Você está na página 1de 57

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI) PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Oleh

: Rachmat H.M

No.Mhs : D 621 04 003

MAKASSAR 2007

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI) PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Oleh

: Rachmat H.M

No.Mhs : D 621 04 003

MAKASSAR 2007

ii

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENAMBANGAN BATUBARA PT.THIESS CONTRACTORS INDONESIA (TCI) PADA TAMBANG BATUBARA SENAKIN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disetujui oleh,

Penyusun,

Ir.Muhammad Ramli, MT Koordinator Kerja Praktek

Rachmat H.M No.Mhs : D62104003

Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Geologi Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

Ir.Irzal Nur,MT NIP. 132 170 612

Ir.Sufriadin, MT NIP. 132 281 792

iii

SARI
Pelaksanaan kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut kepada para mahasiswa dalam melihat alur kerja di suatu industri pertambangan sehingga pola fikir mahasiswa menjadi lebih meningkat dan berorientasi untuk masa depan. Lokasi pelaksanaan kerja praktek secara administrasi termasuk Kabupaten Kotabaru dengan ibukotanya Kotabaru Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis terletak diantara 115 15 BT 116 30 BT dan 02 20 04 21 LS. Di daerah ini terletak tambang batubara Senakin yang dilaksanakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI). Litologi di daerah penelitian secara berurutan terdiri dari serpentinite dan batuan metasedimen yang merupakan anggota Formasi Manunggal dan Formasi Alino. Formasi batuan ini merupakan dasar cekungan dari endapan batubara. Ketebalan lapisan batubara ini berkisar antara 3 12 meter. Lapisan batubara sepanjang 40 km dari utara ke selatan sampai kedalam pantai sepanjang 14 km dengan arah perlapisan batuan N 50E/300. Formasi Tanjung ditutupi oleh Formasi Berai yang berumur Oligosen - Miosen terdiri atas batu gamping, batu lempung, batu pasir, intrusi basal dan batu pasir vulkanik. Peringkat/rank batubara yang ditambang adalah batubara SubBituminus sampai batubara Bituminus dengan nilai kalori sekitar 6500-7000 Kcal dengan kualitas batubara yang diinginkan dibagi berdasarkan kandungan abu rata-rata 12% dan kandungan sulfur 0,8-1,1%. Cadangan batubara yang layak ditambang (mineable reserve) pada tambang batubara Senakin dengan rata-rata nilai Stripping Ratio 7 bcm/ton dan ketebalan batubara minimal 50 cm sebesar 400.000 ton batubara per bulan, dengan total overburden yang dipindahan rata-rata per bulan adalah 2.800.000 bcm. Total batubara bersih(wash coal) dari jig washing plant sekitar 160,000 ton per bulan dan dense medium plant (DMP) sekitar 120,000 ton per bulan dengan recovery sekitar 80%. Metode penambangan yang dilakukan adalah open pit mining yaitu penambangan dengan cara membuat lubang bukaan ke dalam permukaan bumi yang mengandung lapisan batubara. Secara umum kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang Senakin meliputi penyiapan lahan, pengupasan lapisan tanah pucuk (topsoil removal), pengupasan dan pembongkaran lapisan tanah penutup(overburden), penambangan batubara dan kegiatan reklamasi . Perusahaan pertambangan PT. Thiess Contractors Indonesia telah mengupayakan pelaksanaan penambangan yang baik dan benar (good mining practices), diantaranya mengoptimalkan dalam penghitungan sumberdaya dan cadangan, recovery penambangan dan pengangkutan dan pengelolaan lingkungan yang baik.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga laporan pelaksanaan kerja praktek yang berjudulKegiatan

Perencanaan dan Penambangan Batubara PT. Thiess Contractors Indonesia Pada Tambang Batubara Senakin Kotabaru Kalimantan Selatan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin dan juga merupakan bentuk pelaporan kepada PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin Project sebagai perusahaan yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek. Dalam melakukan kerja praktek sampai penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2. Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 3. Ketua Program Studi Teknik Pertambangan dan tim dosen yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kerja praktek. 4. Peter Stregas selaku Project Manager PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin Project. 5. Ir.Gandhi Hermawan selaku Engineering Superintendent PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin Project. 6. Bapak Ir. Mudzakkir dan Ir. Edi Susanto sebagai pembimbing selama melaksanakan kerja praktek. 7. Tim Engineering Departement PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin Project. 8. Tim Survey Engineering Departement PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin Project. 9. Training and Development Centre PT. Thiess Contractors Indonesia.

10. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan bantuan baik moril mapun materil selama melaksanakan kegiatan kerja praktek. 11. Teman-teman Teknik Pertambangan angkatan 2004. 12. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Geologi. Sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari berbagai kekurangan saya menyadari bahwa didalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan untuk itu kritik dan saran sangat saya harapkan guna penyempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

Senakin, Oktober 2007

Penyusun

vi

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN SARI KATA PENGANTAR................................................................................................. v DAFTAR ISI.............................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. ix DAFTAR FOTO ........................................................................................................ ix BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 PENDAHULUAN................................................................................ 1 Latar belakang ......................................................................................... 1 Maksud dan Tujuan ................................................................................ 1 Batasan Masalah...................................................................................... 2 Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................... 2 Tahapan Penelitian .................................................................................. 3 Sistematika Penulisan.............................................................................. 4 TINJAUAN UMUM............................................................................ 5 Keadaan Perusahaan................................................................................ 5 Flora dan Fauna ...................................................................................... 5 Keadaan Sosial, Ekonomi Masyarakat ................................................... 6 Keadaan Geologi ..................................................................................... 6 1.4.1 Geologi Regional ...................................................................... 6 1.4.2 Geologi Lokal............................................................................ 7 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9 PEMBAHASAN ................................................................................ 15 Kegiatan Perencanaan ......................................................................... 15 4.1.1 Nilai Stripping Ratio (SR)....................................................... 15 4.1.2 Cadangan Batubara ................................................................. 16 4.1.3 Sistem Penambangan dan Batas Penambangan ...................... 17 4.1.4 Sistem Pengangkutan .............................................................. 18 4.1.5 Peralatan Tambang.................................................................. 19 4.1.5.1 Alat Muat .................................................................... 19 4.1.5.2 Alat Angkut................................................................. 20 4.1.5.3 Alat Pendukung........................................................... 20 4.1.6 Jadwal Produksi ..................................................................... 24 Kegiatan Penambangan....................................................................... 24 4.2.1 Penyiapan Lahan ..................................................................... 27

BAB II 2.1 2.2 2.3 2.4

BAB III BAB IV 4.1

4.2

vii

4.2.2

4.2.3

4.2.4

4.2.5

4.2.1.1 Pembersihan Lahan .................................................... 27 4.2.1.2 Pembuatan Kolam Pengendapan................................. 28 Pengupasan Lapisan Tanah Pucuk .......................................... 29 4.2.2.1 Pemuatan Tanah Pucuk ............................................... 29 4.2.2.2 Pengangkutan Tanah Pucuk ........................................ 30 4.2.2.3 Tempat Penimbunan Tanah Pucuk.............................. 30 Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup .................................. 30 4.2.3.1 Jenis Tanah Penutup.................................................... 31 4.2.3.2 Pembongkaran Tanah Penutup.................................... 31 4.2.3.3 Pemboran dan Peledakan ............................................ 32 4.2.3.4 Pemuatan Tanah Penutup............................................ 32 4.2.3.5 Pengangkutan tanah penutup ...................................... 33 4.2.3.6 Tempat Penimbunan Tanah Penutup .......................... 33 Penambangan Lapisan Batubara ............................................. 34 4.2.4.1 Jenis Batubara ............................................................. 35 4.2.4.2 Pemuatan Batubara...................................................... 38 4.2.4.3 Pengangkutan Batubara............................................... 39 4.2.4.4 Tempat Pencucian batubara ........................................ 39 4.2.4.5 Tempat penimbunan batubara ..................................... 41 4.2.4.6 Pengapalan batubara ................................................... 41 Kegiatan Reklamasi ................................................................ 43 4.2.5.1 Penghalusan Lahan ................................................... 43 4.2.5.2 Pembentukan Lahan ................................................... 43 4.2.5.3 Penyebaran Lapisan tanah pucuk ............................... 44 4.2.5.4 Pembuatan Gradient Channel ..................................... 44 4.2.5.5 Penyebaran Cover crop .............................................. 44 4.2.5.6 Penanaman Pohon ...................................................... 44 4.2.5.7 Pemeliharaan .............................................................. 45

BAB V 5.1 5.2

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 46 Kesimpulan ......................................................................................... 46 Saran.................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

viii

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1 2 3 4 Keuntungan dan kerugian tambang terbuka............................................................ 9 Deskripsi alat muat pada tambang Senakin .......................................................... 20 Deskripsi alat angkut pada tambang Senakin....................................................... 20 Deskripsi bulldozer pada tambang Senakin ......................................................... 22

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 2 3 4 5 6 7 Peta Tunjuk Lokasi Kegiatan Penambangan........................................................... 3 Peta Geologi Regional Daerah Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan ....................... 7 Contoh-Contoh Metode Penambangan Terbuka................................................... 13 Batas Penambangan Tambang Senakin ................................................................ 18 Diagram Alir Aktivitas Penambangan Tambang Senakin .................................... 26 Desain Pembuatan Sediment Pond Pada Tambang Senakin ................................. 28 Urutan lapisan batubara Senakin........................................................................... 36

DAFTAR FOTO
Halaman

Foto 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jalan Angkut Pada Lokasi Tambang Batubara Senakin ....................................... 18 Excavator Liebherr tipe R 994 yang digunakan di Tambang Senakin ................ 19 Dump truck Caterpillar tipe 785C pada Tambang Batubara Senakin .................. 21 Dozer Komatsu D375 yang digunakan pada Tambang Batubara Senakin .......... 22 Water Truck Caterpilar tipe 773E pada Tambang Batubara Senakin .................. 23 Kegiatan pengupasan lapisan tanah pucuk (top soil) pada tambang Senakin ............ 29 Kegiatan peledakan pada salat satu pit di tambang Senakin................................ 32 Kegiatan pemuatan lapisan tanah penutup di tambang Senakin .......................... 33 Kegiatan penambangan batubara pada Tambang Senakin.................................... 34 Tempat pencucian batubara Jig Wash Plant ........................................................... 40 Tempat pencucian batubara Dense Medium Plant ................................................. 40 Pengapalan batubara (barging) pada port Sembilang........................................... 43

ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya

peningkatan sumberdaya manusia sebagai pengguna teknologi. Ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan, dimana hanya berkutat pada teori tanpa adanya aplikasi lapangan, dirasakan belum cukup. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman dari seorang sarjana Teknik Pertambangan mengenai kondisi lapangan pekerjaan sebenarnya pada sebuah Perusahaan Tambang. Salah satu solusinya adalah dengan diharuskannya seorang mahasiswa Teknik Pertambangan melakukan Kerja Praktek (KP) pada Perusahaan Tambang sebagai bekal pengalaman untuk bekerja. Disamping itu, kurikulum pendidikan yang berlaku di Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, mewajibkan setiap mahasiswanya untuk melakukan suatu kerja praktek pada suatu perusahaan ataupun industri. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut kepada para mahasiswa dalam melihat dunia kerja yang sesungguhnya, setelah kegiatan pemetaan eksplorasi yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga pola fikir mahasiswa menjadi lebih meningkat dan berorientasi untuk masa depan Adapun tujuan dari Kerja Praktek ini adalah : 1. Mengetahui seluruh kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia . 2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan penambangan pada tambang batubara Senakin.

