Você está na página 1de 41

LAPORAN KELOMPOK PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN Disusun Sebagai Laporan

Kelompok Praktek Klinik Keperawatan Gerontik Tanggal 6 18 Juli 2009 di Wisma Mawar UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN

OLEH MAHFUD SUNANDAR DIANA ERVIANA

AKADEMI KEPERAWATAN GRESIK 2008-2009

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KELOMPOK PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK DI Pelayanan panti sosial lansia PANDAAN KABUPATEN PASURUAN Tanggal 6 -18 Juli 2009

Pembina wisma

Moch. Kasma i NIP. 195607101983031015 Pembimbing Akademik

Endah Subijarti ,SKM. NIP. 1953198207.2.001

Mengetahui, Kepala Panti Sosial UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan Pasuruan

Drs. Mochammad Wira e NIP. 195812311986031052KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas rahmat -Nya, kami mahasiswa Akademi Keperawatan Pemda Gresik telah menyelesaikan prakte k keperawatan gerontik di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan Pasuruan sej ak tanggal 6 18 Juli 2009. Praktek keperawatan gerontik adalah salah satu kompetensi yang harus dicapai ole h mahasiswa akademi keperawatan PEMDA Gresik, dimana mahasiswa setelah melakukan praktek diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan secara individu dan menge lolah atau memanajemen praktek secara umum, selanjutnya kami susun dalam bentuk laporan. Sehubungan dengan itu kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya k epada: Hj. Watum muinah,MM.kes, selaku direktur Akper Pemda Gresik Hj. Endah subijarti,SKM, selaku penanggung jawab praktek gerontik Drs. Mochammad Wira e, selaku Kepala UPT Pelayanan Panti Sosial Lansia Pandaan Pa suruan M. Kasma i selaku Pembina wisma mawar Panti Sosial UPT Lansia Pandaan Pasuruan Seluruh staf dan seluruh lansia di UPT Pelayanan Panti Sosial Lansia Pandaan Pas uruan yang telah dengan senang hati berkorban dengan mahasiswa Akper Gresik. Seluruh pembimbing dari Akper Gresik yang telah membimbing dan mengarahkan kegia tan praktek mahasiswa. Semoga apa yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan dari Tuhan Yang Mah a Esa. Kami mohon maaf jika dalam pelaksanaan praktek keperawatan gerontik di UPT Pelay anan Sosial Lanjut Usia Pandaaan Pasuruan ada kekurangan / kesalahan baik sikap maupun kata-kata yang tidak berkenan di hati. Akhirnya tidak ada kata mutiara yang indah yang dapat kami sampaikan kecuali Sel amat melayani, kita tak pernah berhenti menyatu dalam pengabdian .

Pandaan, 16 Juli 2009 DAFTAR ISI Halaman J u d u l . Lembar Pengesahan Kata Pengantar

. .

. . iii

ii

Daftar Isi Daftar Lampiran

. .

.. v ..

vi

BAB 1 PENDAHULUAN . ... 1 1.1. Latar Belakang ........................................................... ..................... 1 1.2. Tujuan Kegiatan . ........................................................... .......... 2 1.3. Manfaat Kegiatan .......................................................... .............. 3 BAB 2 TINJAUAN TIORI .. 4 2.1. Pengertian Panti Sosial .................................................... ....... 4 2.2. Pelayanan dalam Panti .................................................... 4 2.3. Aspek Sosial dan Budaya Lansia.......................................... .............. 5 2.4. Teori tentang Proses Menua .......................... ....................... ... 8 2.5. Perubahan perubahan yang terjadi pada Lansia. ......................... 10 2.6. Masalah-masalah yang sering terjadi pada Lansia. ............. 11 BAB 3 PENGKAJIAN 15 3.1. Pengumpulan Data . .......................................................... . .. 15 3.2. Identifikasi Masalah Kesehatan/Keperawatan............................. .. . 25 3.3. Analisa SWOT.................. ............. ... 26 BAB 4 PERENCANAAN ... 31 4.1. Perencanaan Gizi Secara Umum............................................ ............. 31 4.2. Gangguan Sistem Peredaran Darah (Hipertensi)............................ .... 32 4.3. Resiko terjadi Trauma Fisik/Cedera (jatuh).............................. .......... 32 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN . .. 34 5.1. Kesimpulan ................................................................ ................. 34 5.2. Saran ...................................................................... ................. 34 Daftar Pustaka.................................................................. .................. ...... 36 Lampiran 1 Kegiatan yang dilaksanakan di Pelayanan Panti Sosial Lansia Pandaan Pasuruan . 37 Lampiran 2 Teka-teki Silang 38 Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan .. 39 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Kegiatan yang dilaksanakan di Pelayanan Panti Sosial Lansia Pandaan P asuruan .. 37 Lampiran 2 Teka-teki Silang 38 Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan 39

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujud kan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbai kan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan p enduduk serta meningkatkan umur harapan hidup bangsa Indonesia. Dengan meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya adalah proses degeneratif, kronis deng an multiple patologi sehingga memerlukan biaya penanganan yang mahal. Adat buday a bangsa Indonesia dalam kehidupan lansia adalah merupakan figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan. Saat ini diseluruh dunia jumlah lansia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rat a-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2020 akan mencapai 1,2 milyar. Dineg ara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari. Pada tahun 1985 dan diperkirakan 50 % dari penduduk berusia dia tas 50 tahun sehingga istilah baby bom pada masa lalu berganti menjadi ledakan pen duduk lanjut usia. Menurut Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lansia (lebih 55 tahun), di Indon esia tahun 2000 sebanyak 22,2 juta atau sebanyak 10 % dari total penduduk dan di perkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta atau 11, 0 %. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup dari 65 70 tahun pada 2000 menjadi 70 75 pada tahun 2020. Meningkatnya umur harapan hidup tersebut akan terwujud bila Pelayanan kesehatan efektif. Angka kematian bayi menurun. Adanya perbaikan gizi dan sanitasi serta Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi.

Berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup akan memberikan dampak meningkatnya masalah kesehatan terutama yang berkaitan d enganoses degeneratif. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan seharihari secara mandiri. Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah kesehatan pada lans ia adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam keadaan s ehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan keperawata n lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan mengoptim alkan fungsi fisik dan mental.maka usia harapan hidup semakin meningkat. Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia merupakan salah satu sasa ran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun kel ompok. Berkaitan dengan kondisi diatas kami mahasiswa Akademi keperawatan Gresik gelombang 2 dalam pendidikan profesional ingin menerapkan konsep asuhan keperaw atan tentang lansia secara langsung di Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Kesehata n Lanjut Usia Pasuruan. 1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan kelompok lanjut usia dalam kehidup an panti secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sec ara komprehensif. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah selesai mengikuti praktek keperawatan gerontik mahasiswa dapat: Melakukan pengkajian keperawatan pada kelompok lanjut usia di UPT Pelayanan Sosi al Lanjut Usia Pandaan Pasuruan Jawa Timur. Mengidentifikasi masalah kesehatan atau keperawatan yang timbul pada kelompok la njut usia yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Jawa Timur. Membuat rencana strategis untuk memberikan solusi terhadap masalah kesehatan ata u keperawatan yang ada di Pasuruan Jawa Timur, UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dengan mempertimbangkan sumber daya, dana, sarana dan prasarana, serta kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Melaksanakan rencana strategis untuk mengatasi masalah kesehatan atau keperawata n pada kelompok lanjut usia yang ada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaa Pasuruan Jawa Timur. Mengevaluasi hasil implementasi rencana strategis serta membuat kesimpulan dan s aran. 1.3 Manfaat Kegiatan Bagi Mahasiswa. Dapat menerapkan konsep teori tentang asuhan keperawatan kelompok gerontik yang tinggal di Pasuruan Jawa Timur. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Bagi lansia. Lansia mendapatkan pelayanan keperawatan secara komprehensif. Lansia dapat mengenal masalah kesehatannya. Lansia mendapat penjelasan tentang kesehatan secara sederhana. Bagi pelayanan panti Sosial lansia pandaan pasuruan jawa timur dapat mengembangk an model asuhan keperawatan pada lansia. Mendapatkan masukan tentang masalah kesehatan pada lansia serta alternatif pemec ahannya. Bagi institusi pendidikan. Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik pada lansia di lingk ungan panti. 1.4 RUMUSAN MASALAH Asuhan Keperawatan pada kelompok di rumuskan pada masalah kesehatan lansia pada khususnya di wisma dan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1.2 Tujuan Tujuan 1.3 1.4

