Você está na página 1de 23

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan syrup paracetamol. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan syrup paracetamol Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan syrup paracetamol

1.2 Prinsip Praktikum Pembuatan sirup paracetamol menggunakan pelarut gliserol dan

propilenglikol serta bahan tambahan lain seperti sirupus simplex, pengawet, pendapar, colouris dan flavor. Evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan organoleptik, pemeriksaan pH, pemeriksaan BJ, pemeriksaan viskositas, penetapan kadar dengan

spektrofotometri. Evaluasi kembali dilakukan setelah penyimpana selama seminggu.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori 2.1.1 Definisi Menurut Farmakope Indonesia III, Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50% sakarosa. Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sakarosa. 2.1.2 Komponen Sirup a. Pemanis Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun pemanis berkalori tinggi misalnya sorbitol, sakarin dan sukrosa sdangkan yang berkalori rendah seperti laktosa. b. Pengawet antimikroba Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur. c. Perasa dan Pengaroma Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] d. Pewarna

2013

Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa. Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator. 2.1.3 Sifat Fisika Kimia Sirup a. Viskositas Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas idak lebi dari 0,1 C. b. Uji mudah tidaknya dituang Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan smakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat fiik ini digunakan untuk melihat stabilitas sediaan cair selama penyimpanan.Besar kecilnya kadar suspending agent berpengaruh terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat menyebabkan sirup kental dan sukar dituang. c. Uji Intensitas Warna Uji intensitas warna dilakukan dengan melakukan pengamatan pada warna sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan Selama waktu tertentu.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 2.1.4 Pembuatan Sirup

2013

Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut : Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk. Parasetamol atau asetaminen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal, atau duktus arteriosus pada janin. Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 2.2 Uraian Bahan 2.2.1 Uraian Zat Aktif 1. Parasetamol (Sumber FI Edisi III, Halaman 37) Warna Rasa Bau Pemerian Kelarutan : Putih : Pahit : Tidak berbau : serbuk hablur

2013

: Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol

(95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida. Suhu lebur Masa molekular PH larutan Stabilitas : 169o - 172o C : 272,4 g/mol : 3,8 6,1 : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis. Khasiat dan Penggunaan : Anelgetikum, Antipiretikum.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 2.2.2 Uraian Zat Tambahan
1. Sukrosa (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 725) Warna Rasa Bau : Putih, tidak berwarna : Manis : Tidak berbau

2013

Pemerian : Hablur, masa hablur, bentuk kubus Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klroform dan eter. Titik didih : 186oC Bobot jenis : 1,587 g/ mol Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar. Khasiat : Bahan sirupus simplex

2. Metil paraben / Nipagin (Sumber ; FI Edisi III, Halaman 378) Warna Rasa Bau Pemerian : Putih : Tidak mempunyai rasa : Hampir tidak berbau : Serbuk hablur halus

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 25 bagian etanol (95 %) P, dan dalam 3 bagian aseton P ; mudah larut dalam eter P, dan dalam alkali hidroksida. Titik Lebur Pka/pkb pH larutan Stabilitas Khasiat : 8,4 : 1250C sampai 1280C

Bobot Jenis : 1,352 gr/cm3 atau 1,352 gr/ml : 3-6 : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar : Bahan Pengawet

3. Gliserol Nama resmi Nama lain : Glycerolum : Gliserol, Gliserin

Pemerian : Cairan seperti sirop; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat; higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

rendah dapat mamadat membentuk massa hablutr tidak berwarna yang tidak melebur hingga mencapai suhu lebih kurang 20. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak. Khasiat : Pelarut

4. Asam sitrat ( farmakope edisi III hal 50 ) Nama resmi Pemerian : Acidum Citrium : hablur tidak berwarna atau serbuk putih , tidak berbau,

rasa sangat asam, agak higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas. Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian

etanol (95 % ) P , sukar larut dalam eter P. PH Khasiat : ph 4,5 : Antioksidan dan pendapar

