Você está na página 1de 9

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH, KETERPAPARAN MEDIA MASSA, AKTIVITAS FISIK DENGAN MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI

2 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Artikel

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh : TIKA AWALIA KAMAL NPM. 08310307

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI Skripsi, 2013 Tika Awalia Kamal HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH, KETERPAPARAN MEDIA MASSA, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN MENARCHE PADA SISWI SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 XVII + 52 halaman + 12 tabel + 5 gambar + lampiran ABSTRAK Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-anak dan dewasa. Kejadian yang penting pada pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. Penurunan usia menarche disebabkan status gizi yang lebih baik dan membaiknya kesehatan umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT), keterpaparan media massa, dan aktivitas fisik dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik, yaitu suatu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan survey Cross Sectional. Populasi semua siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung sebanyak 279 siswi dengan jumlah sampel 46 siswi. Metode uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menarche pada siswi dengan p-value = 0,026, hubungan antara keterpaparan media massa dengan menarche pada siswi dengan hasil pvalue = 0,035 dan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan menarche pada siswi dengan p-value = 0,014. Hasil penelitian dengan pendekatan medis ternyata berbanding terbalik yang menyatakan tidak ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan menarche. Hasil penelitian di SMP Negeri 2 Bandar Lampung, tidak sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan menarche. Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Media Massa, Aktivitas Fisik dna Menarche Daftar Bacaan : 39 (1986 - 2010) MEDICAL FACULTY MALAHAYATI UNIVERSITY AThesis, 2013 Tika Awalia Kamal THE CORRELATION AMONG BODY MASS INDEX, MASS MEDIA EXPOSURE, AND PHYSICAL ACTIVITY TOWARDS MENARCHE OF STUDENTS AT JUNIOR HIGH SCHOOL 2 BANDAR LAMPUNG 2012 XVII + 52 pages + 12 tables + 5 figures + appendices ABSTRACT Puberty is a connecting period of adolescent and adult levels. The important states of puberty are rapid body development, the appearance of secondary genital, menarche and psychological change. The acceleration of menarche age is caused by good nutrition and health betterment. The aim is to find out the correlation among body mass index, mass media exposure, and physical activity towards menarche of students at Junior High School 2 Bandar Lampung. This study uses an analytical survey, is a survey or study that tries to explore how and why this phenomenon occurred health. The design of the study is a cross-sectional survey design. The population of all students of Junior High School 2 Bandar Lampung 279 students with a sample of 39 students. Methods of statistical test used was chi square. The statistical test shows that there is a correlation between body mass index and menarche among students with p value = 0.026, a correlation between mass media exposure and menarche with p value = 0.035 and there is a correlation between physical activity and menarche p value = 0.014.

The results with the medical approach turns inversely stating there was no correlation between mass media exposure with menarche. The results in SMP Negeri 2 Bandar Lampung, not in accordance with previous research that states there is a relationship between mass media exposure with menarche. Keywords : Body Mass Index, Mass Media, Physical Activity and Menarche Reading List : 39 (1986 - 2010) PENDAHULUAN Menurut data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. WHO tahun 1995 dalam Departemen Kesehatan RI menyatakan sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun.1 Proverawati mengatakan masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung antara masa anak-anak dan dewasa.2 Kemudian Sarwono menjelaskan bahwa kejadian yang penting pada pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis.3 Penelitian menurut Hwang et al di Negara Korea Selatan usia rata-rata menarche menurun dari 16,8 tahun menjadi 12,7 tahun dalam kurun waktu 67 tahun.4 Demikian pula di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan terjadi penurunan usia menarche di Indonesia. McAnarney5 juga menyebutkan bahwa umur menarche juga berkaitan dengan status gizi dan sosial ekonomi keluarga, sedangkan penelitian Bagga, mengatakan bahwa umur menarche juga berkaitan dengan aktifitas fisik.6 Nelson7 tahun 2000 menyatakan penurunan usia menarche disebabkan status gizi yang lebih baik dan membaiknya kesehatan umum. Penelitian Acharya et al, menyimpulkan bahwa semakin rendah BMI (Body Mass Index) pada remaja putri, maka umur menarche akan semakin lambat. Penelitiannya menyebutkan ada korelasi antara BMI terhadap umur menarche pada remaja putri dengan rentang usia 10-14 tahun.8 Pada penelitian Shaliha juga terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche.9 Karena belum adanya data status gizi, keterpaparan media massa, aktivitas fisik dan

kejadian menarche pada anak sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan indeks massa tubuh, keterpaparan media massa, aktivitas fisik dengan menarche di SMP Negeri 2 Bandar Lampung. SMP Negeri 2 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP Negeri favorit dan unggulan di Bandar Lampung. Saat ini sedang menjalankan Program Sekolah Standar Internasional.10 Sasaran penelitian adalah semua siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Sebelumnya telah ada penelitian serupa, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah mengenai subjek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. METODE PENELITIAN