1.3

Batasan Masalah Semua kegiatan yang berhubungan dengan Perencanaan dan Penambangan

di daerah Senakin yang dilaksanakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI), departemen yang mempunyai tanggung jawab sebagai pembuat konsep perencanaan dan penambangan yaitu Departemen Engineering. Kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan perencanaan jangka panjang (long term), jangka pendek (short term), survey, kontrol kualitas batubara, kegiatan reklamasi, pengeboran, peledakan dan lain-lain. 1.4 Waktu dan Lokasi Penelitian Kerja praktek dilaksanakan dari tanggal 25 Agustus sampai tanggal 18 Oktober 2007. Lokasi penelitian yaitu pada tambang batubara Senakin yang dilaksanakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI). Secara Administratif lokasi penambangan berada dalam wilayah Kabupaten Kotabaru Propinsi Kalimantan Selatan yang secara geografis terletak diantara 115 15 BT 116 30 BT dan 02 20 04 21 LS .Tambang Senakin dibagi menjadi 2 bagian yaitu Tambang Senakin Timur (East Senakin Mine) yang sedang aktif melakukan penambangan dan Tambang Senakin Barat (West Senakin Mine) yang sedang dalam proses reklamasi. Lokasi tambang Senakin meliputi beberapa desa pada beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Klumpang Tengah dan Utara, Kecamatan Sampanahan dan Kecamatan Pamukan Selatan. Untuk sampai ke lokasi penambangan dapat ditempuh dengan jalan darat dari Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin ke Kotabaru selama 8 jam melewati lokasi penambangan daerah Satui. Setelah sampai ke Kabupaten Kotabaru dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan Speed Boat sampai ke lokasi dengan menempuh waktu 1 jam. Dapat juga ditempuh dengan jalur udara dengan menggunakan pesawat terbang dari Kota Balikpapan selama 45 menit ke Kotabaru dan dilanjutkan dengan menggunakan Speed Boat sampai ke lokasi dengan menempuh waktu 1 jam.

Gambar 1 : Peta Tunjuk Lokasi Kegiatan Penambangan

1.5

Tahapan Penelitian Untuk lebih terarahnya pelaksanaan kerja praktek maka penulis melakukan

beberapa tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Tahapan Persiapan, pada tahapan ini hal-hal yang dipersiapkan berupa pengurusan proposal dan surat izin pelaksanaan kerja praktek dari Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin maupun kepada pihak PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI) serta dilakukan studi literatur mengenai kegiatan penambangan batubara pada suatu perusahaan tambang. 2. Tahapan penelitian diperusahaan berupa : Interview atau wawancara secara langsung dilakukan kepada narasumber yang menangani setiap bidang pekerjaan dilingkup departemen engineering PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI). Pengamatan langsung pada lokasi pertambangan, tahapan ini dilaksanakan setelah melakukan interview untuk mengetetahui secara langsung proses penambangan yang dilakukan di Tambang Batubara Senakin. 3. Tahapan Penyusunan Laporan, pada tahapan ini data-data yang telah didapatkan baik itu berupa hasil interview maupun pengamatan langsung

di lapangan disusun dalam bentuk laporan dan dipresentasekan didepan departemen engineering PT. Thiess Contractors Indonesia (TCI) dan di Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan pada Laporan Kerja Praktek tentang Kegiatan Perencanaan dan Penambangan Batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia Pada Tambang Batubara Senakin Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah, waktu dan lokasi penelitian, tahapan penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan umum membahas mengenai penjelasan secara umum tentang tambang batubara Senakin yang meliputi : keadaan perusahaan, keadaan geologi, keadaan bahan tambang, flora dan fauna serta keadaan sosial ekonomi masyarakat. 3. Bab III Tinjauan pustaka membahas teori-teori dasar sebagai acuan dalam melakukan kegiatan penambangan. 4. Bab IV Pembahasan hasil pengamatan menjelaskan tentang pengamatan pada perusahaan tempat Kerja Praktek dilakukan. Pembahasan hasil pengamatan meliputi hasil pengamatan tentang Kegiatan Perencanaan dan Kegiatan Penambangan yang dilakukan oleh perusahaan. 5. Bab V Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan yang didapat dari pembahasan hasil pengamatan dan memberikan saran-saran sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada.

BAB II TINJAUAN UMUM


2.1 KEADAAN PERUSAHAAN Tambang batubara Senakin beroperasi di bawah aliansi PT. Arutmin Indonesia dan PT.Thiess Contractors Indonesia. Pada bulan Juni 2002, PT. Arutmin dan PT. Thiess melakukan kesepakatan kerja dalam bentuk aliansi dimana Thiess mengambil alih semua operasi pertambangan milik PT. Arutmin di Kalimantan Selatan termasuk pengoperasian dan reparasi peralatan berat. PT. Thiess bertanggung jawab terhadap seluruh operasi pertambangan, mulai dari penyiapan lahan, penggalian overburden, penambangan batubara, transportasi batubara ke atas kapal serta rehabilitasi area tambang. Jasa lainnya adalah perencanan tambang dan penjaminan mutu. PT. Thiess Contractors Indonesia merupakan kontraktor utama yang melakukan kegiatan operasional tambang pada tambang Senakin. Kegiatan yang dilakukan PT. Thiess Contractors Indonesia dibantu oleh beberapa Subkontraktor yaitu : 1. PT. Putra Sarana Transborneo (PST) dan Mitramega Perkasa Samudra (MPS) sebagai kontraktor angkutan batubara 2. PT. MHB dan PT. REP sebagai kontraktor Alat Mekanis/Alat Berat. 3. PT. United Tractors, Hexindo dan Trakindo sebagai kontraktor perbaikan alat berat. 4. PT. ORICA sebagai kontraktor Peledakan 5. Dan kontraktor kecil lainnya. 2.2 FLORA DAN FAUNA Kekayaan flora (vegetasi) yang ada pada tambang Senakin adalah jenis tanaman revegetasi. Tanaman revegetasi yang ada di sekitar wilayah penambangan antara lain Sengon, Akasia, Sungkai, Gmelina, bambu, Karet dan

Mahoni. Sedangkan tumbuhan asli yang terdapat di tambang Senakin yaitu jenis Alaban, Mampat, Tiwangau, Marambung, Rotan, Ambaratan, Nipal, Bakau, dll. Untuk fauna (hewan) yang terdapat disekitar wilayah tambang Senakin yaitu Burung pipit, Belalang, Kadal, Kera, Babi, Biawak dan Ular. 2.3 KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pertambangan memiliki mata pencaharian utama sebagai petani dan peladang. Dampak negatif adanya aktivitas penambangan yaitu pengalihan fungsi lahan dari pertanian dan perkebunan menjadi areal pertambangan. Akibatnya banyak petani dan peladang yang beralih profesi. Sedangkan dampak positif yang dirasakan masyarakat yaitu mudahnya masyarakat dalam memasarkan hasil bumi dikarenakan akses jalan yang mudah, yang secara tidak langsung tersedia akibat kegiatan penambangan. Dampak positif lainnya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru, terutama dalam bidang perdagangan, bengkel dan rumah makan, sehingga peredaran uang di masyarakat meningkat. 2.4 2.4.1 KEADAAN GEOLOGI Geologi Regional Secara fisiografis, daerah kabupaten Kotabaru termasuk dalam anak cekungan Asam-Asam dan anak cekungan Pasir. Keduanya merupakan anak cekungan Barito dan cekungan Kutai. Batuan tertua yang terdapat di kabupaten Kotabaru adalah kelompok batuan yang diperkirakan berumur Jura yang terdiri dari batuan ultramafik, batuan malihan, batuan bancuh, dan rijang radiolaria. Secara tidak selaras di atas kelompok batuan berumur Jura tersebut diendapkan Formasi Pitap dan Formasi Manunggal. Formasi Pitap berhubungan menjemari dengan Formasi Haruyan. Formasi ManungguI mempunyai Anggota Paau. Kemudian secara tidak selaras di atas batuan pra Tersier diendapkan batuan-batuan berumur Tersier dan Kwarter yang terdiri dari Forrnasi Tanjung,

Formasi Pamaluan,Formasi Berai, Formasi Warukin dan Formasi Dahor serta Aluvium. Formasi Tanjung terdiri dari perselingan konglomerat batupasir dan batu-lempung dengan sisipan serpih, batugamping dan batubara. Fomasi Warukin terdiri dari perselingan batupasir kuarsa dan batulempung bersisipan serpih, batubara dan batugamping. Secara tidak selaras, di atas kelompok batuan Tersier diendapkan batuan Kwarter berupa Aluvium yang terdiri dari kerakal kerikil, pasir, lanau, lempung dan lumpur, terdapat sebagai endapan sungai, rawa dan pantai. Struktur geologi yang terdapat di wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri dari sesar naik, sesar geser, sesar normal dan lipatan. Sesar naik umumnya mempunyai arah hampir Utara - Selatan hingga Barat daya Timur laut. Arah sesar bervariasi dari Timur laut Barat daya hingga Barat laut Tenggara.

