Você está na página 1de 39

L/O/G/O

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN NEFROTIK SINDROM


Ns. Michael Y. karundeng, S.Kep
Thursday, September 19, 2013 1

TIK :
Setelah Mengikuti Pertemuan ini Mahasiswa dapat : 1. Menyebutkan pengertian Nefrotik Sindrom 2. Menjelaskan Etiologi, Patofisiologi dan Manifestasi Klinik dari Nefrotik Sindrom 3. Menyebutkan diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada anak yang mengalami Nefrotik Sindrom 4. Menyebutkan Intervensi Keperawatan beserta rasional tindakan keperawatan pada anak dengan Nefrotik Sindrom
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 2

A. Pengertian Nefrotik Sindrom Merupakan keadaan Klinis yg disebabkan o/ kerusakan Glomerulus menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, edema dan hiperlipidemia. Penyakit ini tjd tiba-tiba, terutama pd anak-anak. Biasanya berupa oliguria dan urin bwarna gelap, atau urin yg kental akibat proteinuria berat ( Mansjoer Arif, dkk. 1999). Nefrotik Sindrom merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik : proteinuria, hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001).
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 3

Nefrotik Sindrommerupakan gangguan klinis ditandai oleh: Peningkatan protein dalam urin secara bermakna (proteinuria) Penurunan albumin dalam darah Edema Serum cholesterol yang tinggi (hiperlipidemia) Tanda tanda tersebut dijumpai disetiap kondisi yang sangat merusak membran kapiler glomerulus dan menyebabkan peningkatan permiabilitas glomerulus (Sukiane, 2002).
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 4

B. Etiologi Penyebab Nefrotik Sindrom yang pasti belum diketahui, akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu reaksi antigen antibodi. Umumnya etiologi dibagi menjadi : 1. Nefrotik Sindrom bawaan Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap semua pengobatan. Prognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

2. Nefrotik Sindrom sekunder disebabkan oleh : Malaria kuartana atau parasit lainnya. Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid. Glumerulonefritis akut atau kronik, Trombosis vena renalis. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, air raksa. Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif hipokomplementemik.
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 6

3. Nefrotik Sindrom idiopatik Tidak diketahui sebabnya atau disebut sindroma nefrotik primer. Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dgn pemeriksaan mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churk dkk membaginya menjadi : a. Kelainan minimal Pada mikroskop elektron akan tampak foot prosessus sel epitel berpadu. Dengan cara imunofluoresensi ternyata tidak terdapat IgG pada dinding kapiler glomerulus
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 7

b. Nefropati membranosa Semua glomerulus menunjukan penebalan dinding kapiler yang tersebar tanpa proliferasi sel. Prognosis kurang baik c. Glomerulonefritis proliferatif Glomerulonefritis proliferatif esudatif difus. Terdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel polimorfonukleus. Pembengkanan sitoplasma endotel yang menyebabkan kapiler tersumbat. Dengan penebalan batang lobular
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 8

Terdapat prolefirasi sel mesangial yang tersebar dan penebalan batang lobular. Dengan bulan sabit ( crescent) Didapatkan proliferasi sel mesangial dan proliferasi sel epitel sampai kapsular dan viseral. Prognosis buruk. Glomerulonefritis membranoproliferatif Proliferasi sel mesangial dan penempatan fibrin yang menyerupai membran basalis di mesangium. Titer globulin beta-IC atau beta-IA rendah. Prognosis buruk. Lain-lain perubahan proliferasi yang tidak khas.
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 9

. Glomerulosklerosis fokal segmental Pada kelainan ini yang mencolok sklerosis glomerulus. Sering disertai atrofi tubulus. Prognosis buruk. C. Patofisiologi Terjadi proteinuria akibat peningkatan permiabilitas membran glomerulus. Sebagian besar protein dalam urin adalah albumin sehingga jika laju sintesis hepar dilampui, meski telah berusaha ditingkatkan, terjadi hipoalbuminemia. Hal ini menyebabkan retensi garam dan air.
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 10

Menurunnya tekanan osmotik menyebabkan edema generalisata akibat cairan yang berpindah dari sistem vaskuler kedalam ruang cairan ekstra seluler. Penurunan sirkulasi volume darah mengaktifkan sistem imun angiotensin, menyebabkan retensi natrium dan edema lebih lanjut. Hilangnya protein dalam serum menstimulasi sintesis lipoprotein di hati dan peningkatan konsentrasi lemak dalam darah (hiperlipidemia).

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

11

Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan karena hypoalbuminemia, hyperlipidemia atau defisiensi seng. Nefrotik Sindrom dapat terjadi dihampir setiap penyakit renal intrinsik atau sistemik yang mempengaruhi glomerulus. Meskipun secara umum penyakit ini dianggap menyerang anak-anak, namun Nefrotik Sindrom juga terjadi pada orang dewasa termasuk lansia.
Thursday, September 19, 2013 12

www.themegallery.com

D. Manifestasi Klinik Gejala utama yang ditemukan adalah : Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak. Hipoalbuminemia < 30 g/l.
Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan edema muka, ascxites dan efusi pleura. Anorexia Fatique Nyeri abdomen
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 13

Berat badan meningkat Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia. Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri.