1.

Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik. 2. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan nopember 2012. 2. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Bandar Lampung. 3. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan survey Cross Sectional disebut juga penelitian transversal dimana variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan).39 4. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.39 Populasi penelitian adalah semua siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Jumlah populasi siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2012 berdasarkan sumber data SMP tersebut yaitu 279 siswi. 2. Sampel Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.39 Sampel dalam penelitian ini adalah

total populasi semua siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung dan memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. 5. Kriteria Retriksi a. Kriteria Inklusi 1) Siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung 2) Siswi yang sudah mendapatkan menstruasi pertama (menarche) dalam satu tahun terakhir 3) Siswi yang bersedia menjadi responden penelitian b. Kriteria Ekslusi 1) Siswi yang belum menstruasi 2) Siswi yang sudah mendapatkan menstruasi pertama (menarche) lebih dari satu tahun terakhir. 6. Alat Ukur
Alat ukur dari penelitian ini adalah dengan menggunakan antropometri dan kuesioner. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisa Univariat Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh (IMT) pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung Indeks Massa Frekuensi Persentase Tubuh (IMT) Kurus 12 26,1 Normal 30 65,2 Gemuk 4 8,7 Jumlah 46 100 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung masuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 30 siswi (65,2%) dan hanya sebagian kecil saja masuk dalam kategori kurus yaitu sebanyak 12 siswi (26,1%) dan gemuk sebanyak 4 siswi (8,7%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Keterpaparan Media Massa pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung Keterpaparan Frekuensi Tidak terpapar 8 Terpapar 38 Jumlah 46 Persentase 17,4 82,6 100

Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung terpapar media massa yaitu sebanyak 38 siswi (82,6%) sedangkan yang tidak terpapar ada 8 siswi (17,4%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung Aktivitas Fisik Kurang Lebih Jumlah Frekuensi 36 10 46 Persentase 78,3 21,7 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung mempunyai aktivitas fisik yang kurang yaitu sebanyak 36 siswi (78,3%) sedangkan yang mempunyai aktivitas fisik yang lebih yaitu sebanyak 10 siswi (21,7%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung Menarche Menarche awal Menarche normal Menarche lanjut Jumlah Frekuensi 12 33 1 46 Persentase 26,1 71,7 2,2 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung mengalami menarche dalam kategori normal yaitu sebanyak 33 orang (71,7%) sedangkan yang mengalami menarche awal ada 12 siswi (26,1%) dan menarche lanjut ada 1 siswi (2,2%). 2. Hasil Analisa Bivariat Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi square didapatkan data penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Menarche Pada Siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung
Indeks Massa Tubuh (IMT) Kurus Normal Gemuk Jumlah Menarche lanjut Awal N 4 6 2 12 % 33,3 20,0 50,0 26,1 Normal N 7 24 2 33 % 58,3 80,0 50,0 71,7 N 1 0 0 1 % 8,3 0 0 2,2 N 12 30 4 46 Total % 100 100 100 100 pva lu e 0, 02 6

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mackibben bahwa faktor penyebab menstruasi dini juga datang dari berbagai media khususnya media orang dewasa (media massa). Terlihat dari 30 orang (78,9%) responden yang terpapar media tetapi mengalami menarche yang normal dan sebanyak 7 orang (18,4%) yang terpapar media mengalami menarche awal. Tabel 4.7 Hubungan Antara Aktivitas fisik dengan Menarche Pada Siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung
Menarche Aktivit as fisik Kurang Lebih Jumlah N 7 5 12 Awal % 19,4 50,0 26,1 Normal N 28 5 33 % 77,8 50,0 71,7 N 1 0 1 lanjut % 2,8 0 2,2 N 36 10 46 Total % 100 100 100 pval ue 0,0 14

