Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Peny. kisi-kisi
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan butir tes, sehingga dapat ditentukan mana butir yang baik atau mana butir yang harus direvisi Untuk menyediakan informasi tentang spesifikasi butir soal secara keseluruhan Agar segera dapat diketahui masalah apa yang terkandung dalam butir soal, seperti: kemenduaan butir soal, kesalahan meletakkan kunci jawaban, soal yang terlalu mudah atau terlalu susah, soal yang tidak dapat membedakan antara siswa yang mempersiapkan diri dengan baik/ tidak
Tes a. tingkat kesukaran b. daya pembeda c. berfungsinya pengecoh Angket konsistensi internal
Ketiga analisis butir soal tersebut secara bersama-sama akan menentukan suatu butir soal. Bila salah satu dari ketiga analisis diatas tidak memenuhi persaratan maka mutu butir soal akan turun.
TES
Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes
B N
Makin besar nilai P, butir soal semakin mudah Makin kecil nilai P, butir soal semakin sukar Rentangan nilai P adalah:
0.0 P 1.0
Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran baik, dalam arti dapat memberikan distribusi yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut mempunyai tingkat kesukaran yang memadai dalam rangka untuk membuat variansi yang besar pada variabel terikat
0.3 P 0.7
Contoh Mencari P
P
B N
Butir 1: P = 1.0 Butir 2: P = 0.0
Butir 3: P = 0.5
Butir 4: P = 0.5
Butir 5: P = 0.5
Keterangan: 1 = jawaban benar 0 = jawaban salah
Butir 6: P = 0.625
Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis
Tidak ada uji signifikansi untuk daya pembeda Rentangan daya beda adalah -1.0 D 1.0 Butir soal mempunyai daya pembeda baik jika D 0.30. Ada beberapa cara untuk mengukur daya pembeda
Ba Na
Bb Nb
Cara Kedua:
Cara Ketiga:
rpbis
dengan
Y1 Y Y
px 1 px
Y2 n
Y 2 n
Cara kedua dan ketiga disebut korelasi biserial titik (point biserial correlation). Rumus ketiga adalah turunan dari rumus kedua. Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda, digunakan korelasi biserial titik dan korelasi biserial
Ba Na
Bb Nb
Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd merupakan kelompok atas dan Ee, Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok bawah
D D D D D D D
= = = = = = =
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Kedua untuk Butir Ketiga
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Ketiga untuk Butir Ketiga
7 5.375 1.798
0.5 1 0.5
1.625 1.798
0.903
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Keempat untuk Butir Ketiga
D rbis
Y1 Y Y px f (z)
1.13
Pengecoh disebut berfungsi jika: (1) dipilih oleh sebagian siswa, (2 siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai Suatu butir soal mempunyai pengecoh yang baik jika banyaknya siswa yang memilih pengecoh tersebut sekurang-kurangnya 2,5% (atau 5%) dan siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit daripada siswa kelompok tidak pandai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
ABC D ABC D ABC D ABC D ABC D ABC D ABC D ABC D ABC D ABC D
Jawaban yang benar adalah B (diberi tanda bintang), kebanyakan peserta (pada
kelompok atas dan bawah) memilih B. Pengecoh A, C dan D ada yang memilih
terutama mereka yang masuk kelompok bawah.
