Você está na página 1de 9

1

PENDAHULUAN Latar Belakang Anak-anak di daerah terpencil, khususnya kecamatan Konang kabupaten Bangkalan banyak yang tidak mendapatkan pendidikan yang seharusnya. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas yang ada, sehingga untuk mencapai pendidikan yang layak mereka harus menempuh pendidikan di daerah yang lebih maju, misalnya di daerah perkotaan. Sebenarnya di kecamatan ini ada sekolah, tetapi sangat minim ruang kelas. Disana cuma ada dua ruang kelas dengan jumlah murid 400. Dengan adanya kondisi tersebut, murid menjadi tidak nyaman dan sangat sulit untuk mencetak murid yang berkualitas seperti sekolah-sekolah lain yang memiliki cukup ruang kelas. Tidak hanya itu, guru yang mengajar disana pun hanya dua orang. Menurut H. Suhaimi selaku Kepala Unit Pelayanan Terpadu Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Konang, pihaknya sudah mengajukan pada pemerintah agar ada penambahan ruang kelas (Surabaya post, 2010). Menurut seorang guru yang mengajar di kecamatan Konang, fasilitas pendidikan yang sangat terbatas menyebabakan anak-anak usia sekolah menjadi malas untuk pergi ke sekolah dan lebih mementingkan untuk membantu orang tua mencari ikan ataupun bertani. Dengan adanya hal tersebut, daerah ini sangat sulit untuk bersaing dengan daerah lain dalam hal pendidikan. Kurangnya perhatian pemerintah yang serius terhadap anak-anak di daerah terpencil juga menjadi penyebab utama, khususnya pemerintah daerah itu sendiri. Padahal dalam peraturan pemerintah telah dijelaskan bahwa wajib belajar itu adalah 9 tahun dan selama itu juga pemerintah telah memberikan dana agar mereka bisa bersekolah dengan gratis dan bisa mendapatkan fasilitas yang layak. Dengan adanya permasalahan tersebut, pendidikan di Indonesia menjadi sangat sulit untuk dikembangkan. Padahal pendidikan sangat penting untuk membangun karakter bangsa saat ini, terutama pada pendidikan usia dini. Tidak hanya itu, pendidikan juga menentukan masa depan bangsa yang lebih maju. Tanpa pendidikan yang baik, bangsa ini tidak akan menjadi bangsa yang baik pula. Untuk itulah pemerintah harus berusaha untuk menyeimbangkan pendidikan yang ada di daerah terpencil dan pendidikan di kota besar.Dengan adanya keseimbangan itu, maka bangsa Indonesia bisa menjadi yang lebih baik dan tidak lagi terlalu bergantung kepada negara lain. Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam penerapannya. Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved9(anonymous, 2012). Melalui gagasan tertulis yang kami ajukan ini, kami ingin