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

5. Natrium sitrat ( farmakope edisi III hal 406 ) Nama resmi : natrium sitrat

Rumus kimia : C6H8O7 Pemerian Kelarutan : hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih : mudah larut dalam air , sangat mudah larut dalam air

mendidih , praktis tidak larut dalam etanol (95 % ) P Khasiat : Sebagai Pendapar

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

III METODE PRAKTIKUM


2.1 Alat dan Bahan ALAT Timbangan Spektrofotometer Batang pengaduk Botol coklat Spatel Kertas perkamen Gelas ukur Erlenmeyer Pipet tetes Beaker glass Viskometer Broukfield Piknometer BAHAN Paracetamol Nipagin Sukrosa Propilenglikol Gliserol PEG6000 Asam sitrat Sodium sakarin Natrium sitrat Erytrocine Soluble Colour Grave Flavour Aquadest

2.2 Formulasi

R/
Paracetamol Gliserol Propilenglikol Nipagin Sukrosa Asam sitrat Sodium sitrat Grape Falvor Erytrocyne Soluble color Shodium sakarin PEG 6000 Aquadest ad 2,03 3,33 15,23 0,08 25,58 0,06 0,08 0,06 0,01 0,4 6,99 60 mL
Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 2.3 Prosedur Kerja 2.3.1 Cara Pembuatan 1. pembuatan sirup gula Dalam gelas pialan 1 L yang berisi air suling ( suhu 80o )

2013

Dimasukan sukrosa sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut Dinginkan sampai suhu 40o

2. Pembuatan Larutan Sirup Paracetamol Masukan propilen glikol dan gliserol dalam labu erlenmeyer Masukan nipagin sambil diaduk ad larut Larutan dipanaskan pada suhu 50-60oC Masukan secara bertahap paracetamol sambil diaduk ad larut Dinginkan ad suhu 40oC

3. Pembuatan Larutan Dapar dan Zat Warna Masukan secara bertahap asam sitrat, natrium sitrat, natrium sakarin Larutkan dalam aquadest sambil diaduk ad larut dan homogen. Tambahkan zat warna erytrocyne seluble color sambil di aduk ad homogen. Tambahkan PEG 6000 secara bertahap sambil di aduk hingga larut dan homogen.

4. pembuatan sirup akhir Masukan larutan paracetamol + nipagin + gliserol + propilenglikol dalam erlenmeyer Tambahkan sedikit sirupus simplex, aduk larutan ad homogen Masukan larutan dapar + zat warna + PEG 6000, sambil diaduk ad homogen Tambahkan larutan grape flavor sambil diaduk ad homogen Tambahkan sirupus simplex hingga 60 mL. Kemas dalam botol 60 mL.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 2.3.2 Evaluasi Sediaan 1. Uji Pemerian Keadaan yang di amati yaitu : Warna, Rasa, Bau, Kelarutan.

2013

Pemberian dikatakan baik jika warna sirup tidak berubah dan bau tidak hilang. 2. Pemeriksaan BJ Ditimbang piknometer kosong ( W pikno ) Piknometer kosong diisi air suling hingga penuh, kemudian ditimbang ( W
air) pikno+

Dihitung selisih antara W pikno + air dan W pikno didapat W air Selanjutnya W air dibagi oleh massa jenis air sehingga didapat volume air ( V air ) Larutan sirup dari masing-masing formula dimasukkan ke dalam piknometer kosong, kemudian ditimbang ( Wpikno + sirop ) Dihitung selisih antara W pikno + sirup dan W pikno didapat W sirup Selanjutnya W sirup dibagi oleh W air, sehingga diperoleh massa jenis sirup Massa jenis sirup selanjutnya dibagi oleh massa jenis air, sehingga diperoleh brat badan sirup Prosedur diatas juga dilakukan untuk masing-masing formula sirup.