TUJUAN umum khusus RUMUSAN MASALAH SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN 4.1 Pengkajian 4.2 Analisa data 4.3 intervensi 4.4 Implementasi 4.5 Evaluasi BAB 2 TINJAUAN TEORI Pengertian Panti Sosial Panti sosial merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan yang memberikan pelay anan kesejahteraan sosial (Pasal 1 Kep. Mensos no.22/1995). Tugasnya adalah memb erikan pelayanan kesejahteraan sosial dan rehabilitasi sosial bagi penyandang ma salah kesejahteraan sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berla ku. Proses pelayanan lanjut usia dalam panti adalah proses bantuan pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan perawatan yang dilakukan secara sistematis , terarah, dan terencana dalam panti yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahte raan lanjut usia. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan Pasuruan.adalah unit pelaksana teknis d ari kantor dinas sosial provinsi Jawa Timur yang merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia, sehingga mereka dapat menikmati sisa hidupnya dengan diliputi kete ntraman lahir batin. Pelayanan dalam Panti antara lain : Pelayanan sosial : diberikan kepada klien dalam rangka menciptakan hubungan sosi al dan penyesuaian sosial secara serasih dan harmonis diantara lanjut usia, lanj ut usia dengan keluarganya, lanjut usia dengan petugas, lanjut usia dengan pimpi nan panti dan lanjut usia sengan masyarakat. Pelayanan sosial ini berupa konsult asi sosial, terapi sosial, konseling perorangan, bimbingan kelompok, pelayanan r ekreasi,bimbingan ketrampilan merawat orang sakit atau meninggal (termasuk cara memandikan jenasah). Pelayanan fisik : diberikan kepada klien dalam rangka memperkuat daya tahan fisi k. Dalam bentuk : pelayanan kesehatan meliputi penyediaan tenaga dokter atau per awat, fisioterapi, penyediaan menu makanan tambahan sesuai dengan kalori yang di butuhkan, klinik lanjut usia, kebugaran, kerja bakti, pakaian, sarana dan prasar ana hidup sehari-hari (peralatan mandi, tidur, sholat). Pelayanan psikososial adalah diberikan kepada klien dalam rangka menciptakan sit uasi sosial psikologis yang memungkinkan tumbuhnya perasaan nyaman, senang dan m ampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Misalnya : konseling atau konsulta si psikososial. Pelayanan ketrampilan adalah tidak saja diberikan untuk pengisian waktu luang, m elainkan untuk meningkatkan produktivitas agar ia dapat menambah penghasilannya atau mempertahankan kemampuan atau ketrampilan Pelayanan spiritual/keagamaan : diberikan kepada klien dalam rangka memperkuat m ental/spiritual dan kerohaniaan terutama dalam melaksanakan peribadatan sehari-h ari. Pelayanan yang diberikan antaralain : penyediaan sarana dan prasarana ibada h, bimbingan rohani. Pelayanan pendampingan : diberikan dengan cara mendampingi setiap lanjut usia da lam melanjutkan kehidupan sehari-hari. Pelayanan ini bisa dilakukan baik oleh pe

ngasuh, perawat atau pekerja sosial sesuai kondisi panti. Pelayanan bantuan hukum : diberikan kepada lanjut usia yang mengalami tindak kek erasan baik dalam pelayanan panti maupun dalam keluarganya. Tujuannya untuk meli ndungi lanjut usia dari hal-hal yang tidak di inginkan yang menyebakan lanjut us ia menjadi korban pihak-pihak tertentu yang kurang bertanggung jawab. Aspek Sosial dan Budaya Lansia Pembangunan di segala bidang menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang semakin membaik, dan usia harapan hidup makin meningkat, serta jumlah lanjut usia makin bertambah. Untuk meningkatkan kesejahteraan lanjut usia tersebut, oleh pemerin tah bersama masyarakat telah digerahkkan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia dalam bentuk : Perlindungan sosial. Bantuan sosial. Pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. Pelayanan kesehatan. Pemberdayaan lanjut usia agar mereka siap didayagunakan sesuai kemampuan masingmasing. Mendorong agar lanjut usia bergabung dengan organisasi sosial atau organisasi la njut usia atau organisasi masyarakat lainnya. Upaya diatas akan lebih ditingkatkan lagi dimasa mendatang, baik ditujukan bagi lanjut usia potensial dan lanjut usia yang tidak potensial. Disamping perbaikan dibidang kesejahteraan sosial, arus globalisasi dibidang kom unikasi, informasi, transportasi, dan pendidikan niscaya menimbulkan pengaruh lu ar yang mengikis budaya masyarakat yang selama ini ada terhadap hubungan antar a nggota keluarga mereka, termasuk yang tergolong lanjut usia. Nilai kekerabatan d alam kehidupan keluarga semakin melemah dalam keluarga yang mengarah pada bentu k keluarga kecil, terlebih-lebih dalam masyarakat industri dimana lanjut usia te rpisah dari anggota keluarga lainnya akibat urbanisasi. Anggota keluarga yang be rusia lanjut kurang diperhatikan dan terpaksa hidup sendiri dan dalam kesepian. Dengan demikian, budaya Tiga generasi dibawa satu atap makin sulit dipertahankan, karena ukuran rumah didaerah perkotaan yang sempit, sehingga kurang memungkinkan para lanjut usia tinggal bersama anak, menantu dan cucunya. Menggabungkan diri dengan organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan belum membudaya dan melembaga, sehingga pembinaan terhadap lanjut usia secara kelompok sulit dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya khusus yang dasarnya te lah dirumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentan g kesejahteraan lanjut usia dan tambahan lembaran Negara Nomor 3796. Kesejahteraan sosial lanjut usia adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sos ial, baik material maupun spiritual, yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap lanjut usia untuk mengadak an pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri , keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi ma nusia. Menurut Undang-undang no.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia potensial (masih m ampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa) meliputi : pelayanan keagamaan dan mental spiritual, pelayanan kesehatan, pelay anan kesempatan kerja, pelayanan pendidikan dan pelatihan, pelayanan untuk menda pat kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum, pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, bantuan sosial. Dan untuk yang tidak potensial meliputi : pelayanan keagamaan dan mental spiritu al, pelayanan kesehatan, pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum; pemberian kemudahan dalam layanan dan ban tuan hukum, perlindungan sosial. Ini adalah bentuk perlindungan sosial dan bantu an sosial dari pemerintah dan atau masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan so sial lanjut usia. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia da

pat hidup sejahtera sehingga dapat berperan dalam kegiatan pembangunan dengan m emperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia,dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahtera an sosial lanjut usia. Upaya ini bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, t erwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Berbagai permasalahan sosial yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanj ut usia, antara lain permasalahan umum : masih besarnya jumlah lanjut usia yang berada di bawah garis kemiskinan, makin melemahnya nilai kekerabatan, lahirnya k elompok masyarakat industri, masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profe sional pelayanan lanjut usia dan masih terbatasnya sarana dan prasarana pelayana n dan fasilitas khusus bagi lanjut usia dalam berbagai bisdang pelayanan pembina an kesejahteraan lanjut usia, belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaa n kesejahteraan lanjut usia. Disamping itu menurut Departemen Sosial Republik In donesia (1998), ada beberapa permasalahan khusus yang berkaitan dengan kesejahte raan lanjut usia yang salah satunya Adalah berlangsungnya Aging proses, yang ber akibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial. Mundurnya keadaan fis ik yang menyebabkan penurunan peran sosialnya dan dapat menjadikannya lebih terg antung kepada pihak lain. Jika dilihat dari aspek sosial dan budaya begitu banyak permasalahan yang timbul dan membutuhkan penanganan dari berbagai bidang dan melibatkan berbagai kelompo k profesional, yang salah satunya adalah keperawatan ,yang merupakan bagian inte gral dari kesehatan yang mempunyai ilmu dan kiat-kiat tertentu didalam ikut bert anggungjawab meningkatkan kesejahteraan sosial usia lanjut. Kesehatan dalam peng ertian UU no.13/1998 adalah Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Aging proses membawa banyak perubahan pada badan/jasmani, jiwa, sosial dan ini a kan dijelaskan lebih lanjut dalam uraian teori tentang proses penuaan. Teori tentang Proses menua Sebelum membahas tentang teori tentang proses menua, terlebih dahulu diberikan b atasan mengenai lanjut usia. Menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 Lanjut Usia dalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. 2.4.1 Teori Biologik Teori Genetik dan Mutasi Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi Pemakaian dan Rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah Autoimune Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Pada jar ingan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tu buh menjadi lemah dan mati. Teori Stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabka n sel-sel tubuh lelah dipakai. Teori Radikal Bebas Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organi k seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. 2.4.2 Teori Sosial Teori Aktifitas Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial Teori Pembebasan Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan dir

i dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut us ia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan g anda yakni : a) Kehilangan peran b) Hambatan kontrol sosial c) Berkurangnya komitmen Teori Kesinambungan Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Denga n demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kela k pada saat ini menjadi lansia. Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah : lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penua an, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa ya ng harus dipertahankan atau dihilangkan Peran lansia yang hilang tak perlu diganti Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi. 2.4.3 Teori Psikologi a. Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki Maslow Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan y ang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow ,1954). Kebutuhan ini memiliki u rutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, me reka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling ti nggi dari kebutuhan tersebut tercapai. b. Teori Individual Jung Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari se luruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda dan masa dewa sa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadia n digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pad a setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia 2.5.1 Perubahan fisik Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra seluler Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu unt uk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis, atr ofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhada p sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang pengama tan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang. Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyeb abkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tek anan darah meningg. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menuru nnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu m eingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga alira n darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang gin jal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi me lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturun kan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina ter

jadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sed angkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun s eperti : progesteron, estrogen dan testosteron. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi k iposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipi s, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lam ban bergerak. otot kam dan tremor. 2.5.2 Perubahan Mental faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah : Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa Kehatan umum Tingkat pendidikan Keturunan Lingkungan Kenangan (memori) ada 2 : kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk Intelegentia Question : Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan p ada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu. 2.5.3 Perubahan Perubahan Psikososial Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan p eranan dalam pekerjaan Merasakan atau sadar akan kematian Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit . 2.6 Masalah masalah yang sering terjadi pada Lanjut usia a. Masalah gizi i. Gizi Berlebihan Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebihan, apala gi pada lanjut usia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fi sik. Kebiasaan makan tersebut sukar diubah walaupun disadari untuk mengurangi ma kan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jan tung, diabetes melitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi. ii. Gizi Kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karen a gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan me nyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kek urangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun kemungkinan akan mudah kena infeksi pada organ-organ tubuh yang vital. iii. Kekurangan Vitamin Bila konsumsi buah dan sayur-sayuran dalam makanan kurang, apabila ditambah deng an kekurangan protein dalam makanan, akibatnya nafsu makan berkurang, penglihata n menurun, kulit kering, lesu, dan tidak semangat. b. Resiko cedera (Jatuh) Jatuh akan menyebabkan cedera jaringan lunak bahkan fraktur pangkal paha atau pe rgelangan tangan. Keadaan tersebut menyebabkan nyeri dan immobilisasi dengan seg

ala akibatnya. Banyak faktor resiko yang dapat diidentifikasi serta tak sedikit hal-hal yang dapat dimodifikasi agar jatuh tak terjadi / tak terulang. i. Faktor Resiko Internal Gangguan penglihatan, gangguan adaptasi gelap, infeksi telinga, obat golongan Am inoglikosida, vertigo, perkapuran vertebra cervikal, gangguan aliran darah otak, artritis, lemah otot tungkai, hipotensi postural, pnemoni, penyakit sistemik (I SK, gagal jantung, dehidrasi, diabetes melitus, hipoglikemi). ii. Faktor Resiko Eksternal Turun tangga, benda-benda yang harus dilangkahi, lantai licin, kain atau celana terlalu panjang, tali sepatu, tempat tidur terlalu tinggi atau terlalu rendah, k ursi roda tidak terkunci, penerangan kurang, tempat kaki kursi roda, WC jauh dar i kamar, WC terlalu rendah. iii. Tindakan a) Identifikasi faktor resiko b) Perhatikan kelainan cara berjalan/duduk c) Romberg test d) Uji keseimbangan sederhana e) Berkurangnya lebar langkah f) Modifikasi faktor resiko internal. c. Delirium Salah satu karakteristik pasien geriatri adalah gejala dan tanda penyakit tidak khas sesuai dengan organ/ sistem organ yang sakit. Seringkali suatu penyakit sia temik dimunculkan dalam bentuk gangguan kesadaran walaupun sistem saraf pusat ti dak terganggu.Walaupun demikian penyakit susunan saraf pusat juga tetap dapat mu ncul dalam bentuk gangguan kesadaran. Dengan demikian maka perlu ditingkatkan ke kelainan sistemik yang dapat waspadaan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan mendasari delirium agar penyakit tidak berkembang menjadi berat. Penyebab Stroke, tumor otak, pneumonia, ISK, dehidrasi, diare, hiper/hipoglikemia, hipoks ia dan putus obat. Gejala Kurang perhatian, gelisah, gangguan pola tidur, murung, perubahan kesadaran, dis orientasi, halusinasi, sulit konsentrasi, sangat mudah lupa, hipoaktif, hiperakt if. Sikap 1. Sakit kepala / pusing dikaji dengan cermat. 2. Perhatikan keluahan penglihatan 3. Atasi batuk pilek meriang secepatnya Identifikasi dan konsul lebih lanjut bila ada keluhan berkemih, nafsu makan berk urang, muntah berak, mual, berkeringat dingin, pingsan sesaat. d. Immobilisasi Immobilisasi atau berbaring terus ditempat tidur dapat menimbulkan atrofi otot, dekubitus dan malnutrisi serta pneumonia. Faktor resiko : Osteoartritis, fraktur, DC, stroke, demensia, vertigo, PPOK, hipotyroidi, ganggu an penglihatan, hipotensi postural,anemia, nyeri, lemah otot, keterbatasan ruang lingkup gerak sendi, dan sesak nafas. e. Hipertensi Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur da n tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena ser ing ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantu ng kroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh peny akit jantung dan serebro vaskuler. Secara nyata kematian karena CVD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun den gan pengobatan hipertensi. Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas : Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau t ekanan diastolik sama atau lebih dari 90 mmHg.

Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 190 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg bab 3 METODE PENULISAN Penulisan ini merupakan penulisan yang bersifat deskriptif atau penggambaran den gan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan pada kelompok khusus lanjut usia ( lansia) di Unit pelaksana tekhnis pelayanan Sosial Lansia Pasuruan yang bertujua n untuk memberi gambaran tentang asuhan keperawatan pada kelompok khusus lansia yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 3.1 POPULASI Populasi lansia di Unit pelaksana tekhnis pelayanan Sosial Lansia Pasuruan seban yak 107 orang yang menempati di 11 wisma, antara lain: Wisma kemuning Wisma kenanga Wisma flamboyan Wisma cempaka Wisma melati Wisma anggrek Wisma mawar Wisma dahlia Wisma seruni Wisma cendana Wisma teratai 3.2 SAMPEL Jumlah sampel dalam penulisan ini adalah sebanyak 10 orang lansia yang di wisma mawar. 3.3 TEMPAT DAN WAKTU Tempat : Unit pelaksana tekhnis pelayanan Sosial Lansia yaitu di wisma mawar. Waktu : Asuhan keperawatan dilaksanakan pada tanggal 6 - 18 juli 2009 3.4 INSTRUMEN MENGGUNAAN DATA Menggunakan alat pengumpulan data berupa format pengkajian lansia 3.5 RENCANA ANALISA DATA 3.5.1 Pengkajian Setelah data terkumpul kemudian data ditabulasi berdasarkan variable atau sub va riable kemudian data dimasukan ke dalam table distribusi frekwensi berdasarkan v ariable atau sub variable. 3.5.2 Analisa data Data diklasifikasikan menurt data umum dan focus kemudian dirumuskan masalah eti ologi berdasarkan data penunjang dan selanjutkan dirumuskan menjadi diagnosa kep erawatan. 3.5.3 Perencanaan Memprioritaskan masalah keperawatan keluhan yang paling dirasakan oleh lansia da n kemudian di buat suatu rencana asuhan keperawatan. 3.5.4 Pelaksanaan Rencana tindakan yang dibuat pada tahap perencanaan akan dilaksanan pada tahap p elaksanaan saat ini. 3.5.5 Evaluasi pada tahap ini akan dilaksanakan evaluasi hasil implementasi akan dilaksanakan d engan tingkat keberhasilan yang mengacu pada criteria standrat dalam perencanaan yaitu data obyektif dan data subyektif pada masing-masing permasalahan.

