Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
no X 3 d d I paraf R/ Paracetamol syr no I 3ddIC paraf Pro : Agung Umur : 5 tahun Alamat : Cakranegara Mataram, 6/6-
KELENGKAPAN RESEP Sesuai Ketentuan Identitas dokter Superscriptio Nama, alamat, nomor izin klinik Tempat dan tanggal penulisan resep Simbol R/ Nama, umur, Inscriptio alamat pasien R/1 Lengkap Lengkap Tidak - BSO tiap-tiap obat seharusnya dituliskan sebelum nama bahan obat - Dosis amoksilin seharusnya dicantumkan - Ketiga obat tersebut seharusnya tidak boleh Lengkap/Tidak lengkap Tidak Lengkap Keterangan No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt diganti dengan kop instansi (poliklinik) Alamat dan no izin klinik tidak dicantumkan -
dipuyer - Cara pemberian seharusnya I cth (sendok plastik) bukan C (sendok makan) - Petunjuk penggunaan obat tidak lengkap -
ANALISA RESEP Obat 1. Dosis Obat a. Dosis obat dalam resep R/1 Pada resep tersebut tidak disebutkan BSO masing-masing obat, untuk obat amoksisilin dosis obat yang akan digunakan tidak dicantumkan. Namun pada resep ini seharusnya antara vitamin dan amoksisilin tidak dipuyer karena merupakan obat simptoms dan obat causal.
R/2 Parasetamol sirup (1 sendok makan, 15 ml) Untuk resep ini untuk penggunaannya, tidak dicantumkan sediaan dosis yang tersedia di pasaran. Dilihat dari sediaan generik yang ada di pasaran untuk parasetamol sirup yakni, 120 mg / 5 ml maka seharusnya cara pemberian obat dengan sentok plastik (cth) bukan dengan sendok makan (C). Sedangkan untuk pemberian obatnya berupa sirup, untuk anak usia 5 tahun, pemilihannya sudah tepat.
R/1 Amoksisilin untuk anak di bawah 10 tahun sebaiknya 125 mg setiap 8 jam R/2 Vitamin C untuk profilaksis 25-75 mg sehari R/3 Vitamin B kompleks 10-25 mg/hari R/4 Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 250 mg setiap 4 6 jam / hari, maksimum 4 dosis / 24 jam
2. Jadwal pemberian Nama Obat Amoksisilin Interval 3x sehari Waktu Sebelum makan Durasi Setiap 8 jam Keterangan Seharusnya tidak dipuyer bersama vitamin. Parasetamol maksimum 4 dosis / 24 jam Sebelum atau setelah makan Setiap 4-6 jam Sehusnya diberikan dengan sendok plastik (cth) sesuai bentuk sediaan di pasaran yaitu 120mg/5ml Vitamin Boleh diberikan ataupun tidak.
3. Interaksi obat
Pada R/1 tidak terdapat interaksi antara kedua kombinasi obat dan vitamin, walaupun sebenarnya kombinasi obat dan vitamin tersebut tidak boleh jika dipuyer Tidak terdapat interaksi antara obat pada R/1 dan R/2.
