Você está na página 1de 2

Audiometer

| 0 komentar ]

Audiometer adalah perangkat elektro-akustik untuk tes tingkat kemampuan pendengaran (Hearing Level) manusia (pasien), yang hasilnya dinyatakan oleh audiogram. Audiometer menghasilkan nada murni (pure tone) sebagai sinyal uji dan white noise sebagai sinyal masking. Pada test pendengaran, audiogram merupakan grafik frekuensi terhadap dBHL (desibel Hearing Level) yang menyatakan ambang dengar dari pasien. Dengan ambang dengar ini maka pemeriksa dapat menentukan jenis, derajat, dan lokasi gangguan pendengaran pada penderita gangguan pendengaran. Prinsip kerja audiometer berbasis komputer yang dirancang pada tugas akhir ini, mengacu pada audiometer konvensional, yaitu menghasilkan nada murni yang akan direspon oleh pasien (naracoba) pada frekuensi-frekuensi 125 Hz hingga 8000 Hz dalam pita satu oktaf. Pada audiometer, intensitas suara dapat dirubah-ubah sesuai dengan prosedur dan kebutuhan pengujian dalam rentang pendengaran 10dBHL s.d 110dBHL. Beberapa keunggulan audiometer berbasis komputer dibandingkan dengan audiometer konvensional antara lain memiliki sistem database untuk pasien yang dapat memudahkan untuk mencari, menyimpan serta analisis data pasien, serta fungsi-fungsi lain yang dapat dioperasikan pada komputer. Kemudahan-kemudahan yang lain dapat diperoleh jika digunakan komputer portable. Prosedur kalibrasi intensitas sinyal nada murni yang direspon oleh genderang telinga merupakan bagian yang sangat penting dalam tugas akhir ini. Hasil kalibrasi yang dilakukan menunjukkan standar deviasi rata-rata 0.72 dB dari rentang 25 dBHL 80 dBHL setiap 5 dB increment.

BERA Test

MONDAY, 24 OCTOBER 2011 0:01:37

by Meta Hanindita in Our Stories for 4-6 Months Beberapa saat yang lalu, saya mengantarkan Nayara(5mo) menjalani pemeriksaan BERA. Brainstem Evoked Response Audiometry ini adalah pemeriksaan untuk melihat ambang dengar pada telinga anak. Pemeriksaan ini sangat dianjurkan pada anak dengan keterlambatan bicara atau speech delay, riwayat infeksi TORCH pada kehamilan, bayi yang lahir prematur, bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram, riwayat jaundice atau

hiperbilirubinemia, riwayat tidak langsung menangis saat lahir, riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran, atau bayi dengan sindroma tertentu, misalnya Down Syndrome. Sebenarnya saya yakin pendengaran Nayara tidak apa-apa karena dia sering kaget setiap mendengar suara yang keras. Selain itu Nayara juga merespon terhadap suara-suara di lingkungan sekitarnya. Walaupun terkadang juga cuek, lebih asyik main sendiri dengan kaki tangannya. Tapi, karena Nayara prematur, lahir dengan berat 2500 gram, tidak langsung menangis saat lahir, pernah hiperbilirubinemia berulang dengan kadar bilirubin total paling tinggi mencapai 27mg/dl, I dont want to take any risk, toh todak ada salahnya diperiksa. Pemeriksaan BERA ini uninvasive, jadi tidak menyakitkan. Pada waktu mendaftar, saya diberikan list hal yang harus dilakukan di rumah sehari sebelum dilakukan pemeriksaan BERA ini. Membersihkan dahi, belakang telinga, memastikan bayi tidur cukup serta membawa susu dalam botol adalah beberapa di antaranya. Di hari pemeriksaan, Nayara dites respon pendengarannya dulu. Kami dibawa ke ruang kedap suara, kemudian Nayara dihadapkan pada mainan. Tanpa sepenglihatannya, ada petugas yang membunyikan terompet kecil, bel sampai krincingan di samping dan di belakang Nayara untuk melihat bagaimana responnya. Ternyata, Nayara cuek saja, lebih asyik melihat mainan di depannya. Duh, saya langsung deg-degan!

Você também pode gostar