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) kurus dan mengalami menarche awal sebanyak 4 orang (33,3%), responden yang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal dan mengalami menarche awal sebanyak 6 orang (20,0%) dan responden yang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) gemuk dan mengalami menarche awal sebanyak 2 orang (50,0%). Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,026 (< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Tabel 4.6 Hubungan Antara Keterpaparan media massa dengan Menarche Pada Siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung
Keterpa paran media Tidak terpapar Terpapa r Jumlah Menarche Awal N 5 7 12 % 62 ,5 18,4 26,1 Normal N 3 30 33 % 37,5 78,9 71,7 lanjut N 0 1 1 % 0 2,6 2,2 N 8 38 46 Total % 100 100 100 0,03 5 pvalu e

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa responden yang dengan aktivitas fisik yang kurang dan mengalami menarche awal sebanyak 7 orang (19,4%) sedangkan responden yang dengan aktivitas fisik lebih dan mengalami menarche awal sebanyak 5 orang (50,0%). Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,014 (< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Menarche Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa responden yang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) kurus dan mengalami menarche awal sebanyak 4 orang (33,3%), responden yang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal dan mengalami menarche awal sebanyak 6 orang (20,0%) dan responden yang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) gemuk dan mengalami menarche awal sebanyak 2 orang (50,0%). Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,026 (< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Simmons and Greulich 1943 dalam Bagga, menunjukan bahwa umur menarche yang menurun saat ini akan memperbesar

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa responden yang tidak terpapar media massa dan mengalami menarche awal sebanyak 5 orang (62,5%) sedangkan responden yang terpapar media massa dan mengalami menarche awal sebanyak 7 orang (18,4%). Hasil penelitian ini dengan pendekatan statistik menggunakan uji chi square ternyata secara angka menunjukkan adanya hubungan antara keterpaparan media massa dengan kejadian menarche (p-value = 0,035) tetapi ketika hubungannya dengan pendekatan medis ini ternyata berbanding terbalik jadi tidak ada hubungan.

kecepatan pertumbuhan tinggi. Dengan cepatnya kematangan/ kedewasaan remaja putri saat ini yang terlihat semakin dini, maka secara tidak langsung akan mempercepat proses pertumbuhan tubuh secara intensif berat maupun tinggi badannya. Menurut Bagga, remaja putri yang mengalami menarche dengan umur lebih awal (9-11 tahun) mempunyai berat badan maksimum adalah 46 kg dibandingkan dengan umur menarche yang ideal (12-14 tahun) yaitu 41 kg. sedangkan remaja putri yang telat menarche-nya (14-15 tahun) mempunyai berat badan sekitar 37 kg.6 Frisch dalam penelitiannya mengatakan bahwa terdapatnya hubungan antara usia menarche dengan berat badan kritis pada remaja.24 Frisch dan Revele mendapatkan survei bahwa 3 atau 4 bulan per dekade di Eropa dalam kurun waktu 100 tahun terjadi penurunan usia menarche dalam hubungannya terhadap tinggi badan dan berat badan.25 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilna dengan judul hubungan indeks massa tubuh dengan menarche menunjukkan rata-rata usia remaja putri di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat adalah 12,7 0,938 tahun. Rata-rata tinggi badan adalah 149 0,7 cm. Berat badan rata-rata sebesar 42,9 0,72 kg. Rata rata IMT 19,3 2,8 kg/m2 dan rata rata usia menarche adalah usia 12,3 0,95 tahun. Dari hasil didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan usia Menarche, dengan tingkat hubungan adalah sedang (r=0,463, p<0,001).9 Menarche adalah menstruasi yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarche. 26 Banyak remaja terlalu memikirkan dietnya karena khawatir tentang penampilan mereka. Juga banyak remaja putri yang tidak memahami bahwa peningkatan jaringan lemaknya selama masa pubertas diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Remaja harus didorong untuk bertanggung jawab atas pemilihan makanan yang sehat.26 Gizi yang kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada gangguan menstruasi, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik.

Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus menstruasi.26,27 2. Hubungan Antara Keterpaparan media massa dengan Menarche Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa responden yang tidak terpapar media massa dan mengalami menarche awal sebanyak 5 orang (62,5%) sedangkan responden yang terpapar media massa dan mengalami menarche awal sebanyak 7 orang (18,4%). Hasil penelitian ini dengan pendekatan statistik menggunakan uji chi square ternyata secara angka menunjukkan adanya hubungan antara keterpaparan media dengan kejadian menarche (p-value = 0,035) tetapi ketika hubungannya dengan pendekatan medis ini ternyata berbanding terbalik jadi tidak ada hubungan. Data diatas menunjukkan terdapat 30 orang (78,9%) responden yang terpapar media tetapi mengalami menarche yang normal dan sebanyak 7 orang (18,4%) yang terpapar media mengalami menarche awal. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mackibben bahwa faktor penyebab menstruasi dini datang dari berbagai media khususnya media orang dewasa, baik berasal dari percakapan maupun tontonan dari film-film atau internet berlabel dewasa, vulgar, atau mengumbar sensualitas, buku dan majalah tentang seks, godaan serta rangsangan dari kaum pria atau pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual.37 Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Brown et al35 membuktikan bahwa keterpaparan media massa dapat mempercepat datangnya usia pubertas yang akan berkaitan pula dengan usia menarche remaja putri. Dari 471 responden yang ratarata berusia 13,7 tahun didapatkan bahwa dua per tiga responden tersebut sangat menyukai konten media massa yang berisi mengenai seks, dan hasil penelitian Kartika Putri (2009) tentang hubungan antara status gizi, status menarche ibu, media massa, dan aktivitas olahraga dengan status menarche siswi SMP Islam Al-Azhar Rawamangun Jakarta Timur tahun 2009 didapatkan hasil uji statistik, variabel antara genetik (status menarche ibu) dengan status menarche responden dan keterpaparan media elektronik orang dewasa

dengan status menarche responden mengalami hubungan bermakna.23 Adanya hubungan keterpaparan media massa terhadap status menarche pada remaja putri dikarenakan oleh apa saja yang telah remaja tersebut lihat sendiri akan mempengaruhi keputusan mereka menjadi ingin lebih tahu secara lebih aktif atau aktif lagi mengetahui tentang hal yang berhubungan dengan seksualitas.23 Namun pada hasil penelitian ini keterpaparan media massa tidak mempengaruhi secara langsung karena keterpaparan merupakan faktor dari luar. Permasalahan ini kemungkinan karena adanya faktor-faktor lain dari individu atau seseorang yang diteliti terkait status gizi, genetik (usia menarche ibu), sosial ekonomi, aktivitas fisik, ras, lingkungan sosial, kesehatan umum, dan faktor iklim. Anak usia remaja dalam kondisi labil sifatnya masih mencari identitas diri. 3. Hubungan Antara Aktivitas fisik dengan Menarche Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data diketahui bahwa responden yang dengan aktivitas fisik yang kurang dan mengalami menarche awal sebanyak 7 orang (19,4%) sedangkan responden yang dengan aktivitas fisik lebih dan mengalami menarche awal sebanyak 5 orang (50,0%). Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,014 (< 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Penundaan menarche yang berhubungan dengan aktifitas fisik ini telah diteliti bahwa terdapatnya penundaan sekresi dari hormonhormon spesifik yang ada dalam tubuh terhadap kematangan seksualitas pada remaja putri.6 Beberapa penelitian melaporkan bahwa pada gadis dengan aktivitas fisik sedang (bukan atlet) memiliki kadar hormon yang berbeda dan mengalami menarche yang terlambat dibandingkan dengan gadis yang tidak aktif beraktivitas. Namun penelitian lain melaporkan tidak ada efek dari aktivitas fisik sedang terhadap usia menarche. Perbedaan hasil ini mungkin terletak pada cara peneliti menilai aktivitas fisik atau cara merecall aktivitas fisik yang dilakuan dan usia memulai latihan.6 Penelitian cross-sectional yang dilakukan Kabir dkk pada 629 siswi yang berpartisipasi pada olimpiade sekolah tingkat