memperkenalkan sebuah sarana pendidikan free mini school M3 yang dilakukan dengan mengutamakan teknologi dan alam sebagai suatu proses belajar mengajar yang mudah diterima oleh siswa dan mudah diingat oleh siswa. Selain itu, siswa tidak terkekang dengan ruangan yang formal yang hanya duduk dan mendengarkan saja dan siswa juga bisa memilih pelajaran apa yang akan dipelajari hari itu, sehingga diperlukan guru-guru yang tidak hanya berintelegensi tinggi, tetapi juga kreatif dalam mengajar dan mendidik siswa. Tujuan Penulisan 1. Untuk memberikan solusi agar masyrakat desa konang dapat menikmati pendidikan gratis. 2. Gagasan berupaya mencerdaskan anak bangsa yang jauh dari pusat kota supaya mendapatkan pendidikan yang memadai. 3. Gagasan untuk memberikan motivasi kepada pemerintah untuk dapat andil dalam membantu mengembangkan pendidikan di daerah konang. Manfaat Penulisan 1. Dapat dijadikan sebagai wahana untuk mencerdaskan anak bangsa. 2. Adanya gagasan ini, dapat memberikan motivasi pada siswa di daerah konang dengan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. 3. Adanya gagasan ini dapat menjadikan pencetus reformasi pendidikan untuk daerah konang menjadi daerah berpendidikan. GAGASAN Kondisi Kekinian Pendidikan di Desa Konang Sebagai salah satu daerah terpencil di kabupaten Bangkalan, kondisi pendidikan desa konang masih menemui banyak masalah mulai dari kurangnya ruang kelas, keterbatasan guru yang mengajar, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya, dll. Dengan banyaknya masalah yang terjadi, desa ini sangat sulit untuk meningkatkan kualitas anak didik seperti di kota. Bahkan dengan bertambahnya jumlah penduduk diperkirakan angka partisipasi anak di dalam dunia pendidikan semakin kecil. Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan tahun 2007 menunjukkan bahwa perkembangan pendidikan yang dilihat dari nilai Angka Partisipasi Sekolah (APS) yang terdiri dari nilai Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan bahwa terjadi penurunan. Penurunan nilai APK yaitu, sebesar 96,71% pada tahun 2006 menjadi 74,04%. Sedangkan penurunan nilai APM dari 103,04% menjadi 64,88%. Nilai APK menunjukkan proporsi anak sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Solusi yang Sudah Diterapkan Sebelumnya Usaha-usaha untuk menanggulangi masalah pendidikan, khususnya masalah kurangnya guru yang mengajar di daerah terpencil ialah adanya tunjangan untuk guru yang mengajar di desa Konang dari pemerintah. Tunjangan tersebut berupa upah namun sedikit sekali guru yang bersedia untuk tinggal atau mengajar di daerah konang. Pemerintah juga menerapkan solusi lain berupa

pengangkatan pegawai negeri setalah menjalani pengabdian selama beberapa tahun namun itu semua masih sedikit sekali yang berminat untuk menjadi pendidik atau guru di sana. Guru kebanyakan mengeluh atau beralasan jika mengajar di tempat konang yaitu jauh dari pusat perkotaan, transportasi sulit, dll. Kondisi Kekinian Free Mini School M3 Dengan zaman yang semakin modern saat ini, membaca menjadi hal wajib yang perlu dikuasai oleh anak-anak usia prasekolah. Hal ini menjadi pukulan terbesar bagi orang tua yang tidak bisa memberikan pengajaran membaca kepada anaknya. Sehingga mereka kebingungan pada saat anaknya yang akan masuk sekolah dasar dan mereka masih belum tahu cara untuk membaca. Itulah salah satu alasan orang tua dipedesaan terpencil terkadang banyak yang tidak menyekolahkan anaknya. Terlebih lagi dengan menulis dan menghitung. Orang tua di desa terpencil hanya bisa menghitung sesuatu yang sangat dasar, seperti pada saat jual beli. Sedangkan jika harus menghitung sesuatu yang rumit mereka sangat terbatas. Tidak hanya itu, terkadang ada orang tua yang sama sekali tidak bisa menulis atau menghitung untuk system perkalian. Dengan realita seperti itu, anak tidak mendapatkan hal yang sebenarnya harus dimilikinya sebelum mereka masuk atau mendaftar dekolah dasar. Bahkan terkadang ada orang tua yang lebih memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya. Hal tersebut dikarenakan orang tua yang tidak mampu secara ekonomi atau karena kurangnya kesadaran orang tua di desa terpencil terhadap pendidikan. Mereka berfikir sekolah hanya membuang-buang uang atau hanya membuang-bunag waktu saja karena pada akhirnya mereka akan menjadi petani atau pelaut seperti orang tuanya. Inilah yang menjadi problematika yang sangat sulit untuk di pecahkan karena sudah menjadi mindset orang-orang di daerah terpencil untuk memperdayagunakan proses belajar mengajar. Tidak hanya pihak swasta, tetapi juga bagi pemerintah. Tidak hanya itu, bagi orang-orang daerah terpencil yang secara ekonomi mampu untuk menyekolahkan anaknya malah tidak mendapatkan fasilitas yang selayaknya sehingga mereka harus menyekolahkan ke daerah yang lebih maju. Atau bahkan di daerah terpencil tersebut tidak ada guru yang professional sehingga kualitas dari anak didiknya tidak sebaik apabila mereka bersekolah di kota. Untuk itulah, dengan adanya free mini school ini bisa menjadi jembatan bagi anak anak di daerah terpencil yang ingin bersekolah supaya menjadi pintar namun harus mencari sekolah yang jauh dari rumahnya,selain itu anak-anak yang kurang mampu untuk menyekolahkan mereka atau bahkan orang tua mereka yang minder menyekolahkan anaknya karena berbagai alasan yang sebenarya bukan alasan yang kurang relevan untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya. Dengan begitu, kami sebagai penerus bangsa,panutan bagi semua orang untuk berpikir dan mengembangkan hal-halnya positif untuk menjunjung tinggi bahwa bersekolah itu sangat penting sekali bagi setiap anak bangsa,meskipun orang yang berada d daerah terpencil pula. Kami sebagai mahasiswa harus kritis dan peka di dalam proses perkembangan belajar bagi setiap anak-anak bangsa. Untuk itu,kami mengadakan proses free mini school ini, maka anak-anak di

