Você está na página 1de 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI

BARU LAHIR DI KABUPATEN DONGGALA PROPINSI SULAWESI TENGAH

Oleh: Wahida 19936/PS/IKM/60


Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta 2008 

ABSTRAK

Latar belakang: Di Kabupaten Donggala kematian perinatal asfiksia pada tahun 2005 adalah
21,74% meningkat menjadi 41,94% pada tahun 2006. Cakupan K4 pada tahun 2006 sebesar
74,2% dan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun yang sama
adalah sebanyak 72,7%, sedangkan kematian perinatal akibat asfiksia pada tahun 2007
sebesar 30%.

Tujuan penelitian: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu, mutu
pelayanan, status ekonomi keluarga dan frekuensi ANC terhadap kejadian asfiksia bayi baru
lahir di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.

Metode penelitian: Penelitian kuantitatif dengan rancangan case control study. Populasi
adalah semua bayi (0-1 tahun) yang ada di wilayah kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi
Tengah. Sebagai kasus adalah bayi dengan riwayat asfiksia dan responden dalam penelitian ini
adalah ibu bayi, sedangkan kontrolnya adalah bayi yang tidak mengalami asfiksia saat lahir.
Analisa data yang digunakan adalah analisis univariabel menggunakan table distribusi frekuensi
dan persentase, analisis bivariabel menggunakan nilai rasio odds (OR) dengan confidence
interval 95% dan analisis multivariabel menggunakan regresi logistik ganda.

Hasil: Ibu yang mendapat mutu pelayanan yang tidak baik Sembilan kali lebih banyak pada
bayi asfiksia dibandingkan bayi tidak asfiksia (OR=9,53;95%CI=3,86-24,91). Faktor lain yang
berhubungan dengan asfiksia bayi baru lahir adalah: pendiddikan ibu yang rendah
(OR=2,40;95%CI=1,03-5,84), status ekonomi keluarga yang rendah (OR=8,27;95%CI=3,06-
25,70), paritas > 3 (OR=4,22;95%CI=1,87-9,52) dan jarak kelahiran < 2 tahun
(OR=3,21;95%CI=1,41-7,29) sedangkan variabel frekuensi ANC tidak menunjukan hubungan
yang bermakna dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir.

Kesimpulan: Ibu yang mendapat mutu pelayanan yang baik selama proses persalinan dapat
mengurangi resiko terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir adalah pendidikan ibu yang rendah
dan status ekonomi keluarga yang rendah. Dalam penelitian ini frekuensi ANC < 4 kali
menunjukan hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir.

Kata kunci: Pendidikan ibu, mutu pelayanan, status ekonomi keluarga, frekuensi ANC,
asfiksia bayi baru lahir.

Você também pode gostar