Você está na página 1de 23

LAPORAN PENDAHULUAN ABORTUS

A. PENGERTIAN Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh karena akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan ( saifudin AB dalam buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2006 hal 14 ). Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar uterus dan belum bisa di artikan apabila fetus ini beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28minggu (Eastman edisi 2, hal 209). Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500 gram (Derek liewollyn dan jones 2002).

B. ETIOLOGI Menurut prawirohardjo (2007) penyebab abortus dalam teori menyebutkan ada beberapa hal, diantaranya : 1.kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian atau cacat. Faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut : a. Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. b. Lingkungan sekitar kurang sempurna, apabila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. c. Pengaruh dari luar, akibat dari radiasi, virus, obat-obatan, tembakau dan alkohol dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2. kelainan pada placenta Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. 3. penyakit ibu Penyakit mendadak seperti pneumonia,typus abdominalis,malaria dan lain-lain yang menyebabkan abortus,toksin, bakteri, viurus, atau plasmodium dapat melalui placenta masuk kejanin, sehingga menyebaban kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum dan penyakit menahun seperti brusellosis, toksoplasmis juga dapat menyebabkan abortus walaupun jarang. 4. kelainan traktus genitalis Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi harus diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submokusa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus trimester ke 2 ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi servik berlebih, konisasi, amputasi, atau robekan servik luas yang tidak di jahit.

C. PATOLOGI

Pada awal abortus, terjadi perdarahan dalam desidua basil, diikat dengan nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi kosiales belum menembus desidua secara mendalam. Sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu villi kosiales menembus desidua secara mendalam , sehingga plasenta tidak terlepas dengan sempurna, karena itu banyak perdarahan. Pada kehamilan diatas 14 minggu setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnian kosong dan beberapa waktu kemudian plasenta perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai dalam bentuk minitur. ( prawirohardjo, S. 2002 )

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk, ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blightedovum), mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion)

Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi. Janin mengering karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab di serap, ia menjadi agak gepeng (fetus compressus) dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen ( fetus papyraceus ) Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.

D. JENIS-JENIS ABORTUS 1. Abortus Spontan Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut dan kejadiaanya sekitar 15-30% dari seluruh kehamilan normal (pilliteri, 2002 :15) meliputi : a. Abortus Imminens ( Abortus Mengancam ) - Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks - Pengeluaran hasil konsepsi berupa darah yang disertai mules atau tanpa mules - Pada abortus imminens ini, kehamilan masih dapat dipertahankan - Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan kehamilan. - Diantara wanita yang mengalami perdarahan pada awal kehamilan itu kebanyakanya akan mengalami abortus, perdarahan pada abortus imminens sering sangat sedikit tetapi perdarahan tersebut dapat bertahan beberapa hari atau beberapa minggu. ( Batzofin dkk, 1984 : 580 )

b. Abortus Insipiens ( Abortus sedang berjalan ) - Abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat lagi dicegah, ditandai dengan terbukanya ostium uteri eksternum dan selain pendarahan ( Achadiat, 2004 : 22 )

- Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komplit. ( Saifudin, 2006 : 22) - Perdarahan pervaginam, dimana dapat timbul rasa nyeri didaerah perut bawah dan panggul, serviks mulai membuka dan hasil konsepsi menjulur ke kanalis serviks ( Moegni, 1987 : 22) c. Abortus Inkomplit - Pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus ( Prawirohardjo, 2002 : 23 ) - Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar kavum uteri melalui kanalis servikalis. ( Saifudin, 2006) - Proses abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir d. Abortus Komplit - Proses abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir ( Achadiat, 2004 : 24) - Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri ( Saifudin, 2006) 2. Abortus Infeksius dan abortus septik - Abortus Infeksius adalah suatu abortus yang telah disertai komplikasi berupa infeksi, baik yang diperoleh dari luar rumah sakit maupun yang terjadi setelah tindakan dirumah sakit. - Abortus septik adalah suatu komplikasi lebih jauh dari pada abortus infeksius dimana pasien telah masuk dalam keadaan sepsis akibat infeksi tersebut. Angka kematian akibat abortus septik ini cukup tinggi ( sekitar 60% ) ( Achadiat, 2004 : 27 ) - Abortus infeksius adalah adanya abortus yang merupakan komplikasi dan disertai infeksi genetalia dan sering dikaitkan dengan tindakan abortus tidak aman sehingga menyebabkan perdarahan hebat. - Abortus septik adalah abortus infeksius berat yang disertai pengeluaran kuman toksin, septik syok bakterial dan gagal ginjal akut. 3. Missed Abortio (retensi janin mati)

- Kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari 20 hari dan tidak dapat dihindari ( James L. Lindsey, 2007 : 25 ) - Adanya retensi yang lama terhadap janin yang telah mati dalam paruh pertama kehamilan atau reternsi hasil konsepsi dalam uterus selama 8 minggu atau lebih, kejadiannya sekitar 2 % dari kehamilan (pilliteri, 2002 : 25) - Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih ( saifudin, 2006 : 26) 4. Abortus tidak aman ( unsafe abortion) Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan jiwa pasien ( prawirohardjo, 2004)

5. Abortus Provokatus (induet abortion) Adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan , kebanyakan karena kehamilan yang tidak diinginkan, merupakan pengguguran kandungan disengaja, baik dengan obat-obatan maupun alatalat meliputi 2 bagian dari abortus provokatus yaitu : a. Abortus medisinalis ( abortus therapeutica) Adalah abortus karena tindakan kita sendiri dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapatkan persetujuan 2 3 tim dokter ahli b. Abortus kriminalis Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis

E. PENANGANAN KLINIS 1. Abortus Imminens a. Tidak di perlukan pengobatan medik yang khusus atau tirah baring secara total b. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual

c. Bila perdarahan - Berhenti : melakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi - Terus berlangsung : nilai kondisi janin ( uji kehamilan USG), lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola) - Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinis dan hasil pemeriksaan ginekologi 2. Abortus insipein a. Dilakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi Bila usia gestasi 16 minggu, evakuasi dilakukan dengan aspirasi vakum manual (AVM) setelah bagian-bagian janin dikeluarkan. Bila usia gestasi 16 minggu evakuasi dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase (D x K ) b. Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan atau usia gestasi lebih besar dari 16 minggu , lakukan tindakan pendahuluan dengan : - Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml NS atau RL mulai dengan 8 tetes/menit yang dapat dinaikan hingga 40 tetes/menit, sesuai dengan kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi - Ergometri 0,2 mg IM yang diulangi 15 menit kemudian - Misopiostol 400 mg per oral dan apabila masih diperlukan dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal - Hasil konsepsi yang tersisa dalam kavum uteri dapat dikeluarkan dengan AVM atau D x K ( hati-hati resiko perforasi) 3. Abortus inkomplit a. Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi )kenali dan atasi setiap komplikasi ( perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis) b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang dapat dikeluarkan secara digital atau cunam cavum,setelah itu evaluasi perdarahan - Bila perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per oral

- Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa konsepsi dengan AVM dan D x K (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagianbagian janin ) c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis ( ampicilin 500 mg oral atau doksosiklin 100 mg) d. Bila terjadi infeksi , beri ampicilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM f. Bila pasien tampak anemik, berikan sulfas fevosus 600 mg perhari selama 2 minggu ( anemia sedang), transfusi darah ( anemia berat )

Pada beberapa kasus, abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu perhatikan hal-hal berikut : a. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus atau cedera intraabdomen ( mual/muntah, nyeri punggung,demam, perut kembung,nyeri perut bawah, dinding perut tegang ) b. Bersihkan ramuan tradisional , jamu, bahan kosmetik,kayu atau benda-benda lainnya dari regio genitalia c. Berikan bosfer tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis serviks dan pasien pernah imunisasi d. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus ( ATS) 1500 unit IM diikuti dengan pemberian tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lanjut 4. Abortus komplit a. Apabila kondisi klien baik, cukup diberi tablet ermogetrin 3x1 tablet/hari untuk 3 hari b. Apabila pasien mengalami anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu di sertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi (susu, sayuran segar,ikan, daging,telur) untuk anemia berat berikan transfusi darah c. Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotika atau apabila khawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profilaksis 5. Abortus infeksiosa

