Você está na página 1de 17

KEBIJAKAN PEMERINTAH PROPINSI BALI TERHADAP PEMBERIAN IJIN PRAMUWISATA

DEWA PUTU TAGEL NIM : 0990561036 KONSENTRASI : HUKUM DAN MASYARAKAT

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010
1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat bimbingan serta perlindungan-Nya paper dengan judul Kebijakan Pemerintah Propinsi Bali Terhadap Pemberian Ijin Pramuwisata, telah selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan paper ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil dalam pembuatan paper ini. Dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 1.3 Metode Penelitian ............................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. i ii 1 1 2 2 4 6 6 7 10 11

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 3.1 Perumusan Kebijakan Publik ............................................. 3.2 Implementasi Kebijakan Publik ......................................... 3.3 Evaluasi Kebijakan Publik ................................................. 3.4 Aktor dan Peranan Dalam Kebijakan Publik....................... 3.5 Bentuk Hukum Perumusan dan Implementasi Kebijakan Publik ................................................................ BAB IV PENUTUP ................................................................................. 4.1 Simpulan ............................................................................. 4.2 Saran ................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

12 13 13 13

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sebuah industri jasa dimana komponen sumber daya manusia menjadi faktor yang sangat penting dalam memberikan pelayanan maksimal sehingga nantinya wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata merasa puas dan diharapkan wisatawan tersebut dapat merekomendasikan daerah wisata yang telah dikunjungi tersebut kepada rekan-rekan, keluarga, family, teman. Rekomendasi wisatawan yang positif merupakan media promosi yang paling ampuh dan dapat mempengaruhi pasar wisata. Pramuwisata merupakan bagian dari komponen pariwisata yang sangat vital, bertugas sebagai ujung tombak dalam pelayanan memberikan informasi, baik dari wisatawan yang baru tiba ditempat wisata maupun selama berkunjung. Informasi yang didapatkan wisatawan dari seorang pramuwisata secara tidak langsung akan memberikan gambaran dari tempat wisata tersebut. Karena itulah profesionalisme seorang pramuwisata dituntut oleh dunia kerja dalam memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga industri pariwisata dapat berkembang dan dapat memberikan manfaat luas terhadap lingkungan. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme pramuwisata, Dinas Pariwisata Bali menyelenggarakan kursus sertifikasi pramuwisata karena selama ini tidak jarang ditemui pramuwisata-pramuwisata belum mengenal
1

kode etik pramuwisata secara baik, misalnya informasi yang diberikan tidak akurat dikarenakan pengetahuan pramuwisata yang bersangkutan mengenai tempat wisata yang dikunjungi kurang.

1.2

Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang dibahas dalam paper ini adalah : 1. Bagaimanakah perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata? 2. Bagaimanakah implementasi dan bentuk hukum Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata?

1.3

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian hukum yang digunakan dalam paper ini adalah Penelitian Hukum Normatif, yaitu penelitian yang menggunakan bahan hukum sebagai sumber bahan hukumnya yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 2. Jenis Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam paper ini adalah Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach), Pendekatan Fakta (The Fact Approach), dan Pendekatan Analisis Konsep Hukum (The Analitical & Conseptual Approach)

3.

Sumber Bahan Hukum Sumber bahan hukum yang digunakan dalam paper ini adalah sumber hukum primer berupa peraturan perundang-undangan dan kebijakankebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pariwisata, dan sumber hukum sekunder berupa buku-buku atau tulisan-tulisan baik dari media cetak maupun media elektronik.

4.

Data Penunjang Disamping menggunakan bahan hukum primer dan sekunder, dalam paper ini juga menggunakan analisis dari hasil pengamatan dilapangan.

5.

Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik pengumpulan bahan hukum dalam paper ini dilakukan dengan metode sistematis, dimana bahan hukum diperoleh dengan mengutip secara langsung maupun tidak langsung buku-buku, majalah-majalah, catatan perkuliahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan permasalahan dalam paper ini.

6.