3. Pemeriksaan pH Larutan sirup yang telah jadi masing-masing dituangkan dalam gelas piala 20 mL Lakukan pengukuran pH menggunakan pH meter dengan mencelupkannya dalam larutan sirup. 4. Volume Terpindahkan Botol 60 mL yang sebelumnya telah dikalibrasi Sediaan sirup yang telah jadi kemudian dimasukan ke dalam botol 60 ml sampai batas kalibrasi

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

10

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] Tuang kembali sirup dalam gelas ukur

2013

untuk

mengetahui

volume

terpindahkannya serta ketepatan dalam melakukan kalibrasi. 5. Pemeriksaan Viskositas Mengukur viskositas sirup paracetamol menggunakan Viskometer Brookfield : Masukan sirup kedalam beaker glass Pasang alat brookfield dan masukan spindel dalam sirup paracetamol Pilih pengatur kecepatan; amati jarum penunjuk pada saat konstan Catat angka yang ditunjuk jarum; hitung viskositasnya.

6. Pemeriksaan Kadar A. Standar Paracetamol Timbang 340 mg paracetamol standart larutkan dalam 10 mL NaOH 0,1 N dan tambahkan aquadest ad 100 mL (Larutan 1). Kocok ad homogen. Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2) Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol standar menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 257 nm.

B. Sampel Paracetamol Dari sediaan sirup paracetamol dipipet 10,0 mL tambahkan 10 mL NaOH 0,1N, tambahakan aquadest ad 100 mL. Kocok ad homogen. Pipet 1mL larutan 1. Tambahkan aquadest ad 25 mL. Kocok ad homogen. (Larutan 2) Pipet 1mL larutan 2. Tambahkan 2,0 mL NaOH 0,1N, tambahkan aquadest ad 25mL. kocok ad homogen. Lakukan penetapan kadar paracetamol menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 257 nm.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

11

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

IV HASIL PENGAMATAN
4.1 . Uji Pemerian Sebelum penyimpanan Warna sirup Bau sirup Rasa Kelarutan : Merah : Wangi anggur : Manis, pahit : Larutan bening dan Setelah 1 minggu penyimpanan Warna sirup Bau sirup Rasa Kelarutan : Merah : Wangi anggur : Manis, pahit : Larutan bening dan

tidak mengendap

tidak mengendap

4.2 Pemeriksaan pH Rentang pH sediaan paracetamol sirup 3,8 6,1 Sebelum penyipanan 4,5 Setelah 1 minggu penyimpanan 8,5

4.3 Pemeriksaan BJ Sebelum penyimpanan 1,14 gr/ml Setelah 1 minggu penyimpanan 1,15 gr/ml

5.4 Pemeriksaan Viskositas A. Sebelum penyimpanan Spindel 61 Kecepatan 30 rpm Skala 2,5 Koefisien 2 Viskositas 5 cP

B. Setelah Penyimpanan 1 minggu Spindel 61 Kecepatan 30 rpm Skala 2,5 Koefisien 2 Viskositas 5 cP

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

12

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 4.5 Volume Terpindahkan a. Sebelum penyimpanan Kelompok 1 2 3 4 5 Botol 1 63 ml 62 ml 62 ml 63 ml 61 ml

2013

Botol 2 62 ml 62 ml 63 ml 64 ml 62 ml

b. Setelah 1 Minggu Penyimpanan Kelompok 1 2 3 4 5 Botol 62 ml 61 ml 61 ml 62 ml 61 ml

4.6 Pemeriksaan Kadar Data Penimbangan Standar Paracetamol Kertas Timbang Kertas Kosong Kertas + Isi Kertas + Sisa Bobot Sampel Standar 1 0,1281 gram 0,4703 gram 0,1286 gram 0,3417 gram Standar 2 105,0 mg 445,6 mg 105,2 mg 340,4 mg

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

13

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah Pembuatan Larutan Uji Standar 1 Sampel 1 Sampel 2 Transmitan 40,8 0,408 48,5 0,485 48,9 0,489 Rata-rata % kadar paracetamol Absorban 0,3893 0,3142 0,3106 %Kadar 80,58 % 79,66 % 80,12 %

Data Penetapan Kadar Sirup Paracetamol Setelah 1 Minggu Penyimpanan Larutan Uji Standar Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Transmitan 43,7 0,437 46,4 0,464 43,5 0,435 45,0 0,45 Absorban 0,3595 0,3334 0,3615 0,3467 %Kadar 92,24 % 100,02 % 95,92 % 96,06 %