BAB 4 asuhan keperawatan Bab ini membahas tentang hasil pengkajian kegiatan praktek keperawatan gerontik di Unit pelaksana tekhnis pelayanan Sosial Lansia yang meliputi identitas panti, latar belakang pendirian panti, Visi, dan Misi panti, tujuan panti, struktur or ganisasi, denah panti, kapasitas panti, sarana dan prasarana, kegiatan dalam pan ti, hubungan lintas progran dan sektoral. Distribusi pendanaan serta data keseha tan pertahun dengan rincian sebagai berikut: 4.1 Pengumpulan 4.1.1 Identitas Nama Panti Alamat Type Pengelola Data Panti : UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia : Jl. Dr. Soetomo Pandaan. Telp. (0343) 631255 : A : Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur

4.2 Latar Belakang Pendirian Panti Landasan hukum UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan mempunyai landasan hukum berupa : 1. Pancasila dan UUD 1945. 2. UU RI no. 6/1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan social . 3. UU RI No. 13/1998 tentang kesejahteraan lansia. 4. UU RI No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daeah jo No. 32 Th 2004 5. UURI No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah jo PP No. 25 Th 2000 6. PP No. 38 Th 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerinta han, pemerintah daerah propinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota. 7. PP No. 41 Th 2007 tentang oganisasi perangkat daerah. 8. Permendagri No. 57 Th 2007 tentang petunjuk teknis penataan organisasi p erangkat daerah. 9. Perda Prov Jatim No. 5 Th 2008 tentang pembentukan perda 10. Perda Prov Jatim No. 7 Th 2008 tentang urusan pemerintahan daerah provin si Jawa Timur. 11. Perda provinsi Jawa Timur nomor 9/2008 tentang organisasi dan tata kerj a dinas daerah. UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan adalah unit pelaksana teknis dari kanto r dinas sosial provinsi Jawa Timur yang merupakan lembaga kesejahteraan sosial y ang mempunyai tugas memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut u sia, sehingga mereka dapat menikmati sisa hidupnya dengan diliputi ketentraman l ahir batin. UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pasuruan didirikan pada tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama Sasana Tresna Werdha Sejahtera Pandaan, yang mula-mula berkapasitas t empat tidur 30 orang dibawah naungan depsos. Pada tanggal 17 Mei 1982 oleh bapa k menteri Sosial Bpk. Sapardjo diresmikan pemakaiannya dengan surat keputusan Me nsos RI no. 32/HUK/KEP/V/1982 dengan kapasitas tampung 110 orang. Dan menempati areal seluas 16.464 M2 dengan batas wilayah sebagai berikut ; sebelah selatan desa Klampok, sebeleh utara desa Tengger, sebelah timur desa Sukun, Sebeleh bara t desa Rajeg.

Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan Unit Pelaksana Teknis pusat/panti/sa sana di lingkungan Departemen Sosial sesuai SK Mensos RI no. 14/HUK/1994 dengan nama UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan. Pada tanggal 24 April 1995 dengan berlakunya SK Mensos RI no. 22/HUK/1995 tentan g organisasi dan tata kerja panti sosial di lingkungan Depsos. Melalui SK Mensos RI no. 8/HUK/1988 ditetapkan sebagai kategori panti percontoha n tingkat provinsi dengan kapasitas tampung 110 orang. Dan melalui perda provinsi Jawa Timur nomor 12/2000 Jo no 14 tahun 2002 tentang Dinas Sosial provinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan, bangk alan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial provinsi Jawa Timur. 4.3 Visi, dan Misi Panti Visi. Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan social bagi lanjut usia yang bertakw a kepada Tuhan YME Misi Pelayanan sosial dan pemeliharaan kesehatan yang prima bagi lanjut usia terlanta r didalam panti, yang meliputi : Melaksanakan tugas dan rehabilitasi bagi lanjut usia dalam upaya memenuhi kebutu han rohani, jasmani, dan social sehingga dapat menikmayi hari tua yang diliputi kebahagiaan dan ketentraman lhir batin. Mengembangkan sumber potensi bagi lanjut usia potensial, sehingga dapat mandiri dan dapat menjalankan fungsi sossial secara wajar Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan lanjut usia terlantar. 4.4 Tujuan ,Prinsip, dan Fungsi Pelayanan Panti Tujuan Umum. Memberikan tempat pelayanan social serta kasih saying terhadap para lanjut usia, terlantar(potensial dan tidak potensial) dalam memenuhi kehidupan hidupnya Tujuan Khusus Terpenuhinya kebutuhan rohani dengan baik, terutama dalam bidang : Kebutuhan kasih sayang baik keluarga maupun dari masyarakat sekitar Peningkatan gairah hidup yang tidak harus khawatir dalam sisa hidupnya Terpenuhinya kebutuhan jasmani dengan baik terutama dalam bidang : Kebutuhan pok ok hidup secara layak yaitu sandang, pangan dan papan. Pemeliharaan kesehatan mereka dengan baik Pemenuhan kebutuhan pengisian waktu luang dengan baik sesuai usia yang telah lan jut. Terpenuhinya kebutuhan sosial dengan baik terutama dalam hubungannya dengan masy arakat sekitarnya. Terpenuhinya kebutuhan jasmani meliputi: Kebutuhan pokok secara layak (sandang, pangan, papan) pemeliharaan kesehatan, pe menuhan kebutuhan rekreatif untuk mengisi waktu luang. Prinsip Pelayanan Panti Menerima Klien apa adanya. Menghormati hak dan martabat klien Menjaga kerahasiaan data Tidak memberikan stigma Tidak mengucilkan Menghindari sikap sensitive Pemenuhan kebutuhan secara tepat dan komprehensif Menghindari sikap belas kasihan Pelayanan yang cepat dan cepat, bermutu, efisisen, efektif, sera akuntable Fungsi UPT Pelayanan Kesehatan lanjut usia Pandaan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia mempunyai tugas melak sanakan sebagian tugas di nas dalam pelayanan social lanjut usia terlantar Fungsi dari UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia berpedoman dari pasal 23: Pelaksanaan program kerja UPT

pembinaan dan pengendalian pengelolaan ketaata usahaan, penyelenggaraan kegiatan pelayanan social, bimbingan dan pembinaan lanjut Penyelenggaraan praktek pekerjaan sosial pemberian bimbingan umum kepada klien dilingkungan UPT Penyelenggaraan kerja sama dengan instansi atau lembaga lain atau perorangan dal am rangka pengembangan program UPT pengembangan metodologi pelayanan kesejahteraan social dalam pelayanan social la njut usia penyelenggaraan penyebarluasan informasi tentang pelayanan kesejahteraan social penyelenggaraan konsultasi bagai keluarga atau masyarakat yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial pelaksanaan tugas-tugas ketata usahaan pelaksanaan pelayanan masyarakat pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas 4.5 Persyaratan Masuk UPT Laki atau perempuan usia 60 thun keatas Potensial dan tidak potensial Atas kemauan sendiri dan tidak ada unsure paksaan berbadan sehat tidak mempunyai penyakit menular yang dinyatakan dengan surat ket erangan sehat ari dokter Direkomendasi dari kantor social atau Pemda setempat Calon klien dinyatakan lulus seleksi oleh petugas panti 4.6 Struktur Organisasi Berdasarkan Kep.Gubernur Jatim No. 41 tahun 2001 tanggal 29 November 2001 tenta ng struktur organisasi UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan adalah sebagai b erikut:

Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan. Keterangan: Jumlah tenaga yang ada di panti ada 33 pegawai dengan perincian sebagai berikut: Tenaga Organik (PNS) : 19 orang Tenaga Honorer : 9 orang Pejabat Struktural : 3 orang Tenaga fungsional : 2 orang 4.7 Kapasitas Panti UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia mempunyai daya tampung sejumlah 107 orang. Pada saat ini berisi sejumlah 107 orang, terdiri dari kelompok umur: Usia 60 74 tahun : 90 orang Usia 75 89 tahun : 17 orang Usia >90 tahun : 0 orang Keseluruhan lansia yang tinggal di panti : 107 orang

4.8 Sarana dan prasarana Bangunan perumahan Bangunan panti merupakan bangunan permanen dengan dinding tembok, lantai kramik, atap genteng, ventilasi dan pencahayaan cukup yang terdiri dari: Wisma sebanyak : 11 buah Kantor : 2 buah Ruang pertemuan : 1 buah Musholla : 1 buah Ruang keterampilan : 1 buah Ruang poliklinik : 1 buah Gudang : 1 buah Pos penjagaan : 1 buah Ruang perawatan isolasi : 2 buah Rumah dinas pegawai : 1 buah (sumber data sekunder UPT Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 2009) Sarana Air Bersih Sumber air bersih berasal dari Sumur bor dan rembesan air sungai Jamban Keluarga Jamban keluarga sejumlah 22 buah dengan perincian sebagai berikut: Setiap wisma, poliklinik, ruang perawatan isolasi masing masing 2 buah jamban. Ruang keterampilan 1 ruang, ruang perawatan khusus 2 dan rumah dinas 3 buah Sarana pembuangan air limbah Pengelolahan pembuangan air limbah menggunakan SPAL tertutup dengan septik tank menjadi satu dengan jamban. Sarana ibadah Sarana ibadah berupa 1 buah musholla. Model tempat tidur Tempat tidur kurang lebih 30 cm tanpa pengaman. Penerangan Lampu penerangan rata-rata tiap ruangan 20 watt, ventilasi dan sinar matahari ya ng masuk cukup baik, kecuali di ruangan isolasi flamboyan. Lantai rumah Kondisi lantai baik, dari keramik namun cukup licin khususnya bila basah, kecual i di isolasi flamboyan lantai lembab dan kurang bersih. Kamar mandi dan WC Kondisi cukup bersih, tidak ada pegangan tangan untuk menghindari lansia jatuh. Ruang keterampilan Kondisi cukup baik, cukup penerangan yang cukup dan peralatan keterampilan yang cukup. Tempat olah raga, pertemuan dan kesenian Olah raga dilakukan didepan ruang ketrampilan, pelaksanaan senam dilakukan setia p selasa, rabu dan kamis dimulai jam 07:30 WIB. Ruang makan Ruang makan bersama belum ada, lansia diambilkan makanan di dapur dan makan di w isma masing-masing Meja Tamu Pada setiap wisma terdapat satu set meja tamu dan TV Kandang ternak Terdapat 2 kandang ternak yaitu ternak ayam dan bebek, kondisi cukup bersih dan tidak berbau. Kolam Ikan Terdapat 3 kolam ikan yang tertata rapi dan kondisi cukup baik. Poli klinik Poli klinik terletak di wisma cempaka Binatang di sekitar Panti Binatang yang ditemukan disekitar panti : nyamuk, kecoak, tikus, dan kucing. 4.9 Kegiatan dalam panti Berdasarkan jadwal kegiatan UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan yang disusu n oleh kepala seksi bimbingan dan pembinaan lanjut adalah sebagai berikut:

