Você está na página 1de 3

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENGENAI MANFAAT ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6

BULAN

1.1 Latar Belakang Asi merupakan satu-satunya makanan terbaik untuk bayi terutama bayi baru lahir hingga usia 6 bulan. Pemberian Asi pada awal kehidupan seorang bayi tersebut sangatlah penting, karena kandungan-kandungan pada asi tak akan pernah didapatkan pada susu pengganti lainnya. Pada awal kehidupan bayi sangat rentan terhadap penyakit karena imunitas tubuhnya belum tumbuh secara sempurna, Asi adalah salah satu cara membantu menumbuhkan dan meningkatkan imunitas tubuh bayi. Selain itu banyak manfaat yang didapat dari pemberian Asi seperti pertumbuhan dan perkembangan bayi dan menumbuhkan jalinan psikologis antara ibu dan bayi. Asi bukan hanya bermanfaat untuk bayi namun juga bermanfaat untuk kesehatan si Ibu. Dalam memberikan Asi (Menyusui) ibu dapat mengurangi resiko kanker payudara, kanker rahim dan resiko perdarahan. Menurut Hubertin (2003) ASI (Air Susu Ibu) dikatakan sebagai mukjizat. Hal ini dapat kita pahami dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada makanan didunia ini yang sesempurna ASI. Maka dari itu Asi merupakan Hak Utama yang harus didapatkan bayi. Pentingnya pengetahuan mengenai Asi eksklusif pada Ibu harus gencar diberikan kepada ibu-ibu yang sehabis melahirkan dan yang mempunyai bayi, dengan begitu dapat membantu meningkatkan kesadaran ibu dalam pemberian Asi secara eksklusif. Karena Seiring berjalannya zaman, semakin banyaknya tuntutan hidup manusia yang harus dipenuhi memaksa banyaknya wanita ikut turun bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, termasuk para wanita yang baru saja melahirkan. wanita wanita karir tersebut dituntut untuk selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga sering kali banyak para ibu yang rela meninggalkan bayinya dirumah untuk bekerja, sehingga kebutuhan Asi pada bayinya tersebut terabaikan. Mereka sering kali menggantikan/menambahkan kebutuhan Asi bayinya dengan memberikan susu formula. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif dipengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan susu formula. Iklan-iklan tersebut bisa mengarahkan para ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikannya kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. Bagi ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI eksklusif sering kali mengalami hambatan karena singkatnya masa

cuti hamil dan melahirkan. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, bayi berumur dibawah 5 tahun (32%) mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan, dan angka ini lebih rendah dibandingkan laporan SDKI pada tahun 2002-2003 (40%). Hasil survei tersebut menunjukan bahwa terjadinya penurunan kesadaran ibu dalam pemberian ASI pada tahun 2007 dibandingkan dengan 2002/2003, sehingga hal ini mendorong pemerintah untuk menggencarkan program pemberian ASI (PPASI) pada bayi khususnya 0-6 bulan demi tercapainya tujuan MDGs 2015. Masa keemasan anak sangat berpengaruh dalam tercapainya target tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) Indonesia. Pada masa keemasan anak, makanan adalah hal utama, 4 hal untuk pencapaian MDGs, pertama adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan melakukan rawat gabung selama 2 jam, kedua adalah pemberian ASI eksklusif, ketiga makanan pendamping asi dari makanan local seperti bubur buatan sendiri dengan air susu ibu dan keempat adalah pemberian ASI hingga anak usia 2 tahun. Usaha yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan program pemberian ASI guna mencapai MDGS 2015 membuahkan hasil yang positif, pada Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 terjadi peningkatan presentase pemberian ASI pada anak kurang dari 6 bulan sekitar 42% mendapatkan ASI eksklusif selama kurang lebih 6 bulan. Berdasarkan data diatas yang penulis jelaskan, penulis tertarik untuk meneliti hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif didaerah Wilayah kerja Puskesmas Meruya dengan judul adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai manfaat asi eksklusif dengan penerapan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan didaerah Wilayah kerja Puskesmas Meruya. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan didaerah Wilayah kerja Puskesmas Meruya

1.3.2

Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Jakarta Barat. 1.3.2.2 Mengidentifikasi pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Jakarta Barat. 1.3.2.3 Menganalisa adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian didaerah kawasan kerja Puskesmas Meruya di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Jakarta Barat.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Dapat mengetahui tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0- 6 bulan. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan informasi dari hasil penelitian untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya tentang ASI eksklusif . 1.4.3 Bagi Lahan peneliti Dapat menjadi masukan terutama bagi petugas kesehatan dalam memberikan informasi maupun konseling tentang ASI eksklusif dan kelebihannya di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya 1.4.4 Bagi Responden Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya 1.5

Você também pode gostar