi adalah : 1) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB. 2) Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB 3) Lemak cukup, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total. 4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total. 5) Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal. 6) Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

6. Diet Energi Rendah a. Tujuan Diet Diet Energi Rendah adalah sebagai berikut: 1) Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan kebutuhan fisik. 2) Mencapai IMT normla yaitu 18,5-25 kg/m . 3) Mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak - 1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang. b. Syarat syarat Diet Syarat-syarat Diet Energi Rendah adalah : 1) Energi rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dan segi kualitas
2

maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak -1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari dan kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal dilakukan berdasarkan berat badan ideal. 2) Protein sedikit lebih tinggi, yaitu 1-1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari kebutuhan energi total. 3) Lemak sedang yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang kadarnya tinggi. 4) Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total. Gunakan lebih banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa digunakan gula buatan sebagai pengganti gula sederhana. 5) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan. 6) Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan. 7) Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.

7. Diet Garam Rendah a. Tujuan Diet Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

b. Syarat -syarat Diet

Syarat-syarat Diet Garam Rendah adalah : 1) Cukup energi, protein,mineral, dan vitamin 2) Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit 3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan / atau hipertensi

8. Diet Serat Tinggi a. Tujuan Diet : Tujuan Diet Serat Tinggi adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal. b. Syarat - syarat Diet Syarat-syarat Diet Serat Tinggi adalah : 1) Energi cukup sesuai dengan umur, gender dan aktivitas 2) Protein cukup, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total 3) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total 4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total 5) Vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna

6) Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan membantu merangsang peristaltik usus 7) Serat tinggi, yaitu 30-50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk, beras merah, roti whole wheat, sayuran dan buah

BAB V CARA PEMBERIAN MAKANAN PADA PASIEN Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu Diet oral, enteral dan parenteral A. Pemberian Nutrisi Secara oral, Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi, penderita dan keluarga. Jika jalur oral tidak terjamin maka pasien sangat mudah jatuh kedalam keadaan malnutrisi. Prosedur Pemberian Makanan dan Minuman Secara Oral 1. Pengertian Pemberian makanan secara oral adalah pemberian makanan dan minuman pada klien secara langsung melalui mulut sesuai daftar makanan atau diet pasien. 2. Tujuan a. Menghidangkan makanan dan minuman kepada pasien tepat pada waktunya sesuai dengan kebutuhan atau dietnya. b. Membangtu membangkitkan selera makan 3. Indikasi a. Pasien yang dapat makan sendiri b. Pasien tidak dapat makan sendiri (di suapi) c. Pasien khusus, tidak sadar, dan lain-lain 4. Persiapan Alat

a. Piring b. Sendok c. Garpu d. Gelas dengan penutupnya e. Serbet f. Mangkok cuci tangan

g. Pengalas h. Tempat cuci tangan i. j. Pipet jika perlu Pisau jika perlu

k. Obat jika ada l. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program

m. Meja untuk klien 5. Prosedur kerja dan rasional a. Alat alat di dekatkan di tempat tidur klien Rasional: memudahkan dalam menggapai peralatan yang dibutuhkan. b. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan Rasioal: agar klien mengetahui apa yang hendak perawat laksanakan sehingga mengurangi kecemasan. c. Cuci tangan

Rasional : mencegah infeksi silang. d. Atur posisi pasien (paien mencoba) dengan posisi semi fowler setengah duduk sesuai kondisi pasien. Rasional : memudahkan klien untuk menelan. e. Pasang pengalas/ serbet di bawah dagu. Rasional : agar makanan tidak mengotori pakaian klien f. Tawakan pasien melakukan ritual makan (misalkan berdoa sebelum makan) Rasional : berhubungan dengan spiritual klien g. Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur dengan nasi. Rasional : sesuai dengan diet pasien. h. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan minuman setelah makan . Rasional : membantu klien dalam mengunyah hingga menelan makanannya i. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien Rasional : menjaga kebersihan mulut klien. j. Jika ada obat lanjutkan pemberian obat Rasional : pemberian obat anteceanam, membantu kesembuhan klien (sesuai waktu pemberian obat) k. Setelah makan, minum dan pemberian obat anjurkan pasien untuk duduk sejenak sebelum kembali berbaring Rasional : memberikan kesempatan pada klien untuk relaksasi. l. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya

Rasional : pengembalian alat pada tempatnya untuk penggunaan selanjutnya. m. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan (catat apa jumlah/porsi makanan yang dihabiskan) Rasional : sebagai data dalam pengkajian klien. n. Cuci tangan setelah setelah prosedur dilakukan Rasional : mencegah infeksi silang. 6. Hal Hal Yang Perlu Diperhatikan a. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien/ b. Sebelum di hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan daftar makanan/diet pasien c. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra indikasi d. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit e. Peralatan makanan dan minuman harus bersih f. Untuk pasien anak anak, usahakan menggunakan peralatan yang m enarik perhatiannya. g. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan di makan habis atau tidak h. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta reaksinya setelah makan. B. Pemberian Nutrisi Secara Enteral,

Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik diban dingkan pemberian nutrisi parenteral. 1. Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna Mengurangi proses katabolic Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna Mempercepat penyembuhan luka Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
Nutrisi Parenteral 2. Kontra indikasi pemberian nutrisi enteral mencakup antara lain:

Kondisi-kondisi yang mengakibatkan perubahan fungsi saluran cerna (osbtruksi


menyeluruh pada saluran cerna bagian distal, perdarahan saluran cerna yang hebat, fistula enterokutan high-output, intractable diarrhea, kelainan congenital pada saluran cerna)

Gangguan perfusi saluran cerna (instabilitas hemodinamik, syok septic)


3. Rute Pemberian Nutrisi Secara Enteral a) Nasoenteral tube feeding

pemberian melalui nasogastrik memerlukan fungsi gaster yang baik, motilitas


dan pengosongan gaster yang normal.

Pemberian ini di lakukan dengan pipa melalui hidung (nasogastrik) ke


lambung

Nasogastric feeding di indikasikan untuk pasien-pasien dengan toleransi


makanan yang baik terhadap usus dan tidak terdapat kontraindikasi untuk memasukkan makanan ke saluran cerna, tetapi tidak dapat atau tidak bisa makan secara oral.

Untuk tujuan ini nasogastric tube ukuran 10-14 Fr yang paling dapat diterima
dan paling umum digunakan, tersedia juga tube khusus dengan ukuran 6-8 Fr yang lebih nyaman bagi pasien tapi harganya lebih mahal. Tube ini tidak mudah tersumbat karena dilapisi selaput hydrophobic khusus. Jika feeding ke dalam dapat lambung dipasang merupakan kontraindikasi tube. Alat (misalnya ini dapat pankreatitis), nasoyeyenal

dipasang melalui endoscopy atau dengan bantuan flouroscopy. b) Invasive tube feeding

Pasien yang tidak dapat dipasang NGT atau tube naso-yeyenal (misalnya
carsinoma pharing atau esofagus yang inoperabel) atau mereka yang membutuhkan feeding jangka lama untuk beberapa bul an sampai tahunan, harus dipasang feeding tube percutaneus (gastrostomy atau yeyunostomy).

Gastrostomy dapat dikerjakan secara endoscopic (PEG: percutaneus


endoscopic gastrostomy) atau laparotomy (Stamm gastrostomy).

Jika telah dilakukan operasi by pass pada lambung, feeding yeyenostomy


dapat dilakukan sebagai pengganti . 4. Hal-hal yg PERLU diperhatikan enternal 1. Kondisi pasien 2. Jalur masuknya makanan dan penempatan ujung pipa pada pemberian makanan secara

3. Ukuran pipa 4. Jangka waktu pemberian 5. Volume makanan 6. Toleransi sistem saluran cerna 7. Bahaya/ potensi komplikasi 5. Halangan yang mungkin terjadi pada pemberian nutrisi enteral Pemberian nutrisi enteral terkadang mengalami hambatan. Beberapa hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. gagalnya pengosongan lambung, 2. aspirasi dari isi lambung, 3. diare, 4. sinusitis, dan esofagitis, 5. erosi, 6. salah meletakkan pipa.

6. Prosedur Pemberian Nutrisi Lewat Naso Gastric Tube a. Pengertian Memasukkan makanan cair / obat melalui naso gastric tube b. Tujuan Mempertahankan status nutrisi Pemberian obat

c.