a. Kasus ini berisiko tinggi untuk terjadi sepsis, apabila fasilitas kesehatan setempat tidak mempunyai fasilitas yang memadai, rujuk pasien kerumah sakit b. Sebelum merujuk pasien, lakukan restorasi cairan yang hilang dengan Ns atau RL melalui infus dan berikan antibiotik ( misalnya ampicilin i gr dan metronidazol 500 mg) c. Jika ada riwayat abortus tidak aman, beri ATS dan TT d. Pada fasilitas kesehatan yang lengkap dengan perlindungan antibiotika berspektrum luas dan upaya stabilisasi hingga kondisi pasien memadai, dapat dilakukan pengobatan uterus sesegera mungkin ( lakukan secara hati-hati karena tingginya kejadian perforasi pada kondisi ini) 6. Missed abortion Missed abortion seharusnya ditangani dirumah sakit atas pertimbangan : a. Plasenta dapat melekat sangat erat didinding rahim, sehingga prosedur evakuasi (kuretase) akan lebih sulit dan resiko perforasi lebih tinggi b. Pada umumnya kanalis servisis dalam keadaan tertutup sehingga perlu tindakan dilatasi dengan batang laminaria selama 12 jam c. Tingginya kejadian komplikasi hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan gangguan pembekuan darah ( prawirohardjo. 2002 )

F. KOMPLIKASI OBORTUS

1. Perdarahan ( hemorrahge) 2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun 3. Infeksi dan tetanus 4. Payah ginjal akut 5. Syok pada abortus disebabkan oleh : a. Perdarahan yang banyak disebut syok hemorraghe b. Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik ( Rustam mochtar,1998)

DAFTAR PUSTAKA Anik, M. Dkk. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans info Media Cunningham, dkk. (1989). Obsetrik. Jakarta : EGC Prawirohardjo. S ( 2002). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Klik link dibawah untuk Download File Label: Abortus, Asuhan Kebidanan { 0 komentar... read them below or add one }

Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Cipto Junaedy

BRANKAS EVERYTHING Cipto Junaedy - Metode Membeli Proferty Tanpa Uang

BRANKAS TUTORIAL Cipto Junaedy - Metode Membeli Proferty Tanpa Uang

Backentry Cipto Junaedy - Metode Membeli Proferty Tanpa Uang

Camuh Cipto Junaedy - Metode Membeli Proferty Tanpa Uang

Dofollow

Cipto Junaedy - Metode Membeli Proferty Tanpa Uang

VALVEN Software Toko Program Kasir Terbaik

Gembelz Gadget

Cipto Junaedy Benarkah Page Rank Tidak Pengaruhi Google Rekor Kontes Seo Indonesia Dipecahkan Cipto Junaedy Menghasilkan Uang Melalui Internet Lewat Cipto Junaedy Margahayuland 42 tahun membangun

andrekelana's Profile on Ping.sg ABORSI

A. Pegertian Aborsi Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidupdiluar kandungan. Abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan 20 minggu (terakhir, WHO/FIGO 1998 :22 minggu) Abortus provokatus Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik : a. Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. b. Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.

B. Alasan untuk melakukan tindakan Aborsi Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya: * Alasan kesehatan, di mana ibu tidak cukup sehat untuk hamil. * Alasan psikososial, di mana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi. * Kehamilan di luar nikah. * Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi keluarga. * Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan, janin cacat. * Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). * Selain itu tidak bisa dilupakan juga bahwa kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak diinginkan.

C. Akibat Abortus Provokatus Kriminalis Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu : Perforasi Luka pada serviks uteri Pelekatan pada kavum uteri Perdarahan Infeksi Lain-lain Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare. Secara garis besar tindakan abortus sangat berbahaya bagi ibu dan juga janin yaitu bisa menyebabkan kematian pada keduanya. Geplaas deur ashrida nugraha om 5:54 vm. E-pos hierdieBlogDit!Deel op TwitterDeel op Facebook Geen opmerkings nie: Plaas 'n opmerking Nuwer plasing Ouer plasing Tuis Teken in op: Plaas opmerkings (Atom)

Blogargief

2013 (13) o May (13)

Candidiasis Peran sebagai Bidan Persalinan Persalinan Tyfus pada ibu hamil Insfeksi Gangguan Perkemihan (Sastitis) Fisiologi Kehamilan <!--[if gte mso 9]> Normal 0 f... PMS aborsi Atresia Ani Perubahan Fisiologis ibu Hamil

