Você está na página 1de 17

SEJARAH PEMIKIRAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

Dewa Putu Tagel NIM : 0990561036 KONSENTRASI : HUKUM DAN MASYARAKAT

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010
1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat bimbingan serta perlindungan-Nya paper dengan judul Sejarah Pemikiran Hak Asasi Manusia di Indonesia, telah selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan paper ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil dalam pembuatan paper ini. Dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, April 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ Daftar Isi ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 1.3 Metode Penelitian ............................................................ BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... i ii 1 1 2 2 4 5

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................... 2.1 Pemikiran Hak Asasi Manusia Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia (1908 1945) .................................... 2.2 Pemikiran Hak Asasi Manusia Sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia (1945 Sekarang) ............................. BAB IV PENUTUP .............................................................................. 3.1 Simpulan .......................................................................... 3.2 Saran ................................................................................ DAFTAR PUSTAKA

7 12 12 13

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Wacana hak asasi manusia bukanlah wacana yang asing dalam bidang politik dan ketatanegaraan di Indonesia, dimana perbincangan mengenai hak asasi manusia menjadi bagian daripadanya. Jauh sebelum kemerdekaan, para perintis bangsa ini telah memercikkan pikiran-pikiran untuk memperjuangkan harkat dan martabat manusia yang lebih baik.Hak asasi manusia sebagai gagasan, paradigma serta kerangka konseptual tidak lahir secara tiba-tiba, namun melainkan melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia sematamata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai saat

ditandatanganinya Magna Charta (1215) oleh raja John Lackland, kemudian puncak perjuangan perkembangan hak asasi manusia tercapai ketika Human Right dirumuskan secara resmi dalam Declaration of Independence di Amerika Serikat pada tahun 1776. Pemahaman Ham di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap yang hidup di masyarakat dan acuan bertindak pada dasarnya berlangsung sudah cukup lama.
1

1.2

Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang dibahas dalam paper ini adalah : 1. Bagaimanakah pemikiran hak asasi manusia di Indonesia sebelum kemerdekaan? 2. Bagaimanakah perkembangan hak asasi manusia di Indonesia setelah kemerdekaan?

1.3

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam paper ini adalah Penelitian Hukum Normatif, yaitu penelitian yang menggunakan bahan hukum sebagai sumber bahan hukumnya yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 2. Jenis Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam paper ini adalah Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach), Pendekatan Fakta (The Fact Approach ), dan Pendekatan Analisis Konsep Hukum (The Analitical & Conseptual Approach) 3. Sumber Bahan Hukum Sumber bahan hukum yang digunakan dalam paper ini adalah sumber hukum primer berupa peraturan perundang-undangan dan sumber hukum sekunder berupa buku-buku atau tulisan-tulisan baik dari media

cetak maupun media elektronik yang berkaitan dengan sejarah perkembangan hak asasi manusia di Indonesia. 4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum dalam paper ini dilakukan dengan metode sistematis, dimana bahan hukum diperoleh dengan mengutip secara langsung maupun tidak langsung buku-buku, majalah-majalah, catatan perkuliahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan permasalahan dalam paper ini. 5. Teknik Analisis Dalam paper ini digunakan teknik analisis berupa teknik deskripsi yaitu memberikan uraian apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non hukum. Disamping menggunakan teknik deskripsi, dalam paper ini juga menggunakan teknik interpretasi berupa penggunaan penafsiran dalam ilmu hukum seperti penafsiran gramatikal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Menurut Bagir Manan, perkembangan hak asasi manusia di Indonesia secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 periode yaitu periode perkembangan hak asasi manusia sebelum kemerdekaan (1908 1945) dan periode perkembangan hak asasi manusia setelah kemerdekaan Indonesia (1945 sekarang).1 Perkembangan hak asasi manusia sebelum kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 yaitu pemikiran Boedi Oetomo yang berkaitan dengan kebebasan individu sampai dengan perdebatan antara Soekarno dan Soepomo serta Mohammad Hatta dengan Mohammad Yamin pada sidang BPUPKI, sedangkan perkembangan hak asasi manusia setelah kemerdekaan dimulai dari pemikiranpemikiran yang terdapat dalam Undang-undang Dasar 1945 serta Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945.

Ivantoebi, Perkembangan HAM di Indonesia, diakses pada tanggal 19 April 2010, available from URL http://ivantoebi.wordpress.com/2009/03/29/perkembangan-ham-di-indonesia.

BAB III PEMBAHASAN

1.

