Você está na página 1de 44

ANATOMI FISIOLOGI LARING & FARING

Indria kristianti 01.208.5681

FARING

ANATOMI
Suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti corong, merupakan sebagian tractus respiratorius dan tractus digestivus, di sebelah dalamnya dilapisi oleh membran mucosa, yang besar dibagian atas dan sempit di bagian bawah. Membentang dari basis cranii ke bawah sampai setinggi pinggir bawah cartilago cricoidea (setinggi vertebra cervical VI), dimana dia melanjut sebagai oesophagus.

Keatas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah berhubungan melalui aditus laring, dan ke bawah berhubungan dengan oesofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam ke luar) selaput lendir, fascia faringobasiler, pembungkus otot, dan sebagian fasia bukofaringeal. Unsur unsur faring meliputi mukosa, palut lendir (mocous blanket) dan otot.

Terbagi 3 bagian: Nasofaring/ Epifaring Orofaring/ Mesofaring Laringofaring/ Hipofaring

1. NASOFARING (EPIFARING)

Yaitu bagian atas faring. Batas-batas dari nasofaring:

1.anterior : koana (nares posterior) berhubungan dengan cavum nasi. 2. superior: Basis Cranii. 3. posterior: Vertebra cervical 1 yang dipisahkan oleh fasia prevertebralis m.Capitis longus dan m.Cervicis.

4. lateral: dinding medial leher.


5. inferior: palatum mole.

Beberapa bangunan yang ada pada nasofaring :

1. ostium tuba eustachii, dilateral nasofaring 1-1,5 cm dibelakang konka inferior, disuperior dan diposterior dikelilingi pars kartilago tuba yang disebut Torus Tubarus. 2. adenoid (tonsila faringea = tonsila luscha), di dinding posterosuperior dari nasofaring, merupakan kelenjar limfe submukosa. 3. resesus faring (fossa rosenmulleri), berada di belakang dari torus tubarus.

4. isthmus nasofaring, batas antara nasofaring dengan orofaring.

2. OROFARING (MESOFARING)

Yaitu bagian tengah faring. Batas-batas dari orofaring:

1.superior: palatum mole) 2.anterior: Cavum Oris dengan arcus faring dan uvula 3.posterior: Vertebra Cervical 2-3. 4.lateral: dinding medial leher lanjutan dari nasofaring.

5.inferior: tepi atas epiglotis.

Beberapa Struktur yang ada di orofaring:

1. tonsila palatina (faucial tonsil=amandel), di dinding lateral kanan dan kiri dari resesus tonsilaris antara pilar anterior dan pilar posterior. 2. fosa tonsil merupakan daerah mukosa diatas tonsil yang berbentuk segitiga di antara pilar anterior dan posterior. 3. tonsila lingualis, pada basis lidah (1/3 posterior lidah) 4. Dinding posterior faring 5. Uvula 6. Foramen sekum.

3. LARINGOFARING (HIPOFARING)

Yaitu bagian bawah faring. Batas-batas dari laringofaring:

1. superior: orofaring, setinggi tepi atas epiglotis. 2. anterior: tepi posterior epiglotis, berhubungan dengan laring melalui pintu laring. 3. posterior: lanjutan dinding belakang orofaring yaitu vertebra cervicalis 3, 4,5,dan 6. 4. lateral: dinding medial leher lanjutan dari orofaring.

5. inferior: tepi atas pintu masuk esofagus (porta esofagus).

Beberapa bangunan yang ada pada laringofaring:

1. laring (pintu laring). 2. fosa (sinus) piriformis, berada disekeliling pintu laring yang di batasi oleh plika ariepiglotika di medial, tulang rawan tyroid dan membran tirohyoid di lateral. 3. valekula, berada diantara basis lidah (anterior) dan permukaan anterior epiglotis (posterior) yang dipisahkan oleh plika glaso-epiglotika di garis median dan plika faringoepiglotika di lateral.

