Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KOMPAS.com - Setiap orang tua tentu ingin mempunyai anak yang cerdas dan sehat. Memberikan gizi yang optimal adalah salah satu caranya. Namun sebenarnya apa saja faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak? Ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Saptawati Bardosono menuturkan, ada banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan seorang anak termasuk di antaranya gizi. "Bukan rahasia lagi, gizi yang baik adalah kunci kecerdasan bagi anak. Namun itu bukan satu-satunya," ungkapnya di selasela acara Dancow Parenting Centre Kamis (31/1/2013) di Jakarta. Secara umum, lanjutnya, ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak secara umum yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor genetika, sedangkan faktor eksternal yang merupakan lingkungan, meliputi nutrisi, stimulasi, aktivitas fisik, dan upaya penjagaan kesehatan. "Itulah mengapa ada anak yang mungkin gizinya kurang baik namun tetap cerdas," kata dokter dengan sapaan akrab Tati ini. Ia menjelaskan, meskipun dua faktor tersebut sama-sama berpengaruh, namun faktor internal yaitu faktor genetik memiliki kontribusi yang relatif kecil yaitu hanya sekitar 5 persen. Sedangkan faktor eksternallah yang berperan besar yaitu sekitar 95 persen. "Jadi bukannya mustahil kalau orang tuanya kurang cerdas, namun anaknya bisa cerdas," ungkapnya. Menyoal ungkapan, "jika ingin anaknya cerdas, ibunya juga harus cerdas", Saptawati mengatakan hal itu ada benarnya. Sebab, pada tubuh seorang ibu-lah anak "dititipkan" saat dalam kandungan. Namun, bukan berarti ayah tidak berperan dalam membentuk kecerdasan bayi. "Ibu dapat membuat anaknya sehat dan cerdas pun tidak terlepas dari peran ayah yang menjaga istrinya saat mengandung. Dan tentu saja merawat anak saat anak sudah lahir," jelasnya. Kecerdasan anak, kata Saptawati, juga sangat bergantung pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa dalam kandungan hingga usia balita. Maka dari itu, untuk membentuk anak yang cerdas, perlu adanya suatu persiapanan dari orang tua sejak awal merencanakan kehamilan, pungkasnya
Padahal kebanyakan anak baru bisa disebut jenius atau berbakat di usia sekolah. Meski begitu, ada beberapa tanda di usia dini yang bisa menunjukkan apakah si kecil memiliki kecerdasan tinggi. Anak berusia 2-4 tahun mungkin saja merupakan anak yang berbakat jika ia menunjukkan tandatanda berikut ini: - Memiliki talenta khusus, misalnya saja kemampuan artistik atau dalam hal angka. Misalnya saja, anak mampu menggambar sesuatu dengan sangat jelas atau bisa mengingat angka dengan mudah. - Mencapai tonggak perkembangan (milestone) lebih awal dibanding teman seusianya. - Kemampuan bahasa yang sangat baik, misalnya mampu berbicara dalam kalimat lengkap lebih awal dibanding teman sebayanya. - Punya rasa ingin tahu yang tinggi dan tak pernah bosan mengajukan pertanyaan. - Sangat aktif (meski bukan hiperaktif). Anak yang hiperaktif hanya memiliki rentang konsentrasi rendah, sementara anak yang berbakat mampu berkonsentrasi pada satu hal untuk waktu yang lama. Ia juga memiliki keinginan kuat pada hal yang menjadi ketertarikannya dan suka melakukan aktivitas sulit. - Memiliki imajinasi yang jelas. Anak berbakat seringkali menciptakan teman imajiner. - Mampu mengingat sesuatu dengan mudah dan menceritakan kembali apa yang ia pelajari dari buku, TV, atau film yang ditontonnya. Tanda-tanda anak berbakat lainnya mungkin agak sulit dilihat. Ada beberapa anak berbakat yang sudah menyadari mereka "berbeda" dari rekan sebayanya. Hal itu bisa membuat mereka merasa terasing dan juga menjadi sasaran bullying. Anak-anak yang jenius juga sering mengalami rasa frustasi karena mereka mampu berpikir lebih cepat dibanding apa yang bisa mereka ekspresikan, baik secara verbal maupun fisik. Uji bakat Meski orangtua kerap penasaran apakah anak mereka memiliki kecerdasan tinggi, kebanyakan anak tidak memperlukan uji bakat sebelum mereka masuk sekolah dasar. Tetapi para ahli menyarankan agar anak dibawa berkonsultasi jika mereka tampak bosan atau menunjukkan gejala gangguan emosional, misalnya tampak cemas, menolak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, atau sering mimpi buruk. Untuk menguji tingkat kecerdasan (IQ) anak sudah bisa dilakukan sejak mereka berusia 3 tahun. Selain tes IQ bisa juga dilakukan tes bakat. Anak yang memiliki tingkat IQ 130 atau lebih
dikategorikan sebagai anak jenius. Tingkat kecerdasan rata-rata adalah 85-115. Tetapi harus dipahami bahwa saat ini IQ hanyalah salah satu faktor dari berbagai faktor lain sebelum menentukan apakah anak disebut berbakat.