E. Komplikasi Infeksi (akibat defisiensi respon imun) Tromboembolisme (terutama vena renal) Emboli pulmo Peningkatan terjadinya aterosklerosis
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 14

Hypovolemia Hilangnya protein dalam urin Dehidrasi

F. Pemeriksaan Diagnostik Adanya tanda klinis pada anak Riwayat infeksi saluran nafas atas Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin Menurunnya serum protein Biopsi ginjal
Thursday, September 19, 2013 15

www.themegallery.com

Penatalaksanaan Terapeutik Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika edema berat Pembatasan sodium jika anak hipertensi Antibiotik untuk mencegah infeksi Terapi diuretik sesuai program Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang Terapi prednison dgn dosis 2 mg/kg/hari sesuai program

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

16

Konsep Dasar Keperawatan Asuhan Keperawatan dilakukan dgn menggunakan pendekatan proses keperawatan u/ meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan. Proses Keperawatan merupakan susunan metode pemecahan masalah yang meliputi pengkajian keperawatan, identifikasi/analisa masalah (diagnosa Keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan keterampilan profesional tenaga keperawatan (Hidayat,2004)

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

17

1.Pengkajian. Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan. Dalam mengkaji, harus memperhatikan data dasar pasien. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian. Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan Nefrotik Sindrom (Donna L. Wong,200 : 550) sebagai berikut : a.Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema b.Dapatkan riwayat kesehatan dgn cermat, ttama yg bhubungan dgn penambahan BB saat ini, disfungsi ginjal.
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 18

c.Observasi adanya manifestasi Nefrotik Sindrom: 1) Penambahan berat badan 2) Edema 3) Wajah sembab : a)Khususnya di sekitar mata b)Timbul pada saat bangun pagi c)Berkurang di siang hari 4) Pembengkakan abdomen (asites) 5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura) 6) Pembengkakan labial (scrotal)

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

19

7) Edema mukosa usus yang menyebabkan : a)Diare b)Anoreksia c)Absorbsi usus buruk 8) Pucat kulit ekstrim (sering) 9) Peka rangsang 10) Mudah lelah 11) Letargi 12) Tekanan darah normal atau sedikit menurun 13) Kerentanan terhadap infeksi
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 20

14) Perubahan urin : a)Penurunan volume b)Gelap c)Berbau buah d.Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium serum.

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

21

3.Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas a.Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan Tujuan Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan (pasien mendapatkan volume cairan yang tepat) Intervensi 1. Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secara akurat. Rasional : perlu u/ menentukan fungsi ginjal, keb penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan.
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013

22

2. Timbang BB setiap hari (atau lebih sering jika diindikasikan). Rasional : mengkaji retensi cairan 3. Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada umbilicus serta pantau edema sekitar mata. Rasional : u/ mengkaji ascites & krn mrp sisi umum edema. 4. Atur masukan cairan dengan cermat. Rasional : agar tdk mdapatkan lebih dr jumlah yg dibutuhkan 5. Pantau infus intra vena Rasional : u/ mempertahankan masukan yg diresepkan
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 23

6. Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan. Rasional : untuk menurunkan ekskresi proteinuria 7. Berikan diuretik bila diinstruksikan. Rasional : u/ mberikan penghilangan sementara dari edema. b.Resiko tinggi kekurangan volume cairan (IV) R/ T kehilangan protein dan cairan, edema Tujuan Klien tdk menunjukkan kehilangan cairan IV / shock hipovolemik yg ditunjukkan pasien minimum / tidak ada
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 24

Intervensi 1. Pantau tanda vital Rasional : untuk mendeteksi bukti fisik penipisan cairan 2. Kaji kualitas dan frekwensi nadi Rasional : untuk tanda shock hipovolemik 3. Ukur tekanan darah Rasional : untuk mendeteksi shock hipovolemik 4. Laporkan adanya penyimpangan dari normal Rasional : agar pengobatan segera dapat dilakukan
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 25

c.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun, kelebihan beban cairan cairan, kelebihan cairan. Tujuan Tdk menunjukkan adanya bukti infeksi Intervensi 1. Lindungi anak dari kontak individu terinfeksi Rasional : u/ meminimalkan pajanan pd organisme infektif 2. Gunakan teknik mencuci tangan yang baik Rasional : u/ memutus mata rantai penyebaran infeksi
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 26

3. Jaga agar anak tetap hangat dan kering Rasiona;l : karena kerentanan terhadap infeksi pernafasan 4. Pantau suhu. Rasional : indikasi awal adanya tanda infeksi 5. Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi Rasional : memberi pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala infeksi
d.Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema, penurunan pertahanan tubuh
Thursday, September 19, 2013 27

www.themegallery.com

Tujuan Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas : kemerahan atau iritasi Intervensi 1. Berikan perawatan kulit Rasional : memberikan kenyamanan pada anak dan mencegah kerusakan kulit 2. Hindari pakaian ketat Rasional : dapat mengakibatkan area yang menonjol tertekan 3. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 28

