Você está na página 1de 12

ANALISIS SWOT SMA JAKARTA TAHUN 2005 2006

NO. 1. DIMENSI Kurikulum dan proses pembelajaran 1.1. ASPEK Pelaksanaan Kurikulum Nasional KEKUATAN Melaksanakan kurikulum nasional. Memiliki kalender pendidikan dan jadwal pelajaran. Melaksanakan perencanaan program pembelajaran tahunan dan semester. Melaksanakan evaluasi secara periodik KELEMAHAN Belum memiliki silabus yang disusun oleh guru sendiri, berdasar Kompetensi Dasar yang ditetapkan Belum memahami langkah-langkah pengembangan silabus Tidak memiliki pilihan strategi pembelajaran yang sesuai KESEMPATAN Bisa dilakukan lewat forum MGMP KENDALA Masih banyak guru yang tidak memahami pentingnya mengembangkan silabus dalam proses pembelajaran Masih banyak guru yang tidak memahami pentingnya membuat perencanaan pengajaran, ketika akan melaksanakan tatap muka di kelas Belum memahami banyak variasi dari strategi pembelajaran siswa aktif.

1.2.

Perencanaan PBM (PROSES BELAJAR MENGAJAR)

Bisa dilakukan lewat forum MGMP

1.3.

Pelaksanaan PBM

Sekolah telah melaksanakan PBM sesuai dengan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran Melaksanakan pembelajaran efektif Guru hadir dalam pembelajaran sesuai jadwal Guru melaksanakan praktikum untuk setiap mata pelajaran sesuai kebutuhan Guru menguasai bahan ajar Guru menggunakan media dan sumber belajar

Menguasai bahan ajar tetapi belum melaku-kan pengembangan yang dikaitkan dengan kebutuhan kehidupan riil siswa

Kurangnya pemahaman terhadap konsep life skill Kreativitas mencipta-kan media visualisasi yang terbatas

NO.

DIMENSI

ASPEK

KEKUATAN Guru dan siswa memanfaatkan perpustakaan secara optimal untuk KBM

KELEMAHAN Pemanfaatan sumber belajar yang terbatas pada buku pegangan siswa dan satu buku pegangan guru Belum melakukan penelitian tindakan kelas Belum melakukan diagnostik kesulitan belajar

KESEMPATAN Sekolah menyiapkan dana untuk pengadaan buku-buku pengetahuan yang dapat menunjang pengajaran Kerjasama yang intensif dengan guru BK

KENDALA

Kerjasama intensif antara guru BK dan forum MGMP 1.4. Evaluasi PBM Guru menggunakan alat evaluasi Menggunakan alat evaluasi tetapi belum dengan teknik yang tepat Butir soal diambil dari LKS, soal-soal lama buku, sehingga tidak sesuai indikator Dapat diadakan pelatihan khusus penulisan kisi-kisi yang bagus melalui forum MGMP

Belum memahami pentingnya melakukan penelitian tindakan kelas, untuk meng-ukur sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran Belum adanya pemahaman terhadap perlunya diagnostik indivi-du terhadap kesulitan belajar siswa Kemampuan membuat kisi, penjabaran materi kepada indikator soal yang masih terbatas

Guru mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada siswa Guru mendokumentasikan hasil evaluasi Guru melakukan evaluasi untuk dasar memperbaiki proses pembelajaran (remedial pengayaan)

Hanya mendokumentasikan belum melakukan analisis Remedial yang dilaksanakan belum sesuai dengan konsepkonsep dasar pelaksanaan remedial yang seharusnya

Bisa dilakukan lewat kegiatan MGMP

Lemahnya pengawas-an terhadap pelaksa-naan kegiatan MGMP oleh manajemen sekolah, sehingga kegiatannya tidak berjalan efektif

NO. 2.

DIMENSI Administrasi / Manajemen Sekolah

2.1.

