Você está na página 1de 19

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Kelompok 3 :

Pembimbing: dr. Catharina Widiartini, M.Med.Ed

Nur Astuti Harahap Riza Revina Nur Fitri Margaretna Ratih Paringgit Rinda Puspita A. Atep Lutpia Pahlepi Elisabeth Serafiyani Rizka Dana Prastiwi Provita Rahmawati M Keliobas Andhita Chairunnisa

G1A010004 G1A010012 G1A010017 G1A010023 G1A010033 G1A010069 G1A010079 G1A010080 G1A010082 G1A009137 G1A008115

PENDAHULUAN
Total simpanan besi tubuh pada perempuan tidak hamil adalah 2,2 g dan jumlah ini meningkat 3,2 g pada ibu hamil. Sekitar 500-600 mg di antaranya digunakan untuk membentuk sel darah merah, dan 300 mg di antaranya digunakan oleh janin.Selama kehamilan, jumlah plasma ibu meningkat sampai 50% (sekitar 1000 cc). Jumlah sel darah juga meningkat, tapi hanya 25% dan baru timbul pada kehamilan akhir. Hal inilah yang menyebabkan kadar hemoglobin merosot (Mansjoer dkk, 2008). World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 3575% perempuan pada negara berkembang dan 18% perempuan pada negara maju mengalami anemia dalam masa kehamilan (WHO, 2001).

Anemia yang terjadi pada ibu hamil yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi, karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan abortus, missed abortus dan kelainan kongenital. Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan kematian.

Tanda dan Gejala Klinis


keletihan, palpitasi, pucat, mata berkunang-kunang pusing perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistemneurumuskular, Lesu Lemah Lelah disphagia

Patogenesis
Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Lambat laun hal tersebut mempengaruhi kadar Hb dalam darah. Di dalam tubuh sebagian zat besi dalam bentuk ferritin di hati. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, ferritin akan diambil. Daya serap zat besi dari makanan sangat rendah Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relative terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%

Patofisiologi

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium 1. Hemoglobin (Hb) 2. Penentuan indek eritrosit a. Mean corpusculer volume = MCV (Volume sel ratarata). b. Mean corpuscle heamoglobin = MCH c. Mean corpuscular hemoglobin concentration = MCHC. 3. Pemeriksaan hapusan darah perifer. 4. Red distribution wide = RDW (Luas distribusi sel merah) 5. Eritrosit protoporphirin ( EP )

6. Serum iron = SI (Besi serum) 7. Serum transferin ( Tf) 8. Transferrin saturation = TS (jenuh Transferin ) 9. Serum feritin. 10. Reseptor serum t ransferin (TfR) 11. Pemeriksaan sum-sum tulang

Penegakkan Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Tabel 1. Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan pemeriksaan laboratorium

PENATAKLAKSANAAN
Medika Mentosa
Pemberian preparat besi secara oral contohnya Ferrous fumarate. Per hari dibutuhkan kurang lebih 200 mg. Pemberian preparat besi secara intravena contohnya Ferrum oksidum sakkaratum, Ferigen, ferrivenin, proferrin, vitis, sodium dufferat/ ferronascin, dekstran ferrom. Bila Hb 5-6 gr % maka dapat dilakukan transfusi darah menggunakan pack cell.

Non medika mentosa: Tidak meminum kopi dan teh ganggu absorbsi obat Banyak konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin c membantu absorbsi preparat besi. Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi daging, ikan, telur, serta kacang-kacangan.

Prognosis
Umumnya baik bagi ibu dan anak. Anemia berat yang tidak terobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, Dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan infeksi

Komplikasi
Komplikasi selama kehamilan
Ancaman timbulnya abortus Mudah lelah dan turunnya immature dan premature Ancaman timbulnya persalinan immature dan premature

Komplikasi selama persalinan


Partus lama karena inertia uteri Pendarahan pasca persalinan Atonia uteri Hipoksia yang dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan Infeksi persalinan dan setelah persalinan

Komplikasi terhadap janin


Kematian prenatal Prematuritas

Cacat bawaan

PEMBAHASAN
Kekurangan dan Kelebihan Teori Baru Dibandingkan Teori Lama Kelebihan dari terapi lama maupun baru yaitu adanya koreksi defisit massa hemoglobin dan akhirnya pemulihan cadangan besi. kekurangannya dalam pemberian preparat besi secara oral
ketidaknyamanan pada saluran pencernaan mual muntah, nyeri epigastrium konstipasi Untuk mengganti simpanan besi, terapi oral harus dilanjutkan selama 3 bulan atau lebih setelah anemia teratasi jadi membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengawasannya.

KESIMPULAN
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk deteksi anemia adalah pemeriksaan laboratorium darah yang meliputi Hb, indeks eritrosit, serum ferritin, EDW, dan pemeriksaan sumsum tulang. Teori barunya yaitu pemberian preparat besi secara oral contohnya Ferrous fumarate. Per hari dibutuhkan kurang lebih 200 mg.

Você também pode gostar