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan

2.4.2

Geologi Lokal Batuan dasar Pra Tersier yang terdiri mulai dari bagian bawah ke atas

adalah konglomerat, batu pasir, serpih dan batu lempung dengan ketebalan beberapa meter hingga lebih dari 150 meter. Secara tidak selaras diatasnya diendapkan batuan-batuan Tersier diantaranya seperti F.Tanjung dan F. Warukin,

sebagai Formasi pembawa bahan galian batubara, ketebalan lapisan batubara berkisar antara 3 12 meter. Formasi Tanjung terdiri dari perselingan konglomerat batupasir dan batulempung dengan sisipan serpih, batugamping dan batubara. Batubara Senakin termasuk dalam Formasi Tanjung yang berumur Eosen dengan kualitas batubara bituminous. Lapisan batubara sepanjang 40 km dari utara ke selatan sampai kedalam
pantai sepanjang 14 km . (Sumber http://www.dim.esdm.go.id/kolokium%202005/konservasi/11Kotabaru.pdf)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur geologi endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60% dari produksi batu bara dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang besar lebih menggunakan tambang terbuka. Tambang Terbuka disebut hanya memiliki nilai ekonomis apabila lapisan batubara berada dekat dengan permukaan tanah. Metode tambang terbuka memberikan proporsi endapan batubara yang lebih banyak daripada tambang bawah tanah karena seluruh lapisan batu bara dapat dieksploitasi atau lebih dari 90% batu bara dapat diambil. Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter persegi dan menggunakan banyak alat yang besar dump truck, excavator dan alat-alat pendukung liannya. Keuntungan dan Kerugian Tambang Terbuka
terbuka

Tabel 1 : Keuntungan dan kerugian tambang

10

Pemilihan metoda penambangan yang akan diterapkan ditentukan oleh Karakteristik Lapangan, Deposit, Lingkungan dan Biaya Operasi yang paling ekonomis. Faktor-faktor yang menentukan pemilihan metoda penambangan : Karakteristik Deposit : Kemiringan, ukuran dan penyebaran, struktur geologi (rekahan, patahan dan perlipatan) Pertimbangan Topograpi dan Hidrologi (curah hujan & air tanah) Pertimbangan Geoteknik Pertimbangan Ekonomis Pertimbangan Lingkungan : Ketersediaan alat Rate Produksi Kualitas bijih / Batu bara yang diharapkan Jarak buang dari pit ke waste dump / crusher

Dasar melaksanakan penambangan terbuka adalah : Bila hasil operasi penambangan terbuka ini akan memberikan hasil yang menguntungkan maka dilakukan penambangan secara terbuka dan bila tidak biasanya dicari alternatif penambangan bawah tanah. Ekonomis tidaknya dalam operasi penambangan terbuka ini biasanya ditunjukan oleh nisbah kupas (stripping ratio). Contoh batas stripping ratio: Senakin Adaro Kpc Sehingga 7.0 bcm tanah : 1 ton batubara 2.4 bcm tanah : 1 ton batubara 6.02 bcm tanah : 1 ton batubara para pengawas tambang harus memperhatikan dalam

pelaksanaan penambangan ini untuk tidak melebihi/ mengurangi batas-batas yang sudah direncanakan karena akan berakibat mengurangi tingkat keuntungan operasi tambang tersebut. Aktivitas penambangan terbuka : Pembersihan Lahan (Land Clearing) Pengupasan dan Penimbunan Tanah Humus

11

Pengupasan Tanah Penutup : ripping, drill & Blast Pemuatan dan Pembuangan tanah Penutup Penggalian batubara Prosesing Batubara : crushing & Pencucian Pemuatan dan Pengangkutan batubara Reklamasi dan revegetasi areal bekas tambang

Pekerjaan Tambahan : Perawatan Jalan Penyaliran Tambang ( drainage) Pengelolaan Dampak Lingkungan

Aktivitas Alat Alat Produksi Aktivitas alat alat produksi dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: Alat Gali dan alat muat seperti power shovel, backhoe, excavator, front end loader, dragline, bucket wheel Excavator (BWE), Bucket Chain Excavator (BCE) Alat Angkut berupa truck (rear-dump, side-dump, articulated), train, belt conveyor, pipa slurry, Scraper (alat muat sekaligus angkut). Alat Bantu berupa bulldozer dan ripper, Grader, Lubriction Truck, Water Truck, Fuel Truck, dll. Contoh-contoh Metoda Penambangan Terbuka. Untuk Batubara A. Contour Mining Sistem ini diterapkan untuk endapan batubara yang tersingkap (out crop) di lereng gunung/ bukit. Kegiatan penambangan ini dimulai dengan pengupasan tanah (overburden) disepanjang lereng (batubara tersingkap) mengikuti garis

kontur, tanah kupasan didorong dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah, kemudian diikuti penambangan batubara. Keuntungan : Tanah cukup di dorong dengan buldozer, ataupun jika harus menggunakan truk akan di angkut dengan jalan menurun. Kekurangannya : areal terbuka ditambah areal timbunan cukup besar sehingga dampak lingkungan kurang baik.

12

Contoh untuk metoda adalah metoda contour stripping dan metoda montain removal B. Area Mining. Sistem ini digunakan untuk endapan batubara yang hampir datar, penambangan dimulai dari daerah penambangan awal (box cut), dimana tanah dari areal box cut ini akan dibuang ke areal buangan diluar pit dan penggalian tanah berikutnya dibuang dibelakang yang sudah ditambang. Contoh untuk metoda ini adalah metode area mining menggunakan dragline, dan metode block area mining dengan menggunakan buldozer dan metode block area mining dengan truck & shovel khusus lapisan batubara lebih miring Keuntungan metoda ini adalah luas area yang terganggu dapat diminimalisasi. Diterapkan : Berau Coal, Petangis C. Open Pit Mining Sistem ini diterapkan untuk endapan batubara yang mempunyai kemiringan yang besar (curam), umumnya diterapkan pada lapisan batubara yang cukup tebal untuk single seam atau batubara yang mempunyai banyak perlapisan (multiple seam), karena dengan kemiringan yang curam untuk mendapatkan batubara yang lebih banyak dibutuhkan penambangan yang cukup dalam. Umumnya sistem penggalian digunakan sistem jenjang (multi benching). Contoh open pit mining adalah Tambang Batubara Senakin (Sumber: Teknik Penambangan
Terbuka Departemen Engineering PT.Thiess Contractor Indonesia Senakin Mine Project)

13

Contoh-Contoh Metoda Penambangan Terbuka (Batubara)

A. Metoda contour stripping B. Metoda montain removal

C. Ar Area Mining Menggunakan Dragline

D. Bl Block Ar Area Mi Mining Menggunakan Buldozer

E. Ha Haul Ba Back Menggunakan Truck & shovel

Gambar 3 : Contoh-Contoh Metode Penambangan Terbuka

14

Cara cara mencegah terjadinya bahaya sebagai penyebab kecelakaan di tambang terbuka: a. Mencegah masuknya air ke lokasi penambangan atau mengeringkan air yang masuk lokasi tambang. b. Pembuatan jenjang yang memenuhi syarat. c. Pemeliharaan dan penggunaan peralatan yang baik. d. Pemilihan metode penambangan yang benar. e. Adanya rambu-rambu Pemasangan rambu-rambu di lokasi kerja, adalah upaya untuk mencegah adanya kecelakaan. Apabila para operator/pekerja lain melanggar rambu-rambu tersebut, maka bahaya dan kecelakaan tidak dapat dihindari.

15

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Perencanaan Perencanaan Tambang adalah kegiatan membuat rancangan suatu tambang dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan. Kegiatan Perencanaan Tambang PT. Thiess Contractors Indonesia dilakukan oleh Departemen Engineering bagian mine planning (Perencanaan Tambang). Perencanaan Tambang PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang Senakin dibagi atas dua yaitu long term dan short term. Long term merencanakan penambangan dalam jangka panjang waktu 12 bulan, enam bulan, tiga bulan dan satu bulan. Dari perhitungan dan ketersediaan alat dapat diketahui berapa jumlah overburden yang dapat dipindahkan dan volume batubara yang dapat diambil pada jangka waktu tertentu sehingga dapat diketahui berapa lama penambangan dapat dilakukan. Sedangkan short term merencanakan penambangan secara harian dan mingguan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dalam long term. Rencana penambangan dibuat sebelum kegiatan dan saat kegiatan penambangan berlangsung. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan suatu tambang yaitu : 4.1.1 Nilai Stripping Ratio (SR) Faktor utama yang sangat penting mengenai keputusan dibuka atau tidaknya suatu tambang adalah Nilai Stripping Ratio (SR). Stripping ratio dalam penambangan batubara didefinisikan sebagai Perbandingan volume tanah penutup dalam bcm terhadap volume batubara yang didapat dalam tonnase. SR = Waste( Bcm) Batubara (tonnase)

Rata-rata nilai Striping ratio (SR) yang digunakan pada Tambang Batubara Senakin adalah 7 : 1. Artinya perbandingan volume material penutup

15

16

yang akan dibongkar dengan jumlah batubara yang akan didapat sebesar 7 m3 tanah penutup berbanding 1 ton batubara. Semakin kecil nilai Stripping Ratio (SR) yang didapat, maka peluang untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan semakin besar. Sebaliknya semakin besar nilai Stripping Ratio maka semakin kecil nilai ekonomis tambang tersebut. 4.1.2 Cadangan Batubara Cadangan batubara adalah jumlah batubara yang secara ekonomis dapat ditambang atau diproduksi dalam jangka waktu tertentu. Dalam perencanaan suatu tambang cadangan sangat berpengaruh dalam penentuan sistem penambangan dan penentuan jumlah alat yang akan digunakan. Jumlah sumberdaya batubara terukur (measured) PT Arutmin di daerah Senakin sebesar 142.972.538 ton menurut penjelasan pihak perusahaan jumlah cadangan layak tambang (mineable) sekitar 19 juta ton. Hal ini disebabkan yang dihitung hanya lokasi yang betul-betul dapat ditambang (clear) bahwa saat ini tidak semua lokasi dalam wilayah yang direncanakan di Senakin dapat ditambang. Faktor kendalanya adalah adanya

perambahan PETI dan terhambatnya pembebasan lahan. Lapisan batubara yang ditambang di Senakin hanya terdiri atas satu lapisan (single layer) yang tebalnya berkisar 3 6 meter. (Sumber http://www.dim.esdm.go.id/kolokium%202005/konservasi/11Kotabaru.pdf)

Cadangan batubara yang ditambang pada tambang batubara Senakin dengan rata-rata nilai Stripping Ratio 7:1 bcm/ton dan ketebalan batubara minimal 50 cm sebesar 400.000 ton batubara per bulan atau sekitar 4.800.000 ton batubara per tahun (data aktual survey senakin tahun 2007-sekarang). Cadangan merupakan sesuatu yang terus dievaluasi, karena cadangan hasil eksplorasi tidak sepenuhnya akurat. Eksplorasi cadangan batubara pada Tambang batubara Senakin dilakukan oleh PT. Arutmin Indonesia (PT. AI) sebagai pemilik lahan. PT. Arutmin Indonesia memberikan gambaran kuantitas cadangan batubaranya pada Kontraktor utama PT. Thiess Contractors Indonesia untuk melakukan kegiatan penambangan.