Meer oor my

ashrida nugraha Bekyk my hele profiel Picture Window-sjabloon. Sjabloonprente deur UteHil. Aangedryf deur Blogger.
Makalah Abortus Provokatus kriminalis

A. Abortus Provokatus Kriminalis

1. Pengertian abortus provokatus kriminalis. a. Abortus provokatus kriminalis adalah pengguguran kandungan yang tujuannya selain dari pada untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang, karena di dalamnya mengandung unsur kriminalis atau kejahatan. b. Abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup.

c. Abortus Provokatus kriminalis adalah abortus yang disengaja baik melalui obat-obatan medis, tradisional maupun dengan alat-alat lain yang terjadi karena tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh tenaga tradisional. (Yani widyastuti, 2010) d. Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa indikasi medis, dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan dilakukan oleh tenaga yang tidak terdidik khusus, termasuk oleh wanita hamil itu sendiri. (Kusuma Erfan, 2007). e. Abortus provokatus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab sebagian besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan trias komplikasi. (Manuaba IBG, 2005) f. Selanjutnya menurut WHO abortus provokatus kriminalis adalah aborsi yang tidak aman yang dilakukan dengan menggunakan metode beresiko tinggi, bahkan fatal dilakukan oleh orang yang tidak terlatih atau terampil serta komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian wanita usia reproduksi, dengan demikian ada tiga kriteria aborsi yang tidak aman yaitu metode beresiko tinggi, dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan komplikasinya merupakan penyebab langsung kematian ibu. (WHO, 1995) Metode yang bersiko tinggi yang dimaksud antara lain meliputi penggunaan obat atau jamu, pemijitan, memasukkan alat atau benda asing kedalam rongga vagina, peralatan yang digunakan biasanya terkontaminasi sehingga meskipun pasien dapat diselamatkan dari kematian dia masih tetap terancam untuk mengalami cacat menetap atau gangguan organ yang serius sementara bahan-bahan tradisional yang sering digunakan antara lain plastik, batang kayu, akar, pohon atau tungkai daun yang mempunyai getah iritatif dan yang dimaksud dengan individu yang tidak terlatih atau tidak terampil adalah individu baik tenaga medis ataupun bukan

yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang sangat minim sehingga tidak dapat memperkirakan resiko yang mungkin ditimbulkan oleh tindakan yang dilakukannya. Abortus yang tidak aman bukan semata-mata masalah medis, etika ataupun hukum tetapi merupakan masalah kemanusiaan yang menyangkut wanita dan kelangsungan hidup janin yang dihasilkan.

2. Penyebab terjadinya abortus provokatus kriminalis

Saat ini Abortus provokatus kriminalis masih merupakan masalah kontropersial di masyarakat,namun terlepas dari kontropersi tersebut aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Kasus ini dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik dinegara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang. Abortus Provokatus Kriminalis sering terjadi pada Unwanted Pregnancy (UWP) atau kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) merupakan

terminologi yang biasa dipakai di kalangan medis untuk memberikan istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita bersangkutan maupun lingkungannya. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya yaitu : a. Kegagalan kontrasepsi Kehamilan yang tidak diinginkan juga banyak terjadi karena kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi dan penggunaan alat KB. Pemahaman dan akses untuk menggunakan alat kontrasepsi yang kurang akhirnya memicu kehamilan yang tidak diinginkan. KTD lebih banyak terjadi pada pasangan yang sudah menikah sekitar 89 % artinya kehamilan tersebut lebih banyak karena gagal perencanaan keluarga. b. Kehamilan diluar nikah