daerah terpencil bisa bersekolah untuk menuntut ilmu dan pengetahuan yang selayaknya harus di miliki baginya. Pengadaan sekolah gratis, mudah, dan bisa mengenal teknologi yang sedang berkembang saat ini sehingga bagi mereka yang masih berada di tempat yang terpencil mereka tidak terlau tertinggal dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat ini serta dengan itulah kami sebagai pendidik bisa mengajarkan pengetahuan yang bisa bermanfaat dan bisa mempersatukan dengan alam di sekitarnya. Free mini school M3 Merupakan salah satu upaya untuk membantu pemerintah untuk menuntaskan, mencerdaskan dan menjalankan peraturan pendidikan wajib 9 tahun. Semua rencana ini awal pembentukanya dengan pengalangan dana kepada semua masyarakat daerah konang dan mencari guru relawan di daerah yang bersedia untuk mengapdikan diri demi kemajuan pendidikan, dengan cara dari pihak-pihak orang yang berpengaruh di daerah tersebut seperti RT, RW, Kepala Desa dan orang yang kaya atau terpandang untuk bersedia membantu mendirikan sekolah yang berbasis free mini school M3. Setelah sekolah ini didirikan tinggal menerima siswa-siwa daerah konang untuk dididik, kemudian di fokuskan untuk dapat membaca, menulis, menghitung. pendidikan ini diarahkan untuk dapat memanfaatkan potensi daerah konang, yang mana daerah konang tersebut manyoritas sebagai nelayan dan petani. Kemajuan pendidikan di daerah konang akan dilanjutkan lagi dengan pembangunan yang lebih baik lagi dari sarana prasarana supaya menjadi pendidikan yang memadai, dengan cara melakukan pemberitaan, surat kabar atau mengajukan proposal untuk memintak bantuan dari pemerintah. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dalam Mengimplementasikan Gagasan Free Mini School M3 Gagasan free school M3 akan dapat terimplementasikan dengan baik jika adanya dukungan dari perbagai pihak, yaitu dari pemerintah, pihak swasta yang bergerak dalam kegiatan pendidikan, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan. Dukungan disini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, terutama pemerintah agar lebih mempertahankan keadaan pendidikan di daerah terpencil. 1. Pemerintah Informasi ini dapat membantu dalam program meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di daerah terpencil, sehingga daerah tersebut bisa bersaing dengan daerah kota. Pemerintah juga bisa memperhatikan daerah-daerah yang kekurangan fasilitas belajar. 2. Masyarakat sekitar Gagasan ini dapat diwujudkan dengan baik apabila masyarakat sekitar desa konang bisa ikut berperan aktif dalam pembangunan sekolah gratis ini dengan mendukung adanya sekolah gratis ini di desa mereka. 3. Publikasi (media massa elektronik dan cetak) Gagasan ini dapat berkembang dengan baik dan dapat dikenal masyarakat umum dengan adanya informasi dari media massa elektronik maupun cetak. 4. Dunia Pendidikan

