Você está na página 1de 20

ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM DENGAN RESIKO TINGGI RETENSI SISA PLASENTA

Yeni Dwi Lestari Yeni Puspitasari Yenri Noor Vitasari Agam Suwaskito Anggraeni Wahyuningtyas Arum Tirta Ratnasari Danan Setianta Dani Dewi Ichtiarini ( 2220111975/ 09 ) ( 2220111976/ 10 ) ( 2220111977/ 11 ) ( 2220111978/ 12 ) ( 2220111979/ 13 ) ( 2220111980/ 14 ) ( 2220111981/ 15 ) ( 2220111982/ 16 )

DEFINISI
Retensio Placenta tertahannya atau keadaan dimana placenta belum lahir dalam waktu satu jam setelah bayi lahir. Pada proses persalinan, kelahiran placenta kadang mengalami hambatan yang dapat berpengaruh bagi ibu bersalin. Dimana terjadi keterlambatan bisa timbul perdarahan yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada masa post partum. Disamping kematian, perdarahan post partum akibat retensio placenta memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi puerperal karena daya tahan penderita yang kurang.

ETIOLOGI
1. Placenta belum lepas dari dinding uterus Hal ini dapat terjadi karena kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan placenta, dan placenta yang tumbuh melekat erat lebih dalam. 2. Placenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan Keadaan ini dapat terjadi karena atonia uteri dan dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim.

PATOFISIOLOGI
Bayi dilahirkan uterus berkontraksi sel miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal miometrium menebal secara progresif, dan kavum uteri mengecil ukuran juga mengecil, Pengecilan mendadak uterus ini disertai mengecilnya daerah tempat perlekatan plasenta. Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi plasenta yang tidak dapat berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang ditimbulkannya menyebabkan lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada di antara serat-serat otot miometrium yang saling bersilangan. Kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti.

GEJALA KLINIS
1. Waktu hamil a. Kebanyakan pasien memiliki kehamilan yang normal b. Insiden perdarahan antepartum meningkat, tetapi keadaan ini biasanya menyertai plasenta previa c. Terjadi persalinan prematur, tetapi kalau hanya ditimbulkan oleh perdarahan d. Kadang terjadi ruptur uteri 2. Persalinan kala I dan II Hampir pada semua kasus proses ini berjalan normal

3. Persalinan kala III


a. Retresio plasenta menjadi ciri utama b. Perdarahan post partum c. Komplikasi yang sering tetapi jarang dijumpai yaitu invertio uteri d. Ruptura uteri, biasanya terjadi saat berusaha mengeluarkan plasenta

TANDA DAN GEJALA


Plasenta Akreta Parsial / Separasi Konsistensi uterus kenyal TFU setinggi pusat Bentuk uterus discoid Perdarahan sedang banyak Tali pusat terjulur sebagian Ostium uteri terbuka Separasi plasenta lepas sebagian Syok sering

Plasenta Inkarserata Konsistensi uterus keras TFU 2 jari bawah pusat Bentuk uterus globular Perdarahan sedang Tali pusat terjulur Ostium uteri terbuka Separasi plasenta sudah lepas Syok jarang

Plasenta Akreta
Konsistensi uterus cukup TFU setinggi pusat Bentuk uterus discoid Perdarahan sedikit / tidak ada Tali pusat tidak terjulur Ostium uteri terbuka Separasi plasenta melekat seluruhnya Syok jarang sekali, kecuali akibat inversio oleh tarikan kuat pada tali pusat

KOMPLIKASI
Perdarahan Infeksi Dapat terjadi plasenta inkarserata dimana plasenta melekat terus sedangkan kontraksi pada ostium baik hingga yang terjadi Terjadi polip plasenta sebagai massa proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis Syok haemoragik

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hitung darah lengkap : Untuk menentukan tingkat hemoglogin (Hb) dan hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat. Menentukan adanya gangguan koagulasi : Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung Protrombin Time (PT) dan Activated Partial Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain

PENATALAKSANAAN
Penanganan Umum Jika placenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan. Jika anda dapat merasakan placenta dalam vagina, keluarkan placentaa tersebut. Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika uterus berkontraksi, lakukan PTT Jika PTT belum berhasil cobalah untuk melakukan pengeluaran placenta secara manual.

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1. Identitas klien Data biologis/fisiologis meliputi : keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat obstetrik, dan pola kegiatan sehari-hari sebagai berikut : a. Sirkulasi : Perubahan tekanan darah dan nadi (mungkin tidak tejadi sampai kehilangan darah bermakna) Pelambatan pengisian kapiler Pucat, kulit dingin/lembab Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal Haemoragi berat atau gejala syock diluar proporsi jumlah kehilangan darah

b. Eliminasi : Kesulitan berkemih dapat menunjukan haematoma dari porsio atau serviks. c. Nyeri/Ketidaknyamanan : Sensasi nyeri terbakar/robekan (laserasi), dan nyeri uterus lateral d. Keamanan : Laserasi jalan lahir: darah memang terang sedikit menetap (mungkin tersembunyi) dengan uterus keras, uterus berkontraksi baik; robekan terlihat pada labia mayora/labia minora, dari muara vagina ke perineum; robekan luas dari episiotomie, ekstensi episiotomi kedalam kubah vagina, atau robekan pada serviks.

e. Seksualitas : Uterus kuat; kontraksi baik atau kontraksi parsial, dan agak menonjol (fragmen placenta yang tertahan) Kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi uterus (gestasi multipel, polihidramnion, makrosomia), abrupsio placenta, placenta previa.

2. Pemeriksaan fisik meliputi : keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan obstetrik (inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi). 3. Pemeriksaan laboratorium

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan melalui vaskuler yang berlebihan. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovalemia Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diperoleh

INTERVENSI
Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan melalui vaskuler yang berlebihan Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan; timbang dan hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk dievaluasi oleh perawat. Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus. Kaji nyeri perineal menetap atau perasaan penuh pada vagina

cOnt
Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran, perhatiakan faktor-faktor penyebab atau pemberat pada situasi Berikan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis Berikan obat-obatan sesuai indikasi : Oksitoksin, Metilergononovin maleat, Prostaglandin F2 alfa. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30 derajat dan tubuh horizontal Hindari pengulangan/gunakan kewaspadaan bila melakukan pemeriksaan vagina dan/atau rektal Kolaborasikan pemberian oksiktosin

TERIMA KASIH

Você também pode gostar