Kehamilan di luar nikah banyak terjadi pada kelompok remaja, disebabkan karena pergaulan yang sangat bebas bagi remaja. Tingginya tingkat kehamilan diluar nikah yang berhubungan secara positif dengan tindakan aborsi menjadi bukti yang sulit dibantah. Survey yang dilakukan oleh Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2007 sangat mengejutkan yaitu 63 % remaja SMP dan SMA di Indonesia pernah berhubungan seks, sebanyak 21% diantaranya melakukan aborsi. Angka ini naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan penelitian BKKBN dikota-kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Surabaya dan Makassar sekitar 47% hingga 54% remaja mengaku melakukan hubungan seks sebelum menikah. Dari hasil penelitian tersebut BKKBN merekomendasikan ada beberapa faktor yang mendorong remaja melakukan seks pra-nikah, beberapa diantaranya adalah : 1) Pengaruh liberalisme dan pergaulan bebas 2) Pengaruh lingkungan sekitar dan keluarga Lingkungan sekitar dan keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap perkembangan perilaku seseorang. Lingkungan yang kurang baik tentu akan menghasilkan manusia yang kurang baik pula apabila tidak ada filter yang mampu membentengi individu darinya. Namun lingkungan yang baik juga belum tentu mampu menghasilkan individu yang baik apabila dalam lingkup yang lebih kecil individu tidak mendapat pengajaran yang baik yaitu dalam lingkup kecil keluarganya. 3) Pengaruh media massa khususnya TV dan Internet Tidak bisa dipungkiri lagi hadirnya tehnologi membawa perubahan yang begitu berarti, tak terkecuali adanya media berupa TV dan Internet. Piranti itu akan sangat bermanfaat apabila digunakan sesuai dengan fungsi yang semestinya, akan tetapi sekarang sudah beralih fungsi, remaja sekarang justru menggunakan media-media itu untuk mengakses sesuatu yang

sebenarnya tidak untuk komsumsi mereka satu contoh adalah video porno, dengan itu mereka belajar sesuatu yang tidak baik seperti sex bebas. Namanya remaja pasti akan memiliki keingintahuan yang teramat besar pada hal-hal yang belum pernah mereka rasakan dan bukan hal baru lagi jika remaja mempraktekkan apa yang mereka dapatkan dimedia dengan cara yang salah seperti sex bebas. c. Alasan psikososial dimana ibu sendiri sudah enggan/tidak mau untuk punya anak lagi. d. Masalah ekonomi, menambah anak berarti menambah beban ekonomi keluarga. e. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan,janin cacat. f. Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest (hubungan antar keluarga). g. Ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seks yang dapat menyebabkan kehamilan. h. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar). 3. Pelaku abortus provokatus kriminalis

Pelaku abortus provokatus kriminalis biasanya adalah : a. Wanita bersangkutan b. Dokter atau tenaga medis lain (Demi keuntungan atau demi rasa simpati) c. Orang lain yang bukan tenaga medis (Dukun) 4. Bahaya dan Komplikasi Abortus provokatus Kriminalis

Abortus provokatus kriminalis dapat mengakibatkan hal-hal negatif pada tubuh kita yang meliputi dimensi jasmani dan psikologi, akibat-akibatnya yaitu : a. Sudut jasmani 1) Kematian karena perdarahan Perdarahan yang hebat dari vagina adalah masalah yang paling banyak terjadi setelah abortus provokatus kriminalis. Biasanya disebabkan oleh tertinggalnya jaringan kehamilan dalam rahim. Rahim tidak mampu untuk memeras dan menutup sendiri sehingga perdarahan terus berlangsung. Kadang-kadang perdarahan disebabkan oleh robeknya mulut rahim yang harus segera dijahit kembali untuk menghentikan perdarahan. 2) Kematian karena pembiusan yang gagal. 3) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4) Rahim yang robek ( uterine Perforation) 5) Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. 6) Kanker payudara (karena ketidak seimbangan hormon estrogen pada wanita). 7) Kanker indung telur (Ovarian cancer). 8) Kanker leher rahim (Cervical cancer). 9) Kanker hati (Liver cancer). 10) Kelainan pada placenta atau ari-ari yang akan menyebabkan dan perdarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya. cacat pada anak berikutnya

11) Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturuna lagi (Ectopic pregnancy). 12) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease). 13) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis). b. Sudut Psikologi 1) Pihak Wanita Setelah wanita melakukan tindakan aborsi maka ia akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya, kalau tidak secepatnya ditolong maka ia akan mengalami depresi berat, frustasi dan kekosongan jiwa atau akan mengalami Post abortion syndrom (sindrom paska aborsi) yaitu: a) Kehilangan harga diri (82%) b) Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%) c) Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%) d) Histeris (51%) e) Mencobat obat-obatan terlarang (41%) f) Ingin melakukan bunuh diri (28%) 2) Pihak Pria Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan aborsi akan berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah, penghargaannya terhadap anugerah Allah menjadi merosot. 5. Penatalaksanaan Abortus provokatus kriminalis