Kebijakanl Pasien yang tidak makan melalui mulut

d. Petugas Perawat e. Peralatan Air matang Makanan cair / obat Corong Spuit 5 / 10 cc Tissue Perlak atau pengalas Bengkok Sarung tangan f. Prosedur pelaksanaan 1) Tahap pra interaksi a) Melakukan pengecekan program terapi b) Mencuci tangan c) Menempatkan alat didekat pasien 2) Tahap orientasi

a) Memberi salam dan menyapa nama pasien b) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien 3) Tahap kerja a) Menjaga privasi pasien b) Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler / fowler ( jika tidak ada kontra indikasi) c) Memakai sarung tangan d) Memasang pengalas diatas dada e) Memastikan letak NGT dengan cara aspirasi isi lambung f) Memasang corong g) Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air habis klem kembali h) Memasukkan makanan cair, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum makanan habis klem kembali i) Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum makanan habis klem kembali j) Menutup ujung NGT dengan spuit / klem k) Membersihkan sisa makanan pada pasien

l) Merapikan pasien 4) Tahap terminasi a) Melakukan evaluasi tindakan b) Berpamitan dengan pasien c) Membereskan alat alat d) Mencatat kegiatan pada lembar catatan keperawatan C. Pemberian Nutrisi Secara Parenteral Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan dikarenakan ada sesuatu masalah pada usus, misalnya habis operasi reseksi usus besar. Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk penyebab penyakitnya. Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. 1. RUTE PEMBERIAN NUTRISI SECARA PARENTERAL Berdasarkan cara pemberian Nutrisi Parenteral dibagi atas (ASPEN, 1995), maka cara pemberian nutrisi parenteral :

a. Via jalur vena sentral o Infus larutan nutrisi parenteral hampir selalu dilakukan lewat jalur
vena sentral. Ini karena larutan TPN sangat hipertonik dan

membutuhkan vena dengan aliran cepat guna pencairan larutan secepat mungkin saat masuk ke dalam tubuh.

o Diberikan melalui central venous,bila konsentrasi > 10% glukosa. o Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat
sampai < 4 minggu.

o jika > 4 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular


access device.

b. Via jalur vena perifer o Pemberian nutrisi parenteral via jalur vena perifer sering digunakan
karena menghindari komplikasi dari penggunaan jalur vena sentral.

o Meliputi infus larutan TPN ( pemberian nutrisi parenteral) melalui


cannula (atau via periferal long cannula dimana ujungnya berakhir di lengan atas dengan aliran darah yang lebih cepat). hyperosmolaritas. Osmolaritas darah berkisar 300 mOsm. Sayangnya, larutan standar TPN tidak dapat dipakai melalui jalur perifer karena

o Larutan yang dipakai lewat perifer harus mempunyai osmolaritas


maximum kira-kira 700-800 mOsm.

o Pemasangan infus lewat perifer hanya dapat bertahan maximum 714 hari sebelum terjadi thromboplebitis dan tempat pemasangan infus harus diganti.

o Lama pemberian TPN perifer tergantung pada jumlah vena-vena yang


terdapat di extremitas atas.

o Larutan yang dipakai untuk penggunaan perifer selalu berupa larutan


Three-in-one. Hal ini karena campuran larutan tersebut mempunyai kadar osmolaritas yang lebih rendah dari larutan dextrosa murni (lihat penjelasan di bawah pada bagian all-in-one solution). sebatas 1500 cal/hari. Meskipun demikian, jumlah kalori yang dapat dimasukan melalui perifer hanya

o Jika pasien membutuhkan lebih banyak kalori, TPN harus diberikan


melalui jalur sentral. 2. TUJUAN PEMBERIAN MAKANAN SECARA PARENTERAL Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:

Menyediakan

nutrisi

bagi

tubuh

melalui

intravena,

karena

tidak

memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan.

Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang
berat, pancreatitis ,inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel disease,ulcerative colitis,acute renal failure,hepatic failure,cardiac disease, pembedahan dan cancer.

Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energy.

Mempertahankan kebutuhan nutrisi


3. Pemberian dari nutrisi parenteral didasarkan atas beberapa dasar fisiologis, yakni:

Apabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya,kekurangan


kalori dan nitrogen dapat terjadi.

Apabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung


dalam tubuh untuk mengubah protein menjadi karbohidrat.

Kebutuhan kalori Kurang lebih 1500 kalori/hari,diperlukan oleh rata-rata


dewasa untuk mencegah protein dalam tubuh untuk digunakan.

Kebutuhan

kalori

menigkat

terjadi

pada

pasien

dengan

penyakit

hipermetabolisme, fever, injury, membutuhkan kalori sampai dengan 10.000 kalori/hari.

Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang


langsung ke dalam system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai toleransi tubuh. 4. Indikasi Nutrisi Parenteral :

Sebagai pengganti untuk oral nasogastrik,bila ini tidak efektif, tidak


memungkinkan dan berbahaya. TPN digunakan dalam kondisi sebagai berikut: Kronik vomiting, Cancer, radiotherapy atau chemoteraphy Stroke, Anorexia nervosa

Sebagai supplemen untuk pasien yang kehilangan banyak nitrogen ( pasien


dengan luka bakar,kanker metastatic,radiasi dan chemoteraphy.