Jadwal kegiatan lansia No. Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu 1 04:30 06:30 Ibadah dan kebersihan pribadi dan lingkungan Ibadah d an kebersihan pribadi dan lingkungan Ibadah dan kebersihan pribadi dan lingku ngan Ibadah dan kebersihan pribadi dan lingkungan Ibadah dan kebersihan pr ibadi dan lingkungan Ibadah dan kebersihan pribadi dan lingkungan Ibadah d an kebersihan pribadi dan lingkungan 2 06:30 07:30 Makan pagi Makan pagi Makan pagi Makan pa gi Makan pagi Makan pagi Makan pagi 3 07:30 09:30 Bimbingan sosial (team) Bimbingan olah raga (senam tera) Bimbingan olah raga (senam tera) Bimbingan olah raga (senam tera) Bimbingan olah raga (senam tera) Kegiatan Individu Kegiatan individ u 4 09:30 10.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istiraha t Istirahat Istirahat Istirahat 5 10:00 12:30 Bimbingan Mental Bimbingan Keterampilan Bimbinga n ketrampilan (team) Bimbingan keterampilan Kerja bakti Mushola kegiatan individu Kegiatan Individu 6 12:30 13:00 Makan siang Makan siang Makan siang Makan si ang Makan siang Makan siang Makan siang 7 13:00 15:00 Istirahat Bimbingan mental agama Bimbingan mental agama Bimbingan mental agama. Bimbingan mental agama (Sholat jumat, Team) Bimbingan mental agama (petugas piket) Bimbingan mental agama (Petugas piket) 8 15.00 17.00 Kebersihan pribadi dan lingkungan Kebersihan priba di dan lingkungan Kebersihan pribadi dan lingkungan Kebersihan priba di dan lingkungan Kebersihan pribadi dan lingkungan Kebersihan priba di dan lingkungan Kebersihan pribadi dan lingkungan 9 17:00 19:30 Makan malam , bimbingan mental Makan malam , bimbingan mental Makan malam , bimbingan mental Makan malam , bimbingan mental Makan ma lam , bimbingan mental Makan malam, bimbingan mental Makan malam , bimbingan mental 10 19:30 20.30 Hiburan nonton TV Hiburan nonton TV Hiburan nonton TV Hiburan nonton TV Hiburan nonton TV Hiburan nonton T V Hiburan nonton TV 11 2030 04:30 Kegiatan individu dan istirahat Kegiatan individu dan is tirahat Kegiatan individu dan istirahat Kegiatan individu dan istirahat Kegiatan individu dan istirahat Kegiatan individu dan istirahat Kegiatan individu dan is tirahat Pelayanan Kesehatan pada Lansia Pelayanan kesehatan yang diberiakan pada lansia terbatas pada lansia yang mempun yai keluhan, sedangkan kunjungan dari Puskesmas setiap minggu (Jumat) dengan mem berikan pelayanan kesehatan pada lansia yang mempunyai keluhan dan pemeriksaan d ilakukan hanya untuk satu wisma. 4.10 Hubungan lintas progran dan sektoral. Lintas Program Diselenggarakan melalui kerja antar panti sosial dan atau dinas sosial luar daer ah untuk proses seleksi klin yang akan ditinggal dipanti. Lintas sektoral Meliputi kerja sama bidang unit teknis serta dinas luar, dinas sosial yang melip uti departemen agama untuk pembinaan mental agama, departemen kesehatan dalam me mberikan pengobatan dan perawatan, pemerintah daerah untuk mendapatkan fasilitas pemamfaatan sarana umum seperti Puskesmas tentang pengobatan dan perawatan angg ota UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan, dengan Dinkes berupa pelatihan -pe latihan dan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan dalam rangka pengiri man klien yang perlu dilayani panti serta pihak keamanan setempat Koramil dan Po lsek serta PSIK FK Unair, Akper Gresik, Akper Kendedes dan STIKES Lawang.

4.11 Distribusi Pendanaan Swadana Donatur Dinas sosial 4.12 Masalah-masalah kesehatan pada Lansia di wisma mawar Nyeri persendian : 7 orang Hipertensi : 2 orang Katarak : 1 orang

4.13 Tempat pelayanan kesehatan dan perawatan Rumah sakit Bekerjasama dengan Rumah sakit umum Pandaan Puskesmas Bekerjasama dengan Puskesmas Pandaan sebagai rujukan lansia yang sakit dengan pe meriksaan kesehatan serta pengobatan perawatan kesehatan secara rutin Panti Terdapat tenaga kesehatan lulusan SPK yang memberikan pelayanan kesehatan dan ke perawatan.. 4.14 Pelayanan kebutuhan sehari-hari Kebutuhan nutrisi Secara umum kuantitas dan kualitas gizi yang dikonsumsi lansia kurang seimbang n ilai gizi dan perlu variasi dari menu yang disusun baik dari bahan, pengelolaan dan penyajian. Kebersihan diri Secara umum klien lansia mandi 2 kali sehari dengan menggunakan air sumur bor da n peresapan air sungai, Panti belum seluruhnya menyediakan air hangat untuk mand i Pakaian Pengelola Panti sudah menyediakan pakaian dan sudah dibagikan kemasing-masing kl ien Pola komunikasi Pola komunikasi yang ada di Panti antara pegawai dan klien lansia sudah cukup te tapi perlu dikembangkan menjadi komunikasi dua arah agar tercipta komunikasi ter apeutik. Pola komunikasi antara klien sudah terjalin dengan baik namun perlu dis ikapi untuk klien yang mengalami penurunan pendengaran untuk meminimalkan terjad inya perasaan tidak diperhatikan. Kebutuhan spiritual Lansia yang ada di Panti 90% beragama Islam dan beragama Katolik 10%. 4.15 1. 2. 3. Masalah Kesehatan/Keperawatan : Gangguan rasa nyaman (nyeri). Kurang pengetahuan. Resiko terjadi trauma fisik/cedera (jatuh).

4.16 Data demografi Pada data demografi ini menunjukkan hasil tabulasi yang dilakukan di wis ma mawar. A. IDENTITAS 1) Jenis kelamin No 1. 2. Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Total 10 Jumlah 10 -

Berdasarkan table di atas dapat di interprestasikan bahwa lansia sebagian besar yang menghuni wisma mawar adalah perempuan dengan prosentasi 100%. 2) No 1. 2. 3. 4. Umur Umur Jumlah Middle (45-50) Elderly (60-74) Old (75-90) Very old (>90) Total 10

3 6 1

Berdasarkan table di atas dapat di interprestasikan bahwa lansia sebagian besar wisma mawar adalah kelompok old dengan presentasi 60% 3) No 1. 2 3. Status Status Jumlah Menikah 1 Tidak menikah Janda 9 Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar lansia d i wisma mawar berstatus janda (90 %) 4) No 1. 2. 3. 4. 5. Agama Agama Jumlah Islam 9 Protestan Hindu Katolik 1 Budha Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar lansia d i wisma mawar beragama islam (90 %) 5) No 1. 2. 3. Suku Suku Jumlah Jawa 9 Madura 1 Lain-lain Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar lansia d i wisma mawar bersuku jawa (90 %) 6) No 1. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan Tidak tamat SD 7 Jumlah

2. 3. 4. 5. 6.