nasional di Iran, menyatakan usia menarche tidak berhubungan dengan waktu yang dihabiskan untuk latihan dalam seminggu, namun usia menarche berhubungan langsung dengan usia memulai latihan (p=0,019). Kabir dkk membedakan aktivitas fisik menjadi beberapa kategori diantaranya adalah jenis olah raga lapangan yang diikuti siswi, durasi dalam melakukan olahraga dan volume olahraga dalam seminggu sebelum 40 menarche. Hasil penelitian Kabir dkk menunjukkan rata-rata usia siswi mulai mengikuti latihan adalah 10,8 tahun, rata-rata waktu yang dihabiskan untuk latihan adalah 6,5 jam (kategori ringan dan sedang), dan usia menarche rata-rata pada siswi adalah 13,2 tahun. Hal ini menunjukan adanya hubungan antara aktivitas ringan dengan usia menarche yang cepat pada penelitian Kabir dkk. Jenis olah raga lapangan yang diikuti seperti bola voli, bola basket bola tangan, badminton dan tenis meja tidak berpengaruh terhadap usia menarche. Namun, pada beberapa penelitian yang ada menyatakan beberapa jenis olahraga lapangan dapat memperlambat usia menarche, hal ini mungkin dikarenakan stress fisik dan psikologis yang dialami oleh siswi.40 KESIMPULAN 1. Sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung masuk dalam kategori normal yaitu sebanyak 30 siswi (65,2%). 2. Sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung terpapar media massa yaitu sebanyak 38 siswi (82,6%). 3. Sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung mempunyai aktivitas fisik yang kurang yaitu sebanyak 36 siswi (78,3%). 4. Sebagian besar siswi di SMP Negeri 2 Bandar Lampung mengalami menarche dalam kategori normal yaitu sebanyak 33 orang (71,7%). 5. Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung dengan p-value = 0,026. 6. Hasil penelitian diperoleh data bahwa responden yang tidak terpapar media massa dan mengalami menarche awal sebanyak 5 orang (62,5%) sedangkan responden yang terpapar media massa dan mengalami menarche awal sebanyak 7 orang (18,4%). Hal ini tidak sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Mackibben bahwa faktor penyebab menstruasi dini juga datang dari berbagai media khususnya media orang dewasa (media massa). Terlihat dari 30 orang (78,9%) responden yang terpapar media tetapi mengalami menarche yang normal dan sebanyak 7 orang (18,4%) yang terpapar media mengalami menarche awal. Hasil penelitian dengan pendekatan medis ternyata berbanding terbalik yang menyatakan tidak ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan menarche. Hasil penelitian di SMP Negeri 2 Bandar Lampung, tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan ada hubungan antara keterpaparan media massa dengan menarche. 7. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan menarche pada siswi SMP Negeri 2 Bandar Lampung. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan RI, Profil Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 2006. 2. Proverawati A, Misaroh S. Menarche Menstruasi Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. 2009. 3. Prawirohardjo S. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka. 2008. 4. Hwang, J Y et al. Seculer trend in age at menarche for south Korean woman born between 1920 ang 1986: The Ansan Study. Ann Human Biol. July-August, Vil. 30(4):434-42. 5. McAnarney, Elizabeth R., MD. Decreasing Age at Menarche: Is the End in Sight?. Journal Watch Pediatrics and Adolescent Medicine. 2003. 6. Bagga, Amrita and S. Kulkarni. Age at Menarche and Secular Trend in Maharashtrian (Indian girls). Department of Anthropology, University of Pune, Pune, India. Acta Biologica Szegediensis. 2000; Vol 44 nol-4: 53-57. http://www.sci.u-szeged.hu/ABS 7. Nelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman, M.D., dkk. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 vol 1. Jakarta: EGC.2000; 72-75. 8. Acharya, A., V. P. Reddaidah, and N. baridalyne. Nutritional Status and Menarche in Adolescent Girls in an Urban Resettlement Colony of South

9.

10.

11.

12.

13.

14. 15.

16.

17.

18. 19.

20.

21.