ASPEK Perencanaan Sekolah

KEKUATAN Sekolah memiliki arah tujuan dan sasaran (visi, misi) yang jelas Sekolah memiliki rencana operasional

KELEMAHAN Belum seluruh warga sekolah memahami & mengimplementasikan arah, tujuan (visi, misi) dengan baik Belum mempunyai rencana strategis yang seharusnya menjadi dasar pengembangan rencana operasional

KESEMPATAN

KENDALA

Perencanaan kedepan menjadi tidak dinamis lebih / sangat terfokus pada hal-hal yang bersifat rutin

2.2.

Implementasi Manajemen Sekolah

Kepala Sekolah menerapkan prinsipprinsip MBS Kegiatan sekolah tersusun secara proposional untuk satu tahun ajaran Penugasan guru sesuai dengan tuntutan minimal Kuantitas, kualitas, guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah

Memiliki perencanaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan

Tidak ada pergantian staf secara periodik sehingga tidak ada lagi kreativitas dan inovasi Tidak ada rencana pengembangan karir guru dan staf Tidak ada mekanisme pemberian sanksi dan insentif yg terstruktur

Sulitnya pelaksanaan evaluasi kinerja, sehingga situasi kerja monoton Mengajak kerjasama Komite Sekolah dalam hal pendanaan

NO.

DIMENSI

ASPEK

KEKUATAN

2.3.

Kepemimpinan Sekolah

Sekolah mengembangkan keterbukaan Kepsek mengelola keuangan sekolah dengan transparan Pengambilan keputusan diambil secara partisipasif Pengambilan keputusan bersifat obyektif sesuai kebutuhan dilapangan Kepsek terbuka menerima kritik dan saran Kepsek terbuka terhadap pembaharuanpembaharuan dalam sistem pendidikan Ada kejelasan pendelegasian tugas antara Kepsek, staf dan guru Kepsek memiliki tujuan ke depan yang jelas (visioner)

KELEMAHAN Tidak memiliki program peningkatan mutu pendidikan yang terstruktur jelas Tetapi masih kurang proposional

KESEMPATAN

KENDALA Banyak guru yang masih salah tafsir tentang makna keterbukaan

Tidak semua staf, guru mempunyai tingkat berpikir dan interpretasi sama terhadap pembaharuan

Melalui kordinasi yang terus menerus

Tidak ada alat evaluasi yang mengukur kinerja guru secara obyektive (action research) Di tingkat implement-tasi sering rancu kare-na kurang sosialisasi Tidak semua guru / staf memahami tujuan tersebut

NO.

DIMENSI 2.4.

ASPEK Pengawasan

KEKUATAN Monitoring kegiatan sekolah dilakukan secara berkala

KELEMAHAN Tetapi belum tepat sasaran

KESEMPATAN

Tidak ada kegiatan supervisi kelas baik secara incognito atau teragendakan Tidak ada hasil evaluasi supervisi yang dapat dijadikan dasar perbaikan kegiatan sekolah 2.5. Ketatalaksanaan Sekolah Program ketatalaksanaan sekolah terencana dengan baik Kegiatan ketatalaksanaan berjalan baik Sekolah memiliki sistem data base yang memadai Sekolah memiliki dokumen ketatalaksanaan yang teratur Sekolah memiliki dokumen fisik ketatalaksanaan sekolah

KENDALA Monitoring tidak dibarengi dengan evaluasi, sehingga tidak ada usaha perbaikan Msaih banyak guru yang merasa tidak nyaman bila ada kegaiatan supervisi

NO. 3.

DIMENSI Organisasi dan Kelembagaan

3.1.

ASPEK Struktur Organisasi Sekolah

KEKUATAN Struktur organisasi sesuai dengan fungsi & kebutuhan sekolah Penyusunan struktur organisasi sekolah melibatkan warga sekolah Sekolah memiliki pembagian dan rincian tugas sesuai dengan struktur organisasi

KELEMAHAN

Mendorong muncul-nya subyektivitas

KESEMPATAN Bisa ditingkatkan melalui rapat kordinasi rutin

KENDALA Kemampuan SDM yang tidak merata Tidak adanya kriteria obyektif yang dapat dijadikan acuan untuk memilih warga seko-lah yang benar-benar memiliki kemampuan

Belum dipahaminya rincian tugas masingmasing sehingga masih sering terjadi kegiatan yang overlapping

3.2.