17

PT.

Thiess

Contractors

Indonesia

dalam

melakukan

kegiatan

penambangan selalu mengevaluasi cadangan batubara yang ada. Kegiatan evaluasi cadangan yang dilakukan PT. Thiess Contractors Indonesia dengan melakukan Test Pit (lubang pengetesan) pada lokasi tertentu dengan membuat parit uji (trenching) atau pengeboran inti pada lapisan batubara sehingga cadangan akan bisa diperkirakan jumlah dan bentuknya. 4.1.3 Sistem Penambangan dan Batas Penambangan Penentuan sistem penambangan dan batas penambangan menjadi salah satu faktor penting dalam perencanaan suatu tambang, setelah nilai Stripping ratio terpenuhi dan cadangan batubara bernilai ekonomis untuk ditambang. Sistem Penambangan yang dilakukan pada tambang batubara Senakin adalah sistem Tambang Terbuka dengan Open Pit Mining yaitu penambangan dengan cara membuat lubang bukaan (Open Pit) ke dalam permukaan bumi yang mengandung lapisan batubara. Batas penambangan yang direncanakan pada tambang Senakin mempunyai ketentuan sebagai berikut : Tinggi jenjang maksimal 15 meter Lebar jenjang 5 meter Sudut kemiringan (Single Slope) maksimal 65 Sudut kemiringan keseluruhan (Overall slope) maksimal 52.

18

Permukaan Tanah Over Burden

Lapisan Batubara (Coal Seam) H : Tinggi Jenjang = 15 m L : Lebar Jenjang = 5 m : Sudut Kemiringan (Single Slope) = 65 : Sudut Kemiringan Keseluruhan (Overall Slope) = 52

Gambar 4 : Batas Penambangan Tambang Senakin

Batas penambangan yang dibuat dilihat dari beberapa faktor seperti faktor keamanan, geometri, ekonomi dan peralatan sehingga memenuhi standar keamanan yang berlaku pada tambang batubara Senakin. Masing-masing Pit (lubang bukaan) mempunyai jumlah blok rata-rata sekitar 10 buah. Ukuran blok yang direncanakan pada tiap pit, mempunyai ketentuan ukuran (125x125) m . 4.1.4 Sistem Pengangkutan Perencanaan sistem pengangkutan
3

dengan pembuatan jalan merupakan bagian dalam perencanaan sangat tambang. Sistem

pengangkutan

mempengaruhi

produktivitas alat yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan. Sistem pengangkutan yang baik akan meningkatkan produktivitas alat yang digunakan dan mengurangi biaya operasi penambangan, sehingga target produksi akan terus meningkat.
Foto 1 : Jalan Angkut Pada Lokasi Tambang Batubara Senakin

19

Aturan pembuatan jalan angkut pada lokasi tambang batubara Senakin sama seperti lokasi tambang-tambang yang lain diantaranya : 1. Lebar jalan angkut untuk lalu lintas sekitar 30 m atau sekitar 4 kali lebar rare dump truck Caterpillar tipe 785C. rare dump truck Caterpillar 785C merupakan rare dump truck yang paling besar pada tambang batubara Senakin.
2. Kemiringan jalan dibuat sekitar 8% untuk jalan-jalan permanen dan maksimal 10% untuk jalan-jalan kecil dengan akses terbatas.

4.1.5 Peralatan Tambang Kegiatan perencanaan selanjutnya yaitu penentuan peralatan tambang yang digunakan. Peralatan tambang yang digunakan untuk melakukan aktivitas penambangan dibagi beberapa macam diantaranya alat untuk melakukan pemuatan (alat muat), alat untuk melakukan pengangkutan (alat angkut) dan alat pendukung. PT. Thiess Contractors Indonesia pada tambang batubara Senakin melakukan pembagian peralatan sebagai berikut : 4.1.5.1 Alat Muat Alat muat adalah alat yang digunakan untuk menggali dan memuat material ke dalam suatu alat angkut. Alat muat yang digunakan pada tambang batubara Senakin yaitu Excavator dan Wheel Loader.

Foto 2 : Excavator Liebherr tipe R 994 yang digunakan di Tambang Senakin

20

Excavator dan Wheel Loader merupakan alat yang paling sesuai dengan kondisi permukaan di tambang Senakin. Excavator dan Wheel loader yang digunakan PT. Thiess Contractors Indonesia untuk melakukan aktivitas penggalian dan pemuatan material dan batubara. Spesipikasi alat muat yang digunakan pada PT. Thiess Contractors Indonesia pada tambang batubara Senakin yaitu :
Sumber : List Equipment PT.TCI bulan Agustus 2007

Alat Muat Description Liebherr 994-200HE Unit Kapasitas Bucket (m3)

2 14 Hitachi EX2500 1 14 Liebherr R-93504 1 21.5 Liebherr R994B 3 18 Hitachi EX3600-5 3 22 Komatsu PC800 3 4.5 Hitachi EX1200 3 7.5 Hitachi ZX330 7 1.4 Komatsu PC200-7 1 1.17 Cat 988G (Loader) 3 6.3 Cat 980G II 3 5.7 Cat 966 F 1 3.8 Tabel 2 : Deskripsi alat muat pada tambang senakin

4.1.5.2 Alat Angkut Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material dari satu tempat (Tempat Pemuatan / Loading area) ke tempat yang lain (Tempat penimbunan /Dumping Area). Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut material pada tambang batubara Senakin terdiri dari beberapa rare dump truck, Articulate truck dan beberapa Trailler.
Sumber : List Equipment PT.TCI bulan Agustus 2007

Alat Angkut Description Unit

Rare Dump Truck Cat tipe 785C 26 106 Rare Dump Truck Cat tipe 777D 24 49 Rare Dump Truck Cat tipe 773E 7 Articulate Cat 740 17 7 Volvo FH16 79-80 9 Truck PST 23-24 Truck MPS 19-20 Tabel 3 : Deskripsi alat angkut pada tambang senakin

Kapasitas (ton) 150

21

Foto 3 : Rare Dump truck Caterpillar tipe 785C pada Tambang Batubara Senakin

Jenis Alat angkut yang digunakan pada tambang batubara Senakin dibagi berdasarkan material yang akan diangkut, yaitu: 1. Untuk mengangkut lapisan tanah penutup (topsoil) digunakan rare dump truck Volvo tipe A35C dan Caterpillar tipe 773E. 2. Untuk mengangkut lapisan tanah penutup (Overburden) digunakan rare dump truck Caterpillar tipe 785C , dump truck Caterpillar tipe 777D 3. Untuk mengangkut batubara, alat angkut yang digunakan yaitu Truck. Truck milik Subkontraktor PT.Thiess Contractors Indonesia seperti PT. Mitramega Perkasa Samudra (MPS) dan Putra Sarana Transborneo (PST). Truk yang digunakan yaitu Truck buatan HINO dan NISSAN. Jumlah truck yang dipakai untuk mengangkut batubara sekitar 50 buah. 4. Untuk mengangkut batubara dari tempat pencucian batubara Jig Plant (JP) ke PLO (Port Load Out) Sembilang dan Dense Medium Plant (DMP) ke PLO Air Tawar menggunakan Double Trailler Volvo tipe FH16 . 4.1.5.3 Alat Pendukung 1. Bulldozer Bulldozer berfungsi sebagai alat untuk menumbangkan pohon dan meratakan semak semak pada kegiatan pembersihan lahan (Land Clearing), pada kegiatan pemuatan overburden oleh Excavator ke dalam dump truck, bulldozer

22

berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan material yang berserakan. Pada tempat penimbunan (Dumping area) bulldoser berfungsi meratakan dan merapikan timbunan material dari Dump Truck, dan fungsi yang lainnya.
Sumber : List Equipment PT.TCI bulan Agustus 2007

Dozers Description Cat D9R Komatsu D85ESS-2 Cat D10R Cat 834H Komatsu D375A-3A Komatsu D85E-SS-2 Komatsu D375A-5 Komatsu D375A-3A Dozer Komatsu D65P-12

Unit 1 2 9 1 2 1 2 2 1

Tabel 4 : Deskripsi bulldozer pada tambang senakin

Foto 4 : Dozer Komatsu D375 yang digunakan pada Tambang Batubara Senakin

2.

Grader Grader merupakan alat yang berfungsi sebagai alat untuk meratakan dan

merapikan material yang berserakan di jalan, akibat material yang tumpah dari Alat angkut (Dump truck). Grader yang digunakan yaitu Grader Caterpilar tipe 16H berjumlah 7 buah.

23

3.

Water Truck Water Truck adalah Truck berisi air yang berfungsi sebagai alat untuk

menyiram jalan yang berdebu, akibat aktivitas pengangkutan material oleh Alat angkut. Water truck yang digunakan yaitu Caterpilar tipe 773E berjumlah 3 buah dan Iveco 6x6 H/Duty Prime Mover berjumlah 2 buah.

Foto 5 : Water Truck Caterpilar tipe 773E pada Tambang Batubara Senakin

4.