7. Memahami bahasa Kemampuan bayi dalam memahami bahasa sebenarnya sungguh luar biasa. "Bayi baru lahir bahkan bisa membedakan dua bahasa berbeda dan tanpa kesulitan bisa mempelajari bahasa mana pun," kata George Hollich, psikolog yang banyak melakukan riset mengenai kemampuan bahasa bayi. Menurutnya, bayi bisa memahami tata bahasa di usia 15 bulan. 8. Mengenali karakter Mengetahui mana yang suka membantu dan mana yang egois adalah kemampuan yang perlu dimiliki dalam memilih teman. Dan tahukah Anda bahwa kemampuan itu sudah dimiliki manusia di usia dini. Riset menunjukkan bayi berusia 10 bulan cenderung memilih orang yang memiliki karakter gembira dan baik.
Hal ini bisa dilakukan dengan pelukan hangat, menggendong, mengajak bicara, tersenyum, dan bernyanyi untuknya. Bayi akan merasa nyaman dan aman saat ia dipeluk karena ia bisa mengidentifikasi aroma ibu, ayah, atau siapa pun yang menjaga mereka. Bayi sangat suka kontak kulit ke kulit dan elus yang lembut. Kontak yang rutin bagi bayi, seperti saat mengganti popok, mandi, serta menyusui adalah rutinitas yang menyenangkan baginya, karena membuatnya merasa tenang sekaligus aman. * Merespon tangisan Bayi menangis menandakan ada yang tidak nyaman padanya, bisa karena popoknya basah, ia merasa lapar, atau cahayanya terlalu terang. Saat Anda membuatnya lebih nyaman, si anak akan merasa lebih tenang. Tidak setiap kali orangtua mengerti apa yang diinginkan si bayi, tetapi dengan merespon tangisannya, orangtua mengajar si bayi untuk percaya, bahwa orangtuanya bisa diandalkan. * Tenang sekaligus aman Anda bisa membuat bayi baru lahir merasa lebih aman dengan; menyediakan sokongan untuk kepala dan lehernya saat menggendong serta membungkus tubuh si bayi (ini memberinya kesan aman seperti saat ia masih berada di kandungan. Stimulasi mental Dunia bayi baru lahir masih berkisar antara melatih penglihatan, mendengar, dan merasa ketimbang berpikir. Menyediakan pengalaman sensoris untuk mata, telinga, dan kulit membantu otak bayi untuk bekerja dan berkembang. Hal ini membantu bagian otak yang bertanggung jawab pada memori, pikiran, dan bahasa untuk terhubung dan berkembang. Berikut ini beberapa tips untuk menstimulasi mental bayi baru lahir Anda: * Bicara kepada bayi sesering mungkin dengan nada suara yang menenangkan. Hal ini akan membantu bayi mengidentifikasi suara Anda dan melatih dasar berbahasa bayi. Mungkin akan sedikit terasa aneh berbicara kepada orang yang tidak bisa menjawab Anda kembali. Tetapi hal ini penting untuk mengetahui bahwa bayi belajar mengenali suara yang mereka sering dengar. * Bacakan cerita atau bernyanyi juga memiliki efek yang sama dengan mengajak anak berbicara. Bayi di usia ini sangat tertarik dengan suara tinggi dan ritme, serta menikmati musik menenangkan. * Saat Anda mengajak bayi berbicara dan bernyanyi, lihat mata si bayi dan buat ekspresi wajah. Hal ini akan membantu bayi melatih hubungan antara kata-kata dan perasaan. * Sentuhan dan peluk rutin kepada bayi bisa membuatnya merasa aman dan nyaman. Otak bayi baru lahir bisa menyadari bahwa dirinya sedang disentuh. Sentuhan membuat otak memproduksi zat yang membuatnya merasa nyaman.