Tamat SD SMP SMA PT Buta huruf Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan lansia di wisma mawar tidak tamat SD (30 %) 7) No 1. 2. 3. Lama tinggal di panti Lama tinggal di panti <1 tahun 1 1-3 tahun 3 >3 tahun 6 Total 10 Jumlah

Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar lansia t inggal di panti >3 tahun (60 %) 8) No 1. 2. Sumber pendapatan Sumber Ada Tidak Total pendapatan 5 5 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa lansia di wisma mawar m emiliki umber pendapatan senyak 50% dan yang tidak memiliki sumber pendapatan ju ga 50% 9) No 1. 2. Keluarga yang dapat dihubungi Keluarga yg dapat di hubungi Ada 1 Tidak 9 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar lansia t idak mempunyai keluarga yang dapat dihubungi (90%) 10) No 1. 2. Riwayat pekerjaan Riwayat pekerjaan Wiraswasta 3 Tidak bekerja 7 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar lansia d i wisma mawar mempunyai riwayat tidak bekerja(70%) B. Riwayat kesehatan 1). Keluhan yang di rasakan saat ini NO 1 Keluhan yang di rasakan saat ini Nyeri dada Jumlah

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pusing 1 Batuk-batuk Panas Sesak Gatal Diare Jantung berdebar Nyeri sendi 8 Pengelihatan kabur Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan keluhan yang dirasakan klien dengan nyeri sendi sebanyak (80%) 2). Keluhan yang di rasakan 3 bulan terakhir NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keluhan yang di rasakan 3 bulan terakhir Nyeri dada Pusing Batuk-batuk Panas Sesak Gatal 1 Diare Jantung berdebar Nyeri sendi 7 Pengelihatan kabur 2 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan keluhan yang di rasakan lansi a 3 bulan terakhir yaitu nyeri sendi sebanyak (70%). 3). Penyakit saat ini NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Penyakit saat ini Sesak nafas/PPOM Nyeri sendi 7 Diare Penyakit kulit Jantung Mata 1 DM Hipertensi 2 Total 10 Jumlah -

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan penyakit yang di alami lansia saat ini yaitu nyeri sendi sebanyak (70%) 4). Kejadian penyakit 3bulan terakhir NO 1 2 3 4 5 6 7 8 Penyakit saat ini Sesak nafas/PPOM Nyeri sendi 6 Diare Penyakit kulit 1 Jantung Mata 1 DM Hipertensi 2 Total 10 Jumlah -

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan kejadian penyakit 3 bulan ter akhir pada lansia adalah nyeri sendi 60%, mata 10%, penyakit kulit 10%, dan hipe rtensi 20%.

C. STATUS fisiOloGIS 1 ). Postur tulang belakang lansia No 1 2 3 4 5 Postur tulang belakang Jumlah Tegap 4 Membungkuk 3 Kifosis 2 Skiliosis 1 Lordosis Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan postur tulang belakang lansia tegap 40%, membungkuk 30%, kifosis 20% dan scoliosis 10%. 2). Tanda-tanda vital dan status gizi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Ny. S Ny. R Ny. A Ny. S Ny. S Ny. W Ny. B Ny. N Ny. S Ny. S td Suhu 120/90mmHg 160/100mmHg 110/60mmHg 140/90mmHg 110/70mmHg 210/110mmHg 160/90mmHg 160/90mmHg 170/110mmHg 120/80mmHg Nadi 36,8C 36,5C 36,8C 37C 36,5C 36,5C 36.9C 37C 36.6C 36,4C rr 88x/mnt 88x/mnt 80x/mnt 96x/mnt 84x/mnt 88x/mnt 96x/mnt 90x/mnt 92x/mnt 76x/mnt tb 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 20x/mnt 24x/mnt 22x/mnt 20x/mnt bb 140 150 145 156 150 148 158 150 150 140 cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm 40 35 38 49 45 33 48 49 55 37 kg kg kg kg kg kg kg kg kg kg

Table di atas menunjukkan tanda-tanda vital dan status gizi lansia di wisma maw ar.

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL 1). Hubungan dengan orang lain dalam wisma No 1 2 3 4 Hubungan dengan oral Tidak di kenal 1 Sebatas kenal 3 Mampu berinteraksi Mampu kerja sama Total 10 Jumlah 6 -

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagaian besar lansia yang hanya sebatas kenal 30%, mampu berinteraksi 60% dan tidak dikenal sebanyak 10%. 2). Hubungan dengan orang lain di luar wisma

No 1 2 3 4

Hubungan dengan oral Tidak di kenal 1 Sebatas kenal 5 Mampu berinteraksi Mampu kerja sama Total 10

Jumlah 3 1

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa sebagaian besar hubung an dengan orang lain di luar wisma sebatas kenal 50%, mampu bekerja sama 10%, ti dak dikenal 10% dan mampu berinteraksi sebanyak 30%. 3). Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainya dalam panti No 1 2 3 4 Kebiasaan lansia Selalu Sering 2 Jarang 6 Tidak pernah 2 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa lansia sebagian besar t idak jarang berhubungan dengan orang lain 60%, dan selalu 20%,tidak pernah 20%. 4). Stabilitas emosi No 1 2 3 4 Hubungan dengan oral Labil 4 Stabil 4 Iritabel 1 Datar 1 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan bahwa lansia yang labil seban yak 40%, datar 10%, stabil 40%, iritabel 10%. 5). Motivasi penghuni panti No 1 2 Motivasi penghuni panti Jumlah Kemampuan sendiri 7 Terpaksa 3 Total 10

Berdasarkan table di atas dapat di interprestasikan bahwa lansia yang dapat mela kukan kemampuanya sendiri sebanyak 70%, dan terpaksa 30% 4). Frekwensi kunjungan keluarga No 1 2 3 4 Frekwensi 1 kali/bulan 2 kali/bulan Tidak pernah Jarang 4 Total 10 Jumlah 1 1 4

Berdasarkan table diatas frekuensi kunjungan keluarga di wisma mawar 1 kali/bula n sebanyak 10%, 2 kali/bulan sebanyak 10%, tidak pernah dikunjungi sebanyak 40%, dan jarang dikunjungi sebanyak 40%.

E. 1) No 1 2 3 4

pengkajian fungsional lansia Tingkat kerusakan intelektual Tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan SPMSQ Jumlah Fungsi intelektual utuh (salah 0-3) 5 Fungsi inelektual kerusakan ringan (salah 4-5) 3 Fungsi intelektual kerusakan sedang (salah 6-8) 2 Fungsi intelektual kerusakan berat (salah 9-10) Total 10

Berdasarkan table diatas setengah dari tingkat kerusakan intelektual lansia di w isma mawar didapatkan fungsi intelektualnya utuh (salah 0-3). 2) Idenstifikasi Aspek kognitif No. 1 2 3 MMSE Jumlah Tidak ada gangguan kognitif (24 30) Gangguan kognitif sedang (18 23) Gangguan kognitif berat (0-17) 2 Total 10 5 3

Berdasarkan table di atas dapat diintepretasikan bahwa identifikasi aspe k kognitif lansia di wisma mawar dengan menggunakan Mini Mental Status Exam seba gian kecil mengalami gangguan kognitif berat sebanyak 20%. F. pengkajian perilaku terhadap kesehatan Kebiasaan merokok No 1 2 3 Kebiasaan merokok >3 batang sehari <3 batang sehari Tidak merokok 10 Total 10 Berdasarkan table diatas dapat merokok yaitu 100%. Jumlah yang di interprestasikan kebiasaan merokok tidak

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi 1). Frekwensi makan No 1 2 3 4 Frekwensi makan 1 kali sehari 2 kali sehari 3 kali sehari Tidak teratur Total 10 Jumlah 2 8 -

Berdasarkan table diatas dapat yang di interprestasikan sebagaian besar frekwens i makan 3 kali sehari 80% 2). Jumlah makanan yang di habiskan No 1 2 3 4 Jumlah makanan Jumlah 1 porsi dihabiskan 2 porsi dihabiskan 2 < porsi dihabiskan 6 Lain-lain Total 10

Berdasarkan table diatas dapat yang di interprestasikan sebagaian besar frekwens i makan < setengah porsi sehari dihabiskan sebanyak 60% 3). Makanan tambahan No 1 2 3 Makanan tambahan Jumlah Dihabiskan 7 Tidak dihabiskan 1 Kadang-kadang dihabiskan 2 Total 10

Berdasarkan table diatas dapat di interprestasikan sebagaian besar frekwensi mak an tambahan yang dihabiskan sebanyak 70% Pola pemenuhan cairan 1). Frekwensi minum No 1 2 Frekwensi minum Jumlah < 3 gelas sehari 3 > 3 gelas sehari 7 Total 10

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan sebagian besar frekuensi minum > 3 gelas sehari sebanyak 70%. 2). Jawaban < 3 gelas sehari No 1 2 3 4 Jawaban <3 gelas sehari,alas an Jumlah Takut kencing malam hari 1 Tidak haus Persediaan air minum terbatas Kebiasaan minum sedikit 2 Total 3

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan kebiasaan minum sedikit sebany ak 20%. 3). Jenis minum No 1 2 3 4 5 Jenis Jumlah Air putih 10 Teh Kopi Susu Lain-lain Total 10

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan bahwa kebiasaan lansia di wism a mawar yaitu minum air putih.