Pemikiran Hak Asasi Manusia Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia (1908 1945). Jauh sebelum kemerdekaan, para perintis bangsa telah memberikan pemikiran-pemikiran untuk memperjuangkan harkat dan martabat manusia yang lebih baik. Pemikiran-pemikiran tersebut dapat dibaca dalam surat-surat R. A. Kartini yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, karangankarangan politik yang ditulis oleh H. O. S. Cokroaminoto, Agus Salim, Douwes Dekker, Soewardi Soeryaningrat, petisi yang dibuat oleh Sutardjo di Volksraad atau pledoi Soekarno yang berjudul Indonesia Menggugat dan Hatta dengan judul Indonesia Merdeka yang dibacakan di depan pengadilan Hindia Belanda. Pemikiran-pemikiran pada masa itu,

terkristalisasi dengan kemerdekaan Indonesia dan menjadi sumber inspirasi ketika konstitusi mulai diperdebatkan di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di sinilah terlihat bahwa para pendiri bangsa ini sudah menyadari pentingnya hak asasi manusia sebagai fondasi bagi negara. Pemikiran-pemikiran pada yang dihasilkan pada periode

perkembangan hak asasi manusia sebelum kemerdekaan, antara lain : a. Pemikiran organisasi Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.

b. Pemikiran organisasi Perhimpunan Indonesia dalam bidang hak untuk menentukan nasib sendiri. c. Pemikiran organisasi Serikat Islam dalam bidang hak untuk memperoleh penghidupan yang layak, bebas dari penindasan dan diskriminasi rasial. d. Pemikiran organisasi Partai Komunis Indonesia dalam bidang hak-hak yang bersifat sosial karena organisasi ini menganut paham Marxisme. e. Pemikiran organisasi Indische Partij dalam bidang hak mendapatkan kemerdekaan dan mendapatkan perlakuan yang sama. f. Pemikiran organisasi Partai Nasional Indonesia dalam bidang hak mendapatkan kemerdekaan. g. Pemikiran organisasi Pendidikan Nasional Indonesia dalam bidang hak politik. Selain pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari berbagai

organisasi tersebut diatas, dalam perdebatan sidang BPUPKI juga menghasilkan beberapa jenis hak diantaranya : hak persamaan kedudukan di depan hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran baik secara lisan maupun tulisan.

2.

Pemikiran Hak Asasi Manusia Indonesia (1945 Sekarang).

Setelah Kemerdekaan Republik

Perkembangan hak asasi manusia setelah kemerdekaan Indonesia dibagi dalam 5 periode yaitu : a. Periode tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk kedalam hukum dasar Negara ( konstitusi ) yaitu, UUD 45. komitmen terhadap HAM pada periode awal sebagaimana ditunjukkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945. Langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. b. Periode tahun 1950 sampai dengan tahun 1959 Periode 1950 1959 dalam perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode Demokrasi Parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini menapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Menurut Bagir Manan bahwa pemikiran dan aktualisasi HAM pada periode ini mengalami pasang dan menikmati bulan madu
7

kebebasan. Indikatornya menurut ahli hukum tata Negara ini ada lima aspek.2 Pertama, semakin banyak tumbuh partai partai politik dengan beragam ideologinya masing masing. Kedua, Kebebasan pers sebagai pilar demokrasi betul betul menikmati kebebasannya. Ketiga, pemilihan umum sebagai pilar lain dari demokrasi berlangsung dalam suasana kebebasan, fair ( adil ) dan demokratis. Keempat, parlemen atau dewan perwakilan rakyat resprentasi dari kedaulatan rakyat menunjukkan kinerja dan kelasnya sebagai wakil rakyat dengan melakukan kontrol yang semakin efektif terhadap eksekutif. Kelima, wacana dan pemikiran tentang HAM mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan tumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasan. c. Periode tahun 1959 sampai dengan tahun 1966 Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhaap sistem demokrasi Parlementer. Pada sistem ini ( demokrasi terpimpin ) kekuasan berpusat pada dan berada ditangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran supratruktur politik maupun dalam tataran infrastruktur poltik. Dalam kaitan dengan HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan dan hak politik.