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP 1 POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Mataram Surat Ijin 12345 Dr. Putri Mataram, 6/613 R/ syr B complex lag I 1ddIC paraf R/ tabVitamin C 50 mg no X 1 d d I tab paraf R/ syr Amoksisilin ml 100 lag I 3 d d I cth paraf R/ syr Paracetamol ml 60 lag I prn 4 d d I cth paraf Pro : Agung Umur : 5 tahun Alamat : Cakranegara
paraf
Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak Identitas dokter Superscriptio Nama, alamat, nomor izin klinik Tempat dan tanggal penulisan resep Simbol R/ Nama, umur, alamat pasien Obat 1
Lengkap Tidak
Keterangan
No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt diganti dengan kop instansi (poliklinik) Alamat dan no. Izin klinik tidak dicantumkan
Alamat pasien tidak lengkap - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat tidak dicantumkan
Inscriptio
- Sebaiknya nama obat tidak disingkat Obat 2 Tidak - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat tidak dicantumkan - Sebaiknya nama obat tidak disingkat - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat seharusnya dicantumkan - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat seharusnya dicantumkan - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan -
ANALISA RESEP Obat 1. Dosis Obat Dosis obat pertama GG (Glyceryl Guaiacolate) no III Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Glyceryl Guaiacolate ada beberapa sediaannya yaitu kapsul dan larutan.Bentuk sediaan tablet dengan dosis, 50 mg atau 100 mg untuk setiap tablet. Sirup dengan dosis 100mg/5ml . Untuk dosis pada anakanak yaitu 2-6 tahun : liquid/syrup, dosis secara oral 50 sampai 100 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 600 mg/hari Obat kedua DMP (dextrometorphan) no III Pada obat ini seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan, kemudian harus juga
dicantumkan jenis sediaan obatnya karena untuk Dekstrometorfan HBr terdapat sediaan tablet 15 mg, sirup 10mg/5 ml dalam botol 60 ml. Anak-anak 1mg/kgBB/hari (dibagi dalam 3-4 dosis). Obat ketiga yaitu Parasetamol no III Paracetamol untuk anak 1-5 tahun, dosis 120 250 mg setiap 4 6 jam / hari, maksimum 4 dosis / 24 jam Obat keempat yaitu Kotrimoksazol no III Pada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung forte mengandung Trimethoprim 160 mg Trimethoprim 80 mg dan dan Sulfamethoxazole 800 Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet mg.Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari. Pada resep racikan ini juga tidak rasional untuk diracik karena kotrimoksazole merupakan antibiotik yang sudah ditentukan lama pemberian obatnya dan obat-obat antibiotik harus diminum secara habis sedangkan untuk paracetamol, gg dan dmp merupakan pengobatan simptomatik, sehingga tidak rasional untuk diracik. Pada resep juga terdapat gg dan dmp dimana gg merupakan ekspektoran dan dmp merupakan antitusif tidak rasional juga untuk diracik karena fungsi obatnya berbeda. Selain itu juga pada resep tidak dicantumkan bentuk sediaan obatnya, karena obat yang bisa diracik itu memiliki beberapa macam syarat yaitu : Obat tidak bersalut
Kemudian tidak boleh mencampurkan obat dengan jadwal minum yang berbeda (t berbeda) Untuk polifarmaka; tidak boleh mengkombinasikan obat simptomatik dengan obat kasusal. Contohnya antibiotik dengan obat-obatan simptomatik Tidak boleh mencampurkan obat yang memilki jadwal minum sama yaitu misalnya 3 kali sehari tetapi waktunya berbeda misalnya ada yang sebelum makan dan ada yang setelah makan
Tidak boleh mencampur senyawa oksidan dengan vitamin C Tidak boleh mengkombinasikan obat dengan efek yang berbeda Sehingga pada resep racikan di atas karena tidak rasional maka dibuat terpisah saja, karena pada resep tersebut terdapat dua macam obat batuk yaitu gg dan dmp, maka dipilih salah satunya sesuai dengan keluhan pasien, misalnya untuk batuk berdahak diberikan GG. Untuk anak-anak terutama dibawah 6 tahun sebaiknya diberikan sediaan sirup. Sehingga kita dapatkan 3 resep obat yaitu GG, Parasetamol dan Kotrimoksazole. 2. Interaksi obat Awalnya terjadi ketidakcocokan antara dmp dan GG, namun setelah kita keluarkan DMP dari resep maka tidak akan terjadi reaksi obat dari parasetamol, kotrimoksazole dan GG