Ruang Parafaring ( Para Pharyngeal Space )


Pharyngeal Space terbentang dari basis tengkorak ke bawah sampai mediastinum. Ruang ini dibatasi oleh : -Dinding Antromedial : Fasia bukofaringealis
-Dinding Postero Medial : Kolumma vertebra servikalis yang dilapisi oleh M. Prevertebra dan Fasia Prevertebra -Dinding Lateral Atas : 1. Depan : Ramus ascendum mandibula 2. Belakang : Kelenjar parotis -Parapharyngeal Space diisi : 1. Pembuluh-pembuluh besar leher 2. Arteria palatina ascenden dan a.faringeal ascenden 3. Nedus limfotikus profinda servikalis 4. N.Cranial : IX, X, dan XII dan trunkus simpatikus servikalis Perluasan Infeksi : Infeksi biasanya masuk ke ruang faring dari infeksi tonil atau gigi M3 bawah

Ruang Retrofaring ( Retropharyngeal Space )


Terletak di dinding belakang faring, dibatasi :

-Anterior -Posterior

: Dinding Posterior faring yang ditutupi oleh facial buko faringeal : Koumma vertebra servikalis yang dilapisi oleh M. Prevertebra dan Fasia Prevertebra

-Diisi oleh : Kelenjar limfe retrofaringmenghilang setelah umur 3-4 th.

Jaringan Limfe
1. Adenoid : tonsila lushka : tonsila nasofaringea 2. Tonsila palatina : faucial tonsil : amandel 3. Tosila lingualis Cincin Waldeyer

T. Palatina Diantara pilar Letak antor postor.di dinding lat orofaring

T.Faring (adenoid)

T. Lingualis

Postero supor dinding mesofaring

Basis lidah

Epitel Kripte Kapsul

Ps eudo kompl ek kol umner bers i l i a Squamus komplek Squamus komplek

Dalam, berkelok +

Dangkal -

Lurus tanpa cabang -

Vaskularisasi Faring
Faring mendapat darah dari beberapa sumber, yang utama berasal dari cabang a. karotis eksterna ( cabang faring asendens dan cabang fausial) serta dari cabang a. maksila interna yakni cabang palatina superior

Inervasi Faring
Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus yang dibentuk oleh cabang faring dan n. vagus, cabang dari n.glosofaringeus dan serabut simpatis. Cabang faring yang berasal dari n.vagus berisi serabut motorik.

FUNGSI

Saluran makanan/minuman dlm proses menelan Saluran pernafasan Resonansi suara Drainase sekret Pertahanan tubuh utk mencegah/melawan infeksi Ring of Waldeyer Mengatur ventilasi cavum tympani dgn adanya tubaeustachius

LARING

ANATOMI
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran nafas bagian atas. Bentuknya menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar daripada bagian bawah. Bagian atas laring adalah aditus laring, sedangkan batas bawahnya adalah batas caudal kartilago krikoid

KARTILAGO

LARING

LIGAMENTUM

OTOT-OTOT

KARTILAGO
Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kel.: 1. Kelompok kartilago mayor, t.d:
Kartilago Tiroidea, 1 buah Kartilago Krikoidea, 1 buah Kartilago Aritenoidea, 2 buah

2. Kartilago minor, t.d :


Kartilago Kornikulata Santorini, 2 buah Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah Kartilago Epiglotis, 1 buah

KARTILAGO TIROIDEA

Terdiri dari 2 (dua) sayap (ala tiroidea) berbentuk seperti perisai yang terbuka dibelakangnya tetapi bersatu di bagian depan dan membentuk sudut. Di bagian dalam terdapat: pita suara, ventrikel, otot-otot dan ligamenta, kartilago aritenoidea, kuneiforme serta kornikulata. Permukaan luar ditutupi perikondrium yang tebal dan terdapat suatu alur yang berjalan oblik dari bawah kornu superior ke tuberkulum inferior. Alur ini merupakan tempat perlekatan muskulus sternokleidomastoideus, muskulus tirohioideus dan muskulus konstriktor faringeus inferior. Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura tiroidea dan tepi bawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis, merupakan tempat perlekatan tendo komisura anterior. Sedangkan tangkai epiglotis melekat kira-kira 1 cm diatasnya oleh ligamentum tiroepiglotika.

KARTILAGO KRIKOIDEA

Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding laring. Merupakan kartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring). Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea tepatnya dengan kornu inferior melalui membrana krikoidea (konus elastikus) dan melalui artikulasio krikoaritenoidea. Di sebelah bawah melekat dengan cincin trakea melalui ligamentum krikotiroidea. Pada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan trakeostomi emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada konus elastikus. Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi vertebra servikalis VI VII dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III IV. Kartilago ini mengalami osifikasi setelah kartilago tiroidea.

