Você está na página 1de 11

Nama : Andyka Saputra Nim : E1A1 09 049

Teori Struktur Rangka Baja

1.1 Deskripsi Struktur

Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi. Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan tercampurnya besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi. Bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat pada bahan-bahan konstruksi lain. Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan kekuatan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifat-sifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang umum dipakai. Sifat-sifat baja antara lain : a. Kekuatan tinggi Kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh fy atau kekuatan tarik fu. Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi dibanding dengan bahan lain, hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga struktur lebih ringan dan efektif.

b. Kemudahan pemasangan Komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar serta mudah diperoleh dimana saja, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan dilapangan adalah pemasangan bagian-bagian yang telah disiapkan.

c. Keseragaman Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehingga mutunya seragam. d. Daktilitas ( keliatan ) Daktilitas adalah sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar dibawah pengaruh tegangan tarik tanpa hancur atau putus. Daktilitas mampu mencegah robohnya bangunan secara tiba-tiba. e. Modulus elastisitas besar Dengan modulus yang besar, struktur akan cukup kaku sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pemakai. Jika dibandingkan dengan bahan yang lain, untuk regangan yang sama baja akan mengalami tegangan yang lebih besar sehingga kekuatannya lebih optimal. Baja yang digunakan untuk bahan bangunan adalah baja yang berupa batangan dan plat yang digunakan untuk pembuatan bangunan seperti rumah tinggal, bangunan ltima, jembatan dan lain-lain. Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan batang-batang baja yang membentuk kumpulan-kumpulan segi tiga, dimana tiap pertemuan bebarapa batang disambung pada plat pertemuan/simpul dengan menggunakan alat sambung.

Penggunaan konstruksi rangka baja untuk bangunan, diantaranya adalah untuk: kudakuda, ikatan angin, jembatan rangka, tiang transmisi dan menara air. Jenis-jenis baja untuk bangunan biasanya diberi nomor yang sesuai dengan ultimatenya. Jenis baja yang banyak dipakai adalah St 37 dan St 52. Baja jenis St 37 mempunyai tegangan ltimate sebesar 3700 Kg/cm2. Baja jenis St 52 mempunyai tegangan ultimate sebesar 5200 Kg/cm2

1.1.

Bentuk & Dimensi Struktur Profil baja merupakan bentuk penampang yang paling banyak digunakan di dalam system struktur bangunan gedung dengan menggunakan material baja. Sebagaimana telah dijelaskandi atas, sistem struktur bangunan gedung menggunakan profil baja pada bagian atap yangdisebut rangka atap baja dan pada bagian lantai yang disebut balok dan kolom profil baja.Rangka atap baja, meliputi batang yang berfungsi sebagai gording dan elemen-elemen batangpembentuk rangkap batang, yakni, batang-batang bawah dan atas, batang vertikal dandiagona. Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profilbaja yang sering dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji,sheet piles, pipa, rel, plat, dan kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa dengan profil I tetapi sayapnya lebar, sehingga disebutprofil sayap lebar (wide flange). Beberapa kelebihan dar wide flange , yaitu: Kekuatan lenturnya cukup besar Mudah dilakukan penyambunganAdanya kelebihan diatas menjadikan

wide flange sering digunakansebagai kolom dan balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan bangunan struktur lainnya. Khusus untukwide flange dengan perbandingan lebar sayap dan tinggi profil (b/h)

1.2.

Fungsi Struktur Struktur pada tugas besar Konstruksi Baja I ini berfungsi sebagai

Kantor. Fungsi Struktur baja sebagai berikut; Memberikan jaminan kekuatan struktur untuk melindungi kualitas bangunan karena menggunakan bahan baja mutu tinggi Mampu menopang beban berat tetapi tidak memerlukan pendukung struktur yang besar

1.3.

Spesifikasi Material Spesifikasi material terdiri dari :

a. Sifat mekanis baja Sifat mekanis baja struktur yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum pada tabel berikut : Tegangan putus Jenis Baja Minimum fu (Mpa) BJ 34 BJ 37 BJ 41 340 370 410 Tegangan Leleh Minimum fy (Mpa) 210 240 250 Peregangan Minimum (%) 22 20 18

BJ 50 BJ 55

500 550

290 410

16 13

Tegangan Leleh Tegangan leleh untuk perencanaan ( fy) tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural.