SEHARUSNYA PENULISAN RESEP POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Mataram Surat Ijin 12345 Dr. Cantik Mataram, 1 Juli 2013
R/ syr Glyceryl Guaiacolate ml 60 lag I
S 2d.d I Cth a.c paraf Pro : Anita Umur : 3 tahun Alamat: Dasan agung
ANALISA RESEP 3
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Dr. Yuyu 13 R/ Diaform no X S 3 dd I paraf R/ Loperamid no X S 3 dd I paraf R/ Kotrimoksazol no X S 3 dd I paraf Pro : Tn. Sugeng Umur : 16 tahun Alamat : Unram Mataram, 1/6-
KELENGKAPAN RESEP Sesuai Ketentuan Lengkap/Tidak Lengkap Nama, alamat, nomor izin klinik Tempat dan tanggal penulisan resep Simbol R/ Nama, umur, alamat pasien R/1 R/2 R/3 Signatura R/1 R/2 Tidak Lengkap Lengkap Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Keterangan No. SIP tidak dicantumkan, tp dapat diganti dengan kop klinik Alamat dan no. izin klinik tidak dicantumkan Alamat pasien tidak lengkap - BSO tidak dicantumkan - Dosis tidak dicantumkan - BSO tidak dicantumkan - Dosis tidak dicantumkan - BSO tidak dicantumkan - Dosis obat seharusnya dicantumkan - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika diperlukan saja (signa pro re nata) - Seharusnya dicantumkan penggunaan jika
Inscriptio
diperlukan saja (signa pro re nata) - Seharusnya dicantumkan penggunaan sebelum atau sesudah makan -
ANALISA RESEP Obat 1. Dosis Obat Dosis obat dalam resep R/1 Diaform no X s. 3 da I Pada resep tersebut seharusnyadicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 550 mg kaolin dan 20 mg pectin, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu) yakni jika masih diare tiap BAB. Dosis obat seharusnya untuk dewasa 2,5 tablet tiap diare maksimal 15 tablet dalam 24 jam. R/2 Loperamid no. X s. 3 da I Pada resep tersebut seharusnyadicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan. Dan juga harus dilengkapi s.p.r.n (jika perlu)yakni jika masih diare tiap BAB.Tetapi karena sediaannya hanya 1 yakni 2 mg, maka bisa dituliskan tanpa menyertakan jumlah satuan berat obat. Dosis obat seharusnya : diare akut awalnya 4 mg, diikuti dengan 2 mg setelah setiap selesai BAB encer. Maksimal 16 mg sehari R/3 Kotrimoksazol s. 3 da I Pada resep tersebut seharusnya dicantumkan jumlah satuan berat obat yang digunakan untuk mengetahui jumlah dosis pasti yang digunakan karena ada dua bentuk sediaan Cotrimoxazole Tablet : Tiap tablet mengandung Trimethoprim 80 mg
dan Sulfamethoxazole 400 mg. Cotrimoxazole Tablet/Kaplet Forte : Tiap tablet/kaplet forte mengandung Trimethoprim 160 mg dan Sulfamethoxazole 800 mg. Cotrimoxazole Syrup : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Trimethoprim 40 mg dan Sulfamethoxazole 200 mg. Untuk dosisnya Bayi usia 6 minggu 6 bulan : 120 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 bulan 6 tahun : 240 mg, 2 kali sehari. Anak usia 6 12 tahun : 480 mg, 2 kali sehari. Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari. 2. Jadwal pemberian
Nama Obat Diaform Loperamid Kotrimoxazol 3x sehari Interval Waktu Tiap BAB Tiap BAB Durasi Setiap 8 jam Keterangan Maksimal 15 tablet dalam 24 jam. Maksimal 8 tablet perhari Diberikan segera sesudah makan.
3. Interaksi obat Pada obat antibiotik kotrimoxazol tidak memiliki interaksi dengan obat antidiare, kombinasi ini sesuai karena antibiotik yang bertujuan menghambat bakteri dan pengurangan jumlah keluarnya cairan dari dalam tubuh untuk mencegah terjadi dehidrasi. Obat anti diare diaform bekerja sebagai absorben yang berfungsi menyerap cairan, sedangkan loperamid bekerja dengan anti motilitas dan anti sekresi. Pada penggunaan klinis, obat antidiare cukup hanya dengan satu saja, tidak efektif jika digunakan 2 obat antidiare bersamaan.
PENULISAN RESEEP : dapat dpilih satu resep dibawah ini yakni loperamid dengan kotrimoxazol atau diaform dengan kotrimoxazol.
POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Mataram Surat Ijin 12345 Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013 R/ Tab Loperamid mg 2 no X S.p.r.n 8 d.d.d I tab paraf R/ Tab Kotrimoxazol mg 480 no XX S b.d.d IItab a.c paraf POLIKLINIK UNIVERSITAS MATARAM Mataram Surat Ijin 12345 Dr. Yuyu Mataram, 1 Juli 2013 R/ Tab Neo Diaform no X S.p.r.n t.d.d tab I paraf R/ Tab Kotrimoxazol mg 480 no XX S b.d.d IItab a.c paraf Pro : Sugeng Umur : 16 tahun Alamat : UNRAM
ANALISIS RESEP 4
R/Demacolin s.3.d.d. 1
tab
no.X
paraf
R/ Salbutamol 4 mg s.3.d.d. 1
no.X
paraf
R/ Captopril 25 mg s.2.d.d. 1
no.XX
paraf
Pro Usia
: Tu Aladin : 40 tahun
Alamat : Perumnas
Sesuai Ketentuan Identitas dokter Superscriptio Nama, nomor klinik Tempat tanggal penulisan resep Simbol R/ Lengkap Nama, umur, Lengkap Inscriptio alamat pasien R/1 Tidak Lengkap/Tidak lengkap alamat, Tidak izin dan Lengkap
Keterangan
No. SIP tidak dicantumkan, karena dpt diganti dengan kop instansi (poliklinik) Alamat dan no izin klinik tidak dicantumkan -
sebelum/setelah nama bahan obat Demakolin seharusnya dicantumkan - Aturan pakai seharusnya dituliskan s.p.r.n. karena hanya digunakan jika R/2 Tidak perlu saja - BSO obat seharusnya dituliskan
sebelum/setelah nama bahan obat - Aturan pakai yang dicantumkan kurang lengkap - Aturan pakai seharusnya dituliskan s.p.r.n. karena hanya digunakan jika R/3 perlu saja - BSO obat seharusnya dituliskan
sebelum/setelah nama bahan obat - Aturan pakai yang dicantumkan kurang lengkap
Subcriptio
Paraf/Tanda tangan
ANALISA RESEP Obat 4. Dosis Obat a. Dosis obat dalam resep R/1 BSO obat sudah dicantumkan walaupun setelah nama bahan obat Pada resep tersebutaturan pakai obat demakolin yang ditulisakan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan s.p.r.n. dan berapa tablet setiap minum.
R/2 Salbutamol 4 mg Untuk resep ini jenis BSO tidak dicantumkan Aturan pakai yang dicantumkan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan s.p.r.n. dan berapa tablet setiap minum. R/3 Captopril 25 mg
Untuk resep ini jenis BSO tidak dicantumkan Aturan pakai yang dicantumkan masih kurang lengkap, seharusnya dicantumkan berapa tablet setiap minum
5. Jadwal Pemberian Nama Obat Demakolin Interval Waktu Sesudah makan Salbutamol Sesudah makan Durasi Keterangan Digunakan jika ada keluhan Digunakan jika ada 4x/hari. minum maksimal 8 mg. Captopril 2x/hari Sesudah makan Setiap jam 12 Dosis pemeliharaan maksimal mg/hari 50 keluhan, 3Sekali maksimal
6. Interaksi obat Tidak ada interaksi antara R/1, R/2 dan R/3.
Nama
no.X
paraf
no.X
paraf
no.XX
paraf
Pro Usia
: Tu Aladin : 40 th
Alamat : Perumnas
ANALISIS RESEP 5
Sub struktur resep Alamat lengkap instansi, No Telp. Nama dokter BSO
Koreksi Alamat lengkap instansi, no telp, SIP Seharunya nama lengkap, no telp, sebaiknya mencantumkan SIP Sebelum nama obat di tulis BSO Jika dimaksud merek dagang antasida hanya tersedia satu sediaan tablet 200 mg.
Dewasa 1-2 tablet pc atau an. Diulang sesuai kebutuhan Baik kapan saja, sehingga tidak perlu dicantumkan . baik sebelum maupun sesudah makan BSO (Tab) di cantumkan sebelum nama obat
R/ (Kedua)
BSO
Dosis
Tidak dicantumkan karena hanya satu sediaan . Sediaan ini merupakan kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Tidak ada aturan tertentu, dosis dapat dinaikkan sesuai kebutuhan. Tidak ada aturan tertentu BSO (Tab) di cantumkan sebelum nama obat
Identitas
Alamat