Rata-rata % Kadar sirup paracetamol

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

14

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

V PERHITUNGAN
5.1 Pembuatan Larutan NaOH 0,1N 1 N LarutanNaOH 1 : 40,00 g NaOH
Untuk 300 mL : Untuk 0,1 N : x 40,00 gram 12 g NaOH

5.2 Pemeriksaan BJ
- Sebelum Penyimpanan

Diketahui : Wpikno kosong Wpikno+air Wair Diketahui : Wpiknokosong Wpikno+syrup Wsyrup V air =

: 15,844 g : 40,977 g : 40,977 g 15,844 g = 25,133 g

: 15,815 g : 44,694 g : 44,694 g 15,815 g = 28,879 g = 25,133 g = 1,149 g/mL = 1,149 g/mL

Massa jenissyup = BJ syrup = =

Pemeriksaan BJ Setelah 1 Minggu Penyimpanan


Diketahui :

Wpiknokosong Wpikno+air Wair g

: 16,3747 g : 41,9709 g : 41,9709 g 16,3747 g = 25,5962

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

15

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]


Diketahui :

2013

Wpiknokosong Wpikno+syrup Wsyup

: 16,3747 g : 45,9520 g : 45,9520 g 16,3747 g = 29,5773 g

V air =

= 25,5962 g 1,5 gram/ml = 1,5 g/ml

Massa jenis syrup = BJ syup = =

5.3 Pemeriksaan Viskositas Sebelum dan Sesudah Penyimpanan Viskositas = Skala x koeisien = 2,5 x 2 = 5 cP

5.4. Pemeriksaan Kadar Sediaan Sirup Paracetamol Sebelum Penyimpanan 1. Perhitungan Absorban a. Abrsorban Standar = -Log T = -Log 0,384 = 0,4156 b. Absorban Sampel 1 = -Log T = -Log 0,485 = 0,3142 c. Absorban Sampel 2 = -Log T = -Log 0,489 = 0,3106

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

16

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 2. Perhitungan % Kadar Sirup Paracetamol Diketahui %B B1 = 98,864 %

2013

= Zat aktif paracetamol dalam formula 2,03 gram = Maka, 1 mL mengandung parasetamol 33,83 mg = Dan dalam 10 mL mengandung parasetamol 338,3 mg x 98,864 %

% Kadar Paracetamol = Sampel 1

x 98,864 %

= 0,8070 x 1,01 x 98,864 % = 80,58 % Sampel 2 = x 98,864 %

= 0,7978 x 1,01 x 98,864 % = 79,66 % Rata-rata % Kadar Paracetamol = Setelah 1 Minggu Penyimpanan 1. Perhitungan Absorban a. Abr Standar = -Log T = -Log 0,437 = 03595
c. Abr Sampel 2 = -Log T = -Log 0,435 = 0,3615

80,12 %

b. A Sampel 1 = -Log T = -Log 0,464 = 0,3334

d. Abr Sampel 3

= -Log T = -Log 0,450 = 0,3467

Perhitungan % Kadar Sirup Paracetamol %B B1 = 98,864 % = Zat aktif paracetamol dalam formula 2,03 gram = Maka, 1 mL mengandung parasetamol 33,83 mg = Dan dalam 10 mL mengandung parasetamol 338,3 mg

Diketahui

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

17

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

Sampel 1

x 98,864 %

= 0,9273 x 1,0062 x 98,864 % = 92,24 %

Sampel 2

x 98,864 %

= 1,0055 x 1,0062 x 98,864 % = 100,02 %

Sampel 3

x 98,864 %

= 0,9643 x 1,0062 x 98,864 % = 95,92%


Rata-rata % Kadar PCT = 96,06 %

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

18

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

VI PEMBAHASAN
Praktikum semisolid ini bertujuan untuk membuat sediaan sirup paracetamol. Formula yang kelompok kami peroleh yakni formula 3 yang mengandung zat aktif paracetamol 2,03 gram. Paracetamol sebagai zat aktif sukar larut dalam air, yakni larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida. Oleh karena itu, pelarut yang digunakan dalam formula pembuatan sirup paracetamol adalah propilenglikol dan gliserol. Zat aktif paracetamol stabil pada pH tertentu oleh karena itu diperlukan dapar untuk mempertahankan pH sediaan sirup. Dapar yang digunakan dalam formula pembuatan
sirup paracetamol yaitu, dapar sitrat seperti natrium sitrat dan natrium sakarin. Selain itu, supaya zat aktif paracetamol tidak mudah teroksidasi maka dalam formula sirup ditambahkan antioksidan yaitu asam sitrat. Dalam sediaan sirup karena paracetamol merupakan