Mengistirahatkan gastrointestinal.
5. Dasar Pemberian Pemberian nutrisi parenteral Dasar Pemberian Pemberian nutrisi parenteral secara rutin tidak

direkomendasikan pada kondisi-kondisi klinis sebagai berikut :

Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi. Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat. Pankreatitis akut ringan. Kolitis akut. AIDS. Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi. Luka bakar. Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness).

BAB VI MACAM-MACAM DIET KHUSUS BERDASARKAN JENIS PENYAKIT A. DIET UNTUK PENDERITA PENYAKIT DIABETES MELLITUS Diet ini bertujuan membantu penderita diabetes mellitus memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, dengan cara:

1. Mempertahankan kadar gula darah supaya mendekati angka normal. 2. Mencapai & mempertahankan kadar lemak darah normal 3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan berat badan normal
Jenis Diet Diabetes Melitus 1. Diet DM 1100 kal 2. Diet DM 1300 kal 3. Diet DM 1500 kal 4. Diet DM 1700 kal 5. Diet DM 1900 kal 6. Diet DM 2100 kal 7. Diet DM 2300 kal 8. Diet DM 2500 kal 9. Diet DM 2700 kal Tergantung dari obat yang diberikan dari dokter & kondisi pasien atau pun penderita dibetes mellitus. Bahan Makanan yang dianjurkan a) Sumber Karbohidrat :Nasi,roti,mi, kentang, singkong

b) Sumber Protein rendah lemak :Ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, kacang- kacangan. c) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah cerna. Makanan diolah dengan cara mengukus, panggang, rebus, di bakar Makanan yang tidak dianjurkan a) Gula pasir, gula jawa, sirop, jam, jelli, buah buahan yg diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, ice cream b) Makanan yg mengandung lemak : cake, makanan siap saji, goreng gorengan. c) Makanan banyak natrium seperti : ikan asin, telur asin, makanan di awetkan.

Catatan:

1. Pemberian diet atas instruksi dokter 2. Selama masa perawatan pasien tidak dianjurkan membawa makanan dari luar
Rumah Sakit, kecuali seizin dokter & sepengetahuan Ahli gizi

3. Untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan gizi pasien di butuhkan koordinasi


yang baik antara dokter, perawat, ahli gizi, petugas pantry & ajun. B. DIET UNTUK PENDERITA HIPERTENSI Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

1. Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut: a. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang. b. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. c. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan

konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium.

2. Mengatur Menu Makanan


Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih). 2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik
dan makanan kering yang asin).

3) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buahbuahan dalam kaleng, soft drink).

4) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).

5) Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. 3. Daftar Bahan Pangan 1) Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle, jail,
sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.

2) Sayuran: Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong,
daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya. Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan sebagainya. Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.

3) Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu,
semangka, melon, sawo, mangga.

4) Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan. 5) Unggas, ikan, putih telur. 6) Daging merah, kuning telur. 7) Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya. 8) Gula, garam. 4. Stop Konsumsi Daging Kambing Dan Durian
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 175 mEq/hari)

dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg. Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan). Contoh menu pada seorang penderita hipertensi laki-laki umur 55 tahun, TB = 175 cm, BB = 80 kg, Tekanan darah = 160/100 mHg dengan aktivitas ringan. IMT = -------------- = 26,13 (gemuk) 1,75 x 1,75 BB ideal = (175-100) 10% (175-100) = 67,5 kg Penurunan BB menjadi 75 kg masih dalam batas > 10%. Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah : BMR = (11,6 x 75) + 879 = 870+ 879 = 1749 AKG = 1,56 x 1749 = 2728 Kkal. Karena kegemukan, sehingga total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal. Kebutuhan karbohidrat : 65% x 2500 = 1625 kkal = 406,25 gram (60-65%) Kebutuhan protein : 20% x 2500 = 500 kkal = 100 gram (15-25%)

Kebutuhan lemak : 15% x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram (10-15%)

5. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN


Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen agar tidak terjadi overdosis.

1) Vitamin dan penurunan homosistein :Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan
riboflavin merupakan ko-faktor enzim yang essential untuk metabolisme homosis tein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit koroner dan kadar vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler

2) Kacang kedelai dan isoflavon: Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu
isoflavon, yang memiliki aktivitas estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga Tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.