Tegangan Putus Tegangan putus untuk perencanaan ( fu ) tidak boleh diambil melebihi nilai yang diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural.

Sifat-sifat mekanis lainnya Sifat-sifat mekanisme lainnya baja struktural untuk perencanaan adalah sebagai berikut : Modulus elastis Modulus geser Nisbah poisson Koefisien pemuaian : E = 200.000 Mpa : G = 80.000 : = 0,3 : = 12 . 10-6 / oC Mpa

b. Baja Struktural o Syarat penerimaan baja Laporan uji material baja dipabrik yang disahkan oleh lembaga yang berwenang dapat dianggap sebagai bukti yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini. o Baja yang tidak dapat teridentifikasi Baja yang tidak dapat teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi ketentuan berikut ini :

1. Bebas dari cacat permukaan 2. Sifat fisik material dan kemudahan untuk dilas tidak mengurangi kekuatan dan kemampuan layan strukturnya. 3. Ditest sesuai ketentuan yang berlaku. Tegangan leleh ( fy ) untuk perencanaan tidak boleh lebih dari 170 mpa, sedangkan tegangan putusnya ( fu ) tidak boleh diambil lebih dari 300 mpa.

c. Alat sambung Baut, mur dan ring Alat sambung mutu tinggi Las Penghubung geser jenis paku yang dilas Baut angker

1.2 Peraturan yang Digunakan Peraturan yang digunakan dalam tugas besar Konstruksi Baja I ini adalah peraturan standar baja. Standar ini meliputi persyaratan-persyaratan umum serta ketentuan-ketentuan teknis perencanaan dan pelaksanaan struktur baja untuk bangunan gedung, atau struktur lainnya yang mempunyai kesamaan karakter dengan struktur gedung Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. 1. Perencanaan Struktur Atap Atap merupakan struktur yang paling atas dari suatu bangunan gedung. Struktur atap dapat terbuat dari kayu, beton ataupun dari baja. dan Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan

penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu. Penopang rangka atap adalah balok yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya atas untuk menyangga rangka atap. pada Sebagai balok

pengaku,bagian

kuda-kuda

disangkutkan

bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.

1. Perencanaan Gording Gording adalah balok mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda. Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek). Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording direncanakan untuk menahan beban-beban yang bekerja diatas atap. Beban-beban yang biasanya diperhitungkan dalam perencanaan gording antara lain: a) Beban mati, merupakan berat semua bagian dari suatu bangunan dan komponen gedung terdiri dari bahan penutup atap, dan berat gording. Untuk merencanakan gedung ini,

beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan.

b)

Beban hidup, merupakan semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat

berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan

perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (SNI 03-1727-1989).Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk beban atap diperhitungkan sebesar P = 100 kg berada di tengah bentang gording. c) Beban angin, merupakan semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan denganCmengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m2. Beban angin terdiri atas: 1) Angin tekan PMI 1970 pasal 4.3.2menyebutkan untuk 0 < < 65 koefisien angin diambil sebesar -1,2 dimana : = kemiringan atap. 2) Angin hisap

Koefisien angin ditentukan sebesar -0.4 Perhitungan momen dan penguraian beban mengacu pada gambar berikut:

Beban merata q diuraikan menjadi:

Beban terpusat P diuraikan menjadi:

Seluruh momen Mx dan My dikombinasikan untuk mendapat momen total.

Pemeriksaan kekuatan gording:

Gambar Penguraian Beban Pada Gording

4. Ikatan Angin / Bracing Dalam perencanaan ikatan angina tau bracing dianggap ada gaya P yang arahnya searah dengan sumbu gording. Gaya (P) pada bagian tepi kuda-kuda di tempat gording :

Luasan diameter ikatan angin :

Dimana : P kuda-kuda n q dk dg = gaya pada bagian tepi kuda-kuda di tempat gording = jumlah traveantara dua bentang ikatan angin = beban atap vertikal terbagi rata = jarak kuda-kuda = jarak gording = tegangan ijin dmin = diameter minimal

Você também pode gostar