senyawa yang peka terhadap cahaya, maka digunakan botol berwarna coklat. Rasa sirup yang kurang menyenangkan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman yakni pemberian grape flavor dan erytrocyne soluble color. Dalam pembuatan sirup paracetamol, pada forula ada penambahan PEG 6000. Penambahan PEG 6000 sebagai pengental dan untuk mencegah caplocking karena sirupus simplek. Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme sehingga harus ditambahkan pengawet. Pengawet yang dapat digunakan dalam formula yaitu nipagin. Dimana nipagin bersifat fungistatik yang efektif mencegah pertumbuhan jamur dalam sediaan sirup paracetamol yang telah dibuat. Evaluasi Sediaan Sirup Paracetamol Evaluasi yang dilakukan pada sediaan sirup paracetamol yang telah dibuat termasuk pada evaluasi stabilitas fisika dan kimia. Evaluasi stabilitas fisika dan kimia pada sediaan sirup meliputi perubahan warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan, viskositas, pH, pemeriksaan BJ, Volume terpindahkan dan Penetapan kadar paracetamol dalam sediaan sirup.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

19

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID] 1. Uji Pemerian

2013

Berdasarkan hasil evaluasi secara organoleptik, sirup paracetamol berwarna merah dengan bau anggur dan rasa manis cenderung pahit. Hasil pengamatan secara organoleptik ini bertahan tetap sama setelah sirup disimpan selama satu minggu. Hal itu menunjukan kestabilan sediaan sirup karena tidak menunjukan perubahan secara organoleptik. 2. Pemeriksaan BJ Pemeriksaan Bobot Jenis sirup parasetamol dilakukan dengan menggunakan metode piknometer. Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang ditempati cairan ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan BJ pada sirup diperoleh BJ sirup paracetamol sebelum penyimpanan 1,49 gram/ml dan BJ sirup paracetamol setelah penyimpanan 1,5 gram/ml. Bobot jenis sirup tidak jauh perbeda pada saat sebelum penyimpanan maupun setelah penyimpanan. 3. Pemeriksaan pH Pemeriksaan pH menggunakan pH meter. pH sirup paracetamol sebelum penyimpanan yaitu 8,5 sedangkan hasil pemeriksaan pH pada saat setelah penyimpanan yaitu 4,5. Perbedaan nilai pH yang sangan jauh dimana sebelu penyimpanan pH menunjukkan sediaan bersifat basa, sedangkan setelah penyimpanan sediaan bersifat asam. Namun untuk rentang pH pada sediaan sirup parasetamol yaitu 3,8 6,1. pH sirup parasetamol cenderung bersifat asam. Kesalahan yang terjadi dari hasil pemeriksaan pH di awal kemungkinan karena kesalahan dalam penggunaan alat pengukuran pH. 4. Pemeriksaan Viskositas Pemeriksaan viskositas pada sediaan sirup parasetamol dilakukan dengan metode viscometer Brookfield, dengan menggunakan spindle nomor 61, kecepatan 30 rpm dengan koefisien 2. Jarum menunjuk secara konstan pada skala 2,5 sehingga diperoleh nilai viskositas sirup parasetamol sebesar 5 cP. Dalam menentukan viskositas cairan semakin besar nilai viskositas suatu cairan maka semakin besar pula kekentalan cairan tersebut. 5. Pemeriksaan Kadar Parasetamol Pemeriksaan kadar parasetamol dilakukan untuk mengetahui kandungan zat aktif parasetamol dalam sediaan sirup apakan sudah memenuhi persyaratan kadar sirup
Paracetamol Syrup | Kelompok B3