Pola kebiasaan tidur 1). Jumlah waktu tidur No 1 2 3 Jumlah waktu tidur < 4 jam 1 4-6 jam 4 > 6 jam 5 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table diatas dapat diinterpretasikan sebagian besar lansia dapat men cukupi kebutuhan istirahat tidur adalah 50%. 2). Gangguan tidur No 1 2 3 4 Gangguan tidur Jumlah Insomnia 1 Sering terbangun 1 Sulit mengawali 6 Tidak ada gangguan 2 Total 10

Berdasarkan table diatas gangguan tidur yang dialami lansia barupa sulit mengaw ali tidur 60% 3). Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur No 1 2 3 4 Penggunaan waktu luang Jumlah Santai 4 Diam saja 3 Ketrampilan 3 Kegiatan keagamaan Total 10

Berdasarkan table diatas dapat diinterprestasikan bahwa dalam penggunaan waktu l uang dihabiskan dengan bersantai 40%.

Pola eliminasi BAB 1). frekwensi BAB No 1 2 3 4 Frekuensi 1 kali sehari 2 kali sehari 2-3 hari Tidak teratur Total 10 Jumlah 3 1 2 4

Berdasarkan table diatas dapat diinterprestasikan bahwa lansia telah mengalami penurunan fungsi defekasi sebanyak 40% 2). konsistensi No 1 2 3 Konsistensi Encer Keras 3 Lembek 7 Total 10 Jumlah

Berdasarkan tabel diatas dapat dinterpretasikan sebagian kecil konsistensi keras 30% 3). Gangguan BAB No 1 2 3 4 Gangguan BAB Jumlah Inkontinensia alvi Konstipasi 2 Diare Tidak ada 8 Total 10

Berdasarkan table diatas dapat diinterprestasikan sebagin kecil lansia mengalami konstipasi 20%.

Pola BAK 1).frekuensi BAK No 1 2 3 Frekuensi 1-3 kali sehari 4-6 kali sehari >6 kali sehari Total 10 Jumlah 2 3 5

Berdasarknan table diatas dapat diinterprestasikan sebagian kecil frekuensi BAK lansia 1-3 kali sehari 20% 2).warna urin No 1 2 3 Warna urin Kuning jernih Putih jernih Kuning keruh Total 10 Jumlah 3 7 -

Berdasakan tabel diatas dapat diinterprestasikkan sebagian kecil warna urin berw arna kuning jernih 30% 3).Gangguan BAK No 1 2 3 Jgangguan BAK Jumlah Inkontinensia urin Retensi urin Tidak ada gangguan 10 Total 10

Berdasarkan table diatas dapat diinterprestasikan sebagian besar lansia tidak me ngalami gangguan 100%

Pola aktivitas 1) kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan No 1 2 3 4 5 Jenis Jumlah Membatu Kegiatan dapur 1 Berkebun Pekerjaan Rumah Tangga 3 Keterampilan tangan 3 Tidak Ada 3 Total 10

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar lansia me nggunakan waktu luangnya untuk melakukan kegiatan produktif Pola Pemenuhan Kebersiahan Diri 1).Mandi

No 1 2 3 4

Mandi Jumlah 1 kali sehari 2 kali sehari 3 kali sehari < 1 kali sehari Total 10

8 2 -

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan bahwa lansia melakukan pemenuh an kebersihan diri (mandi) 2 kali sehari sebanyak 80%. 2).Memakai sabun Noi. 1 2 Memakai sabun Ya 10 Tidak Total Jumlah 10

Berdasarkan table diatas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh lansia memahami p entingnya kebersihan diri dalam pemakaian sabun saat mandi. 3).Sikat gigi No. 1 2 3 Sikat gigi 1 kali sehari 2 kali sehari Tidak pernah Total 10 Jumlah 1 6 3

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar lansia me nyikat gigi 2 kali sehari sebanyak 60%. 4).menggunakan pasta gigi No. 1 2 Manggunakan Ya 7 Tidak 3 Total 10 Jumlah

Berdasarkan table di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar lansia me nggunakan pasta gigi sebanyak 70%. 5)Kebiaasaan berganti pakaian bersih No. 1 2 3 Kebiaasaan 1 kali sehari >1 kali sehari 3-4 hari sekali Total 10 Jumlah 7 3 -

Berdasarkan table diatas dapat diinterpretasikan bahwa lansia sebagian besar 70% lansia ganti pakaian bersih 1 kali sehari, lansia mengetahui tentang pentingnya mengganti baju untuk menjaga kesehatan. INDEKS KATZ Indek kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari No. 1 Indeks katz A 10 Jumlah

2 3 4 5 6 7 8

B C D E F G Lain-lain Total 10

Berdasarkan data indeks KATZ diatas di dapatkan bahwa seluruh lansia di wisma ma war dalam memenuhi aktivitas sehari-hari secara mandiri. INDEKS BARTHEL Indeks kemandirian pada aktivitas kehidupan sehari-hari No. 1 2 3 Indeks barthel Ketergantungan Ketergantungan Mandiri (130) Total 10 Jumlah penuh (60) ringan (65 5 125) 5

Berdasarkan data indeks BARTHEL didapatkan bahwa setengah dari lansia di wisma mawar memiliki ketergantungan ringan sebanyak 50% dan setengahnya lagi me lakukan aktivitas dengan mandiri.

INVENTARIS DEPRESI BECK Untuk mengetahui tingkat depresi lansia No. 1 2 3 4 Infentaris Depresi BECK Jumlah Depresi tidak ada atau minimal (0 Depresi ringan (5 7) 1 Depresi sedang (8 15) 4 Depresi berat Total 10 4) 5

Berdasarkan data invetaris depresi Beck didapatkan bahwa sebagian besar lansia d i wisma mawar tidak mengalami depresi atau depresi minimal sebanyak 50 % 10) Fungsi Sosial Lansia No 1 2 3 4 5 apgar skor 0 1 2 Adaptation 1 4 2 Partnership 1 6 Growth 1 2 4 10 Affection 2 2 3 Resolve 3 4 10 Penilaian Pertanyaan yang dijawab: - Selalu : Skore : 2 - Kadang-kadang : Skore : 1 - Hampir tidur pernah : Skore : 0 Total 10 10 10

ANALISA DATA nO. 1. Data etiologi masalah

2. Ds: 1 Lansia sering mengeluh linu-linu. 2 Lansia mengeluh sering mudah lelah setelah melakukan aktifitas lama. Do: 1 Terdapat 8 dari 10 lansia yang mengeluh nyeri (linu-linu) pada kakinya 2 Terdapat 1 dari 10 lansia yang menggunakan alat bantu (walker) untuk mel akukan aktivitas. 3 Lansia yang berusia 60-74 (elderly) sebanyak 30% dan yang berusia 75-90 (old ) sebanyak 70%. 4 Skala KATZ menunjukkan A : 10 5 Indeks Barthel menunjukkan intrepertasi kemandirian kx 60 : 0 65-125 : 5 130 : 5

Ds: 1 2 Do: 3 4 5

Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab dari nyeri sendinya. Klien mengatakan sudah pikun. Lansia yang tidak tamat SD 70%, tamat SD 30%. Klien sering bertanya tentang penyebab nyeri sendinya. Proses degeneratif

Kurang informasi

Gangguan rasa nyaman nyeri saendi (linu-linu)

Kurang pengetahuan tentang penyebab nyeri sendi

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan nyeri sendi/linu-linu pada lansia di wisma mawar UPT pelayanan lanjut usia berhubungan dengan factor degenerative 2. Kurang pengetahuan pada lansia di wisma mawar UPT pelayanan lanjut usia berhubungan dengan kurang informasi.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No dx 1 Dx kep Tujuan /kriteria hasil Intervensi Rasional

Gangguan nyeri sendi / linu-linu pada kelompok lansia di wisma Mawar b.d factor degeneratif

Kurang pengetahuan b/d factor degenerative dan factor pendidikan Lansia mampu mengontrol nyeri yang dialaminya. TUK :

TUM :

Setelah 1 2 3 4 KH : 1

di lakukan tindakan keparawatan : Mampu mengerti nyeri yang di alaminya. Mampu mengurangi nyeri yang di rasakan Dapat melakukan tehnik relaksasi dan distraksi Mempunyai kondisi badan yang sehat Lansia mau mengikuti senam / menggerak-gerakkan anggota badannya.