Delhi. Indian Journal of Comminity Medicine. 2006 October-December; Vol.13: No.4. Shaliha, H.K. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Usia Menarche pada Remaja Putri di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan. 2010. http://www.smpn2-bdl.sch.id, Profil SMPN 2 Bandar Lampung. Di unduh pada tanggal 27Juni 2012, pukul : 2.33 WIB Fadilla. Pembinaan Kelompok Remaja Melalui Taruna Husada Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Keluarga. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. April, Tahun XXIII No 3. 1995. WHO. Nutrition in Adolescence : issue and challenges for the health factor. 2005. Dhamayanti, Meita. The2nd Adolescent Health national Symposia. Current Challenges in management. 2009. Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali pers. 2011. Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Modul Pelatihan, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta : Depkes RI. 2007 Diana, Zuckerman. When Little Girls Become Women : Early Onset of Puberty in Girls. In : The Ribbon, 2001. A newsletter of the Corner University Program on Breast Cancer and Environmental Risk Factors in New York States (BCERF). 2001; Vol 6. No.1 Baziad, Ali. Endokrinologi Ginekologi Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius FK UI. 2008. Dorland. Kamus Kedokteran Dorland Ed 29. Jakarta: EGC. 2002. Rejaningsih, Wanti. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Kelas II terhadap Praktek Pemeliharaan Kebersihan Menstruasi Tahun 2004. Skripsi. FKM UI. 2004. Guyton, A. C., Hall, J. E. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. 1997 ; Hal. 1297-1298 Wiknjosastro, Harifa. Ilmu Kebidanan Ed. 3 cet. 8. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. 2006

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

Rosenblantt, Peter L. Menstrual Cycle : The Merck Manual. 2007. Available from : http://www.merck.com/mmhe/sec22/ch2 41/ch241e.html Putri A.K. Hubungan Antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa, Dan Aktivitas Olahraga Dengan Status menarche Siswi SMP Islam Alazhar, Rawamangun, JakartaTimur Tahun 2009. Skripsi. FKM UI. 2009. Frisch, Rose E and Robert L Barbieri. Female fertility and the body fat connection. The University of Chicago Press. Chicago. 2002. Frisch, Rose E. Weight at Menarche : Similarity For Well-Nourished And Undernourished Girls At Differing Ages, And Evidence For Historical Constanty. Pediatrics. 1972: Vol 50; 445-450. http://www.pediatrics.org Djaeni ahmad. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid 1. Jakarta: Dian rakyat. 2004. Ambarwati F. Gizi dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu. 2012. Ong, Ken K et al. Earlier Mothers Age at Menarche Predicts Rapid Infancy Growth and Childhood Obesity. Medical Research Counsil Epidemiology Unit, Cambridge, United Kingdom. 2007. Ersoy, B et al. The Factor Affecting the relation between the menarcheal age of mother and daughter. Child : Care, Health & Development. May 2005; Vol 31. No 3: 303-304 Seung-Yup Ku et al. Age at menarche and its influencing factors in North Korean female refugees. Human Reproduction. Oxford University Press on behalf of the European Society of Human Reproduction and Embryology. 2005. Graber, Julia., Jeanne Brook-Gunn, and Michelle P. Warren. The Antecedants of Menarcheal Age: Heredity, Family Environment, and Stressful Life Events. Columbia University. Child Development. April 1995; Vol 66. No 2. Lemeshow, A. R. dkk. Subjective Social Status in the School and Change in Adiposity in female Adolescents. New York : National Institutes of Health.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

2008. Available from http://archpedi.ama-assn.org Krummel, Debra A and Penny M. KrisEtherton. Nutrition in Womens Health. Aspen Publishers,Gaithersburg, Maryland. 1996. Matondang, Junita Ira. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Status Menarche Pada Siswi Kelas 4, 5 dan 6 SD Tarakanita 5 Rawamangun, Jakarta Timur. Skripsi. FKM UI, Depok. 2003. Brown,. Jane D,. Ph.D. Mass media as a sexual super peer for early maturing girls. Journal of Adolescent Health. 2005; vol 36. 420-427. Adair, L. S. Size At Birth Predicts Age at menarche. North Carolina : University of North Carolina. 2001. Available from : http://pediatrics.aappublications.org/cgi/ content/ Mackibben, S. L. The Social Construction of Adulthood: Menarche and Motherhood. USA : Texas A&M University. 2003 Sibagariang E, Pusmaika R, Rismalinda. Kesehatan Reproduksi wanita. Jakarta: CV. Trans Info Media. 2010. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan Ed-rev. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010. Kabir. A., Torkan. J & Hakemi . L. Evaluation of Age at Menarche and Relevant Factors in Physically Active Iranian Girls. International Jurnal of Endocrinology and Metabolism [internet]. 2007. Available from: <http//ijem.org> [accessed 1 march 2013]

Você também pode gostar