20

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

parasetamol yang tertera dalam Farmakope Indonesia Edisi III yaitu tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0 %. Prinsipnya adalah pengukuran parasetamol pada panjang gelombang yang ditentukan yaitu 257 nm, setelah larutan sampel yang mengandung parasetamol dilakukan pengenceran. Penentuan parasetamol dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lain pembuatan larutan standart, pengenceran larutan sampel dan standar dan pengukuran dengan spektrofotometer UV. Pada pemeriksaan kadar sebelelum penyimpanan, diperoleh kadar parasetamol yang jauh menyimpang dengan nilai absorban standart 0,3893 diperoleh % kadar sampel 1 80,58% dan % kadar sampel 2 79,66 %. Dengan kadar rata rata 80,12 %. Hasil tersebut disebabkan oleh beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan pada saat melakukan praktikum, diantaranya; Adanya zat pengotor dalam larutan NaOH atau larutan standart dan sampel parasetamol. Kurang ketelitian dari praktikan yang menyebabkan perbedaan nilai transmitan yang diperoleh seperti kurang telitinya dalam penimbangan bahan, pengambilan pelarut dengan menggunakan pipet baik dalam pembuatan larutan ataupun pengenceran larutan, maupun ketidak homogenan pada saat pengocokan. Dengan melihat hasil % kadar yang diperoleh pada penetapan kadar sirup parasetamol sebelum penyimpanan yang rentangnya cukup jauh, maka penetapan kadar setelah satu minggu penyimpanan dilakukan jauh lebih teliti. Maka didapatkan hasil transmitan standart 43,7 dan nilai absorban 0,3595 menghasilkan % kadar sampel 1 sebesar 92,24%, sampel 2 100,2 % dan sampel 3 95,92% dengan % kadar rata-rata sebesar 96,06%. Hasil % kadar yang diperoleh sesuai dengan literature yang ada. Dengan demikian, hasil evaluasi sediaan sirup parasetamol kelompok B3 memenuhi persyaratan stabilitas sirup parasetamol yang tertera pada farmakope Indonesia.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

21

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

VI KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum formula pembuatan sirup paracetamol serta evaluasi sediaan sirup parasetamol sebelum penyimpanan maupun setelan satu minggu penyimpanan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan uji pemerian, sirup parasetamol menujukan kestabilan dimana warna, bau dan rasa tidak mengalami perubahan. Bobot jenis sirup parasetamol yang diperoleh tidak jauh berbeda sebelum atau sesudah penyimpanan yaitu 1,49 gr/ml dan 1,5 gr/ml pH sirup paracetamol berada pada rentang yang telah ditentukan pada farmakope Indonesia (3,8-6,1) yaitu 4,5. pH menunjukan sirup parasetamol bersifat asam. Viskositas sirup parasetamol 5 cP. % Kadar rata rata parasetamol 96,06 %. % kadar sediaan sirup yang telah dibuat memenuhi persyaratan bahwa sediaan sirup parasetamol tidak kurang dari 95,0 % dan tidak lebih dari 105,0 %.

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

22

[TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID DAN LIQUID]

2013

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Mandala, tulisan Rosita Dahlan berjudul : Formula Sediaan Sirup Paracetamol. 28 Maret 2011 dalam http://duniafarmasiku.wordpress.com/2010/03/29/Formula-SediaanSirup-Parasetamol. Diakses sabtu 21 September 2013. Menteri Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Phylami, Rusdi. Selasa 20 November 2010. Penetapan Kadar Paracetamol Dalam http://www.ardhie-phylami.blogspot.com/2012/11/blok-8-up-5.html. September 2013. Sumber melalui media online dari http://www.wikipedia.org/parasetamol. Diakses Jumat 20 September 2013. Wuwi, Maya. 16 maret 2011. Evaluasi Sediaan Sirup Parasetamol. Dalam http://www.indahnya-pharmacy.blogspot.com/0301/65.html., Diakses 21 September 2013. Diakses 21

Paracetamol Syrup | Kelompok B3

23

Você também pode gostar