Você está na página 1de 6

Para pakar Humanistik, misalnya Carl Rogers, seorang pakar psikologi mengemukakan bahawa pada dasarnya di dalam diri

setiap manusia ada keinginan yang sangat kuat untuk belajar yang bersifat semulajadi. Jadi, di dalam diri pelajar keinginan itu sudah ada. Guru hanya mengembangkan atau memupuk keinginan itu sehingga keinginan belajar itu dapat direalisasikan dalam bentuk prestasi yang maksimum. Para pakar Behavioristk pula, misalnya B.F. Skinner, seorang pakar pendidikan mengemukakan bahawa motivasi pelajar sangat ditentukan oleh persekitarannya. Pelajar akan termotivasi semasa belajar jika persekitaran belajar dapat memberikan rangsangan sehingga pelajar tertarik untuk belajar. Guru harus mengatur persekitaran atau suasana belajar secara bijaksana sehingga pelajar termotivasi untuk belajar. Menurut para pakar motivasi terdapat dua jenis motivasi yang umum, iaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong yang murni berasal dari dalam diri individu, dan tujuan tindakan itu terlibat di dalam tindakan itu sendiri, bukan di luar tindakan tersebut. Berbeza dengan motivasi ekstrinsik, iaitu keinginan bertingkah laku sebagai akibat dari adanya rangsangan dari luar atau kerana adanya kekuasaan dari luar. Tujuan bertingkah laku pun tidak terlibat dalam tingkah laku itu sendiri, tetapi berada di luar tindakan tersebut.

Di dalam proses belajar, motivasi intrinsik lebih berkesan mendorong pelajar dalam belajar. Namun bukan bermakna bahawa motivasi ekstrinsik perlu dihindari sama sekali. Motivasi ekstrinsik dapat memancing timbulnya motivasi intrinsik. Banyak pelajar yang termotivasi secara ekstrinsik dapat berjaya dengan baik dalam belajar, seperti halnya dengan pelajar-pelajar yang termotivasi secara intrinsik, asalkan guru dapat membantu mereka dengan cara yang tepat sesuai dengan keperluan mereka. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membangkitkan motivasi pelajar dalam belajar melalui pengembangan motivasi ekstrinsik, seperti memberikan penghargaan atau celaan, membangun persaingan, memberikan hadiah atau hukuman, dan memberi tahu kemajuan yang dicapai oleh pelajar. Masing-masing cara mempunyai kelebihan-kelebihan dan kelemahankelemahannya sendiri. Guru harus menentukan cara yang paling tepat sehingga berbagai kelemahan dapat dikurangi atau dihindarkan sama sekali, dan sebaliknya kekuatan-kekuatan yang ada dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya.

Abraham Maslow, seorang pakar motivasi terkenal dan pencipta teori keperluan mengemukakan suatu hubungan hirarki di antara pelbagai keperluan. Menurutnya jika keperluan pertama terpuaskan atau terpenuhi, maka keperluan kedua dirasakan oleh individu sangat penting untuk dipuaskan. Demikian seterusnya sampai keperluan yang paling tinggi, iaitu keperluan aktualisasi diri.

Adapun menurut Mc. Donald (1986) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Adapun pengertian motivasi menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk, 2003 : 110) Sedangkan pengertian motivasi menurut Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes, menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan.

Adapun mengenai Motivasi untuk meraih sesuatu/tujuan menurut Muhibbin Syah dalam pembahasannya mengungkapkan bahwa, motivasi itu di bedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. [2] 2. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konktret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketidakadaan motivasi, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses belajar materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/motivasi-pengajaran-dan-pembelajaran-2/

Adapun menurtut Mc. Donald (dalam sadirman. 1986), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adannya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanaya tujuan.

Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS, yaitu: 1. Attention (Perhatian) Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu tersebut dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif ataukompleks. Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Namun, perlu diperhatikan agar tidak memberikan stimulus yang berlebihan, untuk menjagaefektifitasnya. 2. Relevance(Relevansi) Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan pribadi (basic need) dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Motif nilai pribadi (personal motif value), menurut McClelland mencakup tiga hal, yaitu (1) kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement), (2) kebutuhan untuk berkuasa (needs for power), dan (3) kebutuhan untuk berafiliasi(needs for affiliation).

Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya. Sementara nilai yang bersifat instrumental, yaitu keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas dianggapm sebagai langkah untuk mnecapai keberhasilan lebih lanjut. Sedangkan niali kultural yaitu apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelpmpok yang diacu peserta didik, seperti orang tua, teman, dan sebagainya. 3. Confidence (Percaya diri) Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses di masa lampau. Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas berikutnya. 4. Satisfaction (Kepuasan) Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb. Bagaimanakah cara untuk menumbuhkan motivasi belajar intrinsik sekaligus memberikan motivasi belajar intrinsik pada anak ? Dibawah ini ada beberapa cara bagaimana untuk menumbuhkan motivasi secara instrinsik dianataranya; Pertama Meluangkan waktu untuk menemani anak. KeduaMemberikan penghargaan pada setiap usaha yang dilakukan anak untuk belajar.KetigaMemberikan hukuman yang mengandung

pelajaran.Ketiga Mendengarkan keluh kesah anak mengenai kegiatan belajar yang dilakukannya.Keempat Memberi perhatian pada hal-hal yang dilakukan anak pada saat ia belajar. Kelima Menghargai setiap perkembangan yang berhasil dicapai anak dalam kegiatan belajarnya, sekecil apa pun perkembangan itu

http://deryjamaluddin.page.tl/Motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran.htm

1. Motivasi Ekstrinsik a. Pengertian Motivasi ekstrinsik adal hmotivasi untuk nelajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari luar pribadi siswa itu termasuk dari guru. Faktor faktor tersebut bisa positif bisa negatif. Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman akan diberikan oleh guru mendrong siswa untuk mengerjakan perkerjaan rumah. Contoh motivasi ekstrinsik yang positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena inignin mendapat pujian dari guru. b. Sifat sfat Motivasi Ekstrinsik Dari kedua contoh tersebut maka dapat disimpulkan beberapa sifat-sifat motivasi ekstrinsik sebagai berikut ini. 1. Karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang atau tidak dapat bertahan lama 2. Motivasi estrinsik jika diberikan terus menerus akan menimbulkan motivasi ekstrinsik dalam diri siswa 2. Motivasi Intrinsik a. Pengertian Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dalam diri siswa itu sediri, motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yan muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan mengingat materi pelajaran bagi siswa itu sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa : 1. Keterepakaian kompertensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak 2. Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajarai materi lain 3. Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesei atau dambaannya 4. Diperolehnya kebanggaanya karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial terhadap kompetensi perestasi b. Sifat-sifat Motivasi Intrinsiku Diantara sifat-sifat motivasi intrinsik yaitu : 1. Walaupun motivasi intrinsik sangat diharapkan namun justru tidak selalu timbul dalam diri saya 2. Karena munvulnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi intrinsik akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.

c. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tanda-tanda adanya Motivasi Intrinsika-tana adanya motiv Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa : Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pembelakaran berlangsung. Adanya suasa hati (mood) yang positif seperti keseriuan dan keceriaan. Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari siswa yang mengaitkan materi materi pelajaran dengan kehidupan nyata. Terdapat diskusi personal lanjutan setelah selesainya jam pelajaran Menyerahkan tugas atau kerja proyek tanpa dingatkan oleh guru. Berusaha keras dan tidak cepat menyearah dalam negatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas Mengusulkan atau enetapkan tugas yang relavan untuk dirinya sendiri Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai strategi dan sumber belajar. E. PERUBAHAN MOTIVASI BELAJAR Sebagaimana dikemukakan oleh Maslow, motif seorang melakukan akan dapat berubah jika kondidis terkait juga berubah. Dalam konteks pembeljaran , pendapat maslow dapat kita terima jika kita memperhatikan bagaimana seorang siswa yang ketika dalam periode atau jenjang pendidikan tertentu sangant bersemangat berpatisipasi dalam kegiatan pembelajran tetapi kemudian berubah menurun semangat belajarnya di periode yang lain atau sebaliknya. Ini sejalan dengan teori Conditioning Pavlov yang menyatakan bahwa akan menghasilkan stimulus tertentu jika didukung oleh kondisi tertentu pula. Sebaliknya, stimulus tertentu tidak akan mengahasilkan respon yang sama jika tiak didukung oleh kondisi yang sesuai.

http://mooryku.blogspot.com/2013/03/motivasi-dalam-pembelajaran.html

Você também pode gostar