Você está na página 1de 4

ALERGI MAKANAN

DEFINISI Alergi makanan adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh reaksi hipersensitifitas tipe I dan hipersensitifitas terhadap makanan yaitu reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV. EPIDEMIOLOGI 3,9 % Anak usia < 18 th mengalami alergi makanan. 2 % pada dewasa mengalami alergi makanan. 30.000 orang mengalami anafilaksis, 2000 orang dirawat di rumah sakit, dan 150 orang meninggal dunia. ETIOLOGI Makanan yang mengandung protein, glikoprotein, polipeptida dengen berat molekul > 18.000 dalton, seperti : 1. Susu sapi betalaktoglobulin, alflalaktalbumin, bovin ferum albumin, bovin gama albumin 2. Protein kacang tanah arachin dan conarachi 3. Oat, tEpung terigu glutein 4. Olahan susu seperti keju, yogurt kasein 5. Telur 6. Seafood F.RISIKO 1. Genetik asma dan alergi Bila salah satu orang tua menderita alergi risiko anak 20-40%. Kedua orangtua risiko 4080%. Bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orangtua 5-15% 2. Immaturitas usus Integritas mukosa usus, peristaltic usus pelindung mekanik, Asam lambung, enzim pencernaan pelindung kimiawi, IgA pada permukaan mukosa dan limfosit pelindung imunologik. Pada usus immature sistem pertahanan tubuh masih lemah 3. Pajanan allergen saat bayi dalam kandungan Adanya IgE spesifik pada janin terhadap penisilin, gandum, telur, susu yang dapat menyebabkan meninggkatnya IgE 4. Usia < 3th

PATOGENESIS (Reaksi tipe 1) Pajanan alergen yang ditangkap Antigen Presenting Cell (APC) dipecah menjadi peptida kecil diikat molekul HLA (MHC II) bergerak ke permukaan sel dan dipresentasikan ke sel Th-2. Sel Th-2 diaktifkan, memproduksi sitokin IL-4 dan IL-13 memacu switching produksi IgG ke IgE oleh sel B, terjadi sensitisasi sel mast dan basofil, IL-5 mengaktifkan eosinofil. Sel residen juga melepas mediator dan sitokin yang juga menimbulkan gejala alergi. PENEGAKKAN DIAGNOSIS (ANAMNESIS)

PF FISIK 1. KU : Status gizi dan status hidrasi tampak pucat 2. Kulit : dermatitis atopi, urtikaria, angioderma 3. Saluran nafas : tanda rhinitis alergi (konka edema dan pucat), asthma (mengi), otitis media efusi 4. Saluran cerna : meteorismus, fisura ani, skibala PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Tes Tusuk (Skin Prick Test) ; Meletakkan satu tetes solusio alergen yang kemudian ditusuk dengan jarum hipodermik. Tes tusuk akan berespon dengan puncak 8-9 menit pada histamin dan 12-15 menit untuk allergen. Tanda ada kemerahan dan reaksi peradangan. 2. Tes pada Intradermal (Intradermal Testing); Intradermal testing terdiri dari injeksi intradermal 0,01-0,05 ml ekstrak allergen. Dapat menyebabkan reaksi alergi generalisata yang fatal. 3. Penampakan Kulit Setelah Asupan Makanan pada Food Challenges ; Caranya dengan menggosokkan sedikit putih telur mentah pada kulit dan obsevasi selama beberapa menit. Jika terjadi urtikaria, dan respon ini kemudian berangsur-angsur berkurang dan menghilang selama beberapa bulan atau tahun, ini mengindikasikan intoleransi makanan. 4. Tes Untuk Antibodi IgE Sirkulasi: Tes Radioallergosorbent (RAST) ; paling baik untuk mendeteksi antibodi IgE sirkulasi. Kerugiannnya adalah interpretasi klinis hasil tes RAST subjektif, mahal, dan pada IgE sirkulasi total yang sangat tinggi misal pada anak dengan atopi eczema yang berat, mungkin menyebabkan hasil positif palsu. DAFTAR PUSTAKA http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=52&Ite mid=2 http://www.cdc.gov/HealthyYouth/foodallergies/ http://gizi.depkes.go.id/makalah/download/alergi%20autisme.pdf
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_AlergiMerupakanPenyakitSistemik.pdf/05_AlergiMerupakanP enyakitSistemik.html Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : IDAI

Você também pode gostar