Seorang ibu hamil, 30 tahun datang memeriksakan kehamilannya yang kedua di puskesmas. Saat ini kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Ibu tersebut mengeluh, dalam 1 minggu terakhir ini sering sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD: 160/100 mmHg, N: 86x/menit, edema tungkai (-). Sejak mengetahui dirinya hamil, pasien rajin memeriksakan kandungannya. Pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama POLIKLINIK UNIVERSITAS tidak dirasakannya pada kehamilan MATARAM pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium Alamat didapatkan proteinuria (+), glukosa urine (-). Oleh dokter yang merawatnya, pasien ini diberikan obat antihipertensi dan analgetik. Mataram, 6 Juli 2013 Dr. Putra
R/ Tab Antasida no X S p.r.n t.d.d. s.n.e paraf R/ Tab Caviplex no X S p.r.n u.d.d paraf R/ Tab Metoclopramid 10 mg no X S p.r.n t.d.d a.c paraf
SEHARUSNYA
PENULISAN RESEP
SOAL KASUS 1
Penulisan Resep untuk Kasus di Atas dr. Cantik SIP No: 300/123/UP/DINKES Praktek: Jl. Sakura Raya G no. 12BTN SWETA, Telp:(0370)674010
Mataram, 15 Juni 2013 R/ Tab Nifedipine mg 10 No. XIV S.t.d.d. Tab. I paraf R/ Tab Paracetamol mg 500 No. XI S.p.r.n. t. d. d.Tab. I paraf Pro : Hani
SOAL KASUS 2 Seorang laki-laki 40 tahun datang berobat ke praktik dokter swasta dengan keluhan selalu lapar, haus, dan sering kencing sejak 1 bulan terakhir ini. Hasil Anamnesis, pasien mempunyai riwayat DM dalam keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, N: 80 x/ menit dan P 20x/menit, TB 160 cm, BB 90 kg. Oleh dokter yang memeriksanya, pasien kemudian dirujuk ke laboratorium untuk memeriksa gula darahnya. Gula darah yang diminta oleh dokter adalah gula darah puasa dan 2 jam PP. Pasien diminta untuk kembali besok dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tadi pagi,
ditemukan GDP: 200 mg/dl, GD 2 jamPP 250 mg/dl, kolesterol total 250 mg/dl, Tg 300 mg/dl, HDL 30 mg/dl. Dokter kemudian meresepkan obat 2 macam antidiabetik oral, anti hipertensi dan obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor. a. Tujuan masing-masing obat yang diberikan 1. Tujuan antidiabetik oral : a. Jangka pendek: untuk mengurangi keluhan yang muncul seperti poliuri, polifagi, polidipsi b. Jangka panjang: memperlambat laju perkembangan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskular. 2. Tujuan anti hipertensi : Menurunkan hipertensi < 130/80 mmHg 3. Tujuan obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor : menghambat sintesis kolesterol b. Penulisan resep 1. Antidiabetik oral a. Pilihan Golongan BIGUANIDA Mekanisme : menurunkan glukoneogenesis di hati dan ginjal,
memperlambat absorpsi glukosa dari saluran cerna sehingga sesuai diberikan pada pasien yang mengeluh selalu lapar. TIAZOLIDINEDION Mekanisme : menurunkan resistensi insulin dengan mengatur gen yang terlibat dalam metabolisme lipid dan glukosa, transduksi sinyal insulin, diferensiasi adiposit, bekerja di jaringan adipose dengan meningkatkan ambilan dan pemakaian glukosa, penggunaan jangka panjang berfungsi menurunkan TGL, mengurangi peningkatan LDL, HDL.
b. Pilihan Obat Metformin Mekanisme : Tidak menyebabkan kenaikan BB, tidak menyebabkan
hiperglikemi, menurunkan risiko makrovaskular dan mikrovaskular sehingga sesuai dengan pasien dengan IMT : 35 (obese II). Plioglitazon Mekanisme : Memperbaiki profil lipid, mengurangi trigliserida
PPAR-, mengurangi kelainan makrovaskular (IM, stroke) c. Dosis obat Metformin : oral tablet 500 mg selama 3 kali sehari, sesudah makan Plioglitazon : oral tablet 15-30 mg 1 kali sehari dalam kombinasi dengan metformin, diminum sebelum atau sesudah makan.