KARTILAGO ARITENOIDEA

Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang terdiri dari sepasang kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis berartikulasi dengan kartilago krikoidea, sehingga memungkinkan pergerakan ke medio lateral dan gerakan rotasi. Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus muskularis yang merupakan tempat melekatnya m. krikoaritenoidea yang terletak di posterolateral,dan di bagian anterior terdapat prosesus vokalis tempat melekatnya ujung posterior pita suara. Pinggir posterosuperior dari konus elastikus melekat ke prosesus vokalis. Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap prosesus vokalis dan berinsersi pada garis tengah kartilago tiroidea membentuk tiga per lima bagian membranosa atau vibratorius pada pita suara. Tepi dan permukaan atas dari pita suara ini disebut glotis.

KARTILAGO EPIGLOTIS

Bentuk seperti bet pingpong dan membentuk dinding anterior aditus laringeus. Tangkainya disebut petiolus dan dihubungkan oleh ligamentum tiroepiglotika ke kartilago tiroidea di sebelah atas pita suara. Bagian atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam lumen faring sehingga membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai pembatas yang mendorong makanan ke sebelah menyebelah laring.

KARTILAGO KORNIKULATA
Merupakan kartilago fibroelastis, disebut juga kartilago Santorini dan merupakan kartilago kecil di atas aritenoid serta di dalam plika ariepiglotika.

Kartilago Kuneiforme
Merupakan kartilago fibroelastis dari Wrisberg dan merupakan kartilago kecil yang terletak di dalam plika ariepiglotika.

LIGAMENTUM DAN MEMBRANA


Ligamentum dan membran laring terbagi atas 2, yaitu : Ligamentum ekstrinsik

Membran tirohioid Ligamentum tirohioid Ligamentum tiroepiglotis Ligamentum hioepiglotis Ligamentum krikotrakeal Membran quadrangularis Ligamentum vestibular Konus elastikus Ligamentum krikotiroid media Ligamentum vokalis

Ligamentum intrinsik

OTOT - OTOT

Otototot laring terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

OTOT-OTOT EKSTRINSIK.
Otot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur disekitarnya. Kelompok otot ini menggerakkan laring secara keseluruhan. Terbagi atas : 1. Otot-otot suprahioid / otot-otot elevator laring, yaitu : - M. Stilohioideus - M. Milohioideus - M. Geniohioideus - M. Digastrikus -M. Genioglosus - M. Hioglosus

2. Otot-otot infrahioid /depresor laring : - M. Omohioideus - M. Sternokleidomastoideus - M. Tirohioideus

1. Otot-otot adduktor :

OTOT INTRINSIK
Mm. Interaritenoideus transversal dan oblik M. Krikotiroideus M. Krikotiroideus lateral Berfungsi untuk menutup pita suara.

2. Otot-otot abduktor :

M. Krikoaritenoideus posterior Berfungsi untuk membuka pita suara.

3. Otot-otot tensor :

Tensor Internus Vokalis Tensor Eksternus

: M. Tiroaritenoideus dan M. : M. Krikotiroideus

Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. Pada orang tua, m. tensor internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara melengkung ke lateral mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.

PERSENDIAN
Artikulasio Krikotiroidea Merupakan sendi antara kornu inferior kartilago tiroidea dengan bagian posterior kartilago krikoidea. Sendi ini diperkuat oleh 3 (tiga) ligamenta, yaitu : ligamentum krikotiroidea anterior, posterior, dan inferior. Sendi ini berfungsi untuk pergerakan rotasi pada bidang tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau fiksasi sendi ini akan mengurangi efek m. krikotiroidea yaitu untuk menegangkan pita suara.

ANATOMI LARING BAGIAN DALAM


Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut : 1. Supraglotis (vestibulum superior), yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara palsu dan inlet laring. 2. Glotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni. 3. Infraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea

BEBERAPA BAGIAN PENTING DARI DALAM LARING :

Aditus Laringeus Pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh epiglotis, lateral oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago kornikulata dan tepi atas m. aritenoideus.

Rima Vestibuli. Merupakan celah antara pita suara palsu.