Rasional : untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit karena gesekan dengan alat tenun 4. Topang organ edema, seperti skrotum Rasional : untuk menghilangkan area tekanan 5. Ubah posisi dgn sering, ptahankan kesejajaran tubuh dengan baik Rasional : karena anak dengan edema massif selalu letargis, mudah lelah dan diam saja 6. Gunakan penghilang tekanan atau matras atau tempat tidur penurun tekanan sesuai kebutuhan Rasional : untuk mencegah terjadinya ulkus
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 29

e.Perubahan nutrisi ; kurang dr keb tubuh R/T dengan kehilangan nafsu makan Tujuan Pasien mendapatkan nutrisi yang optimal Intervensi 1. Beri diet yang bergizi Rasional : membantu pemenuhan nutrisi anak dan meningkatkan daya tahan tubuh anak 2. Batasi natrium selama edema & trerapi kortikosteroid Rasional : asupan natrium dpt mperberat edema usus yg menyebabkan hilangnya nafsu makan anak
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 30

3. Beri lingkungan yang menyenangkan, bersih, dan rileks pada saat makan Rasional : agar anak lebih mungkin untuk makan 4. Beri makanan dalam porsi sedikit pada awalnya Rasional : untuk merangsang nafsu makan anak 5. Beri makanan spesial dan disukai anak Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan 6. Beri makanan dengan cara yang menarik Rasional : untuk menrangsang nafsu makan anak

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

31

f.Gangguan citra tubuh R/T perubahan penampilan


Tujuan Agar dapat mengespresikan perasaan dan masalah dengan mengikutin aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan anak. Intervensi 1. Gali masalah dan perasaan mengenai penampilan Rasional : untuk memudahkan koping 2. Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema Rasional : meningkatkan harga diri klien & mdorong penerimaan terhadap kondisinya 3. Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif Rasional : agar anak tidak merasa sendirian dan terisolasi
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 32

3. Dorong sosialisasi dgn individu tanpa infeksi aktif Rasional : agar anak tidak merasa sendirian dan terisolasi 4. Beri umpan balik posisitf Rasional : agar anak merasa diterima g.Intoleransi aktifitas R/T kelelahan Tujuan Anak dpt melakukan aktifitas sesuai dgn kemampuan dan mendapatkan istirahat dan tidur yang adekuat Intervensi 1. Pertahankan tirah baring awal bl trjd edema hebat
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 33

Rasional : tirah baring yg sesuai gaya gravitasi dat menurunkan edema 2. Seimbangkan istirahat dan aktifitas bila ambulasi Rasional : ambulasi menyebabkan kelelahan 3. Rencanakan dan berikan aktivitas tenang Rasional : aktivitas yang tenang mengurangi penggunaan energi yang dapat menyebabkan kelelahan 4. Instruksikan istirahat bila anak mulai merasa lelah Rasional : mengadekuatkan fase istirahat anak 5. Berikan periode istirahat tanpa gangguan Rasional : anak dapat menikmati masa istirahatnya
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 34

h.Perubahan proses keluarga berhubungan R/T anak yang menderita penyakit serius Tujuan Pasien (keluarga) mdapat dukungan yg adekuat Intervensi 1. Kenali masalah keluarga dan kebutuhan akan informasi, dukungan Rasional : mengidentifikasi kebuutuhan yang dibutuhkan keluarga 2. Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosa dan rencana perawatan
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 35

Rasional : keluarga akan beradaptasi terhadap segala tindakan keperawatan yang dilakukan 3. Tekankan dan jelaskan profesional kesehatan tentang kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan, serta prognosanya Rasional : agar keluarga juga mengetahui masalah kesehatan anaknya 4. Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman keluarga Keluarga tentang penyakit dan terapinya Rasional : mengoptimalisasi pendidikan kesehatan terhadap penderita
www.themegallery.com
Thursday, September 19, 2013 36

5. Ulangi informasi sesering mungkin Rasional : untuk memfasilitasi pemahaman 6. Bantu keluarga mengintrepetasikan perilaku anak serta responnya Rasional : keluarga dapat mengidentifikasi perilaku anak sebagai orang yang terdekat dengan anak 7. Jangan tampak terburu-buru, bl waktunya tdk tepat Rasional : mempermantap rencana yang telah disusun sebelumnya. (Donna L Wong,2004 : 550552).

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

37

Daftar Pustaka :
1. Smeltzer, Suzanne C, 2001, Keperawatan Medikal

Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8, Volume 2, EGC : Jakarta 2. Suriadi & Rita Yuliani, 2001, Asuhan Keperawatan Anak, Edisi 1, Fajar Interpratama : Jakarta 3. Speer, Kathleen M, 2007, Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik, Edisi 3, EGC : Jakarta 4. Wong,L. Donna, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4, EGC : Jakarta

www.themegallery.com

Thursday, September 19, 2013

38

L/O/G/O

Thank You!

Thursday, September 19, 2013

39

Você também pode gostar