2. Antihipertensi a. Pilihan Golongan Beta bloker Karena merupakan drug of choice hipertensi b. Pilihan Obat Labetalol Karena merupakan drug of choice hipertensi c. Dosis obat
Oral : dosis awal 100 mg (50 mg pada usia lanjut) selama 2 kali sehari, diminum bisa sebelum dan sesudah makan, setelah 14 hari ditingkatkan 200 mg selama 2 kali sehari sampai dosis maksimal 800 mg per hari dosis terbagi 2 kali sehari. 3. Obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase inhibitor a. Pilihan golongan HMG CoA reduktase inhibitor menghambat sintesis kolesterol sehingga mengurangi peningkatan LDL, kolesterol dan trigliserida. b. Pilihan obat Pravastatin menghambat sintesis kolesterol, menurunkan LDL 20-40%, menurunkan TG 10-20%, meningkatkan HDL 3-10% serta obat ini tidak memiliki interaksi obat dengan obat lainnya dibandingkan jenis obat pada golongan HMG CoA reduktase inhibitor. c. Dosis obat 10-40 mg 1 kali sehari, sebelum tidur
dr. Carla Fania SIP No : 300/123/UP/DINKES Praktek : Jl. Komputer No. 4, Kr. Bedil No. Telp : 0370 - 643560 Mataram, 13 Juni 2013 R/ Tab Metformin mg 500 No.XXI S t.d.d. tab I p.c Cf R/ Tab Pliogitazon mg 15 No.VII S u.d.d. tab I p.c Cf R/ Tab Labetalol mg 100 No.XIV S u.d.d.tab I p.c Cf R/Tab Pravastatin mg 10 No. VII S u.d.d.tab I p.c Cf Pro : Adam Umur : 40 tahun Alamat : Jalan Beo no.1 Ampenan
SOAL KASUS 3 Seorang mahasiswa berumur 18 tahun datang ke poliklinik unram dengan keluhan nyeri ulu hati yang dialami sejak kemarin. Mahasiswa tersebut juga merasa mual muntah. Sejak kuliah dia memang sudah sering mengalami keluhan yang sama, namun beberapa hari terakhir keluhan memberat. Dari anamnesa dokter diketahui belakangan ini ia memang sangat sibuk dengan tugas kuliah sehingga merasa stress dan sering telat makan. Dokter memberikan obat berupa antasida yang dikombinasikan dengan simetikon, obat anti muntah dan H2 bloker.
a. Permasalahan
: antiemetic ( Antagonis
c. Penilaian kelompok obat yang manjur Kelompo k obat Antasid Efficacy menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri tukak peptik meninggikan pH sehingga akan menurunkan aktivitas pepsin. Safety ES: terutama akibat penggunaan dosis besar jangka lama: sindroma susu alkali (hiperkalsemia, alkalosis, kalsifikasi dan terbentuknya batu ginjal), osteomalasia, osteoporosis, antasid yang mengandung magnesium menimbulkan diare dan yang mengandung alumunium menimbulkan konstipasi. suitability CI: orang dengan insufiensi ginjal, payah jantung.
Struktur homolog dengan histamin, kerjanya memblokir efek histamin pada sel parietal sehingga sel parietal tidak dapat dirangsang untuk memproduksi asam lambung. Antagonis reseptor D2 yang spesifik. Meningkatkan peristaltik esofagus, lambung dan usus; Meningkatkan tonus sfingter kardia dengan meningkatkanpembebasan ACh di pleksus myenterikus
ES : diare, sakit kepala, mengantuk, kelelahan, nyeri otot, gangguan ssp dan konstipasi. Ginekomasti pada pria dan galaktorea pada wanita pada penggunaan simetidin. Indikasi : penurunan refluk gastroesofagus, esofagitis, dispepsia non ulkus/fungsional, gastroparesis (DM, anoreksia nervosa), mual, muntah
CI: gangguan SSP, gangguan hepar dan gangguan ginjal Efek samping : EPS, restlesness, ngantuk, lemah, agranulocyt osis, methemogl obinemia
Obat
Natrium bikarbonat
tablet 500 mg
Efficacy Menetralkan asam lambung dengan cepat karena daya larutnya yang tinggi
Alumunium hidroksida
Magnesium Hidroksida
Onset lebih lama dari kalsium karbonat tapi lebih cepat dari alumunium hidroksida, dosis lebih besar dari kalsium karbonat onset cepat, masa kerjanya lama, dan daya menetralkan asamnya tinggi