Mesin Pemboran (Drilling Machines) Mesin Pemboran adalah alat untuk membuat lubang bor tempat bahan

peledak pada aktivitas peledakan. Mesin pemboran juga dapat digunakan untuk mengetahui lapisan batubara dengan melakukan test Pit (Lubang test batubara). Mesin pemboran yang digunakan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada tambang batubara Senakin yaitu Driller Ingersoll Rand tipe DR 0741, DR 5020, dan DR 5021 masing-masing 1 buah. 5. Lighting Plant Lighting Plant adalah alat penerangan yang dipergunakan untuk menerangi aktivitas penambangan pada malam hari. 6. Pompa Air Pompa air adalah alat untuk memompa air yang ada dalam Pit yang tergenang akibar air hujan.

24

4.1.6 Jadwal Produksi Jadwal Produksi Batubara pada tambang Senakin dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Jadwal produksi batubara dari alat pencucian batubara Jig Washing Plant dan jadwal produksi batubara dari alat pencucian Dense Medium Plant.. Batubara bersih (wash coal) hasil pencucian yang direncanakan pada tempat pencucian batubara Jig Washing Plant (JWP) Tambang Senakin sekitar 160,000 Ton coal product per Bulan, sedangkan pada tempat pencucian batubara Dense Medium Plant (DMP) Tambang Senakin Barat sekitar 120,000 Ton coal product per bulan. Wash Plant memiliki yield recovery 80%. Masing-masing wash plant memiliki feed rate (tingkat pemasukan) berbeda. Untuk JWP feed rate sekitar 575 TPH (Ton Per Hour) sedangkan untuk DMP feed rate sekitar 390 TPH (Ton Per Hour). Tambang batubara Senakin beroperasi selama 24 Jam. Waktu jam kerja karyawan 12 jam per hari dengan pembagian kerja menjadi 2 giliran yaitu Day Shift dan Night Shift. 4.2 Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia berlangsung pada Tambang Senakin Timur. Tambang Senakin Timur dibagi menjadi 22 Pit. Pit yang sedang melakukan kegiatan penambangan pada bulan September 2007 adalah Pit 2,16 dan Pit Manggis . Masing masing Pit dibagi menjadi beberapa blok. Masing-masing blok mempunyai kegiatan yang berbeda. Seperti pada Pit 16 Tambang Senakin Timur, ada sebagian blok yang sedang melakukan kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup dan penggalian batubara sedangkan pada blok lain ada yang masih dalam kegiatan penyiapan lahan. Secara umum kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang Senakin Timur meliputi :

25

1. 2. 3. 4. 5.

Penyiapan Lahan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup ( top soil removal ) Pengupasan dan Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup Penambangan Batubara (coal mining) Kegiatan Reklamasi Kegiatan Penambangan batubara pada Tambang Senakin oleh PT. Thiess

Contractors Indonesia dilakukan dengan menambang blok yang mempunyai nilai Stripping Ratio kecil (Low Strip) terlebih dahulu kemudian dilanjutkan sampai blok yang nilai Stripping Rationya besar (High Strip).

Penyiapan Lahan (Land Scaping) meliputi Pembersihan lahan (Land Clearing) Pembuatan Settling Pond

Pengupasan dan Pemindahan tanah pucuk (Top Soiling) Kontrol Kualitas Batubara (Coal Quality Control)

Penggalian bebas (free digging) Penggaruan (ripping) Peledakan (Blasting)

Pembongkaran dan Pengupasan Tanah Penutup (Stripping Overburden)

Penambangan Batubara (Coal Mining)

Pencucian batubara (Coal Processing)

Reklamasi daerah bekas tambang (Reclamation)

Barging (Pengapalan)

26

Coal Expose

Cleaning

Loading Seam(SU)

Rom Stock HS

Move/Blending Parting(PA)

Loading SM 1

Move/Blending Parting(PB)

MS

JIG PLANT/DMP Product HS,MS,LS

Loading SM 2

Move/Blending Parting(PC)

PLO HS, MS, LS

Loading SL

Rom Stock LS

Barging HS, MS, LS

Direct sale Costumer

NPLCT

Catatan : Parting dengan ketebalan <15 Cm dimasukkan dalam batubara untuk di blending Parting dengan ketebalan >15 Cm dibuang (sesuai kontrak dengan PT.Arutmin) Gambar 5 : Diagram Alir Aktivitas Penambangan Tambang Senakin

Kegiatan Penambangan batubara yang sedang dilakukan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia pada Tambang Senakin Timur mempunyai tahapan penambangan sebagai berikut :

27

4.2.1 Penyiapan Lahan


Sebelum melakukan kegiatan pembongkaran dan penggalian material penutup, kegiatan pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan lahan yang akan ditambang. Proses penyiapan lahan yang Akan ditambang pada lokasi Tambang Senakin Timur oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dibagi menjadi 2 tahap. Tahap awal adalah Pembersihan lahan dari pepohonan dan semak-semak (Land Clearing). Tahap selanjutnya adalah Pembuatan Kolam Pengendapan (Sediment Pond).

4.2.1.1 Pembersihan Lahan


Pembersihan lahan (Land Clearing) adalah kegiatan membersihkan daerah yang akan ditambang dari pepohonan dan semak semak. Tujuan utama dari pembersihan lahan yaitu untuk memudahkan alat muat mengambil lapisan tanah paling atas (topsoil). PT.

Thiess Contractors Indonesia dalam melakukan kegiatan pembersihan lahan (land clearing) mempunyai 2 macam cara, yaitu :
1. Pembersihan lahan dengan menggunakan Alat Mekanis Alat mekanis yang digunakan pada kegiatan pembersihan lahan Tambang Senakin Timur yaitu Bulldozer dan Excavator. Bulldozer berfungsi untuk meratakan semak-semak dan mendorong pepohonan pada permukaan yang relatif datar, sedangkan Excavator mempunyai fungsi yang sama, hanya pada permukaan yang lebih curam. Semua semak-semak diratakan dan dibersihkan oleh alat mekanis. Untuk penebangan pohon, diameter pohon yang bisa didorong oleh alat mekanis maksimal 300 mm. Cara penebangan pohon oleh alat mekanis (Bulldozer/Excavator) yaitu dengan mendorong pohon ke arah condongnya pohon (arah kemiringan pohon).

Proses pendorongannya dilakukan dengan cara menuruni lereng dari bagian atas sampai ke bagian bawah lereng. Setelah pohon tumbang, semak-semak dibersihkan dan diratakan, kemudian lubang bekas pohon yang ditumbangkan diisi kembali dan diratakan seperti permukaan tanah semula.

28

2.

Penebangan pohon menggunakan Gergaji Kayu (Chainsaw) Untuk pohon yang besar dengan diameter lebih dari 300 mm, ditumbangkan

atau ditebang dengan cara digergaji oleh pekerja lokal (masyarakat sekitar) yang dikontrak oleh perusahaan. Pohon-pohon yang berdiameter lebih dari 300 mm

hanya boleh ditebang oleh regu penggergaji yang sudah berpengalaman dan dikontrak oleh perusahaan. 4.2.1.2 Pembuatan Kolam Pengendapan
Proses penyiapan lahan selanjutnya adalah Pembuatan Kolam Pengendapan (Sediment Pond). Sistem penirisan air (drainase) tambang dengan membuat Kolam

Pengendapan diatur sedemikian rupa sehingga aliran air / limbah dari tambang (lahan terbuka, timbunan tanah penutup, stockpile, dll.) masuk ke dalam kolam pengendapan. Sistem penirisan air dari dalam lokasi tambang ke luar lokasi tambang mempunyai beberapa saluran air (gambar 11)

Gambar 6 : Desain Pembuatan Sediment Pond Pada Tambang Senakin

Kolam Pengendapan berfungsi sebagai pengendap lumpur dan penetralisir air yang berasal dari kegiatan penambangan sebelum dilepaskan ke sungai. Saluran-saluran air limpahan dari aktivitas penambangan dibuat, agar dapat mengeringkan air dengan cepat dari permukaan. Air limpahan ini dapat bersifat sangat keruh akibat adanya erosi dan lumpur dengan pH sekitar 2-4. Air limpahan

29

ini mengandung berbagai macam unsur yang didominasi Fe dan Mn yang dapat membahayakan lingkungan apabila jumlahnya melebihi ambang batas. Tingkat keasaman air dalam Kolam Pengendapan rutin diperiksa untuk memastikan kisaran pH antara 6 sampai 9. Untuk proses penetralan apabila pH asam, dilakukan dengan penambahan tawas (Al2(SO4)3 dan untuk penanganan air keruh digunakan kapur Ca(OH)2 sesuai dengan kebutuhan. 4.2.2 Pengupasan lapisan tanah pucuk(topsoil) Setelah melakukan kegiatan penyiapan lahan, kemudian

dilanjutkan dengan pengupasan lapisan


tanah pucuk(topsoil). Ketebalan lapisan

tanah penutup pada tambang Senakin berkisar 0,5 sampai 1 meter. Lapisan topsoil merupakan lapisan tanah
Foto 6 : Kegiatan pengupasan lapisan tanah pucuk (top soil) pada tambang Senakin

penutup paling atas yang cukup lunak. Lapisan digunakan


tanah pucuk(topsoil)

sebagai

lapisan

tanah

penutup yang paling atas saat kegiatan Reklamasi dan saat penutupan ulang lubang bekas galian batubara. Pengupasan lapisan tanah penutup mempunyai tujuan untuk : Memisahkan tanah penutup dengan tanah penutup bagian atas (Overburden) sebelum aktivitas penggalian tambang dimulai. Penutupan lahan tambang sebagai tanah cadangan.

4.2.2.1 Pemuatan lapisan tanah pucuk(topsoil)


Lapisan topsoil pada Tambang Senakin dikupas dan dimuat oleh Alat Mekanis Hydraulic Excavator ke dalam Dump truck. Excavator yang digunakan adalah Excavator Komatsu tipe PC 800 dan Excavator Hitachi tipe ZX330.

30

4.2.2.2 Pengangkutan lapisan tanah pucuk(topsoil)


Topsoil yang sudah dikupas kemudian dimuat ke dalam Dump truck oleh Excavator. Setelah dimuat kemudian diangkut ke tempat penimbunan lapisan tanah penutup (Stock topsoil). Dump truck yang digunakan untuk mengangkut lapisan tanah penutup adalah Articulate Cat 740 dengan kapasitas 14 BCM dan Truck Hino dan Nissan milik kontraktor PST dan MPS.