Bagi dunia pendidikan, terutama pihak yang terlibat didalamnyadiharapkan dapat memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya sebuah sekolah karena dengan sekolah kita dapat memahami membaca, menulis, dan menghitung. Langkah-langkah Strategis Mengimplementasikan Gagasan yang harus Dilakukan untuk

Gagasan free school M3 akan dapat terimplementasikan dengan baik jika adanya dukungan dari perbagai pihak, yaitu dari pemerintah, pihak swasta yang bergerak dalam kegiatan pendidikan, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pendidikan. Dukungan disini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Misalnya, pemerintah yang memiliki kewenangan untuk lebih serius dan tegas kepada pemerintah daerah sehingga peraturan pemerintah yang ada tentang wajib belajar bisa di dapat oleh semua anak baik di daerah terpencil maupun di kota besar. Selain itu, pemerintah dan swasta dapat melakukan kerja sama agar sarana pendidikan dapat diperbaiki dan lebih baik. Langkah-langkah strategis lainnya yaitu: Penyadaran pendidikan di desa Konang Langkah strategis ini adalah dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar yang kurang memahami arti pendidikan yang sesungguhnya. Pendidikan sebagai salah satu hal mendasar untuk mengembangkan sumber daya manusia yang selama ini mulai dilupakan oleh masyarakat, terutama masyarakat daerah terpencil.Langkah ini melibatkan beberapa pihak, yaitu perangkat desa (RT, RW, dan Lurah) dan masyarakat. Perangkat desa sebagai salah satu pemerintahan di daerah akan lebih mengerti pendidikan yang baik, sehingga dengan melihat betapa pentingnya pendidikan saat ini bisa menjadi sebuah tolak ukur bagaimana mereka bisa mengembangkan pendidikan di daerahnya agar lebih baik dan bisa mencetak lulusan yang berprestasi.Selain itu, perangkat desa juga harus mengetahui perkembangan teknologi saat ini agar proses pendidikan dapat disesuaikan dengan teknologi yang ada dan tidak tertinggal dari perkotaan yang sangat canggih. Sedangkan masyarakat sebagai orang yang tidak memahami pentingnya pendidikan haruslah disadarkan bahwa pendidikan saat ini sangat penting karena pendidikan sangat berperan dalam rangka mengembangkan potensi diri. Hal tersebut dapat meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia saat yang mulai menurun. Kepedulian tentang pendidikan Melihat ketidakpekaan pemerintah di desa konang membuat kami sebagai mahasiswa ingin berpartisipasi membangun pengembangan proses belajar mengajar yang akan kami bentuk pada kegiatan ini. Kami juga mengajak masyarakat desa agar peduli dengan pendidikan anak-anaknya dan tidak hanya bergantung pada pemerintah saja. Dengan kepedulian tersebut, kami sebagai generasi penerus bangsa pendidikan di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan dapat seimbang antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan. Sebagai contoh saja, memang masih banyak sekali daerah-daerah terpencil yang sulit dalam proses perkembangan belajar di sana. Selain itu juga di karenakan pemerintah