2 Kelompok lansia mengatakan dapat mengontrol nyeri yang dirasakan / nyeri dapat berkurang. 3 Kondisi badan lansia sehat. TUM : Lansia dapat mengetahui tentang penyakit reumathoid arthtritis. TUK : Setelah dilakukan tindakan keperawatan lansia: 1 Dapat mengetahui tentang perjalanan penyakit reumathoid arthritis 2 Dapat memahami dan melakukan diit rendah purin 3 Lansia berpartisipasi dalam tindakan keperawatan. K-H : 1 Lansia dapat mengulang kembali tentang pengertian, therapeutic regimen reumathoid arthritis. 2 Lansia memahami makanan yang harus dihindari 1.Lakukan penyuluhan pad a lansia tentang penyebab yeri sendi, apa yang dilakukun dan dihindari jika nyer i timbul. 2.Anjurkan Pada semua lansia untuk mengikuti senam tera 3.Anjurkan pada semua lansia untuk mandi tidak terlalu pagi dan tidak terlalu sore 4.Kolaborasi dengan pihak panti untuk melakukan tindakan kepada lansia yang meng alami nyeri sendi misal pengobatan arthtritis, pemberian suplemen vitamin D

1.Observasi tingkat pengetahuan lansia tentang nyeri sendi/ reumathoid arthritis 2.Anjurkan lansia berkonsultasi kepada petugas pelayanan kesehatan yang ada di p anti 3.Berikan penyuluhan atau HE pada lansia tentang penyakit reumathoid arthtritis 1. Dengan memberikan penjelasan pada lansia tentang penyebab nyeri sendi , hal yang harus dihindari dan dilakukan jika nyeri sendi lansia dapat memahami dan kooperatif. 2. Senam tera dapat meningkatkan fungsi motorik 3.Dapat mengurangi suhu secara tiba-tiba yang dapat menurunkan perfusi jaringan 4.Tindakan pengobatan arthtritis dan pemberian vitamin D dapat menurunkan resiko nyeri sendi.

1. Mengetahui seberapa jauh pengetahuan lansia tentang nyeri sendi/ reumathoid a rthritis 2.Agar lansia mengerti dan memahami tentang pentingya pengobatan

3.meningkatakan pengetahuan lansia tentang penyakit reumathoid arthtritis

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No dx 1

Tanggal Implementasi

Evaluasi

2.

07/07/09

07-07-2009 1.Melakukan penyuluhan di wisma mawar tenteng penyebab nyeri yai tu karena proses penuaan dan makanan-makanan yang banyak mengandun purin seperti bayam, buncis, sawi. 2. mengajarkan kepada lansia untuk melakukan senam ringan, seperti menggerakan t angan. 3. Menganjurkan kepada klien untuk mandi tidak terlalu pagi dan terlalu sore 4.enganjurkan lansia untuk melakukan latihan tersebut10-20 menit dua kali sehar i 5.menganjurkan lansia untuk berjemur di bawah sinar matahari samapai jam 09.00 w ib

1.Mengobservasi tingkat pengetahuan lansia tentang nyeri sendi/ reumathoid arthr itis 2.Meganjurkan lansia untuk berkonsultasi kepada petugas pelayanan kesehatan yang ada di panti 3.Memberikan penyuluhan atau HE pada lansia tentang penyakit reumathoid arthtrit is, makanan yang harus dihindari seperti jeroan,sayur bayam,kacang-kacangan,sant an,dll. S : 1 Lansia di wisma mawar mengatakan mengerti tentang penyebab nyeri. 2 Lansia melakukan senam ringan setiap pagi. 3 Lansia di wisma mawar mengatakan akan melakukan latihan fisik bagi lansi a, seperti yang telah di ajarkan semampunya O : 1 Hanya beberapa lansia yang mengikuti senam tera setiap hari selasa, rabu , kamis 2 Lansia mendapatakan diet rendah purin

3 4 A : 1 P :

Sebagaian lansia melakukan latihan fisik di tempat Lansia berjemur sampai jam 09.00 Masalah teratasi sebagaian

Pertahankan intervensi untuk memotivasi lansia agar tetap melakukan senam te ra, latihan fisik, berjemur sampai jam 09.00 dan 15.00, menghindari makanan yang mengandung banyak purin S : 2 Lansia mengatakan mengerti tentang pengertian penyakit reumathoid arthri tis 3 Lansia mengatakan ingin berkonsultasi ke petugas kesehatan yang ada di p anti O: 4 Lansia mampu menjelaskan tentang pengertian rheumatoid arthritis 5 Lansia mengaggukkan kepala saat menerima penjelasan 6 Lansia mampu menyebutkan makanan apa yang harus dihindari A: 7 Masalah teratasi sebagian P: lanjutkan dan pertahankan intervensi untuk : 8 Motivasi lansia untuk tetap menghindari makanan yang menyebabkan nyeri s endi 9 Motivasi lansia untuk berkonsultasi kepada pihak kesehatan yang ada di p anti

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Gangguan Nyeri sendi / linu-linu

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa 80% lansia mengeluh nyeri se ndi. Dari data ini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa factor penunjang atau p endukung nyeri sendi pada lansia adalah factor degeneratif. Factor degenerative dalam hal ini proses penuaan akan mempengaruhi seluruh syste m tubuh secara keseluruhan khususnya system musculoskeletal. Nyeri sendi (Osteoa rthtritis) lazim terjadi khususnya pada para lansia (Joseph Crallo, 1998). Hal i ni terjadi karena proses penuaan / peningkatan usia akan menebabkan perubahan-pe rubahan dalam fungsi condrosit sehingga menimbulkan perubahan pada komposisi raw an sendi yang mengarah pada perkembangan osteoarthtritis (Price,1998). Factor la in yang berkontribusi yang tidak kalah pentingnya terjadi pada nyeri sendi adala h komsumsi protein. Peningkatan konsumsi protein yang berlebihan dalam proses me tabolismenya akan menghasilkan sisa produk akhir. Untuk itu pengaturan tentang d iet dan nutrisi pada lansia begitu penting untuk mengetahui permasalahan ini. (R oger Watson, 2003) 5.2 Kurang pengetahuan Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa 100% berusia diatas 60 tahu n yang sebagian besar mengalami penurunan sistem persyarafan berupa penurunan da ya ingat, disamping itu latar belakang pendidikan sangat berpengaruh terhadap k urangnya motivasi lansia untuk meningkatkan pengetahuan, dari hasil observasi d idapatkan 70% tidak tamat SD, dan yang tamat SD 30%. Dengan adanya faktor degenerative dari system persyarafan lansia (pikun) akan m enurunkan tingkat pengetahuan pada lansia, sehingga menyebabkan lansia sulit unt uk menangkap informasi yang diberikan maka dengan meningkatkan pengetahuan lansi a, salah satu cara yaitu dengan memberikan HE atau penyuluhan pada lansia. Sehin gga diharapkan lansia mampu menerima, memahami dan menerapkan HE yang di berikan dalam kehidupan sehari-hari.BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kelompok lansia di UPT Pelayanan Lanjut Usia Pasuruan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Sebagian besar gangguan nyeri sendi atau linu-linu pada lansia di wisma mawar di sebabkan oleh factor degenerative. Kurang pengetahuan pada lansia di wisma mawar disebabkan oleh factor degenerativ e dan latar belakang pendidikan, sehingga sangat berpenguruh terhadap peningkatk an pengetahuan pada lansia. 1.2 Saran Untuk mengatasi gangguan nyeri sendi atau linu kita pertahankan dan tingkatkan s enam tera bagi lansia yang mampu. Selain itu dapat pula dilakukan latiha ROM sec ara bertahap kepada lansia yang kurang mobilisasi dan memberikan pengertian tent ang nyeri sendi. Untuk mengatasi kurangnya pengetahuan pada lansia secara umum bisa dilakukan den gan cara memberikan HE atau penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pada lansi a.

Lampiran : SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Penyakit remathoid arthritis Sasaran : Seluruh Lansia di wisma mawar. Waktu : 20 menit Hari / Tanggal : Rabu, 15 Juli 2009 I. TUJUAN Umum Setelah diberi penyuluhan seluruh lansia memahami tentang penyakit remathoid art hritis. Khusus Setelah diberi penyuluhan semua lansia mampu : 1. Menjelaskan pengertian penyakit remathoid arthritis 2. Menyebutkan makanan yang harus dihindari 3. Melakukan terapi air hangat 4. Melakukan massase pada daerah/bagian yang nyeri II. MATERI Pengertian penyakit remathoid arthritis Makanan yang harus dihindari Terapi kompres air hangat Teknik massase pada daerah/bagian yang nyeri III. METODE Ceramah Tanya jawab Demonstrasi IV. MEDIA Baskom. Air hangat. Handuk kecil.

V. KEGIATAN PENYULUHAN Pembukaan Memberi salam Menjelaskan tujuan penyuluhan Pengembangan Menjelaskan materi no. 1, 2, 3 dan 4 Memberi kesempatan bertanya bila ada hal-hal yang kurang dimengerti Mendemonstrasikan terapi air hangat dan massase pada daerah/bagian yang nyeri Penutup Membuat kesimpulan materi penyuluhan Mengakhiri pertemuan dengan memberi salam VI. EVALUASI Evaluasi Proses Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif Evaluasi Hasil Penghuni wisma mengerti materi dan mampu melakukan terapi yang telah diajarkan

DAFTAR PUSTAKA Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih B ahasa Yasmin Asih EGC jakarta C. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit I V, V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Band ung, IAPK Bandung Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC Jakarta Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta Depkes RI. ( 2001 ). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Keseha tan. Depkes RI. Jakarta. Darmojo dan Martono. ( 2000 ). Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Fakultas Kedokteran UI. Jakasta.

Você também pode gostar