3) Tempe: Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi
kaping rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kaping sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara miselium. Fermentasi kaping menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk dan nilai zat gizi Tempe lebih baik dari kacang kedelai.

6. TERAPI PENUNJANG
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi, diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.

7. GARAM NATRIUM
Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari tumbuhtumbuhan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa ikatan, yaitu:

1. Natrium Chlorida atau garam dapur 2. Mono-Natrium Glutamat atau vetsin 3. Natrium Bikarbonat atau soda kue 4. Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah 5. Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging seperti
Corned beef.

Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain:

1. Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu 2. Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur margarine
dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.

C. DIET RENDAH KALIUM Failure Patient)

UNTUK PASIEN GAGAL GINJAL (Diet for

Kidney

1. Indikasi
DIET RENDAH KALIUM diberikan kepada penderita gagal ginjal yang mengalami oliguri (cairan urin sehari kurang dari biasanya) juga untuk penderita gagal ginjal yang mendapat terapi pengganti hemodialisa.

2. Tujuan Diet Rendah Kalium


Membatasi pemasukan kalium dari bahan makanan untuk mencegah terjadinya hiperkalemi. Keadaan hiperkalemi dapat membahayakan keadaan jantung karena akan memacu denyut jantung secara berlebihan.

3. Daftar Makanan Yang Dihindari a. Sumber Karbohidrat : Kentang, Mie, Otmeal b. Sumber Protein Hewani : TIDAK ADA c. Sumber Protein Nabati : Kacang-kacangan d. Lemak : TIDAK ADA e. Sayuran : Brokoli, Jamur, Labu Kuning f.
Buah : Pisang

g. Susu : Produk susu yang mengandung kacang, coklat, kismis h. Minuman : Teh Pahit, Coklat, Minuman Isotonik i.
Bumbu : Ekstrak Daging, Garam Kalium

4. Daftar Makanan Yang Dianjurkan a. Sumber Karbohidrat : Nasi, Spagheti, Macaroni, Roti. Gula, Jam, Jelly, Madu
(tidak untuk Diabetes Melitus)

b. Sumber Protein Hewani : Daging, Ikan, Ayam, Telur c. Sumber Protein Nabati : TIDAK DIANJURKAN d. Lemak (Porsi Sedang) : Mentega, Margarin, Minyak Sayur e. Sayuran : Asparagus, Terong, Ketimun, Wortel, Kol, Kacang Panjang, Buncis
(kacang-kacangan tidak dianjurkan untuk penderita Asam Urat)

f.

Buah (Porsi Sedang) : Apel, Pear, Rambutan, Kiwi, Nanas, Sawo (direbus/kukus dulu)

g. Susu : Semua susu dan hasil produknya h. Minuman : Teh Encer i.


Bumbu : Garam, Lada, Semua bumbu segar

5. Cara melaksanakan diet rendah kalium a. Makan secara teratur, PORSI KECIL tetapi sering b. Hidangkanlah makanan dalam bentuk yang menarik sehingga menimbulkan
selera makan

c. Sebaiknya masakan TIDAK dibuat dalam bentuk berkuah melainkan ditumis,


digoreng, dikukus, dipangang, dibakar

d. Hindari makanan-makanan yang mengandung kalium yang tinggi e. Jangan menggunakan garam kalium chlorida yang biasa digunakan sebagai
pengganti garam dapur .

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Auliana, R. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Mitra Gama Widya, Jakarta, 1999. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang . Jakarta, 2002. Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005. B Hananto, W. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan Bahan

Makanan Lokal. Sagung Seto, Jakarta, 2002. Soekirman. Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro Di Indonesia. www.gizi.net. Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB),
2000. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis, Maria C. Linder, Ph.D, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin Parakkasi; Penerbit UI Press, 1992 Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes RI, 1998 Dr. Achmad Djaeni S. M.Sc, Ilmu Gizi, Jakarta, 1985 Makanan Formula Untuk Mengatasi Masalah Kurang Energi Protein (KEP), Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta, 1994 Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Depkes RI; Jakarta, 1995

Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia , PERKI Pusat dan Yayasan
Jantung Indonesia; Jakarta, 2002

Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II, Mary Courtney Moore, diterjemahkan oleh Dr.
Liniyanti D. Oswari M. N. S. MSc; Hipokrates Tahun I, 1992

Penuntun Diet, Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI; Jakarta, 1996


Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, LIPI Jakarta 1998

Você também pode gostar