Ibid.

d. Periode tahun 1966 sampai dengan tahun 1998 Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan Pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Pada tahun 1968 dalam seminar Nasional Hukum II,

merekomendasikan perlunya hak uji materil (judical review) untuk dilakukan guna melindungi HAM. Begitu pula dalam rangka pelaksanan TAP MPRS No. XIV/MPRS 1966 MPRS melalui Panitia Ad Hoc IV telah menyiapkan rumusan yang dituangkan dalam piagam tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Hak Asasi Manusia. Pada awal tahun 1970 sampai periode akhir tahun 1980, persoalan HAM mengalami kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan ditegakkan. Pemerintah pada periode ini bersifat defensif dan represif yang dicerminkan dari produk hukum yang umumnya restriktif terhadap HAM. Sikap defensif pemerintah tercermin dalam ungkapan bahwa HAM adalah produk pemikiran barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila serta bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan UUD 1945 yang terlebih dahulu dibandingkan dengan deklarasi Universal HAM. Selain itu sikap defensif pemerintah ini
9

berdasarkan pada anggapan bahwa isu HAM seringkali digunakan oleh Negara-negara Barat untuk memojokkan Negara yang sedang berkembang seperti Inonesia. Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemandegan bahkan kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan masyarakat akademisi yang concern terhaap penegakan HAM. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat melalui pembentukan jaringan dan lobi internasional terkait dengan pelanggaran HAM yang terjadi seprti kasus Tanjung Priok, kasus Keung Ombo, kasus DOM di Aceh, kasus di Irian Jaya, dan sebagainya.

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang periode 1990-an nampak memperoleh hasil yang menggembirakan karena terjadi

pergeseran strategi pemerintah dari represif dan defensif menjadi ke strategi akomodatif terhadap tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM ) berdasarkan KEPRES No. 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau dan menyeliiki pelaksanaan HAM, serta memberi pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan HAM.

10

e. Periode tahun 1998 sampai dengan sekarang Pergantian rezim pemerintahan pada tahan 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan dengan penegakkan dan perlindungan HAM. Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM diadopsi dari hukum dan instrumen Internasional dalam bidang HAM. Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap status penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. pada tahap penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang undangan tentang HAM seperti amandemen konstitusi Negara ( Undang undang Dasar 1945 ), ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang undangam lainnya.

11

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemikiran tentang Hak Asasi Manusia telah dimulai sebelum kemerdekaan (1908 sampai dengan 1945), hal ini dapat dilihat dari adanya hak-hak yang diakui secara mendasar seperti hak kebebasan berserikat, mengeluarkan pendapat mapuan hak mendapatkan

penghidupan yang layak serta hak kemerdekaan. 2. Pemikiran HAM tidak hanya terjadi sebelum kemerdekaan, tetapi berlanjut hingga sekarang. Periode pemikiran ini dikelompokkan dalam periode sesudah kemerdekaan (1945 sampai sekarang) yang

dikelompokkan lagi menjadi 5 tahap yaitu Tahap I dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1950, Tahap II dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1959, Tahap III dari tahun 1959 sampai dengan tahun 1966, tahap IV dari tahun 1966 sampai tahun 1998, dan Tahap V dari tahun 1998 sampai sekarang. Pemikiran hak-hak yang dihasilkan dari kelima tahap tersebut seperti hak persamaan didepan hukum, hak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, dimana hak-hak yang dibicarakan sudah tercantum dalam UUD 1945.

12

4.2

Saran Adapun saran yang dapat diajukan, antara lain : 1. Dalam mengkaji tentang HAM, hendaknya melihat hak-hak apa saja yang telah dibahas baik sebelum kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga dapat menggolongkan hakhak apa saja yang digolongkan dalam Hak Asasi Manusia. 2. Agar didapat tentang perkembangan HAM di Indonesia yang akurat, hendaknya dokumen-dokumen yang pernah diterbitkan baik hasil rapat maupun peraturan perundang-undangan sebelum kemerdekaan sampai sekarang dijadikan satu agar lebih mudah mengkajinya.

13

DAFTAR PUSTAKA Bewa Ragawino, Hukum Tata Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Padjajaran, Bandung, 2007. Ivantoebi, Perkembangan HAM di Indonesia, diakses pada tanggal 19 April 2010, available from URL

http://ivantoebi.wordpress.com/2009/03/29/perkembangan-ham-diindonesia.

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I, Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006. ___________ , Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006. ___________ , Hukum Tata Negara dan Pilar-pilar Demokrasi Serpihan Pemikiran Hukum, Media dan HAM, Konstitusi Press, Jakarta, 2005. Kaelan, Ahmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta, 2007. Siddiq Tgk. Armia Muhammad, Perkembangan Pemikiran Teori Ilmu Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008.

14

Você também pode gostar