ES: Eksresi alumunium fosfat meningkat, menimbulkan sindrom deplesi fosfat, konstipasi, mual, muntah dan onstruksi usus. Efek samping Diare, kelainan neurologi, jantung, alkaliuria. Fenomena acid rebound, tinja menjadi keras, kerusakan ginjal, hiperkalsemia, alkalosis, milk alkali sindrom ES: Mual, sakit perut, mulut kering, mengantuk, pusing, atau sembelit. ES : jarang terjadi yaitu berupa diare, nyeri otot, pusing- pusing, dan reaksireaksi kulit. Cimetidin dapat melintasi plasenta maka
Suitability (untuk mengobati asidosis sistemik, membuat urine alkali, dan penggunaan lokal pada pruritus) KI: gangguan hati dan ginjal, penyakit jantung, kehamilan, hindari penggunaan jangka panjang Indikasi: Untuk megobati tukak peptik, nefrolitiasis fosfat dan absorben pada keracunan KI: hipofosfatemia
KI: hipofosfatemia
Simetikon
Mengurangi gas lambung, sehingga tekanan dalam perut yang disebabkan oleh gas dapat dikurangi. Absorpsinya dari usus baik ( lebih kurang 90 %), plasma t 1/2 nya pendek yaitu hanya 2 jam, dalam hati hanya 25 % dimetabolisme menjadi sulfoksida dan bersama sisanya yang tidak
Cimetidine
Dosis : Pengobatan : Sehari 3-4 kali @ 200 mg 400 mg Pencegahan : Sehari 1 kali @ 400 mg , malam
SOAL KASUS 4
seorang anak laki-laki, umur 4 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan batuk, pilek dan demam sejak kemarin. Pasien mempunyai riwayat penyakit asma yang sering kambuh jika batuk pilek. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : suhu 38,5 C, Ronci basah (+) di kedua lapang paru, wheezing positif. Dokter kemudian memberikan penatalaksanaan berupa mukolitik dan
Dr. Metha Riri Satriana SIP : SS-2008/VI/2011 Alamat rumah / Praktek : Jl. Sukses terus 17 Mataram Mataram, 10 Juni 2013 R/ Magnesium Hidroksida tab 200 mg no. V S 3 dd tab I p.c. p.r.n. Paraf R/ Simetikon tab 20 mg no. V S 3 dd tab I p.c. p.r.n Paraf R/ Cimetidine tab 200 mg no. V S 4 dd tab I a.c. a.n. Paraf R/ Domperidone tab 10 mg no. V
S 3 dd tab I a.c. Paraf
A. Tujuan pemberian obat 1. Mukolitik dan Ekspektoran :Mukolitik berfungsi untuk mengurangi dari kekentalan dahak sehingga dahak menjadi lebih mudah dikeluarkan. Sedangkan ekspektoran berfungsi merangsang pengeluaran secret bronkus No 1 Nama generic Bromoheksin HC Tabl 8 mg 2 3 4 Eliksir 4 mg/ ml Gliseril Guaiakolat 50100 mg Obat Batuk Hitam Ambroksol HCL Syr !5 mg / 5 ml Nama dagang 1. Bisolvon 2. Mucohexin 3. Mucosulvan Gliseril Guakolat OBH 1. Ambroxol 2. Mucopect
3. Interpect Dari obat tersebut yang saya gunakan adalah Bisolvon Eliksir karena banyak terdapat di apotik 2. Analgetik : berfungsi menurunkan set point suhu tubuh no 1 Nama generick Asam Asetil salisilat (Asetosal, Aspirin Tablet 100 mg, tablet 500 mg, tablet 80 mg dan 2 3 tablet 160 mg Metampiron (Antalgin, Despiron) Parasetamol tablet 500 mg 4 Asam Mefenamat Nama dagang 1. Farmasal (100 mg) 2. Asetosal (500 mg ) 3. Aspilet (80 mg ) 4. Ascardia (160 mg ) 1. Antalgin 2. Novalgin 1. Parasetamol 2. Pamol 3. Sanmol 1. Asam mefenamat 2. Ponstan
3. Datan 4. Mefinal Dari obat analgetik di atas yang saya gunakan adalah parasetamol tapi saya bentuk menjadi serbuk atau pulvis agar mempermudah untuk anak umur 4 tahun 3. Bronkiolitik : mengurangi spasme otot-otot pernafasan akibat asma no 1 Nama generic Aminofilin tab 200 mg Inj 24 mg/ml Supp 200 mg 2 Benzokain 60 mg Dexametason tab 0,5 mg 1. Dexametason 2. Cetadexon 3. Kalmethason 3 4 5 Efedrin HCL tab 25 mg Ephinefrine (adrenalin ) inj 0,1% Terbutalin inhaler (aerosol ) 4. Indekson Efedrin HCL Ephinefrine Hcl Terbutalin inhaler Nama dagang Aminofilin
Untuk obat bronkiolitik saya lebih menggunakkan terbutalin inhaler karena lebih mudah dan lebih cepat dalam meredakan asma.
