ANALISA KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DAN KURVA,
INTENSITAS DURASI FREKUENSI (IDF) DI PROPINSI LAMPUNG
Susilowati',
Dyah Indriana Kusumastuti®
Abstract,
This research was done to analyze the characteristic of rainfall that agreed with the short term
divation ofrafall data at BMG Maritim Lampung station BMG Raden Inten I! Bandar Lampung
station, Masgar Tegineneng Climatology station and Kotabioni Geophysical station From the
results of research will be made intensity duration frequency (IDF) curve based on: (1) Analysis of
frequency rain distribution of short term rainfall data from each stations. (2) Analysts of rainfall
Intensity for every rain duration in pentculer when retizes Tan breen intensity method and Hasper
dor wediaven intensity method then doing calculate approach of rainfall intensity using least
square are Talbot. Sherman cud Ishiguro formua’s t means to determine the equaty of ranfall
Intensity to program region. From the result of research could be siommarized as follows :(1) The
data. of rainfall ted is short term rainfall data (5, 10 15 30 45, 60. 120 minutes, 3 hovws, 6
hows ana 12 hours) and as arma maximion series, (2) Type of distribution that appropriate with
all observation station is Log Pearson Type II! Distribution (3) The raunyfall intensity of Yan
Breen method used Talbot equality, itis wed as reference to form IDF ciave. The intensity
equality was valid only to data of rain in all observation year at every station (4) The IDF Cigve
showed that high rainfall intensity ran in short ckeation (5) the IDF euave can be used for
determine planning flood by using rational method
Keywords : Rainfall, intensity, chration and frequency
Abstrak
Penelitien ini dilekuken untuk menganelisa kerekteristie cure hujan yang sesusi dengan date
Injen dures jengka pendek di Stestn BMG Maritim Lampung Stasiun BMG Redin Inten II
Banda Lampung Stasiun Klimatolog Mesger Tegineneng dan Stastun Geofisike Kotebumi, Dast
asi anelise tersebut aken dibust kurva Intenstas Durasi Frekuens (IDF) berdassrken: (1)
Anulisa distibus frekuensi lyjen data cureh hujen jangka pendek dari masing:masing stasiun
tersebut, dan (2) Analisa infensitas cure hujan untulc tap-tiap durasi huyan dalam kala vlang
tertentu menggunaken metode Intensites Ven Breen dan metode Intensites Hasper Dex Weduwwen,
Kemudien melekuken penghitungan pendeketen intensitas cueh hujen mengguneken metode cara
uadeat terkecil (least square) yaitu Romus Talbot, Shermen dan Ishigwo, dengan maksud
menentuken perseman intenstes huyjen yang paling mendekati untuk daerah perencensan. Desi
asl penelitien, dapat disimpulkan sebagei berikut (1) Data hujan yang digunaken adalah date
curah Iujan jangka pendek ( 5, 10, 15, 30, 45, 60, 120 ment, 3 jam, 6 jam dan 12 jam ) dan
merupalan data maksimum tahunan (annual maximum serie), Q) Jens distribusi yang sesuat
dengen semua stasiun pengematen adalah Distibusi Log pearson Type III, @) Intensitas hyjan
metode Van Breen menggunaken persemaan Talbot dipekei sebegei acuan untuk membentuk
knwva IDF. Persamaan Intensitas ini berleku henya untuk date hujan sepanjang tahun pengemetan,
seja ck tlap-tiap stasiun, (4) Dari kurva IDF terlibat bahvwa intensitas hnj an yang tingg: berlengsung
dalam duces pendek, (5) Kurva IDF dapat digunsken untuk menentuken benji rencena dengan
smemperguneken metode resionl,
* Mehasiswa Magister Teknik Sipil Fakultes Teknik Universitas Lampung
J, Sumantsi Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, email : Suslowati st@yshoo.coid
Stef Pengajar Jurusan Telaik Sipil Fakultas Teknik Universites Lampung
JL, Sumantsi Brojonegoro No. 1 Bandar LampungJamal Rekeyasa Vol. 14 No.1, April 2010
I. PENDAHULUAN
Perubahan Kondisi iktim bumi secara global akibat efek gas rumah kaca telah memberi
dampak pada kondisi cuaca/iklim ekstrim regional dan lokal valayah Indonesia, Dampale
kondisi penyimpangan iktim (cuaca ekstrim) yang nyata adalah meningkatnya intensitas
curah hujan, banjir bandang dan banjir pasang (rob), badai Lokal /angin puting beliung,
subu perkotaan Inan nai, Kekeringan dan tanah longsor. Untuk pertama kali dalam 23
tahun terakchir Kota Bandar Lampung diserang banjir bandang Banjir terjadi akibat hujan