Rima glottis Di depan merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang antara prosesus vokalis dan basis kartilago aritenoidea.

Vallecula Terdapat diantara permukaan anterior epiglotis dengan basis lidah, dibentuk oleh plika glossoepiglotika medial dan lateral.

Plika Ariepiglotika Dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadringulare yang berjalan dari kartilago epiglotika ke kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata.

Sinus Pyriformis (Hipofaring) Terletak antara plika ariepiglotika dan permukaan dalam kartilago tiroidea.Incisura Interaritenoidea Suatu lekukan atau takik diantara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri.

Vestibulum Laring Ruangan yang dibatasi oleh epiglotis, membrana kuadringularis, kartilago aritenoid, permukaan atas proc. vokalis kartilago aritenoidea dan m.interaritenoidea.

Plika Ventrikularis (pita suara palsu) Yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya. Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus) Yaitu ruangan antara pita suara palsu dan sejati. Dekat ujung anterior dari ventrikel terdapat suatu divertikulum yang meluas ke atas diantara pita suara palsu dan permukaan dalam kartilago tiroidea, dilapisi epitel berlapis semu bersilia dengan beberapa kelenjar seromukosa yang fungsinya untuk melicinkan pita suara sejati, disebut appendiks atau sakulus ventrikel laring.

Plika Vokalis (pita suara sejati) Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut intercartilagenous portion

PERSARAFAN

Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior dan Nn. Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.

VASKULARISASI
Laring

mendapat perdarahan dari cabang A. Tiroidea Superior dan Inferior sebagai A. Laringeus Superior dan Inferior.

LARING MEMPUNYAI 3 (TIGA) SISTEM PENYALURAN LIMFE, :


1. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh limfe berkumpul membentuk saluran yang menembus membrana tiroidea menuju kelenjar limfe cervical superior profunda. Limfe ini juga menuju ke superior dan middle jugular node. 2. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe trakea, middle jugular node, dan inferior jugular node. 3. Bagian anterior laring berhubungan dengan kedua sistem tersebut dan sistem limfe esofagus. Sistem limfe ini penting sehubungan dengan metastase karsinoma laring dan menentukan terapinya.

FISIOLOGI
Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu: 1. FONASI Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paruparu, trakea, faring, dan hidung. Nada dasar yang dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai cara. Otot intrinsik laring berperan penting dalam penyesuaian tinggi nada dengan mengubah bentuk dan massa ujung-ujung bebas dan tegangan pita suara sejati

2. PROTEKSI.
Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak akibat adanya rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis, plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan daerah interaritenoid melalui serabut afferen N. Laringeus Superior. Sebagai jawabannya, sfingter dan epiglotis menutup. Gerakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.

3. RESPIRASI.
Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga dada dan M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2 dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat pembukaan rima glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan merangsang pembukaan rima glotis. Hiperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara reflektoris, sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiperventilasi akan menghambat pembukaan laring. Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah berperan dalam mengontrol posisi pita suara

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS Keluhan Utama serak, nyeri telan, rasa mengganjal, benjolan, dll Onset Sudah pernah diobati/ belum Pernah sakit sebelumnya akut/ kronis Keluhan Lain demam, pusing, dll

1.

Pemeriksaan Faring Menggunakan lampu kepala dan tangue spatel. Pada pemeriksaan ini pasien disuruh membuka mulut dan sinar kepala di arahkan ke faring. Kemudian pemeriksa menekan dengan lembut pada 2/3 posterior lidah. Kemudian dinilai apakah terdapat kelainan pada faring.

2. Laringoskopi Indirek Dengan menggunakan kaca laring dapat dinilai anatomi dari laring seperti epiglotis, korda vokalis, komisura anterior dan posterior, plika ariepiglotika, dll. Selain itu dinilai apakah terdapat massa, udem, sekret, dll 3. Rinoskopi posterior alat yang digunakan adalah kaca nasofaring ( uk. lebih kecil daripada kaca laring). Dapat digunakan untuk melihat apakah terdapat kelainan seperti keganasan pada nasofaring, selain itu juga digunakan untuk menilai koana, ujung posterior dari konka, adenoid, ostium tuba, ujung posterior septum

TERIMA KASIH

Você também pode gostar