Teknik Analisis Dalam paper ini digunakan teknik analisis berupa teknik deskripsi yaitu memberikan uraian apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-proposisi hukum atau non hukum. Disamping menggunakan teknik deskripsi, dalam paper ini juga menggunakan teknik interpretasi berupa penggunaan penafsiran dalam ilmu hukum seperti penafsiran gramatikal.
3

BAB II KAJIAN PUSTAKA Menurut Thomas R. Dye, menyatakan bahwa : public policy is whatever governments choose to do or not to do, atau definisi yang lebih kongkret seperti yang dikatakan oleh Peters, Public policy is the sum of activities of governments, whatever acting directly or through agents, as it has on influence on the lives of citizen.1 Dari pandangan Thomas R. Dye tersebut, Bambang Sunggono membedakan konsep Kebijakan publik menjadi 2, antara lain : 1. Para ahli menyamakan kebijaksanaan publik sebagai tindakan pemerintah atau pendekatan institusional terutama pendekatan dari aspek politik. 2. Pandangan yang melihat kebijaksanaan publik sebagai suatu pendekatan

proses, pelaksanaan atau implementasi dari kebijaksanaan, dari perumusan sampai pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pramuwisata adalah petugas pariwisata yang berkewajiban memberi petunjuk dan informasi yang diperlukan oleh wisatawan. Pramuwisata disebut juga Pemandu Wisata atau Guide dalam Bahasa Inggris. Dalam Pasal 1 ayat (7) Perda Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008, dinyatakan bahwa : Pramuwisata adalah seseorang yang menyediakan jasa komersial pemanduan wisata, mencakup : pemberian bimbingan, arahan-arahan, penjelasan-penjelasan, dan petunjuk-petunjuk tentang suatu objek dan daya tarik wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.

Ahidcha Fitra G., Kebijakan Publik, http://elisa.ugm.ac.id, 2009.

Di Indonesia, secara nasional telah dibentuk organisasi yang mewadahi profesi ini, yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI. Di beberapa daerah juga terbentuk sejumlah organisasi serupa yang bersifat lokal. Seseorang yang hendak menjadi pramuwisata di Indonesia disyaratkan untuk memiliki licence yang diterbitkan oleh HPI. Ketentuan ini terutama bagi pramuwisata yang melayani wisatawan asing agar kualitas pribadi pramuwisata selalu mencerminkan ke-Indonesia-an serta menjaga validitas berbagai informasi yang disampaikan kepada wisatawan. Khusus untuk wilayah Bali, Pemerintah Propinsi Bali telah menyerahkan kewenangan kepada Lembaga Pendidikan Tinggi yang mempunyai kompetensi dibidang kepariwisataan, kebudayaan Bali, dan atau Agama Hindu. Hal ini sesuai dengan Pasal 1 ayat (12) Perda Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali Terhadap Pemberian Ijin Pramuwisata Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata diawali dari tekad Pemerintah Daerah Propinsi Bali untuk menjaga kualitas dan kuantitas pramuwisata. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan mengenai pendidikan, pembinaan dan pengawasan, agar dalam pengembangan etika dan pelaksanaan fungsi pramuwisata dapat mencapai hasil guna dan daya guna untuk melestarikan pariwisata budaya. Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979, urusan Pramuwisata menjadi urusan Daerah. Penyerahan urusan

pramuwisata menjadi urusan daerah adalah pembinaan yang menyangkut perencanaan, pengaturan dan pengawasannya. Dengan berlakunya UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pariwisata merupakan urusan pilihan yang menjadi kewenangan

pemerintahan daerah propinsi. Pramuwisata merupakan salah satu profesi dari komponen utama sistem perdagangan jasa pariwisata yang memiliki korelasi langsung dan berpengaruh terhadap kualitas layanan jasa dan citra perdagangan jasa pariwisata Bali secara keseluruhan. Jasa Pramuwisata tidak dipasok oleh masyarakat Bali saja, melainkan masyarakat nasional bahkan Internasional.
6

Salah satu hal yang perlu dalam pembinaan Pramuwisata adalah memberikan pelayanan yang menarik dan ramah terhadap wisatawan. Dan yang lebih penting lagi adalah memberikan pembinaan-pembinaan agar mereka melanjutkan dan meningkatkan pembangunan Pariwisata Budaya dengan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi utama Daerah yaitu kebudayaan yang merupakan daya tarik utama bagi kunjungan wisatawan ke Bali. Untuk melakukan kegiatannya Pramuwisata harus mempunyai ijin/Sertifikat Pramuwisata dan Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata yang dikeluarkan oleh Gubernur. Tindakan ini merupakan usaha preventif dalam melindungi kegiatan mereka dari tindakan/kegiatan Pramuwisata yang tidak sah.