4.2.2.3 Tempat penimbunan tanah pucuk


Topsoil yang sudah dimuat ke dalam Dump Truck kemudian diangkut ke tempat penimbunan. Tempat penimbunan tanah penutup disebut dengan Stock topsoil. Stock Topsoil berfungsi sebagai penampung semua tanah penutup yang sudah dikupas, sehingga apabila diperlukan kembali akan mudah untuk didapat. Selain ke tempat penimbunan, lapisan tanah penutup juga ada yang langsung disebar ke wilayah reklamasi. Pada lokasi reklamasi tanah pucuk(topsoil) disebar sebagai lapisan tanah paling atas yang akan ditanami oleh tumbuh-tumbuhan reklamasi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas penimbunan tanah pucuk(topsoil) yaitu : Memilih lokasi yang tepat untuk menyimpan tanah penutup, misalnya tanah bertopografi datar (<15%) dan bukan pada daerah aliran air. Mengeraskan dan meratakan alas tempat penyimpanan tanah penutup dengan alat berat. Membuat drainase dan kolam pengendapan (sediment pond) untuk menampung aliran permukaan yang berasal dari tumpukan tanah penutup tersebut. Pengecekan setiap hari terhadap tanah penutup yang disimpan. Menanami atau menutup tanah penutup jika tidak digunakan dalam jangka waktu minimal 2 bulan. 4.2.3 Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup
Setelah lapisan tanah penutup dikupas, tahapan selanjutnya adalah pengupasan dan pembongkaran lapisan tanah penutup.

31

4.2.3.1 Jenis Tanah Penutup (Overburden)


Lapisan tanah penutup dibagi menjadi 2 yaitu Lapisan tanah penutup yang lunak dan lapisan tanah penutup yang keras. Lapisan tanah penutup yang terdapat setelah lapisan tanah penutup adalah lapisan tanah penutup yang lunak. Pada lapisan ini terdapat tanah yang cukup lunak terdiri dari batulempung dan batupasir yang lunak. Lapisan tanah penutup yang lunak ini termasuk ke dalam lapisan tanah penutup (Overburden), tetapi mudah dikupas sehingga tidak memerlukan aktivitas peledakan. Lapisan tanah penutup yang lunak ini mempunyai ketebalan bervariasi. Kegiatan pengupasan lapisan tanah lunak ini menggunakan alat mekanis Excavator Komatsu. Pengupasan lapisan tanah penutup yang lunak ini disebut dengan Free Dig (Penggalian bebas). Lapisan tanah penutup selanjutnya yang menjadi lapisan tanah penutup sebelum lapisan batubara adalah lapisan tanah penutup yang keras. Lapisan tanah penutup yang keras adalah lapisan tanah penutup yang paling dekat dengan lapisan batubara. Lapisan tanah penutup yang melapisi batubara ini dibagi menjadi 3, yaitu: Overburden (Lapisan tanah penutup bagian atas) Lapisan Overburden (OB) adalah lapisan tanah diatas lapisan batubara dengan ketebalan bervariasi.

Parting ( Sisipan Pengotor ) Parting adalah lapisan pengikut/pengotor yang berada diantara lapisan batubara yang apabila ditambang akan mempengaruhi kualitas batubara. Ketebalan parting kurang dari 1 meter.

Interburden ( Lapisan pengotor diantara batubara ) Interburden adalah lapisan pengikut/pengotor yang berada diantara lapisan batubara. Ketebalan Interburden lebih dari 1 meter.

4.2.3.2 Pembongkaran Tanah Penutup


Kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup yang keras dilakukan dengan aktivitas peledakan, setelah diledakkan lapisan tanah penutup yang keras akan mudah untuk dimuat oleh alat mekanis. Ketebalan lapisan tanah penutup (Overburden) yang

32

ada di tambang Senakin bervariasi. Total pemindahan tanah penutup rata-rata per

bulan adalah 2.800.000 BCM.(data LOM survey tahun 2007) 4.2.3.3 Pemboran dan Peledakan Kegiatan pembongkaran lapisan tanah penutup pada Tambang Senakin dilakukan dengan cara diledakkan. Peledakan yang dilakukan bekerja sama dengan Subkontraktor Peledakan PT. Thiess Contractors Indonesia yaitu PT. ORICA. PT. ORICA merupakan Subkontraktor melakukan khusus kegiatan untuk peledakan.
Foto 7 : Kegiatan peledakan pada salat satu pit di tambang Senakin

Sebelum kegiatan peledakan terlebih dahulu dilakukan pemboran lubang ledak.

Untuk proses pembuatan lubang ledak dengan Mesin bor dilakukan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dengan menggunakan Mesin Bor Ingersoll Rand tipe DM50E berjumlah 2 unit dengan kapasitas pemboran 58 m/jam. Untuk lubang ledak kedalamannya rata-rata 16 meter per lubang dengan total kedalaman lubang bor 400 m/hari dan 2800 m/minggu. Volume lapisan tanah penutup (overburden) yang diledakkan adalah 150.000-180.000 bcm untuk satu kali blasting dengan powder factor 0,26-0,33 kg/bcm Setelah lubang ledak dibuat, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengisian bahan peledak pada lubang ledak. Untuk proses pengisian lubang ledak sampai peledakan dilakukan dilaksanakan oleh PT. ORICA. Jenis bahan peledak yang digunakan adalah power gel dan energan masing-masing 36,11 kg/m dan 37,6 kg/m. . (Sumber: Drill&Blast Engineering PT.Thiess Contractor Indonesia Senakin Mine
Project)

33

4.2.3.4 Pemuatan Tanah Penutup Setelah lapisan tanah penutup yang keras diledakkan, dan maka pemuatan kegiatan menjadi

penggalian

mudah. Alat mekanis yang digunakan untuk menggali dan memuat lapisan tanah penutup pada Tambang Senakin yaitu Excavator. Jenis Excavator yang digunakan tergantung ketebalan lapisan tanahnya. Untuk lapisan tanah yang
Foto 8 : Kegiatan pemuatan lapisan tanah penutup di tambang Senakin

paling tebal digali dan dimuat oleh Excavator Hitachi tipe EX-3600 dengan produktivitas 1.500 BCM/jam. Excavator Liebherr 994B, 994 dan Liebherr R93504 dengan produktivitas masing 1.300/jam, 900 BCM/jam dan 1300

BCM/jam. Untuk lapisan tanah penutup yang lebih tipis bisa digunakan Excavator Hitachi EX-2500 dan Komatsu PC 800 . 4.2.3.5 Pengangkutan tanah penutup
Untuk proses pengangkutannya menggunakan dump truck Caterpillar tipe 785C dengan kapasitas maksimal 55-56 BCM, dump truck Caterpillar tipe 777D dengan kapasitas maksimal 36-37 BCM. Semua dump truck yang digunakan, cara mengosongkan muatan/materialnya ke belakang atau sering disebut Rear Dump Truck (RDT).

4.2.3.6 Tempat Penimbunan Tanah Penutup


Tanah penutup (Overburden) yang sudah digali dan dimuat kemudian diangkut oleh Dump Truck ke tempat penimbunan. Tempat penimbunan lapisan tanah penutup sering disebut Dumping area atau Disposal. Tempat penimbunan Overburden ini dibagi menjadi 2, yaitu : 1. In Pit Dump In Pit Dump adalah tempat penimbunan overburden di dalam Pit. 2. Out Pit Dump / Out Of Dump Out Pit Dump adalah tempat penimbunan overburden di luar Pit.

34

Jarak dari tempat penggalian ke tempat penimbunan di luar Pit (Out Of Dump/OOD) bervariasi dengan ketentuan maksimal 1,5 Km.

4.2.4

Penambangan Lapisan Batubara


Penambangan batubara pada Tambang batubara Senakin adalah kegiatan

pengambilan batubara dari tambang kemudian dikirim ke tempat penimbunan batubara (ROM Stock), tempat pencucian (Jig Wash Plant/Dense medium Plant) atau langsung ke dermaga (Sembilang/Air Tawar Port)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penambangan batubara antara lain : Lokasi penambangan batubara dibersihkan dari material ikutan, seperti ; batu, kayu, lumpur, dll. Lokasi penambangan batubara tidak boleh tergenang oleh air. Batas batubara (coal line) harus jelas dan jarak dari dumpingan overburden di dalam tambang (In Pit Dump) dengan batas batubara minimal 5 meter. Batas batubara (coal line) yang tertutup harus dibuka terlebih dahulu sebelum dilakukan penambangan. Sebelum digali dan dimuat lapisan batubara digaru (ripping) terlebih dulu untuk mempermudah pengambilan serta memperkecil ukuran batubara, ukuran batubara yang ditambang maksimal 80 cm (baik panjang, lebar, tebal)

Foto 9 : Kegiatan penambangan batubara pada Tambang Senakin

35

4.2.4.1 Jenis Batubara


Batubara yang ada di tambang batubara Senakin mempunyai rank / peringkat batubara dari batubara SubBituminus sampai batubara Bituminus dengan nilai kalori sekitar 6500-7000 Kcal. Untuk kualitas batubara yang diinginkan pada tambang batubara Senakin, dibagi berdasarkan kandungan Abu (%Ash) dan Kandungan Sulfur (% Total sulfur/TS).

A.