Regulasi Sekolah

Sekolah memiliki ketentuan penyelenggaraan sekolah yang lengkap Sekolah memiliki tata tertib untuk warga sekolah Warga sekolah memelihara etika sopan santun dan kejujuran

Belum ada aturan yang jelas mengenai sanksi untuk yang melanggar aturan Belum ada aturan sanksi / mekanisme yang jelas bagi indivi-du guru yang tidak melaksanakannya Dikembangkan melalui pelatihan kemampuan yang mempunyai manfaat untuk pengembangan bahan ajar

Keengganan manajemen sekolah untuk melakukan teguran / sanksi Tidak adanya laboran dan tenaga perpustakaan yang berkualitas Kurang didukung Local Area Network yang memadai

4.

Sarana dan Prasarana

4.1.

Sarana Prasarana

Sekolah memiliki kecukupan sarana prasarana yang memadai Adanya jaringan internet dan sarana pendukungnya

Tidak semua guru memanfaatkan untuk kepentingan KBM

NO. 5.

DIMENSI Ketenagaan

5.1.

ASPEK Tenaga Pendidik

KEKUATAN Sekolah memiliki perencanaan kebutuhan guru

Guru memiliki status kepegawaian yang jelas Kualitas dan kuantitas guru minimum sesuai dengan kebutuhan sekolah Kesesuaian pendidik-an guru dengan mata pelajaran yang diajarkan

KELEMAHAN Tidak memiliki sistem rekruitmen yang proposional Sekolah tidak memili-ki cara mengatasi kekurangan guru Tidak memiliki sistem penghargaan dan hukuman yang adil untuk guru

KESEMPATAN

Melalui pemasangan iklan di koran / media, perguruan tinggi penyedia tenaga guru

KENDALA Didasari oleh subyekvitas dan nepotisme yang kuat

Guru mampu bekerja sama dengan sesama guru, atasan dan staf 5.2. Tenaga Penunjang

Sekolah memiliki jumlah

Belum adanya program khusus peningkatan kebersamaan yang lebih positif Belum tersedianya tenaga BK yang berfungsi secara optimal Belum tersedianya tenaga laboran Belum tersedianya tenaga perpustakaan yang berkualitas Perlunya revitalisasi dan

Perkembangan pengetahuan yang berjalan terus menerus, memerlukan guru melakukan pengembangan diri

staf yang mencukupi Staf memiliki status kepegawaian yang jelas

peningkatan kegiatan kehumasan

NO. 6.

DIMENSI Pembiayaan dan Pendanaan

6.1.

ASPEK Sumber Pembiayaan

6.2.

Alokasi

6.3.

Akuntabilitas

KEKUATAN Sekolah memiliki sumber pembiayaan dari pemerintah Sekolah memiliki sumber biaya dari orang tua Sekolah memiliki sumber biaya dari dunia usaha Sekolah memiliki RAPBS yang proposional Warga sekolah dilibatkan dalam penyusunan RAPBS Sekolah mengelola pembiayaan secara akuntabilitas Komite sekolah memonitor penggunaan uang

KELEMAHAN

KESEMPATAN

KENDALA

Belum mewakili semua komponen sekolah

NO. 7.

DIMENSI Peserta Didik

7.1.

ASPEK Penerimaan Siswa

KEKUATAN Sekolah memiliki sistem penerimaan siswa yang terbuka Jumlah siswa dalam kelas sesuai standar Siswa memiliki kemampuan awal yang cukup untuk menerima pelajaran Sekolah membuat program layanan bimbingan sesuai kebutuhan siswa Kepala sekolah mendukung layanan bimbingan Siswa berprestasi dalam kegiatan ekstra kurikuler

KELEMAHAN

KESEMPATAN

KENDALA

7.2.

