Você está na página 1de 7

Etiologi & Faktor Resiko Setiap tipe ablasio retina mempunyai faktor resiko yang berbeda: 1) Ablasio retina

regmatogenosa a. Aphakia b. Myopia c. Trauma tumpul 2) Ablasio retina traksi a. Diabetes melitus b. Bayi prematur c. Trauma tembus d. Sickel cell disease e. Oklusi vena 3) Ablasio retina eksudat a. Hipertensi maligna b. Eklampsia c. Gagal ginjal d. Neoplasia Patogenesis (1,5,13): 1. Ablasio retina regmatogenosa Bentuk tersering dari ketiga jenis ablasio retina adalah ablasio retina regmatogenosa. Pada ablasio retina regmatogenosa dimana ablasio terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous) yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid.(1,2,3) Karakteristik ablasio regmatogenosa adalah pemutusan total (full-thickness) di retina sensorik, traksi korpus vitreum dengan derajat bervariasi, dan mengalirnya korpus vitreum cair melalui defek retina sensorik ke dalam ruang subretina. Ablasio retina regmatogenosa spontan biasanya didahului atau disertai oleh pelepasan korpus vitreum. Miopia, afakia, degenerasi lattice, dan trauma mata biasanya berkaitan dengan ablasio retina jenis ini.

Ablasio retina akan memberikan gejala terdapatnya gangguan penglihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tabir yang menutup. Terdapatnya riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada lapangan penglihatan.(2,3) Ablasio retina yang berlokalisasi di daerah supratemporal sangat berbahaya karena dapat mengangkat makula. Penglihatan akan turun secara akut pada ablasio retina bila dilepasnya retina mengenai makula lutea.(2,3) Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat Cell dan flare dibilik depan mata pada ablasio retina regmatogenosa, serta terdapat pigmen dalam vitreous anterior (tobacco dusting atau Shaffer sign).(3) Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan pembuluh darah di atasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah. Pemeriksaan yang teliti biasanya memperlihatkan satu atau lebih pemutusan retina total misalnya robekan berbentuk tapal kuda, lubang atrofik bundar, atau robekan sirkumferensial anterior (dialisis retina). Letak pemutusan retina bervariasi sesuai dengan jenis; robekan tapal kuda paling sering terjadi di kuadran superotemporal, lubang atrofik di kuadran temporal, dan dialisis retina di kuadran inferotemporal. Apabila terdapat robekan retina multipel, maka defek biasanya terletak dalam 90 derajat satu sama lain. Pada ablasio retina regmatogenosa kronis dapat disertai dengan penipisan retina, kista intraretinal, dan fibrosis subretinal.(3,4) Bila bola mata bergerak akan terlihat retina yang lepas (ablasio) bergoyang. Kadangkadang terdapat pigmen di dalam badan kaca. Pada pupil terlihat adanya defek aferen pupil akaibat penglihatan menurun. Tekanan bola mata rendah dan dapat meninggi bila telah terjadi neovaskular glaukoma pada ablasio yang telah lama.(1,2)

Gambar : Ablasio Retina Regmatogenosa

2. Ablasio retina tarikan atau traksi Ablasio retina traksi adalah lepasnya jaringan retina yang terjadi akibat tarikan jaringan parut pada korpus vitreous dan disertai penglihatan turun tanpa rasa sakit. 4 Ablasio retina akibat traksional adalah jenis tersering kedua dan terutama disebabkan oleh retinopati diabetes proliferatif, vitreoretinopati proliferatif, retinopati pada prematuritas, atau trauma mata, kontraktil vitreoretina, epiretina, intraretina (sangat jarang) atau subretina membran yang mendorong neurosensory retina menjauh dari epitel pigmen retina.(3,5) Berbeda dengan penampakan konveks pada ablasio regmatogenosa, ablasio retina akibat traksi yang khas memiliki permukaan yang lebih konkaf dan cenderung lebih lokal, biasanya tidak meluas ke ora serata. Gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik retina sensorik menjauhi epitel pigmen di bawahnya disebabkan oleh adanya membran vitreosa, epiretina, atau subretina yang terdiri dari fibroblas dan sel glia atau sel epitel pigmen retina.
(3,4)

Pada ablasio retina akibat traksi pada diabetes, kontraksi korpus vitreum menarik jaringan fibrovaskular dan retina di bawahnya ke arah anterior menuju dasar korpus vitreum. Pada awalnya pelepasan mungkin terbatas di sepanjang arkade-arkade vaskular, tetapi dapat terjadi perkembangan sehingga kelainan melibatkan retina midperifer dan makula.(1,3) Proses patologik dasar pada mata yang mengalami vitreoretinopati proliferatif adalah pertumbuhan dan kontraksi membran selular di kedua sisi retina dan di permukaan korpus vitreum posterior. Traksi fokal dari membran selular dapat menyebabkan robekan retina dan menimbulkan kombinasi ablasio retina regmatogenosa-traksional.