3.2

Implementasi

Kebijakan

Pemerintah

Propinsi

Bali

Terhadap

Pemberian Ijin Pramuwisata Menurut Wahyudi Komorotomo, implementasi kebijakan publik dibagi menjadi 4 macam, antara lain : 1. 2. 3. 4. Pelayanan, meliputi : Pendidikan, Kesehatan, dan Kependudukan. Pembayaran, meliputi : Subsidi, dan Bantuan Langsung Tunai. Kemudahan (Access), meliputi : Infrastruktur, Listrik, dan Telepon. Pengawasan, meliputi : IMB, UU Antimonopoli.2 Implementasi kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata dapat digolongkan kedalam kelompok

Wahyudi Komorotomo, Perumusan http://kumoro.staff.ugm.ac.id, 2007, h. 18.

Kebijakan

Publik

Nasional.pdf,

Pelayanan dan Pengawasan, dimana ijin pramuwisata yang diberikan oleh Gubernur atas dasar pendidikan dan latihan yang telah dilakukan oleh lembaga yang telah diberikan kewenangan tersebut, lembaga-lembaga tersebut adalah Lembaga Pendidikan Tinggi yang mempunyai kompetensi dibidang kepariwisataan, kebudayaan Bali, dan atau Agama Hindu. Untuk menjadi pramuwisata wajib memiliki Sertifikat Pramuwisata dan KTPP. Dalam kebijakan ini, pramuwisata dibagi menjadi dua, antara lain : 1. Pramuwisata Umum Pramuwisata ini memiliki wilayah kerja yang lebih luas yaitu wilayah propinsi. Untuk menjadi pramuwisata umum, disamping harus memiliki Sertifikat Pramuwisata dan KTPP harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Warga negara Republik Indonesia; b. Bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota paling singkat 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk; c. Berumur sekurang-kurangnya 22 (dua puluh dua) tahun; d. Melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian Republik Indonesia; e. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik dan benar; f. Memiliki keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata;
8

g. Menguasai

ilmu

bumi

pariwisata,

kependudukan,

sejarah,

pemerintahan, kebudayaan daerah Bali dan Indonesia; h. Memiliki SKP; i. Berpendidikan paling rendah Diploma 3 (tiga) atau yang sederajat; j. Pernah magang paling singkat 6 (enam) bulan di Biro Perjalanan Wisata; dan k. Sehat jasmani dan rohani. 2. Pramuwisata khusus Pramuwisata ini bertugas pada tempat-tempat, objek-objek wisata seperti Pura Gua Lawah. Untuk menjadi pramuwisata khusus, disamping harus memiliki Sertifikat Pramuwisata, juga harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Warga negara Republik Indonesia; b. Bertempat tinggal di sekitar obyek dan daya tarik wisata paling singkat 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk; c. Berumur sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun; d. Melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian Republik Indonesia; e. Menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik dan benar; f. Menguasai pengetahuan mengenai obyek dan daya tarik wisata tempat calon pramuwisata khusus bertempat tinggal;
9

g. Memiliki SKP; h. Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat; dan i. Sehat jasmani dan rohani. Kebijakan Pemerintah Daerah ini telah dilakukan dibawah pengawasan Disparda (Dinas Pariwisata Dareah Bali). Sejak berlakunya kebijakan Pemerintah Daerah ini, banyak pihak yang telah melakukan pendidikan dan latihan guna mendapatkan sertifikat profesi pramuwisata yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi, salah satunya adalah Universitas Hindu Indonesia (UNHI).