Pengembangan Siswa

Hasil ujian akhir belum secara obyektif memberikan gambar-an dan potensi siswa yang sesungguhnya Tidak berjalan efektif dalam tingkat implementasi Layanan Bimbingan tidak dievaluasi secara kontinu Belum ada ekskul unggulan, yaitu ekskul yang mampu memotivasi siswa untuk mengembang-kan diri dari ekskul yang dipilih

SDM yang kurang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas

Dapat mendatangkan tenaga ahli dalam bidangnya untuk membina ekskul unggulan

Alasan biaya

Orang tua dan masyarakat mendukung kegiatan OSIS

Kegiatan OSIS belum memfasilitasi pengembangan minat, bakat siswa Kebijakan sekolah mendukung program

Dapat membina kerjasama dengan bidang layanan pengembangan minat, bakat siswa

Alasan biaya

kerja OSIS

NO.

DIMENSI 7.3.

ASPEK Keluaran (Output dan Outcome)

KEKUATAN

KELEMAHAN Rata-rata nilai ujian akhir lulusan yang tidak terlalu tinggi Siswa belum memiliki budaya belajar yang baik

KESEMPATAN Perlu program pembinaan untuk siswa-siswa yang potensial Evaluasi untuk berbagai faktor

KENDALA Tidak adanya rencana strategis kearah itu Belum ada kriteria khusus untuk menyusun program peningkatan budaya belajar

Siswa berhasil dalam jenjang pendidikan yang tinggi Siswa bangga pada sekolahnya

Prosentasi kelulusan tinggi, prosentase drop out, putus sekolah rendah Kemampuan akade-mik cukup memadai Hubungan antar warga sekolah cukup terjalin baik

Belum ada motivasi terarah yang lebih membimbing kebanggaan dalam arti positif

Masih ada kasus kerusuhan dan penyimpangan yang perlu mendapat perhatian yang lebih baik Belum memiliki data

base alumni Tingkat disiplin untuk absensi dan keterlambatan siswa yang tinggi Belum ada evaluasi dan penanganan serius terhadap masalah ini. Masih ditangani secara spasial

NO. 8.

DIMENSI Peran Serta Masyarakat

8.1.

ASPEK Peran Serta Orang Tua

KEKUATAN Orang tua mendukung kelancaran belajar anak Orang tua peduli terhadap kualitas output siswa dan sekolahnya Orang tua memberi kontribusi pada pengembangan program sekolah Komite sekolah sebagai mitra pengembangan sekolah Komite sekolah berperan sebagai mediator Komite sekolah berperan sebagai pemberi pertimbangan kemajuan sekolah (advisor) Komite sekolah berperan sebagai pengawas (controller) kemajuan sekolah

KELEMAHAN Sekolah belum memberikan pelayanan prima kepada orang tua siswa

KESEMPATAN

KENDALA Belum adanya aturan sanksi sekolah terhadap warganya yang melakukan pelanggaran etika pelayanan

8.2.

Peran Serta Komite Sekolah

NO. 9.

DIMENSI Lingkungan / kultur sekolah

9.1.

ASPEK Konteks Sekolah

KEKUATAN

9.2.

Pengembangan Budaya Sekolah

Sekolah memiliki penataan lingkungan fisik yang mendukung iklim belajar Sekolah memiliki fasilitas belajar yang cukup memadai

KELEMAHAN Sekolah belum memiliki program unggulan yang khas Kurang kondusif berada dilingkungan sentra bisnis * Perlengkapan sekolah sangat konservatif tdk mendukung proses belajar siswa aktif Belum mengembangkan kebiasaan belajar untuk meningkatkan mutu

KESEMPATAN

KENDALA

Belum ada program yang dirancang secara khusus untuk hal ini

Warga sekolah melaksanakan tata krama dengan baik Warga sekolah mengembangkan toleransi beragama

Jakarta, 14 januari 2006

Você também pode gostar