‘yang tidak bethenti selama empat jam sejak Kami sore (18/12/08). Selain bencana banyir
‘yang mengancam, bencana tanah longsor juga mengancam beberapa Kabupaten misalnya
Lampung Barat, Tanggamus, dan Way Kenan,
Perubahan Kondisi iklim ini memiliki potensi untuk mempengaruhi standar rancangan
ketelmikan di masa yang aken datang Dalam perencanaan bangunan pengendali banyir
(saluran drainase, tanggul, dll) data masuken cureah hujan sanget diperlukan Para abli
telmile sipil (ir), para ahli geomorfologi, para abli konservasi tanah dan air lebih tertarike
untulc melalukan analisis freluensi kejadian klimatis yang ekstrim pada intensitas hujan
dan lama waktu yang berbeda dengan menggunalen larva IDF
Penelitian ini bertujuan menganalisa karalteristie curah hujan di Propinsi Lampung Hasil
penelitian berupa kurva IDF yang dapat dimanfeatian untuk menghitung debit banjir
rencana yang digunakan dalam perencanaan bangunan pengendali banyir
Sistim hidrologi dipengaruhi oleh Kejadian-Kkejadian ekstrim seperti banjir dan
kekeringan, Besaran peristiwa ekstrim berbanding terbalik dengan freluiensi kejadiannya,
peristiwa yang Ivar biasa ekstrim kejadianya sangat lange. Tujvan analisis freluenst
adalah berlaitan dengan peristiwa-peristiwa ekstim yang berlaitan dengan frelauensi
kejadiannya melalui penerapan distribust Kemunglinan. Analisis frekuensi didasarkan
pada sifet statistik data kejadian yang telah Ialu untuk memperoleh probebilitas besaran
hhujan di masa yang akan datang Dengan anggapan bahwa sift statistik kejadian hujan
‘yang aken datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu.
Dalam statistik dikenal empat macam distribusi freluensi yang banyale digunalcan dalam.
hidrolog., yaitu distribusi Nommal, Log-Normal, Gumbel dan Log Pearson III. Masing-
masing distribusi mempunyai sifat yang Khas, sehingga data curah hujan harus diuji
kecocokannya dengan sifat statistik masing-masing distribusi tersebut. Pemilihan jenis
distribusi yang tidak benar dapat menimbulkan kesalahan perliraan yang culcup besar,
baik overestimated maupun wider estimated (Sri Harto 1993)
Dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran ada beberapa sifat hujan yang
penting untuk diperhatiken, antara lain adalah intensitas hujan (I), lama waktu hujan (1),
kedalaman hujan (d), frelaensi (f) dan Iuas daerah pengaruh hujan ( (Soemarto,1987)
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waletu. Dengan kata
Jain bahwa intensitas curah hujan menyatakan besamya curah hujan dalam jangka pendel
‘yang memberilan gambaran derasnya hujan perjam Untuk mendapatkan nilat intensitas
inujan di suatu tempat maka alat penakar hujan yang digunakan harus mampu mencatat
besamya volume hujan dan waktu berlangsungnya hujan sampai hujan tersebut berhenti
Dalam hal ini alat penakar hujan yang dimanfaaatken adalah alat penakar hujan otomatis,
(Asdak, C,1995).
Susilowan, Analias Karakterishk Ctoah. PaJanal Rekayasa Vol. 14 No. 1, April 2010
Il, METODE PENELITIAN
Untule mengubah curah hujan menjadi intensitas hujan dapat digunakan berbagai metode
diantaranya
1. Metode Van Breen
Penurunan rumus yang dilakukan Van Breen didasarkan atas anggapan bahwa lamanya
durasi hujan yang ada dipulau jawa terkonsentrasi selama 4 jam dengan hujan efelcif
sebesar 90% hiyjan total selama 24 jam Persamaan tersebut adalaly
90%R*
I r
7 0)
Dengan, 1, =intensitas hujan (mmijam)
R™ = curah hyjan harian maksimum (mm/24jam)
Berdasarkan pada kurva pola Van Breen kota Jakarta, besamya intensitas hujan dapat
didekati dengan persamaan:
pa SAB t 0,007R,”
TT Es 03IRy
Dengan, IT = Intensitas hujan (mmyam) pada PUH T pada
vwaletu konsentrasi te
te=waktu Konsentrasi (menit)
RT = cuah hujan harian maksimum PUH T,(mm/24jam)
2. Metode Hasper Der Weduwen
Metode ini merupakan hasil penyelidikan di Indonesia yang dilakulean oleh Hasper dan
Der Weduwen, Pemurinan rumus diperoleh berdasarkan kecenderungan curah hujan
harian yang dikelompolan atas dasar anggapan bahwa hujan mempunyai distribusi yang
simetris dengan durasi hujan (t) lebih kecil dani 1 jam dan durasi hujan dari 1 jam sampat
24 jam,
Persamaan yang digunaian adalah:
[rg00ey Ry BI
t+ 312[ 100
(113007
t+ 312/100
1