Kandungan Abu (%Ash) Kandungan Abu adalah kandungan mineral-mineral logam dan non logam

yang terkandung dalam batubara, dinyatakan dalam prosentase berat ( % ). Kandungan abu yang terkandung pada batubara Tambang Senakin bervariasi. Untuk batubara yang mempunyai kandungan abu tinggi dibersihkan dengan cara dicuci pada tempat pencucian batubara. Tempat pencucian batubara pada tambang Senakin yaitu Jig Wash Plant (JWP) dan Dense Medium Plant (DMP). Kadar abu (%Abu) yang dibersihkan oleh tempat pencucian menghasilkan kandungan Abu rata-rata 12%. B. Kandungan Sulfur (%TS) Kandungan Sulfur adalah kandungan mineral Sulfur / Belerang (S2) yang terkandung dalam batubara, dinyatakan dalam persen berat (%). Kandungan Sulfur batubara yang ada pada tambang Senakin dibagi menjadi 3, yaitu : Batubara HS (High Sulfur) adalah Batubara yang kandungan sulfurnya (% sulphur) paling tinggi diatas 1.1 % sulfur. Batubara MS (Medium Sulfur) mempunyai kandungan sulfur (% Sulfur) pada batubara sekitar 0.8 1.1 %. Batubara LS (Low sulfur), adalah batubara yang paling kecil kandungan Sulfurnya yaitu dibawah 0.8 %. Kecenderungan kualitas kandungan Abu (%Ash) batubara dan Total Sulfur (%TS) batubara dalam Lapisan batubara Tambang Senakin yaitu : Untuk Abu (% Ash), semakin kebawah kandungan Abu relatif semakin rendah, jadi % Ash SU > % Ash SL

36

Untuk Sulfur (% Total Sulfur) semakin kebawah kandungan TS (Total Sulfur) makin rendah, jadi % TS SU > %TS SL. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam batubara, diantaranya

adalah : Coal Seam, adalah lapisan batubara yang mempunyai batasan kualitas tertentu sehingga dapat ditambang dengan menguntungkan. Seam profile, adalah kolom penampang dari lapisan (seam) batubara. SU (Seam Upper), adalah lapisan batubara paling atas. SM (Seam Medium), adalah lapisan batubara ditengah SL (Seam Lower), adalah lapisan batubara paling bawah Raw Coal adalah Batubara hasil penambangan tanpa dicuci. Wash Coal adalah Batubara bersih yang sudah melalui proses pencucian Parting adalah lapisan di antara seam batubara dengan ketebalan 5 100 cm. Interburden adalah lapisan tanah diantara seam batubara dengan ketebalan lebih dari 1 meter. Secara umum urutan lapisan batubara pada Tambang Senakin yaitu :

Gambar 7 : Urutan lapisan batubara senakin

37

Secara umum Tambang Batubara Senakin memproduksi batubara dengan tipe sebagai berikut : A. Untuk batubara bersih hasil pencucian (Wash Coal) yaitu : Washcoal 12 LS : Batubara Low Sulfur yang sudah bersih mengandung kadar abu 12% dengan kandungan sulfur < 0,8 Washcoal 12 MS : Batubara Medium Sulfur yang sudah bersih mengandung kadar abu 12% dengan kandungan sulfur 0,8-1,1 Washcoal 12 HS : Batubara High Sulfur yang sudah bersih mengandung kadar abu 12% dengan kandungan sulfur > 1,1 B. Untuk batubara yang keluar dari tambang tanpa melalui proses pencucian (Raw Coal) dengan kadar Ash tertentu (misalnya 15 % ash) yaitu : Rawcoal 15 HS : Batubara High Sulfur yang masih kotor mengandung kadar abu 15% dan kandungan sulfur > 1,1< 0,8 Rawcoal 15 LS : Batubara Low Sulfur yang masih kotor mengandung kadar abu 15% dan kandungan sulfur < 0,8 Setiap batubara yang diperoleh mempunyai kandungan Kadar abu dan Kadar Sulfur bermacam-macam. Untuk menghasilkan kandungan Sulfur batubara yang sesuai dengan permintaan maka dilakukan coal blending. Coal Blending adalah proses pencampuran batubara untuk mendapatkan kualitas Batubara yang diinginkan. Rumus umum untuk coal blending : dimana :
E A, C A+C B, D

E(A+C) = (AxB)+(CxD)

= % ash atau % sulphur (yang di cari) = tonnase = total tonnage = % ash atau %TS (yang diketahui)

Sebelum melakukan kegiatan penggalian dan pemuatan batubara, terlebih dahulu melakukan pengambilan sampel batubara. Pengambilan sampel batubara

38

bertujuan untuk mengetahui kualitas batubara, baik kandungan Abu atau Kandungan Sulfur. Prosedur Pengambilan Sampel Batubara : 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel. 2. Membersihkan freeface batubara yang akan di ambil sebagai sampel, agar diperoleh sampel yang representatif. 3. Mengambil sampel dengan cara membuat paritan vertikal dengan ketentuan : a. lebar 20 cm b. Kedalaman 15 cm 4. Dengan menggunakan palu geologi dari lapisan paling atas ke lapisan paling bawah. 5. Mengumpulkan tiap hasil sampel dan memasukkan ke dalam kantong plastik sampel yang telah disediakan sebelumnya. Setelah sampel batubara diambil kemudian dikirim ke Laboratorium untuk dianalisa kualitasnya. Batubara hasil analisa yang sudah diketahui kualitasnya, akan

memudahkan dalam proses pengangkutan batubara ke tempat penimbunan. 4.2.4.2 Pemuatan batubara
Dengan memperhitungkan nilai ekonomi dan ketebalan lapisan batubara maka penggalian dan pemuatan batubara tambang Senakin menggunakan 2 macam alat mekanis yaitu Hydraulic Excavator dan Wheel Loader. Hydraulic Excavator yang digunakan adalah Hydraulic Excavator Hitachi EX2500 dan EX 1200 dan Komatsu PC 800 serta menggunakan 2 buah Wheel

Loader Komatsu tipe Cat 998G dan cat 980 G. Pemilihan alat penggalian dan pemuatan batubara berdasarkan area. Untuk batubara yang areanya relatif luas lebih mudah dengan menggunakan Wheel Loader, sedangkan untuk area yang lebih sempit digunakan alat Excavator. Proses pemuatan batubara oleh Excavator dibantu oleh Bulldozer. Bulldozer berfungsi untuk menggaru (ripping) batubara yang keras dan

39

mengumpulkan batubara yang terserak. Bulldozer yang digunakan yaitu Bulldozer Komatsu tipe D375 . 4.2.4.3 Pengangkutan batubara
Untuk proses pengangkutan batubara yang dilakukan pada tambang Senakin dibagi 3 tempat yaitu : Pengangkutan ke ROM Stock, Proses pengangkutannya diserahkan kepada Subkontraktor yaitu PT. Mitramega Pasifik Samudra (MPS), Putra Sarana Transborneo (PST) sebagai penyedia sarana pengangkutan batubara. Jenis truck yang digunakan adalah Truck buatan HINO dan NISSAN. Kapasitas bak dari truck HINO dan NISSAN milik Subkontraktor sekitar 20-24 Ton batubara. Pengangkutan ke tempat pengolahan (Jig Wash Plant/Dense medium Plant), juga dilakukan oleh Subkontraktor dengan menggunakan Alat Angkut Truck buatan HINO dan Nissan. Pengangkutan ke Dermaga, dilakukan oleh alat angkut Trailler dengan 2 bak batubara. Double trailer (2 bak batubara) yang digunakan adalah Double Trailler Volvo tipe FH16 dengan kapasitas 83 ton.

4.2.4.4 Tempat Pencucian batubara Coal Washing Plant atau Pabrik Pencucian Batubara dioperasikan untuk memisahkan batubara dari pengotornya sehingga diperoleh kandungan abu (ash) yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Di Senakin terdapat 2 Pabrik Pencucian Batubara, yaitu Jig Wash Plant di Senakin Timur dan Dense Medium Plant di Senakin Barat. Kedua Pabrik Pencucian Batubara pada dasarnya memiliki tujuan utama memproses material dari tambang dengan kandungan abu kumulatif 25% untuk memperoleh batubara dengan kandungan abu kumulatif 12 %. JIG WASH PLANT Proses awal sebelum pemisahan batubara adalah pengecilan ukuran hingga -100 mm untuk mengoptimalkan pembebasan batubara dari pengotornya. Jig Wash

40

Plant menggunakan Jig jenis Baum sebagai alat pencucian utama. Nama resmi alat ini adalah Baum Jig McNally Wellman Mogul Washer. Alat ini efektif digunakan untuk memproses batubara dengan selang ukuran 100mm +1 mm. Pada prinsipnya proses pemisahan batubara pada Baum Jig terjadi berdasarkan proses perbedaan density melalui lapisan
Foto 10 : Tempat pencucian batubara (Jig Wash Plant)

stratifikasi

(penyusunan

density) dengan menggunakan air sebagai media pemisah. Sementara itu batubara dengan ukuran 1mm diproses menggunakan hydrocyclone dan fines coal spiral. Produk batubara bersih dari Baum Jig yang masih berukuran besar melalui roll crusher mengalami proses pengecilan ukuran ke 50mm sebelum digabungkan dengan produk dari hydrocyclone dan fines coal spiral. Produksi batubara bersih rata-rata dari Jig Wash Plant adalah 10.000 TPH (ton per hari). Lumpur buangan (tailing) dari proses dialirkan ke tailing dam yang berlokasi di pit 17, dimana airnya dipompa kembali oleh multiflo pump untuk kebutuhan proses. DENSE MEDIUM PLANT Dense Medium Plant (DMP) dirancang untuk mampu mencuci material dari

tambang yang memiliki kandungan material near gravity > 10%. Besarnya kandungan material near gravity ini menunjukkan bahwa pemisahan batubara relatif akan lebih sulit dilakukan jika hanya menggunakan air saja sebagai media pemisah, sehingga diperlukan suspended solid sebagai media pemisah agar proses pemisahan dapat dilakukan secara lebih spesifik. Media pemisah yang digunakan dalam hal ini adalah Magnetite. batubara di DMP dibagi menjadi 3 sirkit, yaitu : Proses pemisahan
Foto 11 : Tempat pencucian batubara (Dense medium Plant)

41

1. Dense Medium Bath (DMB) untuk ukuran 100+50mm 2. Dense Medium Cyclone (DMC) untuk ukuran 50+1mm 3. Fines coal spiral untuk ukuran 1+0.1mm Pada prinsipnya proses pemisahan batubara terjadi berdasarkan perbedaan density, pada DMB melalui proses float&sink (mengapung dan tenggelam), pada DMC dengan memanfaatkan gaya sentrifugal, sedangkan pada fines coal spiral terjadi konsentrasi gravitasi. Produk batubara bersih dari DMB yang masih berukuran besar melalui roll crusher mengalami proses pengecilan ukuran ke 50mm sebelum digabungkan dengan produk dari DMC dan fines coal spiral. Produksi batubara bersih rata-rata dari DMP adalah 6.000 TPH (ton per hari). Lumpur buangan (tailing) dari proses dialirkan ke tailing dam yang berlokasi di pit 8, sedangkan air untuk kebutuhan proses dipompa oleh multiflo pump dari pit 4. 4.2.4.5 Tempat Penimbunan batubara ROM stockpile adalah tempat penimbunan batubara sebelum dilakukan proses pencucian (coal processing) pada tempat pencucian batubara. ROM Stockpile dibagi menjadi : ROM stockpile HS adalah tempat penimbunan sementara batubara yang mempunyai kualitas High Sulfur. ROM stockpile LS adalah tempat penimbunan sementara batubara yang mempunyai kualitas Low Sulfur. 4.2.4.6 Pengapalan batubara (barging) Pengapalan batubara (barging) hasil penambangan dari tambang batubara Senakin dilakukan di Port Sembilang dan Air Tawar II dengan menggunakan barged dengan kapasitas antara 3000 ton sampai 8000 ton dan operasionalnya menjadi tanggung jawab PT. Arutmin Indonesia sebagai owner dan selanjutnya di bawa ke North Pulau Laut Coal Terminal di Kotabaru dan siap di eksport.