kurang merespon dengan pengadaan untuk mengembangangkan proses belajar tersebut. Di sinilah kami sangat merespon untuik bisa mengadakan perkembangan sekolah free mini school M3 pada daerah terpencil untuk bisa mengajak anakanak yang sangat ingin sekali untuk bisa menuntut ilmu pengetahuan dan bisa mengikuti proses perkembangan teknologi yang semakin pesat ini. Untuk itulah, kepedulian masyarakat desa sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan belajar mengajar di daerah-daerah terpencil saat ini terutama di desa konang. Penunjang keberhasilan Pada proses pengembangan kegiatan free mini school ini, kami sebagai generasi penerus bangsa sangat peka terhadap proses pengembangan di dalam pembelajaran di Indonesia saat ini.Di samping itu, penunjang keberhasilan bukan hanya pendidik saja, tetapi peserta didik juga harus ikut serta mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang diperuntukkan bagi semua kalangan. Perbaikan fasilitas sekolah Fasilitas-fasilitas pendidikan yang selama ini masih kurang dapat diperbaiki dengan adanya pendanaan dari pemerintah yang telah di setujui sebelumnya. Di samping itu juga kami sebagai mahasiswa juga akan mensosialisasikan untuk semua orang agar bisa menyumbangkan atau ikut berpartisipasi dan mendukung proses pengadaan free mini school M3. Hal tersebut bagi kami sangat bermanfaat untuk bisa mengembangkan kegiatan tersebut. KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan Proses perkembangan yang telah kami ajukan sekarang ini ,maka kami berharap semoga dalam kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar. Disamping itu juga kami juga akan mengadakan suatu kegiatan yang bisa membuat program yang kami bangun ini bisa di terima baik bagi semua kalangan-kalangan yang ada di daerah konang dan sekitarnya. Proses ini juga membuat kami bisa mudah untuk mengembangkan kegiatan tersebut. Sistem yang bisa kami ajarkan mulai dari menulis,membaca dan menghitung ini bisa membuat anak didik bisa memahami dan mengerti yang telah di ajarkan. Dengan pengajaran yang telah kami kembangkan ini bisa berjalan sesuai dengan rencana yang telah kami persiapkan sebelum-sebelumnya. Dengan penerapan sistem ini lebih di harapkan peran pemerintah seharusnya bisa ikut untuk mengajukan proses pembangunan yang telah kami bangun dari awal hingga akhir di kemudian hari. Teknik Implementasi Pengadaan sekolah free mini school M3 ini merupakan kajian yang paling utama yang kami kembangkan semoga bisa berkembang sesuai yang kami harapkan. Selain itu juga sebagai salah satu upaya untuk membantu pemerintah untuk menuntaskan, mencerdaskan dan menjalankan peraturan

pendidikan wajib 9 tahun. Semua rencana ini awal pembentukanya dengan pengalangan dana kepada semua masyarakat daerah konang dan mencari guru relawan di daerah yang bersedia untuk mengapdikan diri demi kemajuan pendidikan, dengan cara dari pihak-pihak orang yang berpengaruh di daerah tersebut seperti RT, RW, Kepala Desa dan orang yang kaya atau terpandang untuk bersedia membantu mendirikan sekolah yang berbasis free mini school M3. Setelah sekolah ini didirikan tinggal menerima siswa-siwa daerah konang untuk dididik, kemudian di fokuskan untuk dapat membaca, menulis, menghitung. pendidikan ini diarahkan untuk dapat memanfaatkan potensi daerah konang, yang mana daerah konang tersebut manyoritas sebagai nelayan dan petani. Prediksi Hasil Implementasi Dengan pengadaan free mini school ini bisa terlaksana dengan baik, dengan proses kegiatan belajar mengajar yang bisa berguna dan bermanfaat bagi anak didik yang kami bina di sekolah ini.

GAMBAR RANCANGAN FREE MINI SCHOOL M3 Perencanaan

Tokoh masyarakat

Sekolah dana swadaya

Sekolah gratis

Guru sukarelawan

Siswa dari berbagai kalangan

Proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi komunikasi dan internet

Siswa bisa membaca,menulis, menghitung dengan teknologi komunikasi dan internet

DAFTAR PUSTAKA Basriyanta, 2007, Pendidikan Karakter, Penerbit Kanikus, yogyakarta. Indonesia. Bambang, 2010, Daerah Terpencil hhp://remaja.suara merdeka.com/2011/12/27 wajah-buruk pendidikan-Indonesia (Diakses tanggal 5 februari) Sudrajat, 2006, pendidikan kewarganegaraan, penerbit suwadaya, bogor, Indonesia. H. asrulhoesien, 2010, Masalah Pendidikan di Indinesia http:// citizennews.suaramerdeka.com/?option=com content&task=view&id=16 (Diakses tanggal 15 februari) Yogi, 2010 Pentingnya Pendidikan hhtp://nasional.news.viva.co.id (Diakses tanggal 18 februari) DIKNAS. 2010. Indikator visi Indonesia pendidikan 2010.hhtp:// diknas sulse.go.id. (Diakses tanggal 18 februari)

Você também pode gostar