dengan daging dan ikan dapat mencukupi kebutuhan mineral dan vitamin utama yang diperlukan bagi kesehatan fisik dan mental. Apa saja bahan makanan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel otak, memperbaiki fungsinya, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi serta berpikir anak-anak? Berikut 10 bahan makanan yang dianjurkan oleh dr Saridian Satrix W, SpGK: 1. Salmon Salmon merupakan sumber terbaik asam lemak omega 3 -DHA dan EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Riset terbaru juga menunjukkan, orang yang memperoleh asupan asam lemak lebih banyak memiliki pikiran lebih tajam dan mencatat hasil memuaskan dalam uji kemampuan. Kandungan asam lemak omega 3 untuk per 100 gram ikan salmon adalah 2,2 gram. Kebutuhan anak-anak akan omega 3 per hari adalah 1,2 gram. 2. Telur Telur dikenal sebagai sumber penting protein yang relatif murah dan harganya cukup terjangkau. Bagian kuning telur ternyata padat akan kandungan kolin, suatu zat yang dapat membantu perkembangan memori atau daya ingat. Kandungan kolin dalam 1 butir telur berukuran besar adalah 126 mg. Bandingkan dengan 2 sendok makan selai kacang yang hanya mengandung 20 mg dan 300 gram daging sapi degan kandungan 66 mg kolin. Kebutuhan anak-anak akan kolin 200-375 mg per hari. 3. Selai kacang Kacang tanah (peanut) yang banyak diolah menjadi selai kacang merupakan salah satu sumber vitamin E. Vitamin ini merupakan sumber antioksidan yang dapat melindungi membran-membran sel saraf. Bersama thiamin, vitamin E membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi. Setiap 2 sendok makan selai kacang mengandung 2,9 mg vitamin E, sedangkan kebutuhan Vitamin E anak-anak per hari antara 4-10 mg. 4. Kacang-kacangan lain Kacang adalah makanan spesial sebab makanan ini memiliki energi yang berasal dari protein serta karbohidrat kompleks. Selain itu, kacang kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral. Kacang juga makanan yang baik untuk otak karena mereka dapat mempertahankan energi dan kemampuan berpikir anak-anak pada puncaknya di sore hari jika dikonsumsi saat makan siang. Menurut hasil penelitian, kacang merah dan kacang pinto mengandung lebih banyak asam lemak omega 3 daripada jenis kacang lainnya, khususnya ALA, jenis asal omega 3 yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak. 5. Gandum murni Otak membutuhkan suplai atau sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan. Gandum murni memiliki kemampuan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Serat yang terkandung dalam gandum murni dapat membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Gandum juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum mengandung vitamin B sebanyak 1,5 mg per 100 gram. Sedangkan kebutuhan vitamin B pada anak-anak adalah 1 mg per hari.