Ablasio Retina Traksi

3. Ablasio retina eksudatif Ablasio retina eksudatif adalah ablasio yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstravasasi). Hal ini disebabkan penyakit koroid. Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum. Cairan di bawah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan retina yang terangkat terlihat cincin. Pada ablasio tipe ini penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasio ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya berkurang atau hilang.(1,2,3) Komposisi cairan interstisial choroidal memainkan peranan penting dalam patogenesis dari ablasio retina eksudatif. Komposisi cairan interstisial choroidal pada gilirannya dipengaruhi oleh tingkat permeabilitas vaskular koroidalis. Setiap proses patologis yang mempengaruhi permeabilitas pembuluh darah choroidal berpotensi menyebabkan ablasi retina eksudatif. Akan tetapi kerusakan pada epitel pigmen retina dapat mencegah pemompaan cairan dan dapat menyebabkan akumulasi cairan dalam ruang subretinal. Beberapa inflamasi, infeksi, pembuluh darah, kondisi patologis degeneratif, ganas, atau ditentukan secara genetik telah diakui menyebabkan ablasio retina eksudatif.(1,2,3)

Ablasio Retina Eksudatif Gambaran Diagnosis Dari Tiga Tipe Ablasio Retina Regmatogenus Riwayat penyakit Afakia, myopia, trauma tumpul, photopsia, floaters, Traksi Diabetes, premature,trauma tembus, penyakit sel Eksudatif Factor-faktor sistemik seperti hipertensi maligna,

gangguan lapangan pandang yang progresif, dengan keadaan umum baik. Kerusakan retina Terjadi pada 90-95 % kasus Perluasan ablasi Meluas dari oral ke discus, batas dan permukaan cembung tergantung gravitasi

sabit, oklusi vena.

eklampsia, gagal ginjal.

Kerusakan primer tidak ada Tidak meluas menuju perifer

Tidak ada

Tergantung volume perluasan menuju oral bervariasi, dapat sentral atau perifer

ora, dapat sentral atau dan gravitasi,

Pergerakan retina

Bergelombang atau terlipat

Retina tegang, batas dan permukaan cekung, Meningkat pada titik tarikan

Smoothly elevated bullae, biasanya tanpa lipatan

Bukti kronis

Terdapat garis pembatas, makrosis intra retinal, atropik retina

Garis pembatas

Tidak ada

Pigmen pada vitreous Terlihat pada 70 % kasus Perubahan vitreous Sineretik, PVD, tarikan pada lapisan yang robek Cairan sub retinal Jernih

Terlihat pada kasus trauma Penarikan vitreoretinal

Tidak ada

Tidak ada, kecuali pada uveitis

Jernih atau tidak ada perpindahan

Dapat keruh dan berpindah secara cepat tergantung pada perubahan posisi kepala.

Massa koroid Tekanan intraocular Transluminasi

Tidak ada Rendah Normal

Tidak ada Normal Normal

Bisa ada Bervariasi Transluminasi

terblok apabila ditemukan lesi pigmen koroid Keaadan yang menyebabkan ablasio Robeknya retina Retinopati diabetikum proliferative, post traumatis vitreous traction Uveitis, metastasis tumor, melanoma maligna, retinoblastoma, hemangioma koroid, makulopati eksudatif senilis, ablasi eksudatif post cryotherapi atau dyathermi.

DAFTAR PUSTAKA 1. American Academy Ophthalmology. Retinal Detachment. Retina and Vitreous. BCSC Secsion 12. P. 245-252.

2. "Retinal detachment". MedlinePlus Medical Encyclopedia. National Institutes of Health. 2005. Retrieved 2013-09-04 : available from : URL: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001027.htm

3. Haynie G. D, DAmico. Scleral Buckling Surgery. In Principles and Practice of Ophthalmology Vol. 2. Ed. Albert D, Jacobiec F. WB Saunders Co. 1994. P. 1092-1107 4. Young. L. H, DAmico. D. J. Retinal Detachment. In Principles and Practice of Ophthalmology Vol. 2. Ed. Albert D, Jacobiec F. WB Saunders Co. 1994. P. 1084-109. 5. Lewis. H, Kreiger A. E. Rhegmatogenous Retinal Detachment. In Duanes Clinical Ophthalmology. Vol. 3. Ed. Tasman. W, Jaeger. E. Lippincott-Raven. 1997. P. 1-10.

Você também pode gostar