3.3

Evaluasi Kebijakan Pemerintah Propinsi Bali Terhadap Pemberian Ijin Pramuwisata Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang pariwisata khususnya pramuwisata, telah dilakukan banyak upaya seperti pendidikan dan latihan pramuwisata. Sehingga untuk mendukung dari proses pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah tersebut, Disparda dibawah koordinasi Gubernur Bali, telah membentuk tim untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut. Tim yang dibentuk tersebut bertujuan untuk mengawasi dari pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah tersebut. Selama ini tim yang dibentuk dibawah koordinasi Gubernur dan Disparda tersebut, telah melakukan usaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang pariwisata,
10

sehingga kebijakan Pemerintah Daerah tersebut dapat dituangkan dalam Peraturan Daerah. Tim yang dibentuk tersebut, telah melaksanakan fungsinya yaitu mengawasi dan mengevaluasi terhadap pramuwisata yang ada, seperti mengadakan razia terhadap pemandu wisata yang terdapat di tempat-tempat wisata.

3.4

Aktor dan Peranannya Dalam Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Propinsi Bali Terhadap Pemberian Ijin Pramuwisata Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata adalah : 1. Gubernur Gubernur merupakan kepala pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan tentang ijin pramuwisata di Bali. Oleh karena itu, gubernur juga merupakan pengawas dari pelaksanaan pramuwisata di Bali. 2. Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali mendapatkan wewenang dari Gubernur untuk mengeluarkan Sertifikat Pramuwisata dan KTPP (Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata), dimana sertifikat dan KTPP tersebut merupakan ijin operasional yang harus dimiliki oleh pramuwisata. 3. Pramuwisata Seseorang yang dinyatakan berhak mendapatkan Sertifikat Pramuwisata dan KTPP yang dikeluarkan oleh Gubernur melalui Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali. Dengan adanya Sertifikat dan KTPP tersebut,
11

maka orang tersebut dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.5

Bentuk Hukum Perumusan dan Implementasi Kebijakan Pemerintah Propinsi Bali Terhadap Pemberian Ijin Pramuwisata Bentuk hukum perumusan Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata berupa Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata. Hingga saat ini, Dinas Pariwisata Daerah Bali di bawah koordinasi Gubernur Bali telah melakukan beberapa kali sidak pada objek-objek, tempat-tempat wisata. Orang-orang yang terlihat memandu wisatawan pada saat itu, dan tidak bisa menunjukkan ijin pramuwisata, yang bersangkutan dikenakan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 10.000.000,-

12

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata, dirumuskan berdasarkan usaha preventif dalam

melindungi dan mengawasi kegiatan pariwisata di Bali. 2. Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Propinsi Bali terhadap pemberian ijin pramuwisata dapat dikelompokkan kedalam 2 bidang yaitu Pelayanan dan Pengawasan. Bentuk hukum dari perumusan kebijakan tersebut merupakan Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata, meskipun sudah ditetapkannya perda tersebut, akan tetapi sampai saat ini masih banyak pramuwisata tidak memiliki Sertifikat dan STPP.

4.2

Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan dalam rangka peningkatan profesionalisme pramuwisata, antara lain : 1. Seharusnya setiap tempat wisata terdapat petugas yang memeriksa kelengkapan dari pramuwisata yang memandu wisatawan. 2. Seharusnya terdapat lembaga yang mengawasi terhadap penerbitan Sertifikat Pramuwisata dan STPP, agar pemberian ijin pramuwisata tersebut tidak hanya sebagai syarat formal saja.
13

DAFTAR PUSTAKA Buku : Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 1994. Nirmala, Andini T., Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Prima Media, Surabaya, 2003. Soerjono Soekanto, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.

Internet : Ahidcha Fitra G., Kebijakan Publik, http://elisa.ugm.ac.id, 2009. Guritno, Perumusan Kebijakan Publik, http://guritno.onesite.com/blog, 2007. Kurniawan, Faktor-faktor Yang Mempengaruh Keberhasilan Implementasi Kebijakan, http://hykurniawan.wordpress.com, 2009. ________ , Penjabaran Operasional Proses Implementasi Kebijakan,

http://hykurniawan.wordpress.com, 2009. Wahyudi Komorotomo, Perumusan Kebijakan Publik Nasional.pdf,

http://kumoro.staff.ugm.ac.id, 2007.

Peraturan Perundang-undangan : Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pramuwisata.
14

Você também pode gostar