6. Havermut Havermut merupakan salah satu jenis sereal paling populer di kalangan anak-anak dan kaya akan gizi penting bagi otak. Havermut dapat menyediakan energi atau bahan bakar untuk otak yang sangat dibutuhkan anak-anak mengawali aktivitasnya di pagi hari. Kaya akan kandungan serat, havermut akan menjaga otak anak terpenuhi kebutuhannya di sepanjang pagi. Havermut juga merupakan sumber vitamin E, vitamin B, potasium,d an seng yang membuat tubuh dan otak berfungsi pada kapasitas penuh. Per 250 mg Hevermuth mengandung: 1. Vitamin E 0,08 mg 2. Vitamin B 0,26 mg 3. Seng 6,19 mg
7. Beri Kelompok keluarga beri (stroberi, ceri, bluberi), semakin kuat warnanya semakin banyak zat gizi yang dikandungnya. Beri mengandung antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C, yang berfaedah mencegah kanker. Beberapa riset menunjukkan mereka yang mendapatkan ekstrak bluberi dan stroberi mengalami perbaikan dalam fungsi daya ingatnya. Biji dari buah beri ini juga ternyata kaya akan asam lemak omega 3. 8. Sayuran berwarna Tomat, ubi jalar merah, labu, wortel, dan bayam adalah sayuran yang kaya gizi dan sumber antioksidan yang akan membuat sel-sel otak kuat dan sehat. 9. Susu dan yoghurt Makanan yang berasal dari produk susu mengandung protein dan vitamin B tinggi. Dua jenis zat gizi ini penting bagi pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter, dan enzim. Susu dan yoghurt juga bisa membuat perut kenyang karena kandungan protein dan karbohidratnya sekaligus menjadi sumber energi bagi otak. 10. Daging sapi tanpa lemak Zat besi adalah jenis mineral esensial yang akan membantu anak-anak tetap berenergi dan berkonsentrasi di sekolah. Daging sapi tanpa lemak adalah salah satu sumber makanan yang mengandung banyak zat besi. Kandungan zat besi dalam 100 gram daging sapi adalah 4,05 mg. Sedangkan kebutuhan akan zat besi pada anak-anak adalah 3-10 mg per hari.
KOMPAS.com Ibarat sebuah ponsel, sumber tenaga manusia perlu di-charge kembali. Tidur memungkinkan tubuh beristirahat. Tidur pun merupakan bagian dari aktivitas alami pemulihan stamina. Tidur juga diyakini membawa pengaruh pada perkembangan kesehatan jiwa individu yang bersangkutan. Bahkan, kualitas tidur memiliki peran krusial pada kondisi perkembangan kesehatan jiwa anak, di samping dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Tidur memang tak berpengaruh langsung terhadap kecerdasan anak. Maksudnya, tidur cukup saja tidak otomatis membuat anak pintar. Yang benar, tidur cukup membuat fisik dan mental anak menjadi lebih kondusif. Nah, kondisi inilah yang berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Ketika energi berkurang dan tubuh mulai letih, si kecil yang seolah tidak pernah capek bermain sering kali menjadi rewel, bukan? Kondisi itu juga menyebabkan anak tak lagi bisa berkonsentrasi menjalani aktivitasnya. Inilah saatnya si kecil perlu tidur. Dijamin, apabila tidurnya cukup, anak akan segar kembali dan dapat bermain sambil berkonsentrasi saat bereksplorasi. Jadi, bisa disimpulkan, tidur sangat mendukung perkembangan kecerdasan anak. Sama halnya dengan anak yang bersekolah dari pagi hingga siang hari. Sepulang sekolah, dalam keadaan letih, dia pasti akan sulit berkonsentrasi ketika diminta mengulang pelajaran. Apabila dipaksakan, mungkin hasilnya nihil. Lebih baik berikan kesempatan kepada anak untuk beristirahat agar energinya kembali. Berdasarkan penelitian, selama tidur semua sel tubuh, termasuk sel otot, hati, ginjal, tulang sumsum, dan sel otak, mengalami pemulihan. Bermodalkan tubuh yang bugar inilah anak diasumsikan akan lebih semangat melakukan sesuatu. Apalagi didukung oleh otak yang berfungsi dengan baik. Selain itu, hormon-hormon pun lebih aktif diproduksi selagi tidur. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi kerja otak dan melancarkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak. Dengan demikian, sel-sel saraf semakin berkemungkinan memiliki pengetahuan yang permanen sifatnya. Penelitian yang dilansir di London pada 1998 mengungkapkan bahwa bayi yang banyak tidur, perkembangan otaknya akan optimal. Pasalnya, aktivitas tidur merupakan salah satu stimulus bagi proses tumbuh kembang otak. Hal ini bisa dimengerti karena 75 persen hormon pertumbuhan diproduksi saat anak tidur. Hormon pertumbuhan inilah yang bertugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan. Selain itu, hormon pertumbuhan juga memungkinkan tubuh memperbaiki dan memperbarui seluruh sel dalam tubuh, dari sel kulit, sel darah, sampai sel saraf otak. Nah, proses pembaruan sel ini akan berlangsung lebih cepat kalau si bayi sering terlelap. Para peneliti di University of London, seperti dilansir BBC News baru-baru ini, mempelajari 600 bayi dengan rentang usia 1-12 minggu untuk melihat faktor yang menyebabkan mereka bisa atau tidak bisa tidur sepanjang malam. Ditemukan, bayi yang disusui lebih dari 11 kali dalam waktu 24 jam selama seminggu pertama akan mengurangi waktu tidurnya hingga 12 minggu. Artinya, sampai berusia 12 minggu, si bayi tidak menikmati tidurnya yang nyenyak sepanjang malam. Seandainya aktivitas menyusu digeser sebelum tengah malam, bayi tentu akan tidur lebih nyenyak.
Tim peneliti di bawah pimpinan Dr Ian St James-Roberts juga menemukan bahwa saat disusui, bayi akan belajar melakukan pembedaan antara siang dan malam. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Diseases in Childhood ini mengungkap, pemberian susu secara sering pada minggu pertama usia bayi merupakan faktor signifikan yang menentukan pola tidur selanjutnya. Itulah mengapa para peneliti berharap studi yang disebut behavioural programme ini bisa menjadi rujukan bagi kalangan medis untuk mengatasi masalah tidur bayi. Secara garis besar, bayi jadi lebih cerdas apabila kebutuhan tidurnya tercukupi. Jadi, jangan usik pulasnya tidur si kecil jika ingin anak tumbuh cerdas.
diperoleh setiap harinya dari 3 kali makan utama, 2 kali snack dan 2 gelas (400ml) susu," ujar Yeni Novianti, Ahli nutrisi Frisian Flag Indonesia. Selain bantuan stimulasi dan nutrisi, yang tidak kalah penting adalah dukungan keluarga dalam mengoptimalkan stimulasi pada anak. Pemberian stimulasi dan nutrisi pada anak tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada pengasuh atau baby sitter. Orangtua harus berperan aktif membina kebersamaan keluarga dan menciptakan waktu berkualitas (quality time) dengan waktu yang sedikit namun dimanfaatkan sebaik-baiknya. Hal itu bisa diterapkan dalam hal sederhana misalnya makan bersama. Kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan aneka ragam makanan, nama dan warnanya kepada anak, serta mengajarkan ketrampilan makan. Saat anak minum susu dapat dibarengi membacakan buku cerita atau menonton televisi sambil menyelipkan pesan manfaat minum susu bagi anak. Usahakan mendampingi anak dan bercakapcakap saat menonton televisi. Ajak anak berolahraga atau bermain mengenal alam dan lingkungannya pada akhir pekan. "Kebersamaan antar orang tua dan anak sangat dibutuhkan untuk menjalin komunikasi guna memungkinkan pemberian stimulasi dan nutrisi yang tepat untuk anak, " ujar Psikolog anak dari Uiversitas Indonesia, Efriyani Djuwita MSi.
"Namun cukup gizi saja tidak cukup. Jika otak pintar namun bayi tidak mendapat cukup stimulasi, dia juga tidak bisa apa-apa. Pada prinsipnya, asah asih asuh untuk bayi-bayi kita agar menjadi generasi penerus yang berkualitas," kata Soedjatmiko.