A 0 0 0
B 1 1 2
C 1 2 3
D* 3 2 5
Jawaban yang benar adalah D (diberi tanda bintang), kebanyakan peserta (pada
kelompok atas dan bawah) memilih D. Pengecoh B dan C ada yang memilih, tetapi
pengecoh A tidak ada yang memilih, kelompok bawah sendiri tidak seorang pun
A* 1 3 4
B 2 0 2
C 2 1 3
D 0 1 1
Jawaban yang benar adalah A (diberi tanda bintang), peserta paling banyak memilih
Sebaran jawaban seperti ini kemungkinan disebabkan oleh rumusan pokok soal
yang kurang baik atau pilihan B dan C cukup menarik sebagai jawaban yang benar
ANGKET
Dalam suatu angket, semua butir harus koheren, mempunyai arah yang sama, tidak ada butir-butir yang berlawanan arah Ini berarti, semua butir dalam suatu angket harus saling konsisten satu sama lain Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa semua butir mempunyai dimensi yang sama Yang dianggap sebagai arah adalah skor total dari sejumlah butir yang dianalisis Diperlukan indeks konsistensi internal (yang oleh sementara orang disebut validitas butir, tetapi ini bukan validitas angket)
Ukuran konsistensi internal suatu butir angket adalah korelasi rXY antara skor butir angket dengan skor total Tidak ada uji signifikansi untuk ukuran konsistensi internal Pada umumnya, suatu butir angket disebut mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY 0.30 Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal berfungsi daya pembeda
Analisis Instrumen
Validitas a. validitas isi b. validitas berdasar kriteria c. validitas konstruks Reliabilitas a. KR-20 (tes pilihan ganda) b. Cronbach Alpa (angket, pilihan ganda, tes uraian)
Validitas Instrumen
Instrumen disebut valid apabila mengukur apa yang seharusnya diukur Ada tiga jenis validitas: validitas isi, validitas berdasar kriteria, dan validitas konstruks Untuk mahasiswa S1/S2 diperkenankan hanya melihat instrumen dari validitas isi
Validitas Instrumen
Untuk melihat validitas isi suatu instrumen, diperlukan seorang atau lebih validator Tugas pokok validator adalah melakukan penilaian konten (content analysis) terhadap instrumen, antara lain: (1) mencocokkan kisi-kisi dengan definisi konseptual/operasional variabel dan (2) melakukan penelaahan terhadap butirbutir instrumen
Contoh pertanyaan kepada validator mengenai kesesuaian kisi-kisi dengan definisi variabel
Apakah variabel telah didefinisikan dengan benar? Apakah kisi-kisi telah sesuai dengan definisi variabel? Apakah diperlukan revisi pada kisi-kisi? Jika diperlukan revisi, pada bagian mana?
(1)
(2) (3)
(1)
(2)
(3)
Segi Materi Butir soal sesuai dengan indikator Hanya ada satu jawaban yang paling tepat Segi Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran ganda Butir soal tidak tergantung kepada jawaban butir soal yang lain Segi Bahasa Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Soal menggunakan bahasa yang komunikatif Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
Contoh pertanyaan kepada validator mengenai penelaahan butir tes dengan kisi-kisi
Berilah tanda check pada kolom yang sesuai, jika butir soal telah memenuhi kriteria penelaahan
Reliabilitas Instrumen
Merupakan salah satu bentuk khusus dari korelasi yang menggambarkan keajegan alat ukur (tes)
Reliabilitas Instrumen
Instrumen disebut reliabel jika menghasilkan skor yang konsisten Ada berbagai macam cara untuk mencari koefisien reliabilitas, misalnya rumus Cronbach alpha atau rumus Kuder-Richardson (KR) Jika koefisien reliabilitas disebut r11 maka tidak dilakukan uji signifikansi untuk r11, tetapi ditentukan nilai ambang batas tertentu untuk r11 Biasanya digunakan nilai 0.70 sebagai ambang batas. Jadi, suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11 0.70
Reliabilitas Instrumen
Dengan rumus KR-20 (untuk tes pilihan ganda)
Reliabilitas Instrumen
Dengan rumus Cronbach Alpha (untuk angket, atau tes pilihan ganda, atau tes uraian)
HITUNGLAH RELIABILITAS INSTRUMEN BERIKUT DENGAN FORMULA KR20 DAN CRONBACH ALPHA!
Nama Siswa Arif Binti Carli Didin Erlia Fahri Gani Hendrik Ina Joni
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
3 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
8 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
9 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
10 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
Skor Total 6 7 9 8 4 7 10 7 4 5