4. Antibiotik : antimikroba untuk mengobati infeksi bakteri No 1 Nama generic Amoksisilin komb syr 5 ml Amoksisilin 500 mg 2 As Klavulanat 250 mg Ampisilin tab 250 mg, 500 mg Nama dagang 1.Claneksi 2. Clavamox 3. Auspilic 1. Ampicilin
Dari obat tersebut yang saya pilih adalah Amoksisilin karena terdapat sediaan sirup yang lebih enak dicerna pada anak umur 4 tahun dan juga lebih gampang dicari di apotik B. Dosis Obat yang sesuai 1. Mukolitik dan Ekspektoran Nama Generik : Bromoheksin HC Eliksir 4 mg / ml Nama Dagang : Bisolvon sirup dosis untuk anak kurang dari 5 th 1,5 mg/ml 3 x sehari 2. Analgetik Nama Generik : Parasetamol Sirup 120 mg /5 ml Nama Dagang : Sanmol dosis 200- 400 mg /hari jadi bisa diberikan 2 x sehari 3. Bronkiolitik Nama Generik : Terbutalin Sulfat inhaler 0,25 mg / dosis Nama dagang : Bricasma Inhaler /Turbuhaler 0,25 mg / dosis 3x 1 4. Antibiotik Nama Generik : Amoksisilin tablet 125 mg
amoksisilin tablet di
C. Penulisan Resep
dr Diana Mardilasari Jalan Guru bangkol no 12 mataram SIP :SS-2008/VI/2013 ------------------------------------------------------------------------------------- Mataram, 1/6-13 R/ Bisolvon syr 4 mg / ml Lag 1 S.t.d.d CTh --------------------------------------------------------------------------------- paraf R/ Parasetamol Syr 120 mg / 5 ml Lag 1 S.p.r.n b.d.d Syr 1 Cth ----------------------------------------------------------------------------paraf R/ Amoksisilin tab 125 mg Sac.Lact.q.s m.f.i.a. dtd no XV S t.d.d Pulv 1 Pc ----------------------------------------------------------------------------paraf R/ Bricasma Ihn 0,25 mg s.p r.n t.d.d inh -------------------------------------------------------------------------paraf Nama; Gordon Umur : 4 tahun Alamat jalan mayura no 14
SOAL KASUS 5
Seorang balita umur 16 bulan diantar oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB encer sejak tadi malam disertai dengan muntah. Dari anamnesa diketahui BAB encer lebih dari 8 kali sehari disertai dengan lendir dan bau amis. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum agak lemah, mata sedikit cekung, bibir kering dan turgor lambat. Dokter kemudian memberikan penatalaksanaan berupa oralit dan zink.
: :
o Balita umur 16 bulan o BAB encer sejak tadi malam lebih dari 8 kali sehari o BAB disertai lendir dan bau amis o muntah Pemeriksaan fisik o keadaan umum agak lemah o mata sedikit cekung
o bibir kering o turgor lambat Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam Penatalaksanaan yang diberikan : oralit dan zink
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011). o Zink : Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011). Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada balita: a. Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari. o Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan
No 1.
Dosis dan cara penggunaan Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara makan diare pemberian air tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak
menstabilkan struktur Untuk membran memodifikasi berinteraksi ligan makromolekul hidrofilik Zink membran agen fungsi dapat dengan tangga
aktivitas antioksidan. cairan rumah tangga mg) per hari selama 10 hari melindungi seperti air tajin, kuah dari efek sayur. dan b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari. infeksius
dari peroksidasi lemak dengan meningkatkan pembentukan immunoglobulin sekretori 2. Oralit Oralit bagi diare mengganti yang hilang. merupakan Untuk penderita dapat untuk mulai cairan tangga memberikan dan tersedia bila mencegah dilakukan dari rumah dengan oralit tidak berikan < Umur Jumlah oralit yang diberikan tiap BAB 12 50-100 ml 100-200 ml Jumlah oralit yang disediakan di rumah 400 ml/hari ( 2 bungkus) 600-800 ml/hari ( > 5 200-300 3-4 bungkus) 800-1000 A
osmolaritas rendah,
cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang.
tahun
ml
Dewasa 300-400 ml
Pemberian oralit untuk anak usia 1-4 tahun : 100-200 ml dalam sekali minum setiap setelah anak BAB Oralit di larutkan satu bungkus langsung dalam kurang lebih 100 ml air Dalam satu sachet oralit mengandung 100 ml
Pemberian zinc untuk anak-anak pasca diare: Dosis zinc untuk anak-anak 10-20 mg setiap harinya Zinc dapat diberikan 10-14 tablet Zinc diminum satu tablet sehari Setiap satu tablet mengandung 20 mg zinc