42

SEMBILANG PORT LOAD OUT Batubara hasil pencucian dari Jig Wash Plant dibawa ke Port Load Out yang berlokasi di Sembilang. Untuk membedakan jenis batubara yang diproduksi berdasarkan kandungan Sulphur. Sembilang port memiliki 3 tripper yang masingmasing dilengkapi feeder untuk memuat batubara ke tongkang melalui conveyor. Kapasitas conveyor dan stockpile di Sembilang Port adalah sbb: 1. In Load Conveyor berkapasitas 700 TPJ. 2. Load Out Conveyor berkapasitas 1500 TPJ. 3. Stockpile dengan daya tampung 130.000 Ton. Sembilang Port juga dilengkapi fasilitas Automatic Sampler untuk menjamin pengambilan sample batubara secara benar dan representatif. AIR TAWAR 2 PORT LOAD OUT Batubara hasil pencucian dari DMP dibawa ke Port Load Out yang berlokasi di Air Tawar 2. Air Tawar 2 port juga memiliki 3 tripper yang masing-masing dilengkapi feeder untuk memuat batubara ke tongkang melalui conveyor. Kapasitas conveyor dan stockpile di Air Tawar 2 port adalah sbb: 1. In Load Conveyor berkapasitas 450 TPJ. 2. Load Out Conveyor berkapasitas 1500 TPJ. 3. Stockpile dengan daya tampung 70.000 Ton. Air Tawar 2 port juga dilengkapi fasilitas Automatic Sampler untuk menjamin pengambilan sample batubara secara benar dan representatif.

43

Foto 12 : Pengapalan batubara (barging) pada port Sembilang

4.2.5 Kegiatan Reklamasi Reklamasi adalah usaha memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Aktivitas Reklamasi yang dilakukan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia yaitu : 4.2.5.1 Penghalusan Lahan Penghalusan Lahan (Smoothing) adalah proses menghaluskan lahan bekas aktivitas penambangan. Alat yang digunakan adalah Bulldozer kecil yaitu Bulldozer Caterpillar tipe D7G untuk melakukan aktivitas smoothing

(penghalusan) lahan. 4.2.5.2 Pembentukan Lahan Pembentukan lahan (Regrading) yang dilakukan setelah penghalusan lahan adalah Pembuatan sudut kemiringan dari permukaan lahan yang akan direklamasi sekitar 25% atau perbandingan 1 : 4 untuk panjang dan tinggi permukaan.

44

4.2.5.3 Penyebaran Lapisan Tanah Pucuk Penyebaran lapisan tanah pucuk (Topsoiling) adalah aktivitas

penyebaran lapisan tanah pucuk pada area yang akan direklamasi. Lapisan tanah pucuk yang disebarkan mempunyai tebal 0,375-0,5 meter. Tanah pucuk tersebut berasal dari Stock Topsoil dan dari kegiatan pengupasan tanah pucuk secara langsung. 4.2.5.4 Pembuatan Gradient Channel Gradient Chanel adalah tempat mengalirnya air pada area yang akan direklamasi dengan membuat paritan memanjang dengan kemiringan tertentu supaya aliran air hujan tidak menghanyutkan topsoil yang sudah disebarkan. Gradient Chanel berfungsi untuk mengontrol dan mengarahkan air limpahan hujan di areal reklamasi untuk mengurangi erosi dengan meminimalisir catchmen area dan kecepatan aliran air. 4.2.5.5 Penyebaran Covercrop Cover crop adalah sejenis kacang-kacangan yang dapat tumbuh cepat menutupi areal terbuka. Penanaman cover crop pada daerah yang terbuka dilakukan sebagai perlindungan untuk mengurangi jumlah lapisan yang terbawa air. Fungsi dari penyebaran covercrop antara lain ;

Untuk melindungi topsoil dari erosi dan limpasan air hujan Untuk menyediakan zat organik/humus yang meningkatkan kesuburan tanah.

4.2.5.6 Penanaman Pohon (revegetasi) Pohon yang ditanam pada kegiatan reklamasi Tambang Senakin oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dibagi 2 macam yaitu Tanaman Cepat Tumbuh (Fast Growing) sekitar 60% dan tanaman Multi Guna (Multi Purpose) sekitar

45

40%. Jenis pohon yang tergolong Tanaman cepat tumbuh (Fast growing) yang dipakai dalam proses Revegetasi adalah Akasia (Acacia Mangium), Sengon Laut (Paraserianthes Falcataria), Sungkai (Peronema Canescens) dan Gmelina (Gmelina Arborea) Sedangkan tanaman yang tergolong Tanaman multi guna yang ditanam adalah Karet, Kecapi, Rambutan, Durian, Nangka, Cempedak, dan lain-lain. 4.2.5.7 Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan diantaranya :
1.

Pemupukan tanaman pada umur 2 minggu. 3 bulan. 6 bulan. 9 bulan. 12 bulan dan 18 bulan

2. 3. 4. 5.

Pembersihan tanaman pengganggu/ pesaing. Penyiangan dilakukan sampai tanaman umur 6 bulan Pemangkasan cabang/ranting yang tidak perlu Inspeksi tanaman dan penyulaman
Sumber (Buku saku pedoman kepedulian lingkungan hidup PT.Thiess Contractor Indonesia)

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN PT. Thiess Contractors Indonesia merupakan Kontraktor Utama PT. Arutmin

Indonesia (PT. AI). PT. Arutmin Indonesia merupakan perusahaan yang mempunyai izin penambangan pada tambang batubara Senakin. Semua kegiatan penambangan batubara yang ada pada Tambang Batubara Senakin dilakukan oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dengan pengawasan dari PT. Arutmin Indonesia. Kegiatan perencanaan penambangan batubara pada tambang Senakin oleh PT. Thiess Contractors Indonesia dilakukan oleh Departemen Engineering bagian Mine Planning. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan perencanaan penambangan pada tambang batubara Senakin yaitu : 1. Stripping Ratio batubara Rata-rata nilai Stripping ratio pada tambang batubara Senakin yaitu 1:7 2. Cadangan Batubara Cadangan batubara yang ditambang pada tambang batubara Senakin sekitar 400 ribu ton/bulan. 3. Sistem Penambangan dan Batas Penambangan Tambang batubara Senakin merupakan tambang terbuka dengan sistem penambangan Open Pit Mining. 4. Peralatan Tambang Peralatan tambang yang digunakan terbagi menjadi 3, yaitu alat muat, alat angkut dan alat pendukung. 5. Jadwal Produksi Jadwal produksi batubara tambang batubara Senakin dilihat dari hasil pencucian batubara di tempat pencucian (Coal Washing).

46

47

Faktor-faktor dalam perencanaan tersebut menjadi acuan untuk melakukan kegiatan penambangan. Kegiatan penambangan batubara oleh PT. Thiess Contractors Indonesia meliputi kegiatan : 1. Penyiapan Lahan Penyiapan lahan pada tambang batubara Senakin meliputi kegiatan pembersihan lahan dan pembuatan kolam pengendapan 2. Pengupasan Lapisan Tanah Pucuk (topsoil) Pengupasan lapisan tanah pucuk meliputi kegiatan pemuatan,

pengangkutan dan penimbunan tanah pucuk. 3. Pembongkaran Lapisan Tanah Penutup (overburden) Pembongkaran lapisan tanah penutup meliputi kegiatan pemuatan tanah penutup, pengangkutan tanah penutup, sampai penimbunan tanah penutup. 4. Penambangan Batubara Jenis batubara yang ada di tambang Senakin dipisahkan berdasarkan Kandungan Abu dan kandungan Sulfur. Batubara dimuat, diangkut dan ditimbun, kemudian diproses pada tempat pencucian batubara. 5. Kegiatan Reklamasi Kegiatan Reklamasi yang dilakukan pada tambang batubara senakin meliputi kegiatan penghalusan lahan sampai kegiatan pemeliharaan. 5.2 SARAN Tambang batubara Senakin merupakan salah satu tambang batubara yang sangat potensial yang ada di Indonesia. PT. Thiess Contractors Indonesia dalam melakukan kegiatan perencanaan dan penambangannya telah menerapkan good mining practice dan sudah memenuhi standar keselamatan yang dibutuhkan bagi para karyawan. Pengelolaan lingkungan yang baik merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan yang melakukan penambangan sesuai dengan komitmen yang telah dibangun oleh PT. Thiess Contractors Indonesia Senakin Mine.

48

DAFTAR PUSTAKA

-, 2003,Bahan presentase Teknik Peledakan, Departemen Engineering PT.Thiess Contractor Indonesia (TCI).(unpublish) -, 2003,Bahan presentase Teknik Penambangan Tambang Terbuka, Departemen Engineering PT.Thiess Contractors Indonesia (TCI). (unpublish) -,Buku Saku Pedoman Kepedulian Indonesia(TCI). (unpublish) lingkungan Hidup PT.Thiess Contractors

http://www.dim.esdm.go.id/kolokium%202005/konservasi/11-Kotabaru.pdf
Utama, PT. Trakindo, 1995, Caterpillar Performance Hand Book, Edition 26, Caterpillar Inc., Illinois, U.S.A.

Você também pode gostar