Adapun penatalaksanaan Abortus Provokatus krimanlis adalah : a. Memperbaiki keadaan umum, bila perdarahan banyak berikan transfusi darah dan cairan yang cukup b. Pemberian antibiotika yang cukup tepat c. Suntikkan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam d. Suntikkan streptomisin 500 mg setiap 12 jam atau suntikkan antibiotika spektrum luas lainnya e. Dua puluh empat sampai empat puluh delapan jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan yang banyak lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi. f. Peberian infus dan antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita. g. Semua pasien abortus disuntik serap tetanus 0,5 cc IM. Umumnya setelah tindakan kuretase pasien abortus dapat segera pulang kecuali bila ada komplikasi seperti perdarahan banyak yang menyebabkan anemia berat dan infeksi. h. Pasien dianjurkan istirahat selama 1 atau 2 hari. Pasien dianjurkan kembali kedokter bila pasien mengalami kram demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan baru yang ringan atau gejala yang lebih berat.

6. Pencegahan abortus provokatus kriminalis

Strategi untuk menurunkan resiko kematian karena abortus provokatus kriminalis adalah dengan menurunkan keinginan perempuan terhadap aborsi tidak aman. Bentuk pencegahan dapat dilakukan dengan :

a. Perempuan yang telah menikah Hubungan konseptual antara abortus provokatus kriminalis dan keluarga berencana sudah jelas dan mendasar, kontrasepsi yang efektif merupakan cara paling manjur untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan oleh karena itu mengatasi kebutuhan akan aborsi. Pencegahan abortus provokatus Ini dapat dimungkinkan bila pemerintah menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas dilengkapi dengan konseling.Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui komunikasi dan pemberian informasi objektif untuk membuat keputusan tentang penggunaan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan keinginan klien tanpa menghakimi serta memberitahukan resiko-resiko yang mungkin timbul dari abortus provokatus kriminalis b. Remaja Pencegahan Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1) Pemberdayaan keluarga Keluarga sangat memiliki peran dalam tumbuh kembang anak, keluarga yang baik tentu akan tanggap terhadap kebutuhan anak dalam setiap tahap perkembangannya, ketika anak beranjak pada masa pubertas sebaiknya keluarga tidak lagi memandang tabu tentang perilaku seks. Ajarkanlah anak tentang pendidikan seks yang benar sehingga diharapkan anak akan memahami dan mengerti apa yang sebaiknya ia lakukan dan akan senantiasa menghindari perilaku seks yang tidak benar 2) Pendidikan kesehatan reproduksi Kebanyakan orang khusunya remaja melakukan sex bebas asal dasar keingintahuan tentang sex tetapi mereka kebanyakan malah tidak tahu dampak yang akan terjadi ketika mereka

melakukan sex bebas. Untuk itu perlu upaya khusus dari pihak-pihak terkait untuk memberikan gambaran tentang kesehatan reproduksi yang dapat mengancam seseorang. 3) Membentengi diri dengan agama Agama memberikan batasan-batasan bagi penganutnya untuk bergaul dan bersosialisasi dengan lawan jenis, dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran agama sebaik-baiknya niscaya seseorang akan lebih terhindar dari perilaku yang menjurus pada sex bebas. 4) Menjauhi hal yang berbau pornografi Fenomena sex bebas yang terjadi tidak bisa dipungkiri disebabkan karena maraknya peredaran video ataupun gambar-gambar yang berbau pornografi. Media-media itu memicu dorongan hasrat yang ada pada diri individu. 5) Memiliki aktivitas positif Seseorang yang memiliki banyak kegiatan positif akan lebih selamat dari perilaku sex bebas dibandingkan seseorang yang tidak memiliknya. Diposkan oleh Husnul Khatimah di 17.12 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar: Poskan Komentar


Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2012 (1) o Agustus (1) Makalah Abortus Provokatus kriminalis

Mengenai Saya

Husnul Khatimah Lihat profil lengkapku Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Você também pode gostar