Você está na página 1de 3

Analisa Data dan Pembahasan Tabel 1.

Titik Didih Beberapa Senyawa pada 760 mmHg Senyawa Titik Didih (C)

Aseton 56,1 Kloroform 61,2 Air 100,0 Tabel di atas menunjukkan titik didih dari ketiga senyawa organik yang telah diketahui pada kondisi standard. Selanjutnya melalui percobaan ini akan ditentukan titik didih senyawa organik lain yang berupa larutan etanol dan methanol dalam keadaan standardnya yang belum diketahui. Sementara itu, dari kelima senyawa tersebut akan dilakukan pengukuran titidk didih hasil pengamatannya pada tekanan lingkungan sekitar, yaitu sebesar 737,5 mmHg. Tabel 2. Faktor Koreksi, Titik Didih Hasil Pengamatan, beserta Titik Didih Koreksinya pada Beberapa Senyawa No. 1 2 3 4 5 Titik Didih Hasil Titik Didih Pengamatan (pada Senyawa Terkoreksi tekanan 737,5 (C) mmHg) Aseton 0,39 55 55,88 Kloroform 0,41 57 57,92 Air 0,37 88 88,83 Etanol 0,34 72 72,77 Metanol 0,35 61 61,79 Dari data-data yang diperoleh dalam tabel di atas, maka dapat dilakukan langkah Faktor Koreksi t/10 mmHg (C)

berikutnya untuk menentukan titik didih pada larutan etanol dan methanol dalam kondisi tekanan standard (760 mmHg), yaitu dengan menggambarkan kurva hubungan antara titik didih terkoreksi pada sumbu ordinat (Y) dengan titik didih dalam kondisi standard pada larutan aseton, kloroform, dan air sebagai sumbu absis (X). Berikut adalah kurva yang dihasilkan.

Titik didih terkoreksi larutan aseton, kloroform, dan air terhadap Titik didihnya pada 760 mmHg dihubungkan dalam satu garis lurus, sehingga terbentuk garis regresinya dengan persamaannya yaitu: y = 0,768x + 11.91. Selanjutnya untuk menentukan titik didih etanol dan methanol pada 760 mmHg dapat melalui kurva tersebut maupun bisa juga dilakukan melalui substitusi terhadap persamaan regresinya. Jika dilakukan melalui kurva, caranya adalah titik didih terkoreksi yang telah terhitung dalam larutan etanol ditarik garis mendatar hingga menyentuh garis regresinya. Dari titik pertemuan garis datar dan garis regresi, ditarik garis tegak ke bawah hingga ke sumbu X. Maka titik pertemuan garis tegak tersebut dengan sumbu X merupakan titik didih etanol pada tekanan 760 mmHg. Jika diamati melalui titik pertemuannya, maka akan tampak di sekitar antara 75 80C. Melalui pengamatan titik pertemuannya ini diperoleh titik didihnya pada 760 mmHg dengan tingkat keakuratannya yang rendah. Dengan demikian, titik didihnya pada 760mmHg ditentukan melalui substitusi persamaan garis regresinya, yaitu sebagai berikut.

Persamaan regresi : y = 0,768x + 11.91 keterangan : y = titik didih koreksi x = titik didih pada 760 mmHg Jika pada larutan etanol, y = 72,77 C, maka : 72,77 = 0,768x + 11,91 72,7711,91 = 0,768x 60,86 = 0,768x X = 60,86 / 0,768 = 79,24 Jadi, titik didih etanol pada kondisi 760 mmHg sebesar 79,24 C. Selanutnya, pada penetuan titik didih methanol pada kondisi 76 mmHg dilakukan langkah yang sama, yaitu ada dua cara yang dapat digunakan. Pertama, melalui titik pertemuan garis mendatar yang ditarik dari titik didih terkoreksinya hingga menyentuh garis rregresinya dengan garis tegak yang ditarik hingga ke sumbu X, diperoleh titik didih methanol pada 760 mmHg pada kisaran antara 6065C. Cara kedua yaitu melalui pensubstusian persamaan regresinya untuk didapatkan titik didihnya pada kondisi standard dengan lebih tepat dan akurat. Adapu perhitungannya adalah sebagai berikut. Persamaan regresi : y = 0,768x + 11.91 keterangan : y = titik didih koreksi x = titik didih pada 760 mmHg Jika pada larutan metanol, y =61,79 C, maka : 61,79 = 0,768x + 11,91 61,7911,91 = 0,768x 49,88 = 0,768x X = 49,88 / 0,768 = 64,94 Jadi, titik didih metanol pada kondisi 760 mmHg